Вы находитесь на странице: 1из 17

Referat Otitis Media Akut

Referat
Otitis Media Akut

Pembimbing :
Dr.Susilaningrum, Sp.THT-KL

DibuatOleh :
LailatulFaradilla
AletheaAndantika
EleonoraBandu
Fachdepy Maulana

Referat Otitis Media Akut

Pendahuluan
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,
tubaeustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.otitis media terbagi atas otitis
mediasupuratif dan non-supuratif, dimana masing-masing memiliki bentuk akut dan
kronis.Otitis media akut termasuk kedalam jenis otitis media supuratif. Selain itu, terdapat
juga jenis otitis media spesifik, yaitu otitis media tuberkulosa, otitis media sifilitik, dan
otitismedia adhesiva.1
Otitis Media Akut (OMA) merupakan peradangan sebagian atau seluruh bagian
mukosa telinga tengah, tuba Eusthacius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid yang
berlangsung mendadak yang disebabkan oleh invasi bakteri maupun virus ke dalam telinga
tengah baik secara langsung maupun secara tidak langsung sebagai akibat dari infeksi saluran
napas atas yang berulang.1
Tuba Eusthacius adalah saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah dengan
nasofaring yang berfungsi sebagai ventilasi, drainase sekret dan menghalangi masuknya
sekret dari nasofaring ke telinga tengah.1
Prevalensi

kejadian

OMA banyak

diderita

oleh

anak-anak

maupun

bayi

dibandingkan pada orang dewasa tua maupun dewasa muda. Pada bayi terjadinya OMA
dipermudah oleh karena tuba Eustachius lebih pendek, lebar dan letaknya agak horizontal.
Pada anak-anak makin sering menderita infeksi saluran napas atas, maka makin besar pula
kemungkinan terjadinya OMA disamping oleh karena system imunitas anak yang belum
berkembang secara sempurna.1
Otitis media pada anak-anak sering kali disertai dengan infeksi pada saluran
pernapasan atas.Epidemiologi seluruh dunia terjadinya otitis media berusia 1 thn sekitar 62%,
sedangkan anak-anak berusia 3 thn sekitar 83%. Di Amerika Serikat, diperkirakan 75% anak
mengalami minimal satu episode otitis media sebelum usia 3 tahun dan hampir setengah dari
mereka mengalaminya tiga kali atau lebih.2

Referat Otitis Media Akut

Tinjauan Pustaka
Anatomi Telinga

Gambar 1.Anatomi Telinga.


Sumber : http://www.audiologyspecialists.com/anatomy-of-the-ear/

Telinga Luar
Telinga dibagi atas telinga telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar
terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani. Daun telinga terdiri dari
tulang rawan elastin dan kulit.Liang telinga berbentuk huruf S dengan rangka tulang rawan
pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang.
Panjangnya kira-kira 2,5-3 cm.1
Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen
(kelenjar keringat) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga.
Pada duapertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen.1

Referat Otitis Media Akut

Telinga Tengah
Telinga tengah terdiri dari membran timpani, kavum timpani, prosesus mastoideus
dan tuba Eustachius.3,4Membran timpani merupakan dinding lateral kavum timpani dan
memisahkan liang telinga luar dari kavum timpani. Ketebalannya rata-rata 0,1 mm .Letak
membran timpani tidak tegak lurus terhadap liang telinga akan tetapi miring yang arahnya
dari belakang luar kemuka dalam dan membuat sudut 45o dari dataran sagital dan horizontal.
Dari umbo kemuka bawah tampak refleks cahaya (cone of ligt).3
Secara anatomis membrana timpani dibagi dalam 2 bagian yaitu pars tensa dan pars
flasida atau membran Shrapnell, letaknya dibagian atas muka dan lebih tipis dari pars tensa
dan pars flasida dibatasi oleh 2 lipatan yaitu plika maleolaris anterior (lipatan muka), plika
maleolaris posterior (lipatan belakang).3

Gambar 2.Anatomi membran timpani.


