Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
APRIL 2014
Ditulis Oleh,
Nur Ali Said
Planner Produksi
Penanggung jawab,
Noor Sofiyan
Manajer Produksi
2.1
2.2
2.3
3.1
3.2
3.3
3.4
4.1
4.2
4.3
4.4
APRIL 2014
Page |i
MATERI 1
COAL HANDLING SYSTEM
1.1. PENDAHULUAN.
PLTU CFK (Cahaya Fajar Kaltim) merupakan pembangkit listrik tenaga uap dengan
menggunakan bahan bakar batu bara. Batu bara sebagai bahan bakar utama yang dipakai di
unit pembangkitan memerlukan penanganan yang baik. Sistem penanganan batu bara ini
disebut Coal Handling System dan tujuan akhir dari sistem ini adalah tercapainya pengisian
coal bunker secara optimal dan kontinyu. Coal Handling System meliputi sistem transportasi
batu bara dari dermaga menuju ke stock pile/Coal Storage dan sampai ke Coal Bunker. Coal
Handling System di CFK menggunakan Belt Conveyor System.
1.2. SPESIFIKASI UNIT COAL HANDLING SYSTEM
1. Conveyor #1
Electromotor
Daya
45
Current
84.2/48,6
Tegangan 380
Speed
1480
Gear Box
KW
A
Volt
rpm
Belt Conveyor
Lebar
Rasio
1200
mm
1 / 30
2. Conveyor #2
Electromotor
Daya
55
Current
103/59,5
Tegangan 380
Speed
1480
Gear Box
KW
A
Volt
rpm
Rasio
Belt Conveyor
Lebar
1200
mm
panjang
118
1 / 30
head
Pully
22
43.2/24.9
380
1470
tripper
7,5
15,4/8,9
380
1460
KW
A
Volt
rpm
Belt Conveyor
Lebar
Rasio
1200
mm
1 / 30
4. Conveyor Gantry
Electromotor
Daya
22
Current
24,5/42,5
Tegangan 380
Speed
1470
Gear Box
KW
A
Volt
rpm
Belt Conveyor
Lebar
Rasio
1200
mm
1 / 30
5. Conveyor #4
Electromotor
Daya
22
Current
24,9/43,2
Tegangan 380
Speed
1470
DEPARTEMEN PRODUKSI
Gear Box
KW
A
Volt
rpm
Belt Conveyor
Lebar
Rasio
1200
mm
1 / 30
APRIL 2014
Page | 1
Gear Box
KW
A
Volt
rpm
Belt Conveyor
Lebar
Rasio
800
mm
1 / 30
7. Conveyor #6 A & B
Electromotor
Daya
22
Current
24,5/42,5
Tegangan 380
Speed
1470
Gear Box
KW
A
Volt
rpm
Belt Conveyor
Lebar
Rasio
800
mm
1 / 30
Gear Box
KW
A
Volt
rpm
Belt Conveyor
Lebar
Rasio
800
mm
1 / 30
9. Crusher A & B
Electromotor
Daya
75
Current
139,6/80,6
Tegangan 380
Speed
1470
KW
A
Volt
rpm
Gear Box
KW
A
Volt
rpm
Belt Conveyor
Lebar
Rasio
800
mm
1 / 30
Gear Box
KW
Volt
rpm
Rasio
1 / 30
Belt Conveyor
Lebar
800
mm
head
Pully
15
30,3/17,5
380
1460
DEPARTEMEN PRODUKSI
tripper
7,5
15,4/8,9
380
1460
KW
A
Volt
rpm
Belt Conveyor
Lebar
Rasio
800
1 / 30
APRIL 2014
Page | 2
mm
COAL HANDLING
BOILER
Level Coal Bunker Kritis
/Blending Batu Bara
Gambar 1.2. Alur koordinasi bagian coal handling dengan bagian terkait.
