Вы находитесь на странице: 1из 13

PRESSUREMETER TEST (PMT)

Uji pressuremeter (PMT) adalah uji lapangan yang terdiri atas probe
silinder panjang yang dikembangkan secara radial di dalam tanah sekelilingnya,
dengan menggunakan sejumlah cairan bertekanan pada waktu pemompaan probe.
Data dapat diinterpretasi sebagai kurva hubungan tegangan-regangan-kekuatan
secara lengkap. Alat pressuremeter diperkenalkan oleh seorang ahli Perancis
Louis Menard pada tahun 1955. Pengujian dapat dilakukan dalam zona massa
tanah yang lebih luas daripada uji lapangan lainnya.

A. Elemen Pressuremeter Test


Alat pressuremeter memiliki 3 (tiga) elemen utama, yaitu:
1. Probe, terdiri dari 3 sel (lubang), yaitu 1 measuring cell (pengukur) dan 2
guard cell (penjaga).

2. Control panel (monitoring unit)


Monitoring unit mengontrol keseluruhan sistem pengukuran. Alat ini
terdiri dari semua meteran untuk measuring cell dan guard cell, reservoir,
stopwatch, volumeter, tombol kontrol (regulator), dan tombol lainnya.
Silinder gas CO2 dan N2 diperlukan untuk menjalankan pengukuran.

Volumeter untuk mengukur pergantian volume dan pengukur tekanan


untuk mengukur tekanan air di measuring cell dan tekanan gas di guard
cell. Perbedaan tekanan akan dipertahankan antara measuring cell dan
guard cell untuk menjaga measuring cell. Pada lapisan kerikil, koral
maupun batu besar, pengukuran tidak dapat dilakukan karena measuring
cell dan guard cell akan mengalami kebocoran.
3. Co-axial tube
Co-axial tube memiliki sebuah connector dengan 2 inlet, yaitu untuk air
dan untuk gas. Connector ini terhubung ke control panel. Pipa itu memiliki
sebuah tabung sebelah dalam yang membawa air, dan sebuah tabung
sebelah luar yang membawa gas.

B. Prosedur Pengujian

Prinsip dasar dari pengukuran ini adalah untuk menghasilkan tekanan radial
terhadap sisi lubang dengan menggunakan tekanan di measuring cell pada
probe dan pembacaan volume terekam di volumeter.
Membran (selaput) dikembangkan berlawanan dengan tanah dengan air dan
gas minyak dibawah tekanan. Maksud dari pengujian ini adalah untuk
mendapatkan hubungan antara tekanan yang digunakan dengan deformasi
tanah. Deformasi tanah dapat diperoleh dari pencatatan volume fluida yang
dimasukkan ke tengah pressuremeter.
Tekanan dan perpindahan volume akan dipertahankan selama pengukuran.
Data-data itu akan digunakan untuk menghasilkan kurva tekanan terhadap
pergantian volume. Parameter yang dihasilkan dari pengukuran ini adalah
limit pressure dan modulus elastisitas dari tanah.

C. Hasil Pengukuran

VANE SHEAR TEST (VST)


Vane Shear Test (VST) lapangan merupakan metode yang sering
digunakan untuk memperkirakan kekuatan geser dari lempung undrained secara
in-situ.
A. Elemen Vane Shear Test (VST)
Vane shear test dapat berfungsi dengan kotak kontrol yang dihubungkan
dengan listrik untuk penggunaan dan perekaman tenaga putaran (torquemeter),
rangkaian baling-baling dan tangkai (batang) dan sebuah slip coupling.
Jangkauan maksimum baling-baling adalah 100 kPa untuk ukuran 65 x 130
mm dan 200 kPa untuk 50 x 110 mm.

B. Prosedur Pengujian
Pada saat melakukan pengujian, alat ini dipasang pada ujung bor, kipas
berserta tangkainya ditekan ke dalam tanah, kemudian diputar dengan
kecepatan 6 sampai 12 per menit. Besarnya torsi (ten aga puntiran) yang
dibutuhkan untuk memutar kipas diukur karena tanah tergeser menurut bentuk
silinder vertikal yang terjadi di pinggir baling-baling, tahanan geser tanah
dapat dihitung jika dimensi baling-baling dan gaya puntiran diketahui.
Pengukuran dilakukan sepanjang kedalaman tanah yang diselidiki, pada
jarak interval kira-kira 30 cm. Bila pengukuran dilakukan dengan pembuatan
lubang dari alat bor, kipas ditancapkan berjarak minimal 3 kali diameter
lubang bor diukur dari dasar lubangnya. Hal ini dimaksudkan untuk

menyelidiki tanah yang benar-benar tak terganggu oleh operasi pengeboran.