Sumber :http://biology-forums.com/index.php?action=gallery;sa=view;id=6155

Kavum timpani terletak didalam pars petrosa dari tulang temporal, bentuknya
bikonkaf. Diameter anteroposterior atau vertikal 15 mm, sedangkan diameter transversal 2-6
mm. Kavum timpani mempunyai 6 dinding yaitu : bagian atap, lantai, dinding lateral, dinding
medial, dinding anterior, dinding posterior. 5

Referat Otitis Media Akut

Atap kavum timpani dibentuk oleh tegmen timpani, memisahkan telinga tengah dari
fosa kranial dan lobus temporalis dari otak. Bagian ini juga dibentuk oleh pars petrosa tulang
temporal dan sebagian lagi oleh skuama dan garis sutura petroskuama. Lantai kavum timpani
dibentuk oleh tulang yang tipis memisahkan lantai kavum timpani dari bulbus jugularis, atau
tidak ada tulang sama sekali hingga infeksi dari kavum timpani mudah merembet ke bulbus
vena jugularis.5
Dinding medial ini memisahkan kavum timpani dari telinga dalam, ini juga
merupakan dinding lateral dari telinga dalam.Dinding posterior dekat keatap, mempunyai
satu saluran disebut aditus, yang menghubungkan kavum timpani dengan antrum mastoid
melalui epitimpanum.Dibelakang dinding posterior kavum timpani adalah fosa kranii
posterior dan sinus sigmoid.Dinding anterior bawah adalah lebih besar dari bagian atas dan
terdiri dari lempeng tulang yang tipis menutupi arteri karotis pada saat memasuki tulang
tengkorak dan sebelum berbelok ke anterior.Dinding ini ditembus oleh saraf timpani karotis
superior dan inferior yang membawa serabut-serabut saraf simpatis kepleksus timpanikus dan
oleh satu atau lebih cabang timpani dari arteri karotis interna.Dinding anterior ini terutama
berperan sebagai muara tuba Eustachius.5
Kavum timpani terdiri dari tulang-tulang pendengaran yaitu maleus, inkus dan stapes,
dua otot yaitu muskulus tensor timpani dan muskulus stapedius,saraf korda timpani dan saraf
pleksus timpanikus.5
Saraf korda timpani merupakan cabang dari nervus fasialis masuk ke kavum timpani
dari analikulus posterior yang menghubungkan dinding lateral dan posterior.Korda timpani
juga mengandung jaringan sekresi parasimpatetik yang berhubungan dengan kelenjar ludah
sublingual dan submandibula melalui ganglion ubmandibular. Korda timpani memberikan
serabut perasa pada 2/3 depan lidah bagian anterior.Saraf pleksus timpanikusberasal dari n.
timpani cabang dari nervus glosofaringeus dan dengan nervus karotikotimpani yang berasal
dari pleksus simpatetik disekitar arteri karotisinterna.3
Tuba eustachius disebut juga tuba auditory atau tuba faringotimpani. Bentuknya
seperti huruf S. Pada orang dewasa panjang tuba sekitar 36 mm berjalan ke bawah, depan dan
medial dari telinga tengah dan pada anak dibawah 9 bulan adalah 17,5 mm.Tuba Eustachius
adalah saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasofaring yang berfungsi

