Вы находитесь на странице: 1из 11

KONTRAKTUR SENDI

Atia Julika, S.Ked


Chynta Rahma Vanvie, S.Ked

KETERBATASAN
FUNGSIONAL
Keterbatasan fungsional tergantung pada kondisi medis yang
mendasari dan sendi yang terkena.
Kontraktur ekstremitas atas seperti siku, pergelangan tangan, dan jarijari dapat mengganggu semua kegiatan dasar dari hidup sehari-hari,
seperti berpakaian dan dandan, serta keterampilan yang membutuhkan
koordinasi motorik halus, seperti menulis. Dalam perawatan lanjutan,
setengah dari orang yang menderita kontraktur ekstremitas atas dapat
makan sendiri.
Kontraktur ekstremitas bawah dapat terganggu dengan adanya
mobilitas. Beberapa kontraktur sendi dapat memperburuk disabilitas.
Mobilitas dari seseorang yang melanjutkan perawatan dengan
kontraktur ekstremitas bawah dapat menurun secara signifikan.
Kontraktur pinggul dan fleksi lutut dapat mengubah pola berjalan,
pengeluaran energi, menggerakkan kursi roda, dan memindahkan
mobil.

KETERBATASAN
FUNGSIONAL (Cont)
Pasien dengan amputasi transtibial beresiko
untuk kontraktur fleksi lutut setelah amputasi.
Hal ini dapat mengakibatkan ketidakmampuan
untuk penyesuaian pasien dengan fungsional di
bawah lutut prostesis.
Sebaliknya, pada prostesis lutut yang tertekuk,
harus menggunakan penurunan fungsi dan
peningkatan jumlah energi.

STUDI DIAGNOSIK
Evaluasi radiografi dapat mengidentifikasi
suatu kondisi, seperti osteofit dan osifikasi
heterotopik, jika terdapat penyebab gejala
yang diduga, dapat diindikasikan suatu
investigasi khusus.

DIAGNOSIS BANDING
Spastisitas
Osifikasi heterotopic
Penyakit sendi degeneratif
Patah tulang
Dislokasi
Loose body pada sendi
Luka pada meniskus
Psikogenik

PENGOBATAN
Awal
Sendi yang bergerak secara aktif maupun pasif melalui rentang maksimal pada aktifitas
dasar sehari-hari dapat mencegah kontraktur. Gerakan pasif secara terus menerus,
digunakan setelah sendi lutut artroplasti total, hal ini dapat dilakukan pasca operasi.
Pengontrolan nyeri penting untuk pencegahan dan pengobatan kontraktur, terutama
setelah prosedur pembedahan. Penggunaan yang tepat dari analgesik akan
mendorong kenyamanan dan kepatuhan pasien pada tahap peregangan.
Terapi Posisi dan bidai dapat mencegah kontraktur pada pasien imobilisasi. Langkahlangkah ini dapat mempertahankan panjang normal dari jaringan ikat dan memutar
posisi yang berbeda dari sendi. Contohnya posisi terapeutik berbaring tengkurap
untuk meregangkan sendi pinggul dalam posisi ekstensi. Rotasi eksternal dan
abduksi bahu dengan dukungan lengan yang berpegang pada tempat tidur di unit
perawatan intensif akan mempertahankan rentang bahu. Berdiri tegak akan
membantu meregangkan sendi pergelangan kaki. Tangan dan jari serta
pergelangan kaki ortosis statis berguna untuk mencegah kontraktur jari dan
pergelangan kaki.

Rehabilitasi
Peregangan berulang, dapat menggunakan analgesia dan pengendalian
spasitas
Range of motion
Ultrasound, memanaskan jaringan lunak sekitar sendi besar pada suhu 40 oC
sampai 43oC, untuk meningkatkan elastisitas.
Parafin dan hidroterapi untuk sendi kecil (misalnya, kontraktur tangan dan jari
di scleroderma pada cedera saraf).
Serial casting atau serial splinting. Setelah peregangan maksimal, gips atau
orthosis dipakaikan. Alat ganti atau orthosis dilepas setiap 2 atau 3 hari,
setelah itu peregangan diulang, dan alat ganti atau orthosis dipakai kembali
pada sudut yang ditingkatkan. Serial casting atau splinting harus dipantau
secara hati-hati pada anggota badan dengan peredaran darah atau sensoric
compromise.
Alat bantu, untuk mengurangi kecacatan tertentu dan alat bantu jalan
mencoba untuk menormalkan cara berjalan menyelesaikan proses rehabilitasi.

Prosedur
Perawatan seperti motor point block dengan
fenol, suntikan toksin botulinum, atau baclofen
intratekal, prosedur ini bisa didiagnostik sesuai
terapi karena mereka bisa membedakan sendi
kontraktur dari spastisitas.
Injeksi dapat dijadikan tambahan untuk alat
penguat dinamis dan serial casting atau splinting.

Operasi
Pada kontraktur tetap, seperti tendon
memanjang, kapsul sendi yang keluar,
dan sendi rekonstruksi dapat dilakukan
perawatan bedah seperti tenotomi.
Prosedur ini disediakan untuk pasien telah
gagal melakukan latihan fungsional.

KOMPLIKASI PENYAKIT
POTENSIAL
Kontraktur sendi dapat menyebabkan ankilosis pada
sendi dengan penurunan fungsi. Pada kontraktur
ekstremitas atas, terutama jika mereka
mempengaruhi beberapa sendi, dapat menyebabkan
ketergantungan untuk semua aspek perawatan.
Mobilitas dapat diturunkan dengan keadaan
berbaring di tempat tidur. Tekanan luka dapat
meningkat karena keterbatasan mobilitas dan
pertambahan beban. Infeksi bakteri dan agen jamur
dapat terjadi pada lipatan kulit jika kontraktur
mencegah akses untuk kebersihan.

KOMPLIKASI PENGOBATAN
POTENSIAL
Peregangan berlebihan secara tidak sengaja dapat
menyebabkan nyeri; robekan pada otot, ligamen,
atau kapsul; dan sendi subluksasi. Komplikasi ini
dapat menyebabkan perdarahan, terutama pada
pasien dengan trombositopenia atau menerima
antikoagulan.
Bidai dan pengecoran dapat mengakibatkan
ulserasi kulit atau iskemia ekstremitas jika tidak
tepat pada pasien atau tidak diawasi secara ketat.
Risiko ini meningkat jika pasien tidak memiliki
sensasi pelindung karena penyakit yang mendasari.

Вам также может понравиться