Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
(UNIVERSAL PRECAUTION)
ASRI AHRAM EFENDI
MATERI KEPANITERAAN UMUM FK UNTAD 2014
ALASAN DASAR
PENERAPAN
KEWASPADAAN
UNIVERSAL
UNIVERSAL PRECAUTIONS
FOUR WAYS TO SPREAD GERMS Communicable diseases are
spread from person-to-person in four basic ways:
Airborne or the respiratory route
Examples of the Airborne Route of infection are: TB, Colds,
Chicken pox
Direct contact route
Examples of Direct Contact route are: Conjunctivitis,
impetigo, lice, poison ivy, chicken pox
Fecal-oral route
Examples of Fecal-Oral communicable route are: hand, foot,
and mouth disease, Hepatitis A, rotavirus
Blood contact route
5 KEGIATAN POKOK
KEWASPADAAN UNIVERSAL
Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
Pemakaian alat pelindung guna mencegah
kontak dengan darah dan cairan tubuh
Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk
mencegah perlukaan
Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan
CUCI TANGAN
Cuci tangan Higienik atau rutin : mengurangi kotoran dan
flora yang ada ditangan dengan menggunakan sabun dan
deterjen
Cuci tangan Aseptik : sebelum tindakan aseptik pada
pasien dengan menggunakan antiseptik
Cuci tangan Bedah (surgical handscrub) : sebelum
melakukan tindakan bedah cara aseptik dengan
antiseptik dan sikat steril
ALAT PELINDUNG
Sarung tangan
Pelindung wajah/masker/kaca mata
Penutup kepala
Gaun pelindung (baju kerja/celemek)
Sepatu pelindung (sturdy foot wear)
Contoh :
Risiko rendah :
- kontak dengan kulit
- tidak terpajan langsung
- injeksi
- perawatan luka
- px.pelvis
- insersi&melepas IUD
- pemasangan IVFD
- spesimen lab.
- perawatan luka berat
- sarung tangan
- mungkin perlu gaun
pelindung/celemek
- tindakan bedah ;
mayor,mulut,partus
- alat pelindung
lengkap
Risiko sedang :
- kemungkinan terpajan
darah namun tidak ada
percikan/cipratan
Risiko tinggi :
- Kemungkinan terpajan
- perdarahan masif
SARUNG TANGAN
Harus selalu dipakai pada saat melakukan tindakan
kontak atau yang diperkirakan akan menimbulkan kontak
dengan darah, cairan tubuh, kulit yang tidak utuh, selaput
lendir pasien dan benda terkontaminasi
Dikenal 3 jenis sarung tangan yaitu ; sarung tangan
bersih, sarung tangan steril, sarung tangan rumah tangga
PENGELOLAAN ALAT
KESEHATAN
Bertujuan untuk mencegah penyebaran infeksi melalui
alat kesehatan
Menjamin alat tersebut dalam kondisi steril dan siap pakai
Proses penatalaksanaan peralatan dilakukan melalui 4
tahap yaitu ; dekontaminasi, pencucian, sterilisasi atau
DTT, penyimpanan
Dekontaminasi
Rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 mnt
Cuci bersih dan tiriskan
Pakai sarung tangan dan pelindung terhadap objek tajam
Sterilisasi
Uap
Bertekanan
tinggi Otoklaf
Pemanasan
Kering
121 C
106 kPa (1 atm)
20 30 menit
1700 C
Selama 60 menit
Kimiawi
Uap
Rebus
Rendam dalam
larutan disinfektan
10 24 jam atau
Gas Eto
Rendam dalam
larutan
disinfektan 20
menit
Tutup dalam
uap air mendidih
selama 20 menit
Diamkan
mendidih
selama 20 menit
Cara pengelolaan:
Risiko tinggi
Sterilisasi atau
menggunakan alat steril
sekali pakai
Risiko sedang
Risiko rendah
DEKONTAMINASI
Menghilangkan mikroorganisme patogen dan kotoran dari suatu
benda sehingga aman untuk pengelolaan selanjutnya
Bertujuan untuk mencegah penyebaran infeksi melalui alat
kesehatan atau permukaan benda
Dilakukan dengan menggunakan bahan disinfektan yaitu suatu
larutan atau zat kimia yang tidak digunakan untuk kulit dan
jaringan mukosa
Klorin 0,5% atau 0,05% adalah disinfektan yang paling sering
digunakan dinegara berkembang karena terjangkau dan mudah
didapat
Kondisi kotor
Kondisi bersih
Setelah kotoran
diangkat
0,5%
(5gr/lt,5000ppm)
0,05-1%
(0,5-1g/lt,500-100ppm)
- lart.natrium hipiklorit
( tersedia klorin 5%)
- kalsium hipoklorit
(tersedia klorin 70%)
- NaDCC
(tersedia klorin 60%)
- NaDCC tab.(presept)
(1,5g klorin/tab.)
