Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB II
URAIAN PROSES
21
cara pengolahan yang tepat. Karakteristik air limbah terdiri dari karakteristik fisik,
kimia, dan biologi (Metcalf dan Eddy, 1991).
Berikut ini akan dijelaskan beberapa macam karakteristik air limbah, yaitu :
a. Karakteristik Fisik :
- Warna
Air limbah yang masih segar umumnya berwarna abu abu dan sebagian
akibat dari penguraian senyawa senyawa organic oleh bakteri, maka air limbah
menjadi hitam. Hal ini menunjukkan bahwa air limbah berada pada keadaan septic
(Metcalf dan Eddy, 1991).
Warna air limbah menunjukkan kekuatannya. Air limbah yang masih baru
berwarna abu abu sedang limbah yang sudah basi atau busuk berwarna gelap.
Dalam hal ini warna sering digunakan oleh orang awam untuk menilai keadaan air
limbah, namun warna tidak menