Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kunci Keberhasilan
Penyakit hati bermacam penyebabnya, berbeda-beda perjalanan penyakit dan penanganannya. Bila
seorang dokter berhadapan dengan pasien yang diduga menderita penyakit hati maka perlu dibedakan
apakah pasien tersebut menderita penyakit hati akut atau penyakit hati kronik, kemudian mencari
apa penyebabnya. Hal ini penting diketahui karena perjalanan penyakitnya berbeda dan tentu saja
memerlukan penanganan yang berbeda pula. Kegagalan pengobatan terjadi karena salah memperkirakan
musuh, sehingga obat yang mahal menjadi sia-sia. Diagnosis yang akurat membantu dokter untuk
memilih obat ampuh mana yang sebaiknya digunakan
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan pertama adalah dengan Panel Fungsi Hati untuk mengetahui adanya
gangguan fungsi hati. Indikator yang dicari adalah: SGOT, SGPT, gamma GT,
fosfatase alkali, bilirubin total, bilirubin direk, dan protein elektroforesis.
Pemeriksaan berikutnya adalah pemeriksaan seromarker untuk mengetahui
penyebab penyakit hati, status kekebalan, aktivitas penyakit atau daya tular.
Untuk mendeteksi adanya muatan virus, pemantauan pengobatan dan penentuan
prognosis pengobatan, pemeriksaan dilakukan pada tingkat molekular (DNA/RNA
virus). Nama pemeriksaannya adalah HBV-DNA (untuk hepatitis B) dan HCV-RNA
(untuk hepatitis C).
Pemeriksaan lain
Untuk tahap yang lebih lanjut, misalnya diduga terjadi sirosis atau kanker hati,
diperlukan pemeriksaan berikut:
20
EDISI 02
APRIL
2006
Kondisi pasien hepatitis akut biasanya baik, mereka datang ke dokter karena
mata kuning, mual, muntah atau nyeri perut kanan atas. Bila menghadapi pasien
demikian, biasanya dokter akan memperhatikan usia pasien, menanyakan kondisi
lingkungan tempat tinggalnya, menanyakan kebiasaan makan, dll. Jika pasien
berusia muda, sering makan makanan laut dan sayuran mentah (salad, buahbuahan) maka dugaan kuat pasien tersebut mengalami hepatitis akut akibat
virus tipe A. Disamping karena virus hepatitis A, penyakit hati akut dapat juga
disebabkan oleh virus hepatitis B, C atau E. Untuk memastikan diagnosis, diperlukan
pemeriksaan laboratorium (seromarker).
Sebagian besar penyakit hati kronis disebabkan oleh virus hepatitis B atau C.
Biasanya pasien datang ke dokter tanpa gejala tetapi dengan membawa hasil
check up yang menunjukkan hasil pemeriksaan HBsAg positif atau anti-HCV positif.
Penyakit hati kronis ada beberapa jenis yaitu hepatitis kronis, sirosis dan hepatoma.
Bila ada dugaan kuat penyakit hepatitis kronis, maka langkah penting berikutnya
adalah pemeriksaan laboratorium (Panel Pemeriksaan Fungsi Hati).
Bila hasil pemeriksaan fungsi hati normal, pasien tidak perlu khawatir (meskipun
hasil HBsAg atau anti-HCV positif). Biasanya dokter menganjurkan pasien tersebut
untuk melakukan pemeriksaan (fungsi hati) secara berkala setiap 6 bulan untuk
mendeteksi kemungkinan perubahan fungsi hati atau terjadinya serokonversi.
Selain itu, perlu diperhatikan risiko penularan terhadap orang disekitarnya,
terutama anggota keluarga yang lain. Bila perlu dilakukan skrining pada anggota
keluarga yang lain atau upaya pencegahan misalnya dengan vaksinasi (hanya
tersedia vaksin untuk hepatitis B).
Bila hasil pemeriksaan fungsi hati menunjukkan hasil abnormal maka perlu
21