100ml/lt
10-20ml/lt
7,0g/lt
0,7-1,4g/lt
8,5g/lt
0,9-1,7g/lt
4 tablet
1 tablet
DEKONTAMINASI KHUSUS
Jenis alat kesehatan
Proses Dekontaminasi
2. sarung tangan :
- sekali pakai buang dalam
wadah limbah medis
- pakai ulang tampung
dalam wadah penampungan
utk proses dekontaminasi
25 ppm
100 ppm
Agen mikotik
100 ppm
S.aureus
100 ppm
Salmonella choleraesuis
100 ppm
Pseudomonas aeruginosa
100 ppm
Beberapa macam virus termasuk HIV dan HBV 200 ppm
Micobacterium tuberculosis
1000 ppm
Beberapa detik
5 menit
1 jam
10 menit
10 menit
10 menit
10 menit
??
PENCUCIAN ALAT
Menghilangkan segala kotoran yang kasat mata dari benda atau permukaan
benda dengan sabun atau deterjen, air dan sikat
Tanpa pencucian yang teliti maka proses disinfeksi atau sterilisasi selanjutnya
tidak akan efektif
Kotoran yang tertinggal dapat mempengaruhi fungsinya atau mengakibatkan
reaksi pirogen bila masuk kedalam tubuh pasien
Detergen digunakan dengan cara mencampurkan dengan air, dan tidak
diperbolehkan menggunakan sabun cuci biasa karena akan menimbulkan residu
yang sulit dihilangkan
Hindari penggunaan abu gosok karena akan menimbulkan goresan pada alat yang
bisa menjadi tempat bersembunyi mikroorganisme ataupun karat
Alat gigi ;
- Risiko tinggi ;
forsep,skalpel,
chisel, skaler,
bor
- Risiko sedang;
kondesor, sem
prit air
Endoskopi
Tombol-tombol,
senter
PENYIMPANAN ALAT
KESEHATAN
Penyimpanan yang baik sama pentingnya dengan proses disinfeksi dan
sterilisasi
Cara penyimpanan tergantung apakah alat terbungkus atau tidak
terbungkus
Umur steril tergantung pada atau tidaknya terkontaminasi dan kondisi
pada pembungkus itu sendiri
Alat tidak terbungkus harus segera digunakan setelah dikeluarkan, alat
yang tersimpan pada wadah steril dan tertutup paling lama 1 minggu
Jangan menyimpan alat dalam larutan karena mikroorganisme dapat
berkembang biak pada larutan antiseptik atau disinfektan
PENGELOLAAN LIMBAH
Limbah rumah sakit dapat berupa limbah medis ataupun
limbah rumah tangga dan limbah berbahaya
Limbah rumah tangga atau non medis tidak kontak dengan
darah atau cairan tubuh sehingga disebut sebagai risiko
rendah
Limbah medis mengandung atau kontak dengan
darah/cairan tubuh pasien sehingga disebut sebagai risiko
tinggi, karena berisiko menularkan penyakit
Limbah medis berupa limbah klinis dan limbah
laboratorium
Limbah berbahaya mempunyai sifat beracun seperti produk
pembersih, obat sitotoksik, disinfektan,senyawa radio aktif
PENGELOLAAN LIMBAH
KLINIS DAN LABORATORIUM
Darah,cairan tubuh, material yang mengandung darah kering
seperti kasa,perban dan benda2 tajam bekas pakai, benda2
dari kamar bedah, jaringan/potongan tubuh atau plasenta
Sebelum dibawa ke insinerator semua jenis limbah ditampung
dalam kantong kedap air biasanya berwarna kuning
Ikat rapat secara kuat dengan isi paling banyak 3/4, ideal 2/3
penuh
Pengumpulan limbah dari ruang perawatan harus lengkap
dengan kantongnya tidak boleh dituang pada gerobak
pengangkut
