Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alloy banyak digunakan dalam kedokteran gigi. Alloy adalah suatu bahan yang diproses dengan jalan mencampur
beberapa jenis logam menjadi bahan baru melalui proses peleburan pada suhu tinggi. Sifat dari alloy ini
diharapkan dapat lebih unggul daripada sifat unsur logam murninya. Sebagai contoh adalah logam paduan kobaltkromium yang bersifat tahan terhadap korosi tetapi kurang keras. Jika paduan kobalt-kromium ini dicampur dengan
karbon (C) yang berupa karbid, maka akan diperoleh campuran alloy baru dengan kekerasan yang berlipat dari
unsur logam murninya. Unsur kimia baik logam maupun non logam dapat saling dicampur dengan suatu unsur
logam untuk membentuk alloy. Tujuan pencampuran ini s e p e r t i d i s e b u t k a n d i a t a s , a d a l a h u n t u k m e n c a r i
s i f a t b a h a n b a r u y a n g m e m i l i k i s i f a t l e b i h unggul. Contoh alloy yang digunakan di kedokteran gigi
adalah dental alloy untuk pembetulan atau penambalan gigi-gigi belakang dan untuk penambalan bagian lingual gigi
anterior dengan cavitas kecil. Semua logam dan logam campur yang digunakan dalam kedokteran gigi adalah bahan padat
seperti kristal, kecuali gallium dan merkuri yang berwujud cairan pada temperatur tubuh. Kebanyakan logam yang digunakan
untuk restorasi gigi, gigi tiruan sebagian rangka logam, dan kawat ortodonti adalah logam campur, dengan perkecualian lempeng
emas murni, titanium murni komersial, dan silver point endodontik. Walaupun alloy memiliki sifat yang lebih unggul
daripda sifat unsur murninya tetapi alloy memiliki kelemahan, seperti pada bidang estetika, biokompatibilitas, dan sifat-sifat
mekanis logam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah yaitu
penggunaannya?
C. Tujuan Makalah
Tujuan dari makalah ini yaitu mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis alloy yang digunakan dalam kedokteran gigi,
beserta penggunaannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Terdapat berbagai macam logam yang digunakan dalam kedokteran gigi. Emas dan alloy yang mengandung Chromium
digunakan untuk membuat mahkota, inlay, dan basis gigi tiruan. [Applied
Dental Material]
Metal umumnya keras dan memiliki struktur cristaline(kecuali raksa). Setiap logam tersebut memiliki karakteristik masingmasing. Logam-logam tidak terlalu berguna bila digunakan secara tersendiri karena adanya batasan-batasan pada sifat-sifat logam
tersebut. [INTRODUCTION DENTAL MATERIAL_42] Ketika logam tersebut dipadukan bersama, karakteristiknya akan ikut berubah. Hal
inilah yang disebut dengan alloy, yaitu campuran antara 2 atau lebih elemen logam. [Oxford Handbook of Clinical Dentistry] . Campuran
antara dua elemen logam disebut dengan alloy biner, dan campuran dari tiga elemen disebut ternary alloy. [INTRODUCTION DENTAL
MATERIAL_42]
Total KandunganLogamMulia
Harusmengandung40%
Au
and
60%
Elemenlogammulialainnya* darikomposisikeseluruhan
Noble
Mengandung25%
elemenlogammuliadarikomposisikeseluruhan
Mengandung<25%
logammuliadari
total
beratkeseluruhan
Logam digolongkan sebagai logam mulia karena logam tersebut memiliki reaktifitas kimiawi rendah, dan tahan korosi
serta diskolorisasi dalam mulut.Logam-logam tersebut antara lain: emas, platinum, palladium, Rubidium dan logam inert
lainnya.
