Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1. A. Pengertian
Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan adanya
infasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, 2001)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran kemih.
(Enggram, Barbara, 1998)
1. B. Klasifikasi
Klasifikasi infeksi saluran kemih sebagai berikut :
1. Kandung kemih (sistitis)
2. Uretra (uretritis)
3. Prostat (prostatitis)
4. Ginjal (pielonefritis)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut, dibedakan menjadi:
1. ISK uncomplicated (simple)
ISK sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing tak baik, anatomic maupun
fungsional normal. ISK ini pada usi lanjut terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya
mengenai mukosa superficial kandung kemih.
1. ISK complicated
Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab sulit diberantas, kuman
penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis
dan shock. ISK ini terjadi bila terdapat keadaan-keadaan sebagi berikut:
1. Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko uretral obstruksi, atoni
kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kencing menetap dan prostatitis.
2. Kelainan faal ginjal: GGA maupun GGK.
3. Gangguan daya tahan tubuh
4. Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen sperti prosteus spp yang memproduksi
urease.
1. C. Etiologi
1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:
a. Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated
1. b. Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK uncomplicated (simple)
2. c. Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan-lain-lain.
3. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain:
1. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung
kemih yang kurang efektif
2. Mobilitas menurun
3. Nutrisi yang sering kurang baik
4. Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
5. Adanya hambatan pada aliran urin
6. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat
1. D. Patofisiologi
Infeksi Saluran Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus
urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui : kontak langsung dari tempat infeksi terdekat,
hematogen, limfogen. Ada dua jalur utama terjadinya ISK, asending dan hematogen. Secara
asending yaitu:
masuknya mikroorganisme dalm kandung kemih, antara lain: factor anatomi dimana pada
wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki sehingga insiden terjadinya ISK
lebih tinggi, factor tekanan urine saat miksi, kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam traktus
urinarius (pemeriksaan sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.
-
Secara hematogen yaitu: sering terjadi pada pasien yang system imunnya rendah sehingga
mempermudah penyebaran infeksi secara hematogen Ada beberapa hal yang mempengaruhi
struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu: adanya
bendungan total urine yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat
jaringan parut, dan lain-lain.
Pada usia lanjut terjadinya ISK ini sering disebabkan karena adanya:
Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih yang
tidak lengkap atau kurang efektif.
-
Mobilitas menurun
Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat tersebut mengakibatkan distensii yang
berlebihan sehingga menimbulkan nyeri, keadaan ini mengakibatkan penurunan resistensi
terhadap invasi bakteri dan residu kemih menjadi media pertumbuhan bakteri yang selanjutnya
akan mengakibatkan gangguan fungsi ginjal sendiri, kemudian keadaan ini secara hematogen
menyebar ke suluruh traktus urinarius. Selain itu, beberapa hal yang menjadi predisposisi ISK,
antara lain: adanya obstruksi aliran kemih proksimal yang menakibtakan penimbunan cairan
bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter yang disebut sebagai hidronefroses. Penyebab umum
obstruksi adalah: jaringan parut ginjal, batu, neoplasma dan hipertrofi prostate yang sering
ditemukan pada laki-laki diatas usia 60 tahun.
Hematuria
Demam
Menggigil
Malaise
Pusing
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Urinalisis
Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK. Leukosuria
positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB) sediment air kemih
Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air kemih.
Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerulus
ataupun urolitiasis.
1. Bakteriologis
-
Mikroskopis
Biakan bakteri
1. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik
2. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin tampung
aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria utama adanya
infeksi.
3. Metode tes
Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes Griess untuk
pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif: maka psien mengalami piuria. Tes pengurangan
nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.
-
Uretritia akut akibat organisme menular secara seksual (misal, klamidia trakomatis, neisseria
gonorrhoeae, herpes simplek).
-
Urogram intravena (IVU). Pielografi (IVP), msistografi, dan ultrasonografi juga dapat dilakukan
untuk menentukan apakah infeksi akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa
renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate. Urogram IV atau evaluasi ultrasonic,
sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab
kambuhnya infeksi yang resisten.