DEPARTEMEN PRODUKSI
APRIL 2014
Page | 3
MATERI 2
WATER TREATMENT PLANT DAN LABORATORIUM
H2 O
NaCl
Laut
CaCl3
MgSO4
Ca(HCO3)2
DEPARTEMEN PRODUKSI
APRIL 2014
Page | 4
Kandungan Gas
Pada waktu hujan turun, gas-gas yang ada diudara akan ikut terlarut di
dalamnya. Gas-gas tersebut adalah Oksigen (O2), Karbon Dioksida (CO2),
Belerang Dioksida (SO2) dan lain-lain. Gas-gas yang terlarut ini dapat
menyebabkan air bersifat korosif karena terbentuk asam.
DEPARTEMEN PRODUKSI
APRIL 2014
Page | 5
Ca++++
Mg
+
Na
+
K ++
Fe +
Cu
Udara + CO2
CATION
Udara
ANION
MIXED BED
AIR
OH
DEGASIFIER
OHH+
H2O
H CO3
+
--
--
CO3
HCO3ClSO4- SiO2-- NO3
H OH
Demin Water
H+ OH-
CLARIFIER
Quantity : 4 Sets
Volume
: 40.1 m3
CLEAN WATER TANK
Quantity : 2 Units
Volume
: 1.100 m3
DEPARTEMEN PRODUKSI
APRIL 2014
Page | 6
APRIL 2014
Page | 7
To Demin Plant
SBA
DEGASIFIER
MIXBAD
DEMIN TANK
ACF
SAC
APRIL 2014
Page | 8
Komponen
Rumus
1 Turbidity
Tidak ada
2 Hardness
(kesadahan)
3 Alkalinity
(alkalinitas)
Bikarbonat (HCO3)
Karbonat (CO3)
Hidroksida (OH)
Dinyatakan sebagai CaCO3
4 pH
Korosi
5 Silika
SiO2
6 Besi
7 Minyak
8 Oksigen
O2
Korosi
9 Konduktivitas
Tabel. 2.1. Parameter komponen di dalam air dan masalah yang ditimbulkan
Kotoran yang ditemukan dalam boiler tergantung dari kualitas air umpan, proses
pengolahan yang digunakan dan prosedure pengoperasian pada boiler. Sebagai aturan
umum semakin tinggi tekanan operasi boiler akan semakin besar sensitifitasnya
terhadap kotoran.
REKOMENDASI BATAS AIR UMPAN (IS 10392, 1982)
Faktor
Hingga 20 Kg/cm2 21 - 39 Kg/cm2
40 - 59 Kg/cm2
Total Besi (maks.) ppm
0.05
0.02
0.01
Total Tembaga (maks.) ppm
0.01
0.01
0.01
Total Silika (maks.) ppm
1.0
0.3
0.1
Oksigen terlarut (maks.) ppm
0.02
0.02
0.01
Residu hidrasin ppm
0.02 0.04
pH pada 25 oC
8.8 9.2
8.8 9.2
8.2 9.2
Kesadahan ppm
1.0
0.5
Tabel. 2.2. Rekomendasi batas air umpan
DEPARTEMEN PRODUKSI
APRIL 2014
Page | 9
APRIL 2014
Page | 10
Analisa ultimate
Analsis ultimate menentukan berbagai macam kandungan kimia unsurunsur seperti karbon, hidrogen, oksigen, sulfur, dll. Analisis ini berguna dalam
penentuan jumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran.
Batu bara (%)
India
Indonesia
Kadar Air
5.98
9.43
Bahan Mineral (1,1 x Abu)
38.63
13.99
Karbon
41.11
58.96
Hidrogen
2.76
4.16
Nitrogen
1.22
1.02
Sulfur
0.41
0.56
Oksigen
9.89
11.88
T
abel. 2.5. Analisis ultimate untuk berbagai jenis batu bara.
