Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PROMOSI KESEHATAN
MAKALAH
Dosen Pembina
Dani Rizali Firman, drg.
Disusun oleh
Tutor 7
160110130007
2.
M. Khizfi Nurfiqoh
160110130017
3.
160110130027
4.
Hedy Diana
160110130037
5.
Lulu Luthfiah
160110130048
6.
160110130058
7.
160110130069
8.
160110130079
9.
Catherine Gitta M.
160110130090
10.
Erki Ramdhani F.
160110130100
11.
160110130110
12.
Khodijah Syukriyah
160110130120
13.
160110130130
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah swt. karena makalah ini dapat diselesaikan
dengan tepat waktu. Makalah ini berjudul Case 1: Promosi Kesehatan. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pada blok Bioethics and Human Behavior
Program (BHBP) 4 di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. Dalam
penyelesaian makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Dr. Nina Djustina,
drg., M.Kes
2. Pembimbing mata kuliah BHBP 4, Dani Rizali Firman, drg.
3. Orangtua
4. Teman-teman mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dalam menambah
informasi dan wawasan mengenai promosi kesehatan. Penulis telah berusaha sebaikbaiknya dalam menulis makalah ini. Jika masih terdapat kesalahan, penulis bersedia
menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.8.1
2.8.2
2.9
2.9.1
Pendahuluan ........................................................................................... 24
2.9.2
Tujuan .................................................................................................... 26
2.10
Kasus ............................................................................................................. 36
3.2
Hipotesis ........................................................................................................ 36
3.3
Kesimpulan.................................................................................................... 38
iii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Indeks DMF-T
( Zahra Najmi Afifah 130110130130)
Menurut Priyono (2000) DMF-T merupakan keadaan gigi geligi
seseorang yang pernah mengalami kerusakan, hilang, perbaikan, yang
disebabkan oleh karies gigi, indikator ini digunakan untuk gigi geligi tetap.
Gigi sulung digunakan indeks decayed ectraction filled teeth (def-t).
Tujuan pemeriksaan DMF-T adalah untuk melihat status karies gigi,
perencanaan upaya promotif dan preventif, merencanakan kebutuhan
perawatan, membandingkan status pengalaman karies gigi masyarakat dari
satu daerah dengan daerah lain atau membandingkan antara sebelum dan
sesudah pelaksanaan program, serta untuk memantau perkembangan status
pengalaman karies individu
Indeks ini diperkenalkan oleh Klein H, Palmer CE, Knutson JW pada tahun
1938 untuk mengukur pengalaman seseorang terhadap karies gigi.
Pemeriksaannya meliputi pemeriksaan pada gigi (DMFT) dan permukaan gigi
(DMFS).
Indeks ini didasarkan pada kenyataan bahwa kalau jaringan keras gigi
mengalami kerusakan maka gigi tersebut tidak dapat pulih sendiri dan akan
meninggalkan bekas kerusakan yang menetap.
Gigi yang rusak tersebut akan tetap tinggal rusak (D - Decay), dan
kalau dirawat dengan dicabut maka akan disebut gigi hilang (M - Missing due
to caries) atau ditambal (F - Filling due to caries). Maka dari itu indeks karies
DMF adalah indeks yang irreversible, yang berarti indeks tersebut mengukur
total life time caries experience.
Nilai DMF-T adalah penjumlahan D+ F+ T. Indikator utama pengukuran
DMF-T menurut WHO adalah pada anak usia 12 tahun, yang dinyatakan
dengan indeks DMF-T yaitu 3, yang berarti pada usia 12 tahun jumlah gigi
yang berlubang (D), dicabut karena karies gigi (M), dan gigi dengan tumpatan
yang baik (F), tidak lebih atau sama dengan 3 gigi per anak.
D artinya Decay yaitu kerusakan gigi permanen karena karies yang masih
dapat ditambal
M artinya Missing yaitu gigi permanen yang hilang karena karies atau gigi
karies yang mempunyai indikasi untuk dicabut.
F artinya Filling yaitu gigi permanen yang telah ditambal karena karies.