F. Penatalaksanaan
Penanganan Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang ideal adalah agens antibacterial yang secara
efektif menghilangkan bakteri dari traktus urinarius dengan efek minimal terhaap flora fekal dan
vagina.
Terapi Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut dapat dibedakan atas:
-
Interansi obat
Resiko pemberian obat pada usia lanjut dalam kaitannya dengan faal ginjal:
Bagaimana pola berkemih pasien? untuk mendeteksi factor predisposisi terjadinya ISK
pasien (dorongan, frekuensi, dan jumlah)
-
Adakah disuria?
Adakah urgensi?
Adakah hesitancy?
Adakah nyesi pangggul atau pinggang-biasanya pada infeksi saluran kemih bagian atas
Peningkatan suhu tubuh biasanya pada infeksi saluran kemih bagian atas.
1. Pengkajian psikologi pasien:
Bagaimana perasaan pasien terhadap hasil tindakan dan pengobatan yang telah dilakukan?
Adakakan perasaan malu atau takut kekambuhan terhadap penyakitnya.
I. Intervensi
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung
kemih dan struktur traktus urinarius lain.
Kriteria Hasil :
Nyeri berkurang / hilang saat dan sesudah berkemih
Intervensi:
1. Pantau perubahan warna urin, pantau pola berkemih, masukan dan keluaran setiap 8 jam
dan pantau hasil urinalisis ulang
Rasional: untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang
diharapkan
1. Catat lokasi, lamanya intensitas skala (1-10) nyeri.
Rasional: membantu mengevaluasi tempat obstruksi dan penyebab nyeri
1. Berikan tindakan nyaman, seperti pijatan.
Rasional: meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot.
1. Berikan perawatan perineal
Rasional: untuk mencegah kontaminasi uretra
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan
adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Prevalensi ISK di masyarakat
makin meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Pada usia 40-60 tahun
mempunyai angka prevalensi 3,2 %, sedangkan pada usia sama atau di atas 65 tahun
kira-kira mempunyai angka prevalensi ISK sebesar 20 %. Infeksi saluran kemih dapat
mengenal baik laki-laki maupun wanita dari semua umur, baik anak-anak, remaja,
dewasa maupun lanjut usia. Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata wanita lebih
sering dari pria dengan angka populasi umum, kurang lebih 5-15%.
"Dari penderita ISK, menurut penelitian, kira-kira ada sekitar 10 persen yang
tidak bergejala. Dalam hal ini penderita tidak merasakan apa-apa. Mungkin gejalanya
ada tetapi si orang tersebut menganggapnya sebagai gejala biasa. Untuk yang tak
bergejala ini baru diketahui setelah diperiksa melalui tes urin dimana urinnya banyak
terdapat bakteri," terang Sugi.
ISK yang tak bergejala terhitung lebih berbahaya, karena tanpa disadari,
penyakit tersebut akan menggerogoti terus-menerus. Jadi, orang yang bersangkutan
terinfeksi
tetapi
dia
tidak
tahu
dan
biasanya
malah
menjadikronis.
Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan bakteri dalam urin. Bakteriuria yang
disertai dengan gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria simptomatis. Sedangkan
yang tanpa gejala disebut bakteriuria asimptomatis.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang disebut dengan infeksi saluran kemih?
2. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya infeksi saluran kemih?
3. Bagaimana patofisiologi infeksi saluran kemih?
4. Bagaimana penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Infeksi Saluran
Kencing?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Definisi infeksi saluran kemih.