Parameter
B. ANALISA-ANALISA LABORATORIUM
I. ANALISA AIR
Pada PLTU PT. Cahaya Fajar Kaltim untuk analisa air meliputi :
a. Analisa kualitas air Boiler antara lain :
Feed Water : pH (dengan standart 8,8 9,2), TH (dengan standart <2mol/l),
Conductivity (dengan standart < s/cm), SiO2 (dengan standart <20ppb), Fe
(dengan standart <50g/l), Cu(dengan standart <10 g/l)
Boiler water : pH (dengan standart 9.0 11), PO43-(dengan standart 5 15
mg/l), Conductivity (dengan standart <400 s/cm), SiO2 (dengan standart <2
mg/l)
Main steam : pH (dengan standart 8.5 9.2), Na (dengan standart <15g/kg),
SiO2 (dengan standart 20 g/kg)
b. Kualitas air kondensat, antara lain : pH (dengan standart 8.5 - 9.2), TH (dengan
standart <2 mol/l), dan SiO2 (dengan standart <20 g/l).
II. ANALISA BATU BARA
Untuk analisa batu bara terdiri dari berbagai sampel antara lain :
a. Batu bara ponton : adalah analisa yang digunakan untuk menentukan kualitas
batu bara yang datang dan dilakukan analisa pada saat dilakukan pembongkaran.
Analisa meliputi, Kalory batu bara (arb/as received basis) dan analisa proximate.
b. Batu bara coal feeder : adalah analisa untuk menentukan kualitas aktual batu
bara yang terpakai, dengan hanya menentukan besaran nilai kalory.
2.3. ALUR KOORDINASI BAGIAN WTP-LAB. DENGAN BAGIAN LAIN.
Unloading/A2B
(Alat-alat berat)
Pengambilan sampling batu bara ponton
Start stop
demin Pump
TURBIN
LAB.
BOILER
Perlakuan Blowdown
DEPARTEMEN PRODUKSI
APRIL 2014
Page | 11
MATERI 3
BOILER DAN ELEKTRO STATIC PRECIPITATOR
PRE
(ESP)
APRIL 2014
Page | 12
DEPARTEMEN PRODUKSI
APRIL 2014
Page | 13
APRIL 2014
Page | 14
DEPARTEMEN PRODUKSI
APRIL 2014
Page | 15
DEPARTEMEN PRODUKSI
APRIL 2014
Page | 16
APRIL 2014
Page | 17
CO2
12 +
32
44
1 Kg C + 8/3 Kg O2
11/3 Kg CO2
Jadi untuk setiap Kg Carbon memerlukan 8/3 Kg Oksigen
Oksigen yang diperlukan untuk membakar hidrogen adalah :
2H2 +
O2
2H2O
4
+
32
36
1 Kg H + 8 Kg O2
9 Kg H2O
Jadi untuk setiap Kg Hidrogen memerlukan 8 Kg Oksigen
Oksigen yang diperlukan untuk membakar Sulfur
SO2
S
+
O2
32 +
32
64
1 Kg S + 1 Kg O2
2 Kg SO2
Jadi 1 Kg Sulfur memerlukan 1 Kg Oksigen
Kebutuhan Oksigen total = Kebutuhan Oksigen untuk membakar (Carbon +
Hidrogen + Sulfur)
Oksigen total = 8/3 C + 8 H + S
Tetapi biasanya di dalam bahan bakar juga terdapat sedikit oksigen, dianggap akan
bereaksi dengan hidrogen dalam bahan bakar tersebut. Karena itu hidrogen yang
bereaksi dengan oksigen yang berasal dari udara akan berkurang sebanyak 0,8.
Dengan demikian kebutuhan oksigen total menjadi :
8/3 C + 8 (H 0,8) + S
Berhubung dalam satuan berat udara mengandung 23,2 %, maka kebutuhan udara
teoritis = Oksigen total x 100/23,2
atau :
Udara teoritis = 100/23,2 [8/3 C + 8 (H - 0,8) + S] Kg/Kg bb.
Perbandingan campuran normal antara udara dengan batu bara serbuk/bubuk
(Pulverized) pada ketel modern berkisar antara 4 : 1 atau 5 : 1. Ini artinya campuran
terdiri dari 4 atau 5 bagian udara dalam satuan berat untuk setiap bagian batu bara
bubuk dalam satuan berat. Sedangkan ratio campuran ekplosif terletak pada ratio
DEPARTEMEN PRODUKSI
APRIL 2014
Page | 18
CO + 10.120 KJ/Kg.