0,0 1,1
Rendah
1,2 2,6
Sedang
2,7 4,4
Tinggi
4,5 6,5
Sangat Tinggi :
> 6,6
GIGI TETAP
GIGI SUSU
Sehat
Berkaries/ berlubang
n
g Gigi dicabut/ telah dicabut karena
karies
t
e
r
mFissure sealing
a
gigi terdapat dua karies atau lebih, karies yang dihitung adalah tetap
satu gigi. Oleh karena itu ada pula indeks DMF-S (DMF-Surface)
2. Indeks DMF-T tidak dapat membedakan kedalaman dari karies , misalnya
karies superfisal, media dan profunda
3. Tidak valid untuk gigi yang hilang karena penyebab lain selain karies
4. Tidak valid untuk pencabutan perawatan ortodonti
5. Tidak dapat digunakan untuk karies akar
2.2
kebersihan
mulut
individu
atau
suatu
grup
secara
kuantitatif.Perbedaan OHI-S dan OHI adalah dari jumlah gigi penentu dimana
OHI-S memiliki gigi penentu enam buah sedangkan OHI memiliki gigi
penentu 12 buah. Diubah menjadi 6 gigi penentu karena alasan lamanya waktu
yang diperlukan untuk memeriksa 12 gigi dan melelahkan. Nilai OHI-S
berdasarkan perhitungan jumlah debris dan kalkulus yang ada di dalam mulut.
Rumus OHI-S:
OHI-S=
Debris index atau DI merupakan nilai dari endapan lunak atau plak
yang melekat pada gigi penentu. Memeriksanya menggunakan sonde atau
disclosing.
Debris Index/DI=
Penilaian debris index:
0
= 1/3 permukaan gigi terdapat debris lunak atau tidak ada debris
lunak, ada pewarnaan ekstrinsik
1/3 tapi
2/3 permukaan gigi ada karang gigi atau permukaan gigi bersih
2.3
Indeks def-t
( Ririn Fitri Pebriani 160110130079 )
Indeks decayed extracted filled tooth (def-t) adalah suatu indeks yang
digunakan untuk mengevaluasi pengalaman karies pada gigi susu.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1.
2.
3.
4.
Semua gigi yang hilang atau dicabut karena karies dimasukkan dalam
kategori E.
5.
6.
7.
8.
def-t rata-rata =
merekomendasikan
kelompok
umur
tertentu
untuk
diperiksa
10
2.4
kesehatan sebagai
proses untuk
predisposisi
(predisposising
factors),
yang
meliputi
perilaku.
11
mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan tersebut secara berhasil guna
dan berdaya guna.
2.5
2.6
penyakit, atau jika hal ini tidak mungkin, pencegahan penyakit dapat berupa
perawatan untuk meminimalisir resiko bahaya dari suatu proses penyakit.
Pencegahan penyakit ini biasanya dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu primer,
sekunder, dan tersier.
3) Health Protection (Perlindungan Kesehatan)
Perlindungan kesehatan ini melibatkan aktifitas kolektif yang mengarah pada
faktor di luar kendali individu. Tannahill mendefinisikannya sebagai berikut:
Legal or fiscal controls, other regulations or policies, or voluntary codes
of practice aimed at the prevention of ill-health or the positive
enhancement of well-being.
Ketiga hal di atas dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini:
14
15
Domain 4 :
Protective health education merupakan pendidikan kesehatan untuk
mendukung domain 3 yang ditujukan untuk pencegahan. Contoh proses lobi
untuk peraturan makanan yang sehat, penambahan pajak untuk makanan dan
upaya lain yang mempengaruhi pada lingkungan social sebagai tindakan
efektif yang sinergi dengan pelayanan pencegahan. Edukasi kesehatan
mengarah pada proteksi kesehatan positif. Contoh melobi untuk melarang
pengiklanan tembakau.
Domain 5:
Health education meliputi pendidikan yang ditujukan mendorong
perubahan perilaku sehat individu untuk mencapai kesehatan yang lebih
optimal, seperti mendorong untuk melakukan aktivitas fisik atau olah raga
diwaktu senggang, merubah kebiasaan diet, dan empowering individu atau
kelompok untuk sejahtera (contoh meningkatkan self esteem). Edukasi
kesehatan positif,terdapat dua kategori:edukasi kesehatan mengarah pada
mempengaruhi perilaku pada alasan-alasan kesehatan positif(seperti dorongan
untuk menggunakan waktu senggang untuk berolahraga) dan yana mana
mencari untuk menolong individu,kelompok atau seluruh komunitas untuk
mengembangkan sifat kesehatan yang postif.
Domain 6:
Health protection adalah peraturan permerintah. Contoh kebijakan
keuanganuntuk meningkatkan sarana dan prasarana yang menunjang
kesehatan seperti sarana rekreasi dan fasilitas olahraga di komunitas,
menciptakan sarana bermain bagi anak, program bantuan stimulasi usaha bagi
keluarga untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga. Proteksi kesehatan
postif. Contoh kebijakan merokok ditempat bekerja,untuk menciptakan
lingkungan kerja dengan udara yang bersih.