Elongation (%)
I (Low)
II (Medium)
Yield Strength
(MPa)
80
180
III (Hard)
270
IV (extra Hard)
360
18
10
Examples of
Applications
Inlay
Inlay danOnlay
Onlay, pontic crown,
saddle
Saddles, bars, claps,
crowns, bridges, and
partial denture
framewok
Au-Ag-Pd
Au-Pd-Cu-Ag
Noble
Ag-Pd-Au-Cu
Predominantly
base metal (PB)
All-Metal Prostheses
Metal-Ceramic
Prostheses
Au-Pt-Pd
Au-Pd-Ag (512 wt%
Ag)
Au-Pd-Ag (>12 wt%
Ag)
Pd-Au
Ag-Pd
Pd-Au-Ag
Pd-Ag
Pd-Cu-Ga
Pd-Ga-Ag
CP Ti
Ti-Al-V
Ti-Al-Nb
Ni-Cr-Mo-Be
Ni-Cr-Mo
Co-Cr-Mo
Co-Cr-W
Cu-Al
CP Ti
Ti-Al-V
Ti-Al-Nb
Ni-Cr-Mo-Be
Ni-Cr-Mo
Co-Cr-Mo
Co-Cr-W
Partial Denture
Frameworks
Au-Ag-Cu-Pd
CP Ti
Ti-Al-V
Ti-Al-Nb
Ni-Cr-Mo-Be
Ni-Cr-Mo
Co-Cr-Mo
Co-Cr-W
Tipe
Yield Strength
(MPa)
Regangan %
Kegunaan
0
1
80
18
Restorasitetapgigitunggal
Restorasitetapgigitunggal, venermaupun
non veneer, danmahkota veneer
180
10
270
360
Restorasitetapgigitunggal,
misalnyamahkotaatau inlay
tanpabatasanpermukaan
Restorasitetapbanyakgigi,
misalnyajembatan
Gigi tiruansebagian,klamer,bars, wide
span bridge
500
[Philips ed 12]
a.
Komponen
Gold Alloy
Emas murni bersifat lembut, mudah dibentuk, memiliki warna kuning yang kaya dengan kilap logam yang kuat.
Meskipun emas murni adalah yang paling mudah dibentuk dari semua logam, bahan ini relatif rendah dalam kekuatan.
Kepadatan emas tergantung pada kondisi logam, apa itu di cor, digulung, atau ditarik menjadi kawat. Komposisi timah yang
kurang dari 0,2 % menyebabkan emas menjadi sangat rapuh. Merkuri dalam jumlah kecil juga memiliki efek berbahaya.
Diantaranya seperti teknik alloy atau dasar logam alloy lainnya, termasuk amalgam, tidak boleh dicampur dengan emas yang
digunakan untuk restorasi gigi.
Udara atau air pada suhu apa pun tidak mempengaruhi atau merusak emas. Emas tidak larut dalam sulfat, nitrat, atau
asam klorida. Namun, mudah larut dalam kombinasi nitrat dan klorida asam (aqua regia, 18 vol % nitrat dan 82 vol % asam
klorida) untuk membentuk triklorida emas (AuCl3). Termasuk dari beberapa bahan kimia lainnya, seperti potasium sianida
dan
brom
atau
klor.
Karena emas sangat lembut, alloy harus dicampu dengan tembaga, perak, platinum, dan logam lainnya untuk
meningkatkan kekerasan, daya tahan, dan elastisitas yang diperlukan. Melalui penyulingan dan pemurnian yang tepat, emas
dengan tingkat kemurnian yang sangat tinggi dapat dihasilkan. [Craig h.213-214]
Gold Alloy mengandung empat komponen logam terlarut (tembaga, perak, palladium dan platinum). Unsur-unsur lain
dibawah dari 1 wt% seperti zinc dan irridium. Karena banyak dari logam ini merupakan logam biner sehingga membentuk
endapan yang keras, tetapi ukuran endapan tersebut termasuk normal dan berguna dalam jangka pendek untuk platinumgold, palladium-coppel, platinum-coppel. [philips ed.11 h.139]
Hanya sedikit logam yang digunakan dalam bentuk murni untuk penambalan gigi. Gold bersifat getas karena adanya
Pb, Bi, dan Hg dan biasanya dicampurkan dengan Cu, Ag, dan Pt untuk meningkatkan sifat mekaniknya. Emas murni sangat
lunak tapi setelah didinginkan kekerasannya mencapai 52-75 Angka Kekerasan Vicke's (VHN). Tipe I (soft, VHN, 50-90),
tipe II (medium, VHN, 90-120), tipe III (hard, VHN, 120-150), dan tipe IV (extra hard, VHN 150 keatas). [philips ed.12 h.368]
Emas murni mempunyai nilai yang cukup tinggi (12,8%) karena sifat-sifat ini emas murni merupakan bahan restorasi
gigi yang paling ideal untuk mempertahankan struktur gigi secara permanen di area yang tidak membutuhkan estetika dan