2. Untuk mengetahui etiologi dari infeksi saluran kemih
BAB I
KONSEP MEDIS
A. Definisi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan
adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Prevalensi ISK di masyarakat
makin meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Pada usia 40-60 tahun
mempunyai angka prevalensi 3,2 %, sedangkan pada usia sama atau di atas 65 tahun
kira-kira mempunyai angka prevalensi ISK sebesar 20 %. Infeksi saluran kemih dapat
mengenal baik laki-laki maupun wanita dari semua umur, baik anak-anak, remaja,
dewasa maupun lanjut usia. Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata wanita lebih
sering dari pria dengan angka populasi umum, kurang lebih 5-15%.
Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan bakteri dalam urin. Bakteriuria
yang disertai dengan gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria simptomatis.
Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria asimptomatis. Dikatakan bakteriuria
positif pada pasien asimptomatis bila terdapat lebih dari 105 koloni bakteri dalam
sampel urin midstream, sedangkan pada pasien simptomatis bisa terdapat jumlah
koloni lebih rendah.
Prevalensi ISK yang tinggi pada usia lanjut antara lain disebabkan karena:
o Sisa urin dalam kandung kemih meningkat akibat pengosongan kandung kemih kurang
o
o
o
o
o
efektif.
Mobilitas menurun.
Pada usia lanjut nutrisi sering kurang baik.
Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral.
Adanya hambatan pada aliran urin.
Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat.
Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan dari
semua umur baik pada anak-anak remaja, dewasa maupun pada umur lanjut. Akan
tetapi, dari dua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering dari pria
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang
disebabkan oleh bakteri terutama scherichia coli ; resiko dan beratnya meningkat
dengan kondisi seperti refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis
perkemihan, pemakaian instrumen uretral baru, septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk,
1998) Infeksi traktus urinarius pada pria merupakan akibat dari menyebarnya infeksi
yang berasal dari uretra seperti juga pada wanita. Namun demikian, panjang uretra dan
jauhnya jarak antara uretra dari rektum pada pria dan adanya bakterisidal dalam cairan
prostatik melindungi pria dari infeksi traktus urinarius. Akibatnya UTI paa pria jarang
terjadi, namun ketika gangguan ini terjadi kali ini menunjukkan adanya abnormalitas
fungsi dan struktur dari traktus urinarius.
B. Etiologi
ISK pada usia lanjut dipandang dari segi penatalaksanaan sering dibedakan
atas:
(Russel,
B.M.,
1989;
Tolkoff,
Rubu
N.E.
dan
Rubin
R.H.,
1989).
b.ISK complicated
Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kuman penyebab sulit
diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotik,
sering terjadi bakteriemia, sepsis, dan syok. Penyebab kuman pada ISK complicated
adalah Pseudomonas, Proteus, dan Klebsiela. ISK complicated terjadi bila terdapat
keadaan-keadaan sebagai berikut: Kelainan abnormal saluran kemih, misalnya batu
(pada usia lanjut kemungkinan terjadinya batu lebih besar dari pada usia muda).
Refleks vesiko urethral obstruksi, paraplegi, atoni kandung kemih, kateter kandung
kemih menetap, serta prostatitis menahun.Kelainan faal ginjal, baik gagal ginjal akut
(GGA) maupun gagal ginjal kronis (GGK)
.Bermacam-macam mikroorganisme dapat menyebabkan ISK. Mikroorganisme
yang paling sering adalah bakteri aerob. Saluran kemih normal tidak dihuni oleh bakteri
atau mikroba lain, karena itu urin dalam ginjal dan buli-buli biasanya steril. Walaupun
demikian uretra bagian bawah terutama pada wanita dapat dihuni oleh bakteri yang
jumlahnya makin kurang pada bagian yang mendekati kandung kemih. Selain bakteri
aerob, ISK juga dapat disebabkan oleh virus, ragi, dan jamur.
Penyebab terbanyak adalah Gram-negatif termasuk bakteri yang biasanya
menghuni usus yang kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari Gram-negatif
ternyata E.Coli menduduki tempat teratas, yang kemudian diikuti oleh Proteus,
Klebsiela, Enterobacter, dan Pseudomonas.