Petugas yang menangani harus menggunakan sarung tangan
tebal dan kedap air serta sepatu
PENGELOLAAN LIMBAH
KLINIS DAN LABORATORIUM
Tempat penampungan sementara harus berupa wadah yang
mudah dijangkau petugas, pasien dan pengunjung
Harus tertutup dan kedap air serta tidak mudah bocor agar
terhindar dari jangkauan tikus, serangga atau binatang lain
Hanya bersifat sementara dan tidak boleh lebih dari 1 hari
Wadah sementara limbah tajam harus dicuci dengan
disinfektan setiap hari
Pemusnahan yang dianjurkan adalah insenerasi atau bila tidak
ada lakukan penguburan dengan metode kapurisasi
KEWASPADAAN KHUSUS
Merupakan tambahan pada kewaspadaan
universal, yang terdiri dari tiga jenis kewaspadaan :
Kewaspadaan terhadap penularan melalui udara
(airborne)
Kewaspadaan terhadap penularan melalui
percikan (droplet)
Kewaspadaan terhadap penularan melalui kontak
Kewaspadaan
khusus
Contoh penyakit
Penempatan pasien
proteksi
pengangkutan
pasien
Udara
- Campak
- Varisela
- TBC
- tekanan negatif
terpantau
- pertukaran udara
tiap 6 jam
- masker
- batasi mobilisasi
pasien
- pasien memakai
masker bedah
Percikan
- Diphteria
- Pneumonia
- Pertusis
- mumps, dll
- Ruangan isolasi,
ruang bersama
dgn inf. Sama
- Masker N95
- sda
kontak
- Difteri
- E.coli
- shigella
- HAV
- dll
- Ruangan isolasi,
ruang bersama
dgn unf. sama
- sarung tangan
- b.pelindung
- batasi mobilisasi
dan selalu guna
kan b.pelindung
Patogen Potensial
- Entero patogen
Jenis Kewaspadaan
- Penularan melalui kontak
- Penularan melalui kontak
- Clostridium difficile
- Penularan melalui
percikan
- Neisseria mengitidis
- Neisseria mengitidis
-Vesikular
- Varisela
- Penularan melalui
percikan
- Penularan melalui konta dan
udara
- Penularan melalui udara
- Rubeola (measles)
Gejala klinis
Patogen potensial
Jenis kewaspadaan
Infeksi pernafasan
- Batuk,demam, infiltrat lobus paru
- M. Tuberculosis
- Penularan lewat
udara
- M. Tuberculosis
- Penularan lewat
udara
- B. Pertusis
- Penularan lewat
udara
- Respiratory syncitial/
V.parainfluenza
- Penularan lewat
udara
- bakteri resisten
- Penularan lewat
udara
- Staphilococcus
aureus group A,
Sreptococcus
- Penularan lewat
kontak
PEMULASARAN JENASAH
Dilakukan sesuai kewaspadaan universal
Setiap petugas menggunakan alat pelindung lengkap
Perawatan dilakukan dimulai dari ruang perawatan, ruang jenasah, hingga persiapan
pemakaman
Gunakan pembalut absorbent dan plester kedap air untuk menutup luka/tusukan bekas
infus
Setiap percikan atau tumpahan darah dibersihkan dengan lart.klorin 0,5%
Peralatan yang akan digunakan kembali harus diproses dekontaminasi, pembersihan,
disinfeksi dan sterilisasi
Seluruh prosedur harus sesuai dengan kepercayaan agama yang dianut
Mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja
Pembuangan sampah terkontaminasi sesuai alur limbah pencegahan penularan infeksi
TERIMA KASIH
rujukan :
Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal
Di pelayanan Kesehatan
DEPKES RI 2003