mendapat tekanan rendah. Kerugiannya adalah warnanya, sifat penghantar panasnya yang tinggi dan kesulitan teknis dalam
membentuk tambalan yang padat. Emas murni memiliki kepadatan yang tertinggi dari unsur lain (19,3g/cm3) dan ini
merupakan hambatan dari sudut pandang ekonomis karena dibutuhkan massa yang lebih banyak untuk menambal sebuah
lubang gigi dibanding logam-logam lainnya yang memiliki kepadatan yang rendah. Selama proses pemadatan, kekuatan
emas akan ditingkatkan melalui pendinginan atau pengerasan. [philips ed.10]
Dental gold casting alloys:
Metal/alloy
Characteristic
Application
Fusion temperature
Pure gold
Very soft
Direct fillings
1063
Tipe I
soft
Occlusal inlays
10051070
Tipe II
medium
Intracoronal inlays
Tipe III
hard
Tipe IV
Very hard
900970
8751000
8751000
[glance h.34]
High-gold alloy ( Tipe 1 ) : emas - paladium - platinum alloy memiliki ketahanan terhadap korosi yang baik dan mudah
untuk di cor dan di solder, tetapi bahan ini memiliki kekuatan moderat dan buruk dalam menolak distorsi termal.
Platinum dan paladium meningkatkan proses pencairan dan menurunkan koefisien ekspansi termal sementara iron
memperkuat dengan membentuk presipitat FePt3 melalui pemanasan ( 30 menit pada 550 C ) selama siklus
pembakaran porselen. Alloy ini mengandung indium dan/atau timah, yang dimana mengoksidasi lebih mudah daripada
emas dan platinum, dan memfasilitasi ikatan keramik.
Low -gold alloy( Tipe 2 dan 3 ) : Alloy tipe 2 mengandung palladium lebih tinggi tapi tidak ada platinum atau besi.
Alloy tipe 3 mengandung perak, yang dapat menyebabkan permasalahan dengan porselen . Indium, gallium, timah, atau
kobalt lmemberi efek pada pengerasan, menurunkan suhu fusi, dan meningkatkan ikatan porselen. Alloy ini memiliki
sifat mekanik yang baik, berat jenis rendah, suhu leleh tinggi, dan ketahanan korosi yang baik dan dapat segera di cor dan
disolder .
Alloy tipe 4, 5, dan 6 : merupakan paladium alloy yang mengandung perak, tembaga, dan/atau cobalt untuk memperkuat
dan untuk proses ikatan dengan porselen. Sifat bahan ini meningkatkan selama proses porselen tetapi bahan membentuk
oksida gelap. Alloy tipe 4 mengandung lebih banyak perak tetapi sebaliknya mirip dengan Alloy tipe 3. Alloy tipe 5
mengandung tembaga, memiliki kekuatan tinggi dan daktilitas moderat, dan mudah di cor dan disolder tetapi tipe ini
kurang menolak distorsi termal. Alloy tipe 6 mengandung Cobalt yang memiliki sifat yang mirip dengan alloy tipe 4
tetapi alloy jenis ini lebih lebih mudah dibentuk. [glance h.39]
b. Palladium
Palladium adalah logam putih yang lebih gelap dibandingkan platina. Palladium memiliki berat jenis setengah kali lebih
kecil dibandingkan platina dan emas. Palladium dapat dikombinasikan dengan emas, perak, tembaga, kobalt,tin indium atau
gallium untuk dental alloy. Alloy siap dibentuk antara emas dan palladium dan kualitas palladium yang rendah sekitar 5% dari
berat yang dimiliki akibat pemutihan yellow gold-based alloys. Palladium alloy dan kandungan lainnya dapat dijadikan
alternative alloy emas kuning dan sifat mekanis palladium based alloy bagus atau lebih bagus dari trsdisional gold-base alloy.
[Craig restorative dental material hal.215]
Kekuatan alloy ini terjadi akibat solusi mekanisme kepadatan dan pembentukan endapan Pd5Ga2 pada beberapa
komposisi alloy Pd-Cu-Ga. diagram binary dapat berguna untuk memprediksi akurasi pada fase. [Philips hal. 88]
2
Kelemahannya pada porselen yaitu perubahan warna yang terjadi pada tingkat yang lebih besar
[dental material
c.