Referat Otitis Media Akut

sebagai ventilasi, drainase sekret dan menghalangi masuknya sekret dari nasofaring ke telinga
tengah. 3
Telinga Dalam
Telinga dalam terdiri dari koklea yang berupa dua setengah lingkaran dan vestibuler
yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis.Ujung atau puncak koklea disebut helikotrema,
menghubungkan perilimfa skala timpani dengan skala vestibuli. 1
Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan membentuk
lingkaran yang tidak lengkap.Pada irisan melintang koklea tampak skala vestibuli sebelah
atas, skala timpani di sebelah bawah dan skala media diantaranya.Skala vestibuli dan skala
timpani berisi perilimfa, sedangkan skala media berisi endolimfa.Ion dan garam yang
terdapat di perilimfa berbeda dengan endolimfa.Dasar skala vestibuli disebut sebagai
membran vestibuli (Reissners membrane) sedangkan dasar skala media adalah membran
basalis.Pada membran ini terletak organ Corti. 1
Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membran
tektoria, dan pada membran basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut dalam, sel
rambut luar dan kanalis Corti, yang membentuk organ Corti.1

Gambar 3.Organ corti.


Sumber :https://www.pinterest.com/pin/361413938820549442/

Referat Otitis Media Akut

Otitis Media Akut


Definisi
Otitis media akut ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba
Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid.1
Epidemiologi dan Faktor Resiko
Otitis media akut paling banyak diderita balita dan anak-anak dengan jumlah insidens
berkisar usia6-9 bulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada usia 1 tahun, lebih dari 60%
anak-anak pernah mengalamiOMA, dan 17% lainnya pernah mengalami 3 kali OMA.Setelah
usia 6 tahun, kurang dari 40% anak-anak mengalami OMA dan hanya 30% yang mengalami
3 kali atau lebih.Semakin muda usia dari onset OMA, makin besar tingkat kekambuhannya.
Studi mengindikasikan bahwa 60% dari anak-anak yang mengalami OMA untuk
pertamakalinya pada usia dibawah 6 tahun, memiliki tingkat kekambuhan 2 kali atau lebih
dalam 2 tahun.Efusi yang persisten dapat terlihat pada kasus OMA pada 50% anak-anak 1
bulan setelah mengalami OMA, 20% pada 2 bulan setelahnya dan 10% pada 3 bulan
setelahnya. Semakin dini onset OMA terjadi semakin besar kemungkinan terjadinya efusi
yang persisten.Terdapatnya cairan yang persisten di telinga tengah dapat diasosiasikan
dengan tuli konduktif, dan dapat mengganggu perkembangan bahasa dan prestasi di
sekolah.Terpapar asap rokok dari lingkungan juga mungkin menjadi faktor resiko yang
penting dalam predisposisi penyakit telinga bagian tengah.Tempat penitipan anak juga
merupakan faktor resiko dari meningkatnya insidensi dari OMA.Hal ini tampaknya
diakibatkan peningkataninsidensi dari infeksi traktus respiratorius pada kelompok bermain di
tempat penitipan anak.Insidensi myringotomi dan tympanostomi tuba juga jumlahnya besar
pada populasi anak-anak seusia ini.Jenis kelamin pria dikaitkan dengan meningkatnya jumlah
insidensi dari OMA. Penelitian di boston menunjukan bahwa pemberian ASI walaupun hanya
sampai usia 3 bulan menurunkan insidensi OMA pada usia satu tahun pertama dalam
kehidupan.6
Anak-anak dengan kewarganegaraan tunggal terlihat lebih mudah mengalami Otitis
media supuratif kronis yang parah. Tidak jelas apakah gen dan lingkungan mempengaruhi
peran penting.Agregasi OMA sesuai musim juga muncul biasanya pada musim semi dan
musim gugur. Insidensi ini mungkin mempunyai hubungan dengan meningkatnya rasio
infeksi virus pada saluran pernafasan atas pada waktu-waktu tersebut.6
7