Jenis kokus Gram-positif lebih jarang sebagai penyebab ISK sedangkan
entercoccus dan Staphylococcus aureus sering ditemukan pada pasien dengan batu
saluran kemih, lelaki usia lanjut dengan hipertrofi prostat atau pada pasien yang
menggunakan kateter. Bila ditemukan Staphylococcus aureus dalam urin harus
dicurigai adanya infeksi hematogen melalui ginjal. Demikian juga Pseudomonas
aeroginosa dapat menginfeksi saluran kemih melalui jalur hematogen dan pada kirakira 25% pasien demam tifoid dapat diisolasi Salmonella pada urin. Bakteri lain yang
dapat menyebabkan ISK melalui jalur hematogen ialah Brusella, Nokardia, Actinomyces
dan Mycobacterium tuberculosae.
Virus juga sering ditemukan pada urin tanpa ada gejala ISK akut. Adenovirus tipe
11 dan 12 diduga sebagai penyebab sistitis hemoragik. Sisititis hemoragik dapat juga
disebabkan oleh Schistosoma hematobium yang termasuk golongan cacing pipih.
Candida merupakan jamur yang paling sering menyebabkan ISK terutama pada pasien
dengan kateter, pasien DM atau yang mendapat pengobatan dengan antibiotik
spektrum luas. Candida yang paling sering ialah Candida albicans dan Candida
tropicalis. Semua jamur sistemik dapat menulari saluran kemih secara hematogen
Penyebab yang lain dapat terjadi ialah :
secara hematogen Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal
sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu: adanya bendungan total urine
yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan
parut, dan lain-lain.
Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat tersebut mengakibatkan
distensii yang berlebihan sehingga menimbulkan nyeri, keadaan ini mengakibatkan
penurunan resistensi terhadap invasi bakteri dan residu kemih menjadi media
pertumbuhan bakteri yang selanjutnya akan mengakibatkan gangguan fungsi ginjal
sendiri, kemudian keadaan ini secara hematogen menyebar ke suluruh traktus
urinarius. Selain itu, beberapa hal yang menjadi predisposisi ISK, antara lain: adanya
obstruksi aliran kemih proksimal yang menakibtakan penimbunan cairan bertekanan
dalam pelvis ginjal dan ureter yang disebut sebagai hidronefroses. Penyebab umum
obstruksi adalah: jaringan parut ginjal, batu, neoplasma dan hipertrofi prostate yang
sering ditemukan pada laki-laki diatas usia 60 tahun.
D. Tanda dan Gejala
Gejala klinis ISK tidak khas dan bahkan pada sebagian pasien tanpa gejala.
Gejala yang sering ditemukan ialah disuria, polakisuria, dan terdesak kencing yang
biasanya terjadi bersamaan. Nyeri suprapubik dan daerah pelvis juga ditemukan.
Polakisuria terjadi akibat kandung kemih tidak dapat menampung urin lebih dari 500 ml
karena mukosa yang meradang sehingga sering kencing. Stranguria, tenesmus,
nokturia, sering juga ditemukan enuresis nokturnal sekunder, prostatismus, nyeri uretra,
kolik ureter dan ginjal. Gejala klinis ISK sesuai dengan bagian saluran kemih yang
terinfeksi
sebagai
berikut
Pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di
uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit-sedikit serta rasa tidak enak di daerah
suprapubik.
Pada ISK bagian atas dapat ditemukan gejala sakit kepala, malaise, mual,
muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak, atau nyeri di pinggang.
ISK yang tak bergejala terhitung lebih berbahaya, karena tanpa disadari,
penyakit tersebut akan menggerogoti terus-menerus. Jadi, orang yang bersangkutan
terinfeksi tetapi dia tidak tahu dan biasanya malah menjadi kronis.
1. Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :
-
Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah.
Demam
Menggigil
Nyeri pinggang
Disuria
Bakteroilogis
Mikroskopis
Dapat digunakan urin segar tanpa dipoutar atau tanpa pewarnaan gram. Dinyatakan
positif apabila dijumpai bakteri/lapang pandang minyak emersi.