Titanium
Titanium dan pure titanium berguna pada pengaplikasian pada kedokteran gigi karena biokompatibilitas, kekuatan tinggi,
dan ketahanan terhadap korosi. Karakteristik dari titanium dan titanium alloys : (1) mulai respon biologi (2) ketahanan korosi
yang tinggi (3) repassivasi cepat (4) kepadatan rendah (5) modulus elastisitas rendah (6) kekuatan tinggi. Terdapat 2 jenis
titanium yaitu:[Dental material at Glance hal.36]
1.
Pure Titanium
Commercially Pure titanium tersedia dalam empat kelas tergantung kadar oxigen (0.18-0.40 wt%) dan besi
(0.20-0.50 wt%). Ti (fase ) berubah menjadi fase pada 883C. Jika sebuah komponen didominasi oleh tahap , ini
lebih kuat tapi lebih getas daripada Ti tahap . -Ti pembuatannya mudah tapi sulit dikerjakan pada suhu ruang. -Ti
mudah terpengaruh pada suhu ruang. (+) alloy kuat, mudah dibentuk, tapi sulit untuk disatukan. [Dental material at Glance
hal.27]
Commercially pure titanium (CP Ti) digunakan untuk implan gigi, lapisan permukaan, dan baru-baru, untuk
mahkota, protesa gigi parsial dilepas, dan kawat ortodonsi.[craig hal. 231]
Ti casting telah diketahui >50 tahun. Ti tidak dicetak pada lab dental dengan metode konvensional karena
reaktif dimana kerapatan rendah yang membuat casting sentrifugal sulit. Propertis mekanis dari cetakan Ti mirip dengan
tipe III dan IV emas tapi mahkota dapat memiliki porositas jika kondisi casting tidak terkontrol dengan hati-hati. Cetakan
Ti pada pembuatan basis gigi tiruan penuh kurang memuaskan daripada pembuatan mahkota.
Titanium
CP grade
N
0.03
C
0.10
H
0.015
Fe
0.02
O
0.18
Al
I
CP grade
0.03
0.10
0.015
0.03
0.25
Balance
II
CP grade
0.03
0.10
0.015
0.03
0.35
Balance
III
CP grade
0.03
0.10
0.015
0.05
0.40
Balance
IV
Ti-6Al-
0.05
0.08
0.012
0.25
0.13
5.50-6.50
3.50-4.50
Ti
balance
balance
4V alloy
2.
Ti-6Al-4V adalah 2 fase (+) alloy pada temperatur ruang yang berubah pada 975C menjadi alloy;
microstrukturnya bergantung pada pekerjaan dan pemanasan yang dilakukan di atas atau dibawah perubahan
temperatur dengan menentukan jumlah dari dan . Microatruktur menentukan propertis mekanis dari alloy ini,
yang banyam digunakan dalam impalnt
Ti-6Al-4V and Ti-15V memiliki kemiripan propertis (kecuali modulus elastisitas) dengan Ni-Cr dan Co-Cr alloys.
Cast Ti-6Al-4V dapat halus sementara dengan hydrogen untuk meningkatkan fisikal propertis.
Kobalt-Kromium Alloy
Kobalt
Kromium
Molybdenum
Kobalt +nikel +kromium
Unsurutama
Tidaklebihdari 25%
Tidaklebihdari 4%
Tidaklebihdari 85%
Alloy ini mengandung 3565% kobalt, 2535% kromium, 030% nikel, sedikit molybdenum and sejumlah unsur-unsur
lain seperti berilium, silikon and carbon. Kobalt and nikel adalah logam yang keras dan kuat. Fungsi utama dari
kromium[2]:
Kromium pada permukaan alloy membentuk lapisan oksida yang mencegah kerusakan pada bagian yang tebal
dari alloy.