Referat Otitis Media Akut

Etiologi
Diagnosis mikrobiologi yang dapat digunakan untuk menegakkan Otitis Media Akut
yaitu kultur tympanosentesis.Bakteri yang paling banyak menyebabkan OMA tidak banyak
berubah sejak 2 dekade terakhir dan hampir sama untuk balita, anak ataupun dewasa.
Bakterinya yaitu: Streptococcus Pneumoniae (40%), Haemophilis Influenza (25%),
Moraxella catarhalis (10%), Grup A Streptococcus (2%) dan S. Aureus (2%). Namun 20-30%
dari hasil kultur tidak ditemukan bakteri dan kemungkinan disebabkan karena virus.6
Di kanada dan dunia belakangan ini sudah banyak yang resisten dengan antibiotik
kemungkinan disebabkan penggunaan yang tidak tepat pada ISPA. Saat ini 25 %
Haemophilis Influenza dan 90% Moraxella catarhalis memproduksi enzim -lactamase yang
akan menonaktifkan derivat penisilin dan amino penisilin. Saat ini juga terjadi peningkatan
yang cukup signifikan dari antibiotik yang resisten terhadap Streptococcus pneumonia.6

Patogenesis
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang
tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.Saat
bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut
sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya selsel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan
mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga
tengah.Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir
yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga.Jika lendir
dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga dan
tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam
tidak dapat bergerak bebas.Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24
desibel (bisikan halus).Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan
pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan
terasa nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat
merobek gendang telinga karena tekanannya. OMA dapat berkembang menjadi otitis media
supuratif kronis apabila gejala berlangsung lebih dari 2 bulan, hal ini berkaitan dengan

Referat Otitis Media Akut

beberapa faktor antara lain higiene, terapi yang terlambat, pengobatan yang tidak adekuat,
dan daya tahan tubuh yang kurang baik.1
Stadium
OMA memiliki beberapa stadium berdasarkan pada gambaran membran timpani yang
diamati melalui liang telinga luar yaitu stadium oklusi, stadium hiperemis, stadium supurasi,
stadium perforasi dan stadium resolusi.1

Gambar 4.Stadium OMA.


Sumber :https://bemfkur.wordpress.com/page/11/
Pada stadium oklusi tuba Eustachius perdapat gambaran retraksi membran timpani
akibat tekanan negatif di dalam telinga tengah akibat absorpsi udara.Membran timpani
berwarna normal atau keruh pucat dan sukar dibedakan dengan otitis media serosa
virus.terapi dikhususkan untuk membuka kembali tuba eustachius. Diberikan obat tetes
hidung HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik untuk anak <12 thn dan HCl efedrin 1%
dalam larutan fisiologik untuk anak yang berumur >12 thn atau dewasa. Selain itu, sumber
infeksi juga harus diobati dengan memberikan antibiotik.1
Pada stadium hiperemis, pembuluh darah tampak lebar dan edema pada membran
timpani.Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga
sukar terlihat.diberikan antibiotik, obat tetes hidung, dan analgesik. Antibiotik yang diberikan
ialah penisilin atau eritromisin.Jika terdapat resistensi, dapat diberikan kombinasi dengan
asam klavunalat atau sefalosporin.Untuk terapi awal diberikan penisilin IM agar
konsentrasinya adekuat di dalam darah sehingga tidak terjadi mastoiditis yang terselubung,
gangguan pendengaran sebagai gejala sisa, dan kekambuhan.Antibiotik diberikan minimal
selama 7 hari.Bila alergi terhadap penisilin maka diberikan eritromisin. Pada anak diberikan
9