Domain 7:
Health protective health education untuk mencapai kondisi lebih
sejahtera, contoh lobbying dengan pembuat kebijakan. Mendorong dan
mendukung anggota masyarakat untuk mengekspresikan keinginannya seperti
perlunya sarana olah raga. Memfasilitasi keluarga rawan gizi, berdialog
dengan pemegang kebijakan setingkat lurah, petugas pemegang program
nutrisi di tingkat puskesmas dan dinas kesehatan.
16
2.7
primer
adalah
masyarakat
umum
yang
dapat
kemudian
untuk dijadikan tempat promosi kesehatan. Ketika ada keluarga yang sakit,
mereka akan lebih peka terhdap informasi kesehatan terutama yang berkaitan
dengan masalah kesehatan atau penyakit yang sedang dideritanya maupun
keluarganya. Promosi kesehatan ini seperti mendengarkan nasihat dokter, perawat,
dan petugas kesehatan lainnya.
Pelaksanaan promosi kesehatan ini dapat dilakukan secara individual,
berkelompok, ataupun secara massal. Contoh promosi kesehatan yang dilakukan
oleh institusi pelayanan kesehatan ini adalah menyediakan leaflet atau selebaran
tentang informasi
mengenai
jenisnya,
2.8
2.8.1
19
maupun legislatif, di berbagai tingkat dan sektor, yang terkait dengan masalah
kesehatan (sasaran tertier)
adalah
mensosialisasikan
program-program
kesehatan,
agar
masyarakat
langsung.
Tujuan
utama
pemberdayaan
adalah
2.8.2
Charter)
Konferensi
internasional
promosi
kesehatan
yang
pertama
Policy)
Kegiatan ditujukan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan.
Hal ini berarti setiap kebijakan pembangunan dalam bidang apapun harus
mempertimbangkan dampak kesehatan bagi masyarakat.
Promosi kesehatan lebih daripada sekadar perawatan kesehatan.
Promosi kesehatan menempatkan kesehatan pada agenda dari pembuat
kebijakan di semua sektor pada semua level, mengarahkan mereka supaya
sadar akan konsekuensi kesehatan dari keputusan mereka dan agar mereka
menerima tanggung jawab mereka atas kesehatan.
Hal ini dimaksudkan agar dapat membuat pilihan yang lebih sehat dan
lebih mudah untuk pembuat keputusan. Kebijakan Berwawasan Kesehatan
artinya setiap keputusan pimpinan selalu memandang atau mempunyai cara
pandang tentang kresehatan. Contoh sederhana ketika camat mengeluarkan
ijin mendirikan bangunan maka harus ada ketentuan bahwa yang membuat
bangunan harus membangun bangunan dengan didukung sarana kesehatan
seperti jamban keluarga.
21
2.
unsur
yang
terdapat
dimasyarakat
tersebut
bergerak
bersama-sama.
2.9
Pendahuluan
Mengajar atau memberikan penyuluhan kepada masyarakat adalah
24
proses kegiatan selama penyuluhan, yang lazim dikenal dengan sebutan satuan
pelajaran atau sering disebut Satpel.
Adapun manfaat membuat satuan pelajaran sebelum penyuluhan,
yaitu:
a. Hasil penyuluhan akan segera diketahui.
Sebelum penyuluhan kita melakukan tes awal. Kemudian setelah
penyuluhan, kita melakukan atau memberikan tes akhir. Hasil kedua tes ini
dapat kita bandingkan. Soal yang diberikan pada tes awal dan tes akhir
harus dibuat sama. Jika tes akhir menunjukan prestasi yang lebih baik
daripada tes awal, maka hal ini menandakan penyuluh telah berhasil dalam
mencapai tujuan penyuluhan.
b. Kegiatan penyuluhan akan lebih lancar.
Hal ini dikarenakan penyuluh telah merencanakan kegiatan apa saja
yang harus dilakukan oleh penyuluh dan kegiatan apa yang harus
dilakukan oleh sasaran sejak pendahuluan sampai dengan penutupan.
Kegiatan dilaukan secara sistematis sesuai dengan materi dan tujuan
penyuluhan.
c. Pengetahuan dalam memberikan penyuluhan akan bertambah.
Hal ini dikarenakan penyuluh dalam mempersiapkan maeri harus
selalu membuka buku sumber untuk mencari bahan yang harus sesuai
dengan kebutuhan.
d. Bahan atau materi penyuluhan akan lebih dikuasai.