Konsentrasi dari unsur tambahan mempunyai efek yang besar pada sifat-sifat fisik dari alloy. Unsur ini ditambahkan
untuk meningkatkan casting dan memelihara karakteristik serta memodifikasi sifat-sifat mekanis. [1] Unsur tambahannya
misalnya, berilium, magnesium, karbon. Berilium memperbaiki ukuran kekuatan alloy, di mana unsur ini meningkatkan
kekuatan dan menurunkan suhu paduan logam yang meningkatkan (castability). Magnesium dan silicon juga
meningkatkan (castability) dari alloy. Karbon dari karbid pada alloy dengan meningkatkan kekerasan dan yield strength
dari alloy namun karbid ini menurunkan kelunturan alloy. Mekanisme penguatan ini sebagian besar diperlukan untuk
gigitiruan sebagian lepasan.[2]
2
Nikel-Kromium Alloy
Kromium menghasilkan resistensi terhadap korosi dan diskolorisasi dari permukaan logam akibat oksidasi, sedangkan
alloy yang mengandung aluminium dikuatkan dengan pembentukan (coherent precipitates) dari Ni 3Al. Molibdenum
ditambahkan untuk mengurangi koefisien ekspansi termal. Alloy ini lebih keras daripada noble alloy tetapi biasanya
mempunyai yield strength yang rendah. Alloy ini juga mempunyai modulus elastisitas yang lebih tinggi, kerapatan yang
rendah, dan suhu casting yang tinggi.[1]
Kobalt-kromium dan nikel-kromium alloy digunakan untuk mahkota dan bridge dan untuk kerangka gigitiruan
sebagian lepasan. Ni-Cr alloy dibandingkan dengan Alloy emas tipe III tapi jarang digunakan untuk restorasi logam penuh
sementara Co-Cr alloy, dibandingkan dengan alloy emas tipe IV, digunakan untuk gigitiruan sebagian lepasan. Sifat-sifat dari
tabel berikut.
Perbandingan Sifat-Sifat Kobalt-Kromium dan Nikel-Kromium-Berilium untuk Protesa Metal Keramik
Alloy kobalt-kromium digunakan untuk tujuan yang berguna pada protesa lain selain protesa gigi lepasan. Pada oprasi
perbaikan dari tulang yang patah, alloy tipe ini digunakan sebagai cakram tulang,
pembebatan. Alloy kobalt-kromium dapat ditanamkan pada struktur tulang dengan jangka waktu yang lama tanpa reaksi yang
membahayakan tubuh.
[1] Applied Dental Material (hal
Sifat
Kerapatan (g/cm3)
Temperaturfusi (0C)
Penyusutan casting (%)
Tensile strength (MPa)
Proportional limit (MPa)
Modulus elastisitas (GPa)
Kekerasan Vickers (VHN)
Elongasi (%)
Kobalt-kromium
8 Co-Cr
< 1500
2,3
850
700
220
400
1,5
Nikel-kromium
Ni-Cr-Be
8
< 1350
2,0
600
500
185
350
2,5
71-72)
[2]
Sifat
Biokompatibiltas
Kearapatan
Modulus elastisitas (kekauan)
Ketahanankelenturan
Sensifitasteknik
Ikatankeporselen
Hargalogam
dari
terbagi
dental
dalam
bagian, yaitu :
Sangatbaik
7.5 g/cm3
145220 GPa
Sangatbaik
Sedanghinggatinggi
Cukupbaik
Murah
Cukupbaik
8.7 g/cm3
207 GPa
Sangatbaik
Sedanghinggatinggi
Bagushinggasangatbagus
Murah
a.
Biokompatibilitas
Alloy
harus
bisa
c.
Karakteristik Termal
Titik leleh dari casting alloy harus cukup rendah untuk membentuk permukaan yang halus dalam dinding mould
dari casting investment. Untuk mencapai ukuran cast protesa yang baik, dies yang kebesaran dan mold ekspansion harus
terkontrol dan bisa mengkompensasi casting shrinkage dari alloy dan menyediakan space untuk luting cement
d.
Kekuatan
Alloy harus mempunyai kekuatan yang memadai untuk aplikasi yang diinginkan. Alloy untuk pembuatan
jembatan digunakan kekuatan yang lebih tinggi daripada pembuatan alloy satu mahkota. Alloy untuk protesa metalceramic dibuat dengan memiliki bagian yang tipis dengan kekakuan yang cukup untuk mencegah pembengkokan akibat
keelastisan yang terlalu tinggi khususnya pada penggunaan kerangka logam untuk jangka panjang.
e.
f.