Referat Otitis Media Akut

ampisilin 4x50-100 mg/KgBB, amoksisilin 4x40 mg/KgBB/hari, atau eritromisin 4x40


mg/kgBB/hari.1
Pada stadium supurasi, edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya
sel epitel superfisila serta terbentuk eksudat purulen di kavum timpani menyebabkan
membran timpani menonjol (bulging) ke arah liang telinga luar. Pasien tampak sangat sakit,
nadi dan suhu meningkat, serta nyeri di telinga tambah hebat.Apabila tekanan nanah di
kavum timpani tidak berkurang, maka terjadi iskemia.Nekrosis ini pada membran timpani
terlihat sebagai daerah yang lembek dan berwarna kekuningan. Di tempat ini akan terjadi
ruptur. Selain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk dilakukan miringotomi bila membran
timpani masih utuh.Selain itu, analgesik juga perlu diberikan agar nyeri dapat berkurang.
Miringotomi ialah tindakan insisi pada pars tensa membran timpani, agar terjadi drenase
sekret dari telinga tengah ke liang telinga luar.1
Pada stadium perforasi, karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian
antibiotika atau virulensi kuman yang tinggi maka dapat menyebabkan membran timpani
ruptur.Keluar nanah dari telinga tengah ke telinga luar. Anak yang tadinya gelisah akan
menjadi lebih tenang, suhu badan turun, dan dapat tidur nyenyak.sering terlihat sekret banyak
keluar dan kadang terlihat sekret keluar secara berdenyut. Diberikan obat cuci telinga H 2O2
3% selama 3-5 hari serta antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu.1
Pada stadium resolusi, bila terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan
mengering. Resolusi dapat terjadi tanpa pengobatan bila virulensi rendah dan daya tahan
tubuh baik.1
Diagnosis
Anamnesis
Pada anak yang sudah dapat berbicara keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam
telinga, keluhan disamping suhu tubuh yang tinggi.Biasanya terdapat riwayat batuk pilek
sebelumnya.Pada anak yang lebih besar atau pada orang dewasa, selain rasa nyeri terdapat
pula gangguan pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau rasa kurang dengar.Pada bayi
dan anak kecil gejala khas OMA ialah suhu tubuh tinggi dapat sampai 39,5 oC (pada stadium
supurasi), anak gelisah dan sukar tidur, tiba-tiba anak menjerit waktu tidur, diare, kejang dan
terkadang anak memegang telinga yang sakit. Bila terjadi ruptur membran timpani, maka
10

Referat Otitis Media Akut

sekret mengalir ke liang telinga luar, suhu tubuh turun dan anak mulai tertidur dengan
tenang.1
Pada penelitian dikatakan bahwa anak-anak denganOMAbiasanya hadirdengan
riwayatonset yang cepatdangejala sepertiotalgia, rewelpada bayiatau balita, otorrhea, dan/atau
demam.7,8Dalam sebuah surveidi antara354anak-anakyang mengunjungidokter untukpenyakit
pernapasan,

demam,

sakit

telinga,

dan

menangisyang

berlebihanseringdidapatkan

denganOMA (90%). Namun,gejala ini jugaterdapat pada anak tanpaOMA(72%).Gejala


laindari infeksivirus pernapasanatas,seperti batukdan hidung tersumbat, sering mendahului
ataumenyertaiOMAdan tidakspesifikjuga. Dengan demikian,sejarahklinis sajatidak bisa untuk
menilai adanya OMA, terutama pada anakmuda.8
Pemeriksaan Fisik
Visualisasi dari membran timpani dengan identifikasi dari perubahan dan inflamasi
diperlukan untuk menegakkan diagnosis dengan pasti.Untuk melihat membran timpani
dengan baik adalah penting bahwa serumen yang menutupi membran timpani harus
dibersihkan dan dengan pencahayaan yang memadai.Temuan padaotoskopmenunjukkan
adanyaperadangan yang terkait denganOMA telah didefinisikan dengan baik.Penonjolan
(bulging)

darimembrantimpanisering

terlihatdan

memilikinilai

prediktiftertinggi

untukkehadiranOMA. Penonjolan (bulging) juga merupakanprediktor terbaikdari OMA.9

Gambar 5.Bulging membran timpani.