Biakan bakteri
Tes kimiawi
Yang paling sering dipakai ialah tes reduksi griess nitrate. Dasarnya adalah
sebagian besar mikroba kecuali enterokoki, mereduksi nitrat bila dijumpai lebih dari
100.000 1000.000 bakteri. Konversi ini dapat dijumpai dengan perubahan warna pada
uji tarik. Sensitivitas 90,7 % dan spesifisitas 99,1 % untuk mendeteksi Gram-negatif.
Hasil palsu terjadi bila pasien sebelumnya diet rendah nitrat, diuresis banyak,infeksi
oleh enterokoki dan asinetobakter.
Pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan lainnya
Pemeriksaan radiologis dimaksudkan untuk mengetahui adanya batu atau
kelainan yang merupakan anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK. Dapat
berupa pielografi intravena (IVP), ultrasonografi dan CT-scanning.
G. Pencegahan
Ada beberapa upaya yang dapat anda lakukan untuk mencegah infeksi saluran
kemih ini, antara lain :
Munumlah banyak cairan (dianjurkan untuk minum minimal 8 gelas air putih sehari).
Segera buang air kecil sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual.
Jika membersihkan kotoran, bersihkan dari arah depan ke belakang, agar kotoran dari
Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas
microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari depan
ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang urethra oleh bakteri faeces.
.
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Aktivitas/Istirahat
Gejala : sukar tidur
Tanda : palpebra hitam,
Eliminasi
Diagnosa
Intervensi
dan Pantau haluaran urine
Nyeri
ketidaknyamanan
terhadap
berhubungan
warna,
dengan
Rasional
untuk
perubahan indikasi
baud
an
mengidentifikasi
kemajuan
pola penyimpangan
dari
atau
hasil
hasil
urinalisis
traktus ulang
membantu mengevaluasi
Catat lokasi, lamanya
urinarius lain
tempat
obstruksi
dan
intensitas skala (1-10)
penyebab nyeri
penyebaran nyeri.
Tujuan :
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x 24 jam
tindakan meningkatkan
Berikan
nyaman,
seprti
punggung,
istirahat
Bantu
relaksasi,
lingkungan
atau
pasien merasa
penggunaan
nyaman dan
berfokus
membantu mengarahkan
dorong
kembali
perhatian
dan
nafas
untuk relaksasi otot.
untuk
mencegah
nyerinya berkurang.
kontaminasi uretra
Berikan
perawatan
Kriteria Hasil :
Kateter memberikan jalan
1. Pasien mengatakan perineal
bakteri untuk memasuki
/ tidak ada keluhan Jika dipaang kateter
kandung kemih dan naik ke
nyeri pada saat
indwelling,
berikan
berkemih.
saluran perkemihan
perawatan kateter 2 nkali
2. Kandung kemih
per hari.
tidak tegang
3. Pasien nampak
tenang
Temuan- temuan ini dapat
4. Ekspresi wajah
Kolaborasi
memeberi tanda kerusakan
tenang
Konsul
dokter
bila:
jaringan lanjut dan perlu
sebelumnya
kuning
pemeriksaan luas
gading-urine
kuning,
jingga
gelap,
berkabut
jumlah
sedikit,
setelah
termasuk
air
segar
Pemberian
memudahkan
sering
dan
berkemih
membentu
2.
Perubahan
eliminasi
pengeluaran
berhubungan
dengan
obstruksi
mekanik
pada
kandung
kemih
ataupun
struktur
traktus
memberikan
informasi
urin
adanya komplikasi
Dorong meningkatkan
peningkatan
hidrasi
pemasukan cairan
membilas bakteri.