Porcelain Bonding
Pengikatan untuk mencapai chemical bond untuk ceramic veneer material, alloy harus bisa membentuk lapisan
oksida tipis yang dapat melekat dengan porcelain. Sebaiknya memilih yang warnanya terang sehingga tidak mengganggu
estetik ceramic.
g.
Faktor Ekonomis
Salah satu factor yang perlu diperhatikan adalah biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan protesa dan waktu
pembuatan dikarenakan fluktuasi harga casting metal terutama harga noble metal dan high nobl metal. [PHILIPS 12 ED]
C. Mechanical Properties
a.
Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas merupakan tegangan dan regangan maksimum material. Salah satu karakteristik material
yaitu modulus elastisitas tinggi, kaku. Untuk protesa dental, sangat dibutuhkan ketahanan(fleksibilitas). Untuk Gigi
tiruan sebagian kerangka logam, fleksibilitas sangat dibutuhkan. Ketika protesa memlekuk saat pembuatan pontic,
pembengkokan mesiodistal digunakan pada abutment teeth sebagai penggeser gaya mesial distal pada protesa.
b.
Yield Strength
Yield strength adalah jumlah tegangan maksimum untuk menyebabkan deformasi material sebesar 0.2%. Yield
strength mencerminkan kapasitas protesa untuk bertahan terhadap gaya yang bekerja tanpa mengalami deformasi
permanen. Idealnya, alloy harus memiliki yield strength tinggi, kurang lebih diatas 300 MPa
c.
Kelenturan
Kelenturan mencerminkan jumlah deformasi plastis maksimum yang bisa dicapai dibawah tekanan regang
sebelum mengalami fraktur. Beberapa base metal alloy memiliki kelenturan yang lebih tinggi dari ogam mulia.
Kelenturan yang tinggi maksudnya jumlah deformasi maksimum dengan menyesuaikan protesa ataupun dengan
mempoles margin logam lebih tinggi.
d.
Kekerasan
Kekerasan adalah jumlah tahanan maksimum permukaan objek dalam bentuk sphere atau diamond. Kekerasan
metal harus bisa cukup tinggi untuk menahan goresan dan abrasi serta cukup lembut untuk digunakan di dalam mulut.
Permukaan restorasi yang terlalu keras menyulitkan pada saat finishing dan polishing
e.
Tahanan fatigue,
Ketika material berulang kali di tekuk dan dikembalikan hingga mencapai batas elastisitas. Fraktur yang terjadi
pada protesa dan restorasi terjadi secara perlahan dan proggresif setelah berulang kali mencapai batas elastisitas
maksimum. Ketika telah melewati ambang batas maksimum, akan terbentuk retakan pada permukaan material.
Ketika gigi tiruan sebagian digunakan dan dilepaskan setiap hari, lama kelamaan klamer akan mencapai batas
elastisitasnya sehingga bisa menyebabkan fraktur pada klamer yang umumnya terbuat dari Co-Cr, CP Ti, Ti-6Al-4V, dan
gold alloy tipe 4.
[PHILIPS 12 ED]
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Alloy, yaitu campuran antara 2 atau lebih elemen logam untuk mendapatkan karakteristik tertentu. Alloy diklasifikasikan
ke beberapa bagian :
-
Berdasarkan kandungan logam mulia : High noblee, noble, predominantly base metal
Berdasarkan karakteristik mekaninik : Tipe I (Low), Tipe II (Medium), Tipe III (Hard), Tipe IV (Extra Hard).
Berdasarkan kandungan utama logam : Hgh Noble, noble , predominantly base metal .
Berdasarkan karakteristik kegunaannya dalam kedoktera gigi : Tipe 0,Tipe 1, Tipe 2, Tipe 3, Tipe 4, Tipe 5.
Selain itu sifat-sifat logam yang harus dipenuhi dalam alloy ditinjau berdasarkan biokompatibilitas, ketahanan terhadap
korosi dan diskolorisasi, karakteristik termal, kekuatan, pembuatan cast protesa dan framework, porcelain bonding dan faktor
ekonomis.
Alloy memiliki sifat mekanis yaitu modulus elastisitas, yield strength, kelenturan, kekerasan, dan ketahanan fatigue.