Sumber :https://med.uth.edu/orl/online-ear-disease/chapter-8-middle-ear-infection/middleear-infection-images/

11

Referat Otitis Media Akut

Kekeruhanjuga

merupakantemuan

yang

konsistendan

disebabkan

darimembrantimpani.Kemerahandarimembrantimpaniyang
peradanganmungkin

hadirdan

tinggi.Ketikakehadiran

cairan

harusdibedakan
telinga

olehedema

disebabkanoleh

darieritematosaditimbulkan olehdemam

bagian

tengahsulituntuk

menentukan,

penggunaantimpanometridapat membantudalam membangundiagnosis.10


Pemeriksaan Penunjang
Efusi telinga tengah juga dapat dibuktikan dengan timpanosentesis (penusukan
terhadap gendang telinga).Namun pemeriksaan ini tidak dilakukan pada sembarang anak.
Indikasi perlunya timpanosentesis anatara lain OMA pada bayi berumur di bawah 6 minggu
dengan riwayat perawatan intensif di rumah sakit, anak dengan gangguan kekebalan tubuh,
anak yang tidak member respon pada beberapa pemberian antibiotik atau dengan gejala
sangat berat dan komplikasi.8 Untuk menilai keadaan adanya cairan di telinga tengah juga
diperlukan pemeriksaan timpanometeri pada pasien.1

Terapi
Terapi

antibiotik

pada

anak

kurang

dari

usia24

bulan

dengan

OMA

direkomendasikan. Namun pada beberapa studi juga dikatakan tidak perlukan karena
tingginya angka kesembuhan spontan. Studi meta-analisis dari 5400 anak dengan OMA
mengindikasikan bahwa penggunaan antibiotik pada OMA meningkatan angka kesembuhan
pada gejala akut sebesar 13.7% disamping angka kesembuhan spontan yang 81% kasus. Studi
kasus secara acak di UK tahun 2001 membandingkan waktu pemberian antibiotik, yaitu
pemberian antiobiotik yang langsung dan penundaan selama 72 jam. Dan hasilnya 70% dari
total 76% anak dengan usia 6 bulan sampai 10 tahun yang tidak diberikan antibiotik sama
sekali gejalanya membaik dalam 72 jam. Dengan perbandingan 86% gejala perbaikan dari
kelompok yang diberikan antibiotik. Dapat disimpulkan jika diberikan antibiotik langsung
maka gejala sakitnya akan berkurang satu hari namun tidak ada perbedaan pada rasa sakitnya.
Beberapa ahli merekomendasikan menunggu 48-72 jam sebelum memberikan antibiotik jika
gejalanya dapat diatasi dengan analgetik.Pendekatan seperti ini dapat dilakukan pada anak
diatas 2 tahun, beberapa grup merekomendasikan bahwa sistem seperti ini dapat dilakukan
pada anak dengan bilateral OMA.Asetaminofen dan ibuprofen dapat digunakan sebagai
analgetik.6
12

Referat Otitis Media Akut

Tujuan dari diberikannya antibiotik pada OMA adalah:


-

Kesembuhan secara klinis


Menghindari komplikasi
Mengeradikasi bakteri dari telinga bagian tengah
Yang terpenting adalah untuk tidak meresepkan antibiotik yang tidak relevan untuk

diagnosis OMA. Contohnya S. Pneumoniae, bakteri yang sangat rendah tingkat kesembuhan
spontannya jadi harus optimalkan pemberian antibiotiknya. Amoxicilin dosis 40
mg/kgBB/hari dibagi menjadi 3 kali dapat menjadi pilihan terapi lini pertama pada anak
dengan low risk (yaitu tidak pernah terekspose antibiotik 3 bulan terakhir dan tidak pernah
datang ke daycare). Amoxicilin dosis 90 mg/kgBB/hari 2-3 kali sehari dapat menjadi lini
pertama pada anak dengan high risk yaitu pernah terekspose antibiotik 3 bulan terakhir
dan/atau menghadiri daycare.6
Amoxicilin saat ini masih menjadi pilihan utama untuk OMA karena:

Adekuat untuk organisme yang menjadi etiologi OMA


Terbaik diantara gol lactam lainnya dalam mengeradikasi penisilin intermediet

S. Pneumoniae
Tingkat konsentrasinya baik untuk telinga bagian tengah
Efek samping minimal
Potensi untuk menjaid resisten minimal
Belum ada antibiotik lain yang terbukti lebih baik.

