Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Uji pressuremeter (PMT) adalah uji lapangan yang terdiri atas probe
silinder panjang yang dikembangkan secara radial di dalam tanah sekelilingnya,
dengan menggunakan sejumlah cairan bertekanan pada waktu pemompaan probe.
Data dapat diinterpretasi sebagai kurva hubungan tegangan-regangan-kekuatan
secara lengkap. Alat pressuremeter diperkenalkan oleh seorang ahli Perancis
Louis Menard pada tahun 1955. Pengujian dapat dilakukan dalam zona massa
tanah yang lebih luas daripada uji lapangan lainnya.
B. Prosedur Pengujian
Prinsip dasar dari pengukuran ini adalah untuk menghasilkan tekanan radial
terhadap sisi lubang dengan menggunakan tekanan di measuring cell pada
probe dan pembacaan volume terekam di volumeter.
Membran (selaput) dikembangkan berlawanan dengan tanah dengan air dan
gas minyak dibawah tekanan. Maksud dari pengujian ini adalah untuk
mendapatkan hubungan antara tekanan yang digunakan dengan deformasi
tanah. Deformasi tanah dapat diperoleh dari pencatatan volume fluida yang
dimasukkan ke tengah pressuremeter.
Tekanan dan perpindahan volume akan dipertahankan selama pengukuran.
Data-data itu akan digunakan untuk menghasilkan kurva tekanan terhadap
pergantian volume. Parameter yang dihasilkan dari pengukuran ini adalah
limit pressure dan modulus elastisitas dari tanah.
C. Hasil Pengukuran
B. Prosedur Pengujian
Pada saat melakukan pengujian, alat ini dipasang pada ujung bor, kipas
berserta tangkainya ditekan ke dalam tanah, kemudian diputar dengan
kecepatan 6 sampai 12 per menit. Besarnya torsi (ten aga puntiran) yang
dibutuhkan untuk memutar kipas diukur karena tanah tergeser menurut bentuk
silinder vertikal yang terjadi di pinggir baling-baling, tahanan geser tanah
dapat dihitung jika dimensi baling-baling dan gaya puntiran diketahui.
Pengukuran dilakukan sepanjang kedalaman tanah yang diselidiki, pada
jarak interval kira-kira 30 cm. Bila pengukuran dilakukan dengan pembuatan
lubang dari alat bor, kipas ditancapkan berjarak minimal 3 kali diameter
lubang bor diukur dari dasar lubangnya. Hal ini dimaksudkan untuk
C. Hasil Tes
B. Prosedur Pengujian
Sistem pembebanan yang digunakan dapat berupa sistem beban kontra
yaitu berupa meja beban yang diatasnya ditempati tumpukan beban dan sistem
angker, yaitu berupa tiang angker dari baja atau beton yang tertanam dalam
tanah yang ditempatkan di sekitar tanah uji. Beratnya beban kontra sekurangkurangnya dua kali dari beban desain. Prosedur pengujian dilakukan melalui 4
(empat) tahapan, yaitu:
1) Tahap pemilihan lokasi dengan ketentuan mewakili daerah yang akan diuji
daya dukungnya, uji beban dilakukan pada elevasi dan kondisi yang
direncanakan, dan penempatan pelat dukung pada elevasi yang dipilih dan
pada kedalaman yang relatif sama untuk tumpuan pondasi.
2) Pembuatan sumur uji sekurang-kurangnya tiga lokasi pengujian dengan
kedalaman mencapai kedalaman lapisan tanah yang akan diuji, dan
lindungi tempat sumur uji dari gangguan perubahan kadar air
3) Penyediaan meja beban dan catat seluruh berat peralatan yang digunakan
serta pasang arloji ukur penurunan dan alat pengukur lainnya.
4) Tahap pengujian dimulai dari penempatan peralatan, pemberian beban,
dan pencatatan pengurangan penurunan sampai deformasi berhenti.
C. Hasil Pengujian
Bentuk dan ukuran pelat pengujian bervariasi tergantung dari tujuan
pengujian. Kapasitas dukungan ultimit yang diperoleh dapat digunakan
langsung, jika ukuran pelat beban sama dengan ukuran pondasi yang akan
digunakan. Untuk itu, kapasitas ujung izin dihitung dengan cara membagi
kapasitas dukung ultimit dengan faktor aman. Jika penurunan merupakan
kriteria yang dijadikan pedoman dalam penentuan kapasitas dukung, kapasitas
beban yang menyebabkan terlampauinya persyaratan penurunan yang perlu
diperhatikan.