Kuat geser tanah yang telah berubah susunan tanahnya (remoulded) dapat
pula dilakukan dengan pengukuran torsi minimum yang dibutuhkan untuk
memutar baling-baling secara cepat dan kontinu.

C. Hasil Tes

PLATE LOAD TEST (PLT)


Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah dalam memikul beban di
atasnya tanpa terjadi keruntuhan yang dinyatakan dalam beban per satuan luas.
Beban kontra adalah beban pemberat yang ditempatkan di atas meja beban. Bahan
uji yang digunakan merupakan tanah dasar yang akan digunakan sebagai tumpuan
pondasi, sedangkan bahan beban merupakan profil baja, karung berisi pasir, atau
beton tangki berisi air.
Uji beban pelat sangat cocok untuk penyediaan tanah timbunan atau tanah
yang mengandung banyak kerikil atau batuan, dimana uji-uji lapangan yang sulit
dilaksanakan. Pada pengujian ini digunakan pelat berbentuk lingkaran. Beban
yang diberikan berupa beban yang cukup besar dan dapat dikontrol (digerakkan).
Beban ini disalurkan pada pelat dan terhubung pada hydraulic jack. Defleksi yang
terjadi pada tanah juga dapat diukur dalam percobaan ini, yaitu dengan
meletakkan dial gauges pada beberapa titik di atas pelat dengan posisi 1/3 dari
bagian terluar pelat. Untuk menambah kekakuan digunakan beberapa pelat.
Umumnya digunakan pelat baja dengan diameter 30, 24, 18, dan 12 inci. Pelat
diposisikan sesuai ukurannya, dengan pelat diameter terbesar di posisi yang paling
bawah, sedangkan beban akan dikenakan pada pelat dengan diameter terkecil.

A. Elemen Plate Load Test


Peralatan yang digunakan adalah: meja beban, dongkrak, pelat dukung,
arloji ukur penurunan dan arloji ukur beban yang sudah dikalibrasi serta alat
penunjang.

B. Prosedur Pengujian
Sistem pembebanan yang digunakan dapat berupa sistem beban kontra
yaitu berupa meja beban yang diatasnya ditempati tumpukan beban dan sistem
angker, yaitu berupa tiang angker dari baja atau beton yang tertanam dalam
tanah yang ditempatkan di sekitar tanah uji. Beratnya beban kontra sekurangkurangnya dua kali dari beban desain. Prosedur pengujian dilakukan melalui 4
(empat) tahapan, yaitu:
1) Tahap pemilihan lokasi dengan ketentuan mewakili daerah yang akan diuji
daya dukungnya, uji beban dilakukan pada elevasi dan kondisi yang
direncanakan, dan penempatan pelat dukung pada elevasi yang dipilih dan
pada kedalaman yang relatif sama untuk tumpuan pondasi.
2) Pembuatan sumur uji sekurang-kurangnya tiga lokasi pengujian dengan
kedalaman mencapai kedalaman lapisan tanah yang akan diuji, dan
lindungi tempat sumur uji dari gangguan perubahan kadar air
3) Penyediaan meja beban dan catat seluruh berat peralatan yang digunakan
serta pasang arloji ukur penurunan dan alat pengukur lainnya.
4) Tahap pengujian dimulai dari penempatan peralatan, pemberian beban,
dan pencatatan pengurangan penurunan sampai deformasi berhenti.

C. Hasil Pengujian
Bentuk dan ukuran pelat pengujian bervariasi tergantung dari tujuan
pengujian. Kapasitas dukungan ultimit yang diperoleh dapat digunakan
langsung, jika ukuran pelat beban sama dengan ukuran pondasi yang akan
digunakan. Untuk itu, kapasitas ujung izin dihitung dengan cara membagi
kapasitas dukung ultimit dengan faktor aman. Jika penurunan merupakan
kriteria yang dijadikan pedoman dalam penentuan kapasitas dukung, kapasitas
beban yang menyebabkan terlampauinya persyaratan penurunan yang perlu
diperhatikan.

Вам также может понравиться