Jika pengobatan dengan amoxicilin tidak berhasil bisa karena beberapa faktor seperti,
kesalahan diagnosis, kepatuhan yang buruk, dosis antibiotik yang tidak adekuat, pus yang
berada di telingan bagian tengah, atau infeksi virus. Jika diberikan dosis standard amoxicilin
dan gagal, direkomendasikan amoxicilin-clavulanate dosis tinggi 90mg/kgBB/hari dibagi 2
kali sehari menggunakan formasi 7:1. Jika anak tidak membaik atau bahkan memburuk
sesudah diberikan regimen antibiotik yang direkomendasikan, diharapkan konsultasi dengan
ahli THT atau pertimbangan untuk dilakukan tympanosintesis untuk kultur.6
Jika pasien alergi dengan penisilin dapat diberikan golongan terbaru dari makrolide
dan sefalosporin generasi II.Standar pemberian antibiotik untuk OMA adalah 10 hari.Namun
ada beberapa studi yang menyebutkan jika terapi menjadi 5 hari memiliki efikasi yang
ekuivalent untuk OMA tanpa komplikasi. Lagipula pengurangan pemberian antibiotik ada
beberapa keuntungan lain seperti, mengurangi resistensi obat, mengurangi resiko efek
13

Referat Otitis Media Akut

samping, meningkatkan kepatuhan pasien, dan mengurangi pengeluaran. Penggunaan


antibiotik yang berkepanjangan dapat menyebabkan resistensi S.Pneumoniae.6
Penggunan steroid tidak direkomendasikan untuk terapi pada otitis media dengan
efusi karena tidak ada penelitian yang adekuat.Tonsilektomi juga ditemukan tidak efektif
dalam manajemen otitis media dengan efusi, namun adenoidektomi kemungkinan dapat
berguna untuk kasus kronik atau rekuren otitis media.Penggunaan antihistamin atau
dekongestan juga tidak direkomendasikan karena dapat menyebabkan meningkatnya efek
samping jika dipakai berdampingan dengan antibiotik.6
Follow up
Normalnya gejala dari OMA akan berkurang sesudah diberikan antibiotik dalam 72
jam. Namun jika ditemukan adanya efusi pada telinga bagian tengah maka dapat bertahan
sampai 1 bulan pada 50% pasien dan 3 bulan pada 10 % pasien walaupun secara bakteriologi
sudah dapat dikatakan sembuh. Maka masih adanya cairan di telinga bagian tengah walaupun
sudah menjalani terapi antibiotik yang full tidak menjadi indikasi untuk melanjutkan terapi
antibiotik atau melanjutkan ke lini kedua antibiotik.6
Rekurensi
Dapat dikatakan otitis media yang rekuren jika ditemukan 3 kali atau lebih
terdiagnosis OMA dalam 6 bulan terakhir atau lebih dari 4 kali dalam 1 tahun terakhir.
Modifikasi dari faktor resiko juga dapat menguntungkan.6
Antibiotik profilaksis
Saat ini tidak direkomendasikan lagi untuk manajemen rekuren otitis media serta
dapat meningkatkan resistensi antibiotik sama seperti penggunaan antibiotik yang
berkepanjangan.6