Panas dihasilkan sekitar 10.120 KJ/Kg, sehingga ada kerugian panas yang dibawa oleh
gas buang ke cerobong.
Gas O2 (Oksigen)
Gas O2 pada gas buang menunjukkan adanya excess air (udara bersih) pada proses
pembakaran. Kandungan O2 pada gas buang dapat digunakan untuk menentukan
kesempurnaan dari pembakaran dan efesiensi dari proses pembakaran.
Gas CO2 (Carbondioksida)
Gas CO2 dihasilkan dari pembakaran carbon, dimana pembakaran berlangsung secara
sempurna. Dengan Reaksi kimia.
C
O2
Panas yang dihasilkan sekitar 33.820 KJ/Kg. Panas yang dihasilkan tiga kali
pembakaran yang menghasilkan gas CO.
Asam
Terbentuknya zat asam pada proses pembakaran tidak dapat kita harapkan
terbentuknya zat asam tersebut berasal dari pembakaran sulfur (belerang), dengan
Reaksi kimia.
S
+
O2
SO2
Sulfur
Oksigen
Sulfur dioksida
Dalam proses pembakaran ketel, selalu diberikan udara lebih. Dengan demikian
maka juga terdapat Oksigen lebih. Selanjutnya bila gas sulfurdioksida ini bertemu
dengan oksigen yang berasal dari udara lebih, maka akan terjadi reaksi.
2 SO2
O2
2 SO3
Hasil pembakaran hidrogen adalah 2H + O2 2H2O. Selain itu dalam gas sisa
pembakaran juga terdapat air yang berasal dari udara pembakaran maupun dari
bahan bakar. Apabila H2O ini bertemu dengan SO3 akan terjadi reaksi :
SO3
H2O
Asam sulfat ini bersifat sangat korosif terhadap logam sehingga sering dijumpai
terjadinya korosi pada saluran gas asap p`da daerah yang temperaturnya cukup
rendah dimana terjadi pengembunan H2SO4. Kerusakan ini terutama sering dijumpai
pada elemen A/H sisi dingin. Selain itu, bila terbuang ke atmosfir melalui cerobong
akan dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan serta hujan asam yang dapat
membunuh tanaman. Dengan demikian meskipun sulfur memberikan kontribusi
panas dalam proses pembakaran, tetapi sulfur juga menimbulkan dampak negatif
yang merugikan. Karena itu kandungan sulfur dalam bahan bakar dibatasi dan kita
tentunya akan memilih bahan bakar yang tidak mengandung sulfur bila hal ini
memungkinkan. Tetapi kenyataannya hampir tidak ada bahan bakar fosil yang bebas
dari sulfur. Jadi meskipun dalam jumlah yang kecil, dampak negatif sulfur harus tetap
kita tanggung.
DEPARTEMEN PRODUKSI
APRIL 2014
Page | 19
Item
Kapasitas Steam
Pressure kerja Steam Drum
Pressure Steam di Outlet Superheater
Temperature Steam di Superheater
Temperature Feed Water
Temperature udara di inlet preheater
Temperature udara di outlet preheater
Temperature Exhaust-Gas
Satuan
T/h
MPa
MPa
0
C
0
C
0
C
0
C
0
C
Nilai
130
4,22
3,82
450
170
30
300
142
Komponen
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Steam Drum
Down Comer
Front-Back Water Wall
Top Conection pipe di Water wall
Top Conection pipe di Superheater
Secondary Superheater
Primary Superheater
Desuperheater
Upper Economizer
Lower Economizer
Total
Volume (M3)
Hydro Test Normal Operasi
20
8,41
8,158
8,158
18,71
18,71
2,914
2,914
1,38
5,01
2,93
0,41
2,73
2,73
3,69
3,69
65,864
44,544
Item
Capasity
Pressure
Daya
Tegangan
Arus
Speed
Freq.