Kaji keluhan kandung
kemih penuh
urinarius
distensi
jaringan(kandung
lain
gangguan
perubahan
akumulasi sisa uremik dan
ketidakseimbangan
(urgensi,
oliguri, disuria)
Kecuali elektrolit
dapat
menjadi
Kolaborasi
Awasi
pemeriksaan
laboratorium;
BUN, kreatinin
elektrolit,
pengawasan
disfungsi ginjal
terhadap
5.
Ansietas
berhubungan
dengan stress
psikologis
Tujuan : pasien
akan mengalami
perasaannya
pengobatan
penurunan rasa
ketakutan dan
ansietas.dengan
criteria klien tidak
gelisa
menyerahkan sepenuhnya
kepada Tuhan YME.Beri
support pada klien
4.
Gangguan pola
tidur berhubungan
dengan aktifasi
RAS
(reticuloendotelia
mengidentifikasi intervensi
yang tepat
yang terjadi.
Berikan tempat tidur yang
avtifing system)
ditandai dengan
fisiologis/psikologis.
hasil :
Melaporkan
perbaikan
dalam
Dorong posisi nyaman ,
pengubahan posisi
memberikan situasi
Kurangi kebisingan.
pola tidur/istrahat
Mengungkapkan
dalam
istrahat.
3.
meningkatkan kenyamanan
nyaman.
posisi.
meningkatkan efe
relaksasi. Susu mempunyai
Tingkatkan
regimen
kualitas soporifik,
meningkatan sintesis
kenyamanan waktu tidur
serotonin, neurotransmitter
yang membantu pasien
mis; masase, segelas
tertidur dan tidur lebih
lama.
susu air hangat.
Hipertermi
berhubugan dengan
pelepasan toksin
Observasi
vital.
berubah
oleh bakteri
Tujuan :
dengan
adanya
batas nor-mal
dengan kriteria :
proses konduksi.
Suhu : 360 37 0 C
Bibir tidak pecah-
pecah.
Anjurkan
klien
minum banyak
Dengan
minum
yang
peng-uapan
Istirahat
mutlak
dapat
6.
Kurang
pengetahuan yang
berhubungan
dengan kurangnya
informasi tentang
pemahaman klien
memberikan pengetahuan
dasar dimana pasien dapat
membuat pilihan
beradasarkan informasi.
proses penyakit,
metode
pencegahan, dan
Berikan informasi
instruksi perawatan
di rumah
Tujuan :
Setelah dilakukan
penyebaran, jelaskna
tindakan
keperawatan klien
tidak
memperlihatkan
tanda-tanda
pemberian antibiotic,
pemeriksaan diagnostic:
tujuan, gambaran singkat,
persiapan ynag
dibutuhkan sebelum
gelisah.
Kriteria Hasil :
Klien tidak gelisah
Klien tenang
pemeriksaan, perawatan
sesudah pemeriksaan
Pastikan pasien atau
Pasien sering
menghentikan obat
mereka, jika tanda-tanda
berri membantu
indikatif kemungkinan
mengekspresikan
ketidakpatuhan dan
membantu
tentang rencana
mengembangkan
pengobatan.
penerimaan rencana
terapeutik.
efektif menghilangkan bakteri dari traktus urinarius dengan efek minimal terhaap flora fekal dan
vagina.
Terapi Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut dapat dibedakan atas:
Terapi antibiotika dosis tunggal
Terapi antibiotika konvensional: 5-14 hari
Terapi antibiotika jangka lama: 4-6 minggu
Terapi dosis rendah untuk supresi
Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan infeksi. Jika
kekambuhan disebabkan oleh bakteri persisten di awal infeksi, factor kausatif (mis: batu, abses),
jika muncul salah satu, harus segera ditangani. Setelah penanganan dan sterilisasi urin, terapi
preventif dosis rendah.
Penggunaan medikasi yang umum mencakup: sulfisoxazole (gastrisin),
trimethoprim/sulfamethoxazole (TMP/SMZ, bactrim, septra), kadang ampicillin atau amoksisilin
digunakan, tetapi E. Coli telah resisten terhadap bakteri ini. Pyridium, suatu analgesic urinarius
jug adapt digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat infeksi.