Dalam menyampaikan materi, penyuluh tidak akan tersendat-sendat
dan tidak canggung sehingga materi yang dipersiapkan sesuai dengan
waktu yang tersedia.
e. Alat bantu dalam penyuluhan dapat terlebih dahulu dipersiapkan, seperti
proyektor untuk media visual.
Dalam membuat satuan pelajaran (Satpel), semua kemampuan harus
dirumuskan secara jelas. Komponen satuan pelajaran terdiri dari tujuan yang
hendak dicapai, bahan atau materi yang akan diberikan, metode yang
25
2.9.2
Tujuan
Tujuan pengajaran atau penyuluhan adalah hadil yang harus dicapai
26
(3) Condition, persyaratan yang harus ada atau diperhatikan pada saat
perilaku yang diharapkan dimiliki oleh audiensi itu dievaluasi.
(4) Degree, target tujuan yang harus dicapai atau tingkatan minimal yang
harus dimiliki audiensi.
Persyaratan dalam membuat TIK, antara lain:
(1) Harus menggunakan istilah kata kerja yang operasional, yaitu kata
kerja yang menunjukkan tingkah laku yang dapat diamati.
(2) Harus berorientasi pada sasaran berbentuk tingkah laku sasaran.
(3) Harus dalam bentuk hasil belajar.
(4) Hanya meliputi satu jenis tingkah laku.
Contoh:
Setelah pelajaran selesai, siswa SMA kelas 10 dapat menerjemahkan
uraian tentang kesehatan dalam bahasa Inggris ke bahasa Indonesia paling
sedikit sebanyak satu halaman dalam tempo 60 menit.
Audience: Siswa SMA kelas 10
Behavior: Dapat menerjemahkan uraian tentang kesehatan dalam bahasa
Inggris ke bahasa Indonesia.
Condition: Tanpa membuka kamus.
Degree: Sebanyak satu halaman selama 60 menit.
2.10
materi
harus
sistematik.
Istilah
asing
sebaiknya
sudh
menggunakan
metode
mengenai
jenis-jenis
metode
beserta
karakteristiknya
Pemilihan metode harus mengacu pada kriteria tertentu, yaitu :
1.
28
Meningkatkan/membentuk
Meningkatkan/
/membentuk pengetahuan
keterampilan
membentuk sikap
Ceramah
Demonstrasi
Permainan
Diskusi
Eksperimen
Simulasi
Tanya Jawab
Praktik
Pemberian Tugas
1. Pendahuluan
Tahap ini membutuhkan waktu 10% dari waktu pertemuan yang dialokasikan dan
bertujuan membawa siswa kebagian pokok pembelajaran. Peristiwa belajar yang
perlu dilaksanakan pada tahap inni, antara lain :
29
Memberi salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan KBM
Fungsi tahapan ini untuk merangsang terciptanya kondisi internal pada diri siswa
2. Pengembangan
Banyak orang beranggapan bahwa tahap ini merupakan pengajaran sesungguhnya.
Sebanyak 65% dari alokasi waktu yang tersedia digunakan untuk menyampaikan
materi yang bersifat pengetahuan, 25% sisanya untuk materi yang bersifat
keterampilan.
KBM yang dilaksanakan, meliputi :
Penyampaian materi
3. Konsolidasi
Mengonsolidasi bagian materi yang telah diajarkan menjadi satu kesatuan
dilakukan dengan cara merangkum. Dalam proses konsolidasi kita harapkan
adanya persamaan pandangan antara penyuluh dan sasaran terhadap pesan yang
telah disampaikan.
4. Pemberian tugas
Pemberi tugas meliputi :
Menghubungkan
apa
yang
diajarkan/diberikan.
Menutup pelajaran/penyuluhan
Menenangkan sasaran
Memberi salam
5. Kegiatan sasaran
Bila di dalam kelas:
30
didapat
dengan
apa
yang
akan
Mencatat
Menjawab pertanyaan
Bila di masyarakat :
Mendengarkan
31
Benda sesungguhnya
2. Benda tiruan
Merupakan benda yang ukurannya lain dari benda sesungguhnya. Benda
tiruan dapat digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi
kesehatan jika tidak memungkinkan untuk menggunakan benda aslinya,
misalnya karena ukuran benda asli yang terlalu besar, terlalu berat, dan lainlain. Benda tiruan dapat dibuat dari bermacam-macam bahan seperti tanah,
kayu, plastik, dan lain-lain.