Satuan
m3/h
Pa
kW
V
A
rpm
Hz
IDF
145.000
2.967
185
380
347
960
50
FDF
16.000
5.480
400
6.000
49
990
50
CGF
19.000
3.600
37
380
69.9
1.475
50
Fan Mill
28.000
2.160
360
6.000
45
750
50
DEPARTEMEN PRODUKSI
APRIL 2014
Page | 20
Gambar.3.7. Alur Proses Boiler 130 t/h PT. Cahaya Fajar Kaltim.
Keterangan gambar :
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Keterangan
Steam drum
Down comer
Water wall
First Superheater Inlet header
First Superheater outlet Header
Spraying water
Secondary superheater inlet header
Secondary superheater outlet header
Main steam header
Superior economizer
No
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Keterangan
Superior air preheater
Subordinate economizer
Subordinate air preheater
ESP (Electro static presipitator)
Fly Ash Tank
Ash Silo
Chimney / Cerobong
Coal Bunker
Coal feeder
Scrap Chain Bottom ash.
DEPARTEMEN PRODUKSI
APRIL 2014
Page | 21
APRIL 2014
Page | 22
Gambar 3.10. View DCS Water System dan Gambar Bagian dalam Steam Drum
d. Alur Steam System.
steam dari steam drum, akan mengalir menuju First Superheater inlet header,
steam menerima Pemanasan dari flue gas sebesar 5500C yang akan menghasilkan steam
dengan temperatur 3500C. Steam akan
melalui Spraying water desuperheater.
Dari
spraying,
steam
bertambah
kandungan airnya sehingga akan di panasi
kembali melalui Secondary Superheater,
dengan Pemanasan dari flue gas sebesar
7000C, maka temperatur pada secondary
superheater outlet header dapat dicapai
sesuai standart konsumsi yaitu 4200C4400C. Kemudian masuk ke Main Steam
header sebelum di suplay ke Turbin.
Gambar 3.11. View DCS Steam System
3.4. ALUR KOORDINASI BAGIAN BOILER DENGAN BAGIAN LAIN.
COAL HANDLING
Suplay Batu bara ke Bunker
Laporan Kualitas air
& Batu bara
WTP & LAB
TURBIN
Penurunan Beban
DEPARTEMEN PRODUKSI
APRIL 2014
Page | 23
MATERI 4
TURBIN GENERATOR DAN WATER INTAKE
4.1. PENDAHULUAN.
Turbin uap adalah mesin turbo (mesin berputar)
berputar) yang berfungsi sebagai penggerak
utama dengan prinsip mengubah energi panas (entalpi) menjadi energi kinetik (energi
rotasi). Di mana pada PLTU poros turbin terhubung dengan generator untuk
mengubah energi Mekanis menjadi energi Listrik. Poros turbin,
bin, lansung atau dengan
bantuan roda gigi reduksi.
reduksi
A. Prinsip Kerja
erja Turbin Uap
Secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut :
1. Uap masuk kedalam turbin melalui nosel. Didalam nosel energi panas dari uap
dirubah menjadi energi kinetis dan uap mengalami pengembangan.Tekanan
uap pada saat keluar dari nosel lebih kecil dari pada saat masuk ke dalam
nosel, akan tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nosel lebih besar dari pada
saat masuk ke dalam nosel. Uap yang memancar keluar dari nosel diarahkan
diar
ke
sudu-sudu
sudu turbin yang berbentuk lengkungan dan dipasang disekeliling roda
turbin. Uap yang mengalir melalui celah-celah
celah celah antara sudu turbin itu dibelokkan
kearah mengikuti lengkungan dari sudu turbin. Perubahan kecepatan uap ini
menimbulkan gaya yang
yang mendorong dan kemudian memutar roda dan poros
turbin.
2. Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkn sudu turbin berarti
hanya sebagian yang energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu-sudu
sudu
turbin
yang berjalan. Supaya energi kinetis yang tersisa
tersisa saat meninggalkan sudu turbin
dimanfaatkan maka pada turbin dipasang lebih dari satu baris sudu gerak.