Pemakaian obat pada usia lanjut perlu dipikirkan kemungkina adanya:
Gangguan absorbsi dalam alat pencernaan
Interansi obat
Efek samping obat
Gangguan akumulasi obat terutama obat-obat yang ekskresinya melalui ginjal
Resiko pemberian obat pada usia lanjut dalam kaitannya dengan faal ginjal:
1. Efek nefrotosik obat
2. Efek toksisitas obat
Pemakaian obat pada usia lanjut hendaknya setiasp saat dievalusi keefektifannya dan hendaknya
selalu menjawab pertanyaan sebagai berikut:
Apakah obat-obat yang diberikan benar-benar berguna/diperlukan/
Apakah obat yang diberikan menyebabkan keadaan lebih baik atau malh membahnayakan/
Apakah obat yang diberikan masih tetap diberikan?
Dapatkah sebagian obat dikuranngi dosisnya atau dihentikan?
H. Pengkajian
1. Pemerikasaan fisik: dilakukan secara head to toe dan system tubuh
2. Riwayat atau adanya faktor-faktor resiko:
Adakah riwayat infeksi sebelumnya?
Adakah obstruksi pada saluran kemih?
3. Adanya factor yang menjadi predisposisi pasien terhadap infeksi nosokomial.
Bagaimana dengan pemasangan kateter foley?
Imobilisasi dalam waktu yang lama.
Apakah terjadi inkontinensia urine?
4. Pengkajian dari manifestasi klinik infeksi saluran kemih
Bagaimana pola berkemih pasien? untuk mendeteksi factor predisposisi terjadinya ISK pasien
(dorongan, frekuensi, dan jumlah)
Adakah disuria?
Adakah urgensi?
Adakah hesitancy?
Adakah bau urine yang menyengat?
Bagaimana haluaran volume orine, warna (keabu-abuan) dan konsentrasi urine?
Adakah nyeri-biasanya suprapubik pada infeksi saluran kemih bagian bawah
Adakah nyesi pangggul atau pinggang-biasanya pada infeksi saluran kemih bagian atas
Peningkatan suhu tubuh biasanya pada infeksi saluran kemih bagian atas.
5. Pengkajian psikologi pasien:
Bagaimana perasaan pasien terhadap hasil tindakan dan pengobatan yang telah dilakukan?
Adakakan perasaan malu atau takut kekambuhan terhadap penyakitnya.
I. Diagnosa Keperawatan Yang Timbul
1. Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih
dan sruktur traktus urinarius lain.
2. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih
ataupun struktur traktus urinarius lain.
3. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan kurangnya sumber informasi.
J. Intervensi Keperawatan
1. Dx 1 :
Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih
dan struktur traktus urinarius lain.
Kriteria evaluasi:
Tidak nyeri waktu berkemih, tidak nyeri pada perkusi panggul
Intervensi:
a. Pantau haluaran urine terhadap perubahan warna, baud an pola berkemih, masukan dan
haluaran setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis ulang
Rasional: untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang
diharapkan
b. Catat lokasi, lamanya intensitas skala (1-10) penyebaran nyeri.
Rasional: membantu mengevaluasi tempat obstruksi dan penyebab nyeri
c. Berikan tindakan nyaman, seprti pijatan punggung, lingkungan istirahat;
Rasional: meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot.
d. Bantu atau dorong penggunaan nafas berfokus
Relaksasi: membantu mengarahkan kembali perhatian dan untuk relaksasi otot.
e. Berikan perawatan perineal
Rasional: untuk mencegah kontaminasi uretra
f. Jika dipaang kateter indwelling, berikan perawatan kateter 2 nkali per hari.