3. Gambar / media grafis
Poster
adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar
dengan sedikit kata-kata. Gambar dalam poster dapat berupa lukisan,
ilustrasi, kartun, foto, atau gambar. Kata-kata pada poster harus jelas
artinya, tepat pesannya, dan dapat mudah dibaca pada jarak kurang
lebih 6 meter. Poster biasanya ditempelkan pada tempat yang mudah
32
dilihat dan banyak dilalui orang karena tujuan utama poster adalah
untuk mempengaruhi orang banyak. Oleh karena itu, poster harus
dibuat semenarik mungkin, namun tetap sederhana dan hanya berisi
satu ide saja.
Poster dikatakan baik jika mampu diingat untuk waktu yang lama
oleh orang yang melihatnya dan dapat mendorong untuk bertindak.
Leaflet
adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat
singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang sederhana.
Ide yang disajikan pada leaflet dapat beragam dan disajikan secara
berlipat.
Foto
Sebagai bahan untuk alat peraga, foto digunakan dalam bentuk:
a) Album, yaitu merupakan foto-foto yang isinya berurutan dan
menggambarkan suatu cerita, kegiatan dan lain-lain.
b) Dokumentasi lepasan, yaitu foto-foto yang berdiri sendiri dan
tidak disimpan dalam bentuk album. Menggambarkan satu pokok
persoalan atau titik perhatian.
Slide
Slide pada umumnya digunakan pada sasaran kelompok. Slide ini
sangat efektif untuk membahas suatu topik tertentu dan peserta dapat
mencermati setiap materi dengan seksama, karena slide sifatnya dapat
diulang-ulang.
Film
Film lebih kearah sasaran secara massal, sifatnya menghibur
namun bernuansa edukatif.
33
Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan kesehatan, media ini dapat dibagi
menjadi 3 yakni :
a. Media cetak
Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri dari
gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yang
termasuk dalam media ini adalah booklet, leaflet, flyer (selebaran), flip
chart (lembar balik), rubric atau tulisan pada surat kabar atau majalah,
poster, foto yang mengungkapkan informasi kesehatan.
Ada beberapa kelebihan media cetak antara lain tahan lama, mencakup
banyak orang, biaya rendah, dapat dibawa kemana-mana, tidak perlu
listrik, mempermudah pemahaman dan dapat meningkatkan gairah belajar.
Media cetak memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menstimulir efek
gerak dan efek suara dan mudah terlipat.
b. Media elektronik
Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat
dan didengar dan penyampaiannya melalui alat bantu elektronika. Yang
termasuk dalam media ini adalah televisi, radio, video film, cassette, CD,
VCD.
Kelebihan dari media ini antara lain lebih mudah dipahami, lebih
menarik, sudah dikenal masyarakat, bertatap muka, mengikut sertakan
seluruh panca indera, penyajiannya dapat dikendalikan dan diulang-ulang
serta jangkauannya lebih besar.
34
Kelemahan dari media ini adalah biayanya lebih tinggi, sedikit rumit,
perlu listrik dan alat canggih untuk produksinya, perlu persiapan matang,
peralatan
selalu
berkembang
dan
berubah,
perlu
keterampilan
Evaluasi
Evaluasi merupakan tes yang dilakukan kepada sasaran untuk mengetahui
sampai sejauh mana materi dapat ditangkap oleh sasaran. Evaluasi dapat berupa tes
lisan, tes tulisan, maupun tes perbuatan.
35
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1
Kasus
Dokter gigi Afgan setelah lulus dari FKG Unpad ditempatkan di Puskesmas A
3.2
Hipotesis
Hipotesis berdasarkan diskusi kelompok kami sebagai berikut :
1. Kurangnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi dan
mulut sehingga OH masyarakat buruk.
2. Penyuluhan kurang efektif sehingga penurunan indeks OHI-S, Indeks
DMF-T, dan def-t hanya 10%.
3.3
Hasil Diskusi
Kurangnya tingkat kesadaran masyarakat di kaki gunung Manglayang
terhadap kesehatan gigi dan mulut, sehingga OH masyarakat buruk yang dapat dilihat
dari indeks OHI-S, DMF-T, dan def-t yang termasuk dalam kategori yang sangat
rendah. Oleh karena itu, dokter gigi Afgan mengadakan promosi kesehatan dalam
36
37
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi yang telah kami dapatkan, maka kami dapat
menyimpulkan bahwa promosi kesehatan adalah upaya yang sangat penting untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat serta untuk membuat masyarakat mau dan
mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya sesuai dengan visi misi promosi
kesehatan. Promosi kesehatan tersebut harus dapat dilakukan oleh seorang dokter gigi
dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulut masyarakat.
38
DAFTAR PUSTAKA
39