Sebelum memasuki baris kedua sudu gerak. Maka antara baris pertama dan
baris kedua sudu gerak dipasang satu baris sudu tetap ( guide blade ) yang
berguna
guna untuk mengubah arah kecepatan uap, supaya uap dapat masuk ke
baris kedua sudu gerak dengan arah yang tepat.
3. Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat dibuat
sekecil mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat dimanfaatkan
dimanfaatk
sebanyak mungkin. Dengan demikian effisiensi turbin menjadi lebih tinggi
karena kehilangan energi relatif kecil.
DEPARTEMEN PRODUKSI
APRIL 2014
Page | 24
APRIL 2014
Page | 25
(a)
(b)
Gambar 4.3. Gambaran bentuk (a) rotor Non-salient (rotor silinder), (b)
penampang rotor pada generator sinkron
Arus DC disuplai ke rangkaian medan rotor dengan dua cara:
1. Menyuplai daya DC ke rangkaian dari sumber DC eksternal dengan sarana slip
ring dan sikat.
2. Menyuplai daya DC dari sumber DC khusus yang ditempelkan langsung pada
batang rotor generator sinkron.
B.2. Prinsip Kerja Generator Sinkron
Jika sebuah kumparan diputar pada kecepatan konstan pada medan
magnethomogen, maka akan terinduksi tegangan sinusoidal pada kumparan
tersebut. Medan magnet bisa dihasilkan oleh kumparan yang dialiri arus DC atau
oleh magnet tetap. Pada mesin tipe ini medan magnet diletakkan pada stator
(disebut generator kutub eksternal / external pole generator) yang mana energi
listrik dibangkitkan pada kumparan rotor. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan
pada slip ring dan karbon sikat, sehingga menimbulkan permasalahan pada
pembangkitan daya tinggi. Untuk mengatasi permasalahan ini, digunakan tipe
generator dengan kutub internal (internal pole generator), yang mana medan
magnet dibangkitkan oleh kutub rotor dan tegangan AC dibangkitkan pada
rangkaian stator. Tegangan yang dihasilkan akan sinusoidal jika rapat fluks magnet
pada celah udara terdistribusi sinusoidal dan rotor diputar pada kecepatan
konstan. Tegangan AC tiga fasa dibangkitan pada mesin sinkron kutub internal
pada tiga kumparan stator yang diset sedemikian rupa sehingga membentuk beda
fasa dengan sudut 120. Bentuk gambaran sederhana hubungan kumparan 3-fasa
dengan tegangan yang dibangkitkan diperlilhatkan pada gambar di bawah ini.
DEPARTEMEN PRODUKSI
APRIL 2014
Page | 26
fe =
nr .p
120
Oleh karena rotor berputar pada kecepatan yang sama dengan medan
magnet, persamaan diatas juga menunjukkan hubungan antara kecepatan putar
rotor dengan frekuensi listrik yang dihasilkan. Agar daya listrik dibangkitkan tetap
pada frekuensi 50Hz atau 60 Hz, maka generator harus berputar pada kecepatan
tetapdengan jumlah kutub mesin yang telah ditentukan. Sebagai contoh untuk
membangkitkan 60 Hz pada mesin dua kutub, rotor arus berputar dengan
kecepatan 3600 rpm. Untuk membangkitkan daya 50 Hz pada mesin empat kutub,
rotor harus berputar pada 1500 rpm.
C. EXCITER
Sistem eksitasi adalah sistem pasokan listrik DC sebagai penguatan pada
generator listrik atau sebagai pembangkit medan magnet, sehingga suatu
generator dapat menghasilkan energi listrik dengan besar tegangan keluaran
generator bergantung pada besarnya arus eksitasinya.
DEPARTEMEN PRODUKSI
APRIL 2014
Page | 27
Gambar 4.5.
5. Gambar Generator Synkron 3 Phasa dengan Brush Exitation
2. Sistem Eksitasi
itasi Tanpa Sikat (brushless excitation).
Gambar 4.6.