Rasional: Kateter memberikan jalan bakteri untuk memasuki kandung kemih dan naik ke saluran
perkemihan.
g. Kolaborasi:
Konsul dokter bila: sebelumnya kuning gading-urine kuning, jingga gelap, berkabut atau
keruh. Pla berkemih berubah, sring berkemih dengan jumlah sedikit, perasaan ingin kencing,
menetes setelah berkemih. Nyeri menetap atau bertambah sakit
Rasional: Temuan- temuan ini dapat memeberi tanda kerusakan jaringan lanjut dan perlu
pemeriksaan luas
Berikan analgesic sesuia kebutuhan dan evaluasi keberhasilannya
Rasional: analgesic memblok lintasan nyeri sehingga mengurangi nyeri
h. Berikan antibiotic. Buat berbagai variasi sediaan minum, termasuk air segar . Pemberian air
sampai 2400 ml/hari
Rasional: akibta dari haluaran urin memudahkan berkemih sering dan membentu membilas
saluran berkemih
2. Dx 2:
Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun
struktur traktus urinarius lain.
Kriteria Evaluasi:
Pola eliminasi membaik, tidak terjadi tanda-tanda gangguan berkemih (urgensi, oliguri, disuria)
Intervensi:
a. Awasi pemasukan dan pengeluaran karakteristi urin
Rasional: memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi
b. Tentukan pola berkemih pasien
c. Dorong meningkatkan pemasukan cairan
Rasional: peningkatan hidrasi membilas bakteri.
d. Kaji keluhan kandung kemih penuh
Rasional: retensi urin dapat terjadi menyebabkan distensi jaringan(kandung kemih/ginjal)
e. Observasi perubahan status mental:, perilaku atau tingkat kesadaran
Rasional: akumulasi sisa uremik dan ketidakseimbangan elektrolit dapat menjadi toksik pada
susunan saraf pusat
f. Kecuali dikontraindikasikan: ubah posisi pasien setiap dua jam
Rasional: untuk mencegah statis urin
g. Kolaborasi:
Awasi pemeriksaan laboratorium; elektrolit, BUN, kreatinin
Rasional: pengawasan terhadap disfungsi ginjal
Lakukan tindakan untuk memelihara asam urin: tingkatkan masukan sari buah berri dan
berikan obat-obat untuk meningkatkan aam urin.
Rasional: aam urin menghalangi tumbuhnya kuman. Peningkatan masukan sari buah dapt
berpengaruh dalm pengobatan infeksi saluran kemih.
3. Dx 3:
Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan kurangnya sumber informasi.
Kriteria Evaluasi: menyatakna mengerti tentang kondisi, pemeriksaan diagnostic, rencana
pengobatan, dan tindakan perawatan diri preventif.
Intervensi:
a. Kaji ulang prose pemyakit dan harapan yang akan datanng
Rasional: memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan beradasarkan
informasi.
b. Berikan informasi tentang: sumber infeksi, tindakan untuk mencegah penyebaran, jelaskna
pemberian antibiotic, pemeriksaan diagnostic: tujuan, gambaran singkat, persiapan ynag
dibutuhkan sebelum pemeriksaan, perawatan sesudah pemeriksaan.
Rasional: pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan m,embantu
mengembankan kepatuhan klien terhadap rencan terapetik.
c. Pastikan pasien atau orang terdekat telah menulis perjanjian untuk perawatan lanjut dan
instruksi tertulis untuk perawatn sesudah pemeriksaan
Rasional: instruksi verbal dapat dengan mudah dilupakan
d. Instruksikan pasien untuk menggunakan obat yang diberikan, inum sebanyak kurang lebih
delapan gelas per hari khususnya sari buah berri.
Rasional: Pasien sering menghentikan obat mereka, jika tanda-tanda penyakit mereda. Cairan
menolong membilas ginjal. Asam piruvat dari sari buah berri membantu mempertahankan
keadaan asam urin dan mencegah pertumbuhan bakteri
e. Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan perasaan dan masalah tentang
rencana pengobatan.
Rasional: Untuk mendeteksi isyarat indikatif kemungkinan ketidakpatuhan dan membantu
mengembangkan penerimaan rencana terapeutik.