14

Referat Otitis Media Akut

15

Referat Otitis Media Akut

Kesimpulan
Otitis Media Akut (OMA) merupakan peradangan sebagian atau seluruh bagian
mukosa telinga tengah, tuba Eusthacius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid yang
berlangsung mendadak yang disebabkan oleh invasi bakteri maupun virus ke dalam telinga
tengah baik secara langsung maupun secara tidak langsung sebagai akibat dari infeksi saluran
napas atas yang berulang.
Diagnosis pasti dari OMA memenuhi semua 3 kriteria: onset cepat, tanda-tanda efusi
telinga tengah yang dibuktikan dengan memperhatikan tanda mengembangnya membran
timpani, terbatas/tidak adanya gerakan membran timpani, adanya bayangan cairan di
belakang membran timpani, cairan yang keluar dari telinga, tanda-tanda peradangan telinga
bagian tengah, kemerahan pada membran timpani dan nyeri telinga yang mengganggu tidur
dan aktivitas normal. Visualisasi dari membran timpani dengan identifikasi dari perubahan
dan inflamasi diperlukan, temuan pada otoskopi menunjukkan adanya peradangan yang
terkait dengan OMA, penonjolan (bulging) juga merupakan prediktor terbaik dari OMA.
Harus dapat membedakan antara OMA dan OME, OME terbatas pada keadaan
dimana terdapat efusi dalam kavum timpani dengan membran timpani tanpa radang.Bila efusi
tersebut berbentuk pus, membran timpani utuh dan disertai tanda radang disebut OMA.
Penatalaksanaan pada OMA terdapat sebuah kriteria untukantibakteriPerawatan
atauObservasipada AnakDenganOMA, apabila anak <6 tahun dapat diberi antibiotik
walaupun diagnosis belum pasti, usia 6bulan-2tahun kalau sudah pasti diagnosisnya OMA
dapat diberi antibakteri dan kalau belum pasti bisa diberi antibakteri apabila gejala makin
berat dan observasi bila gejala ringan. Untuk usia>2tahun, bisa diberi antibakteri bila gejala
makin berat dan observasi jika gejala ringan, dan apabila diagnosis belum pasti bisa di
observasi dahulu.
Pilihan observasiuntukOMAmengacu untuk menunda pengobatanantibakteri pada
anak-anakyang

dipilih

mengobatididasarkan

untuk48
padausia

sampai

72jam.Keputusanuntuk

anak,

kepastian

mengamatiatau

diagnostik,dan

tingkat

keparahanpenyakit.Pilihan pertama pemberian antibiotik pada OMA adalah dengan


amoxycilin.

16

Referat Otitis Media Akut

Daftar Pustaka
1

Efiaty AS, Nurbaiti, Jenny B, Ratna DR. Buku Ajar Ilmu Kesehatan : Telinga,
Hidung, Tenggorokan Kepala Leher. Edisi keenam. Jakarta FKUI, 2007: 10-14, 65-

74.
Diagnosis and management of acute otitis media. Pediatrics. 2004. Available at :
http://pediatrics.aappublications.org/content/113/5/1451.full.html

Djaafar ZA. Kelainan telinga tengah. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Ed. Buku ajar
ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala leher. Edisi kelima. Jakarta: FKUI,
2001. h. 49-62

Paparella MM, Adams GL, Levine SC. Penyakit telinga tengah dan mastoid. Dalam:
Effendi H, Santoso K, Ed. BOIES buku ajar penyakit THT. Edisi 6. Jakarta: EGC,

1997: 88-118
Berman S. Otitis media ini developing countries. Pediatrics. July 2006. Available
from URL: http://www.pediatrics.org

Alberta Medical Association. Guideline for diagnosis and management of acute otitis
media.2008.

Epidemiology of acute otitis media. Available at :


http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2732519

Niemela M, Uhari M, Jounio-Ervasti K, Luotonen J, Alho OP, Vierimaa E. Lack of


specific symptomatology in children with acute otitis media. Pediatr Infect Dis

J.1994;13 :765 768


Pelton SI. Otoscopy for the diagnosis of otitis media. Pediatr Infect Dis J.1998;17 :

540 543
10 Klein JO, McCracken GH Jr. Introduction: current assessments of diagnosis and
management of otitis media. Pediatr Infect Dis J.1998;17 :539

17

Вам также может понравиться