6. Gambar Generator Synkron 3 Phasa dengan Brush Exitation
Brushless
Brushless System,
System pada sistem ini penyearah dipasangkan diporos yang berputar
dengan rotor, sehingga tidak dibutuhkan sikat arang dan slipring. Karena
Penggunaan sikat atau slip ring untuk menyalurkan arus excitasi ke rotor
generator
rator mempunyai kelemahan yaitu besarnya arus yang mampu dialirkan pada
sikat arang relatif kecil.
D. AVR (Automatic Voltage Regulator)
Unit AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi untuk menjaga agar
tegangan generator tetap konstan dengan kata lain generator akan tetap
mengeluarkan tegangan yang selalu stabil tidak terpengaruh
terpengaruh pada perubahan
beban yang selalu berubah-ubah,
berubah ubah, dikarenakan beban sangat mempengaruhi
tegangan output generator.
Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (excitacy) pada
exciter. Apabila tegangan output generator di bawah tegangan nominal tegangan
t
generator, maka AVR akan memperbesar arus penguatan (excitacy) pada exciter.
Dan juga sebaliknya apabila tegangan output Generator melebihi tegangan
nominal generator maka AVR akan mengurangi arus penguatan (excitacy) pada
exciter. Dengan demikian apabila terjadi perubahan tegangan output Generator
akan dapat distabilkan oleh AVR secara otomatis dikarenakan dilengkapi dengan
peralatan seperti alat yang digunakan untuk pembatasan penguat minimum
ataupun maximum yang bekerja secara otomatis.
DEPARTEMEN PRODUKSI
APRIL 2014
Page | 28
APRIL 2014
Page | 29
Item
unit
Kapasitas
Tegangan
Arus
Rot
Freq
KW
V
A
rpm
Hz
Boiler Feed
Water Pump
440
6.000
51
2.970
50
Condensate
Pump
55
380
102,6
2.950
50
Vacum /Water
Ejector Pump
380
83
1.475
50
Circulating
Water Pump
450
6.000
55,8
744
50
Keterangan
Turbin
Generator
Exciter
Main Trafo
Saluran Transmisi
CCWP (Circulating Cooling Water Pump)
Condenser
Vacum / Water Ejector Pump
Condensate Pump
LP (Low Pressure) Heater #5
DEPARTEMEN PRODUKSI
No
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Keterangan
LP (Low Pressure) Heater #4
Deaerator
BFWP (Boiler Feed Water Pump)
HP (Hight Pressure) Heater #2
HP (Hight Pressure) Heater #1
Extraction Steam No. 5
Extraction Steam No. 4
Extraction Steam No. 3
Extraction Steam No. 2
Extraction Steam No. 1
APRIL 2014
Page | 30
Menaikkan dan
menurunkan Beban
Laporan Kualitas
air Condenser
WTP & LAB
BOILER
Kesiapan Suplay
Steam
DEPARTEMEN PRODUKSI
APRIL 2014
Page | 31
DAFTAR PUSTAKA
http://infokelistrikan.blogspot.com/2012/09/pembakaran.html
http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologi-pembakaran-pada-pltubatubara/
United Nations Environment Programme, ---, Bahan Bakar dan Pembakaran, 2006
United Nations Environment Programme, ---, Boiler dan Pemanas Fluida Termis, 2006
PT. PLN (Persero) Unit Pendidikan dan Pelatihan, Suralaya, Modul 1 Pengoperasian
(Pengolahan Air), 2008.
PT. PLN (Persero) JASER, Laporan Inspeksi Teknik : Inspeksi Kelaikan Operasi pusat Listrik
Tenaga Uap PT. Cahaya fajar Kaltim, 2008.
Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (kerja sama Japan
International Cooperation Agency), ---, Modul operator Ketel Uap Kelas 1 :
Pengetahuan Bahan Bakar dan Pembakaran. 1998 1999.
PT. Altrak 1978 Training Center, Basic Power Generation,--------,-----
DEPARTEMEN PRODUKSI
APRIL 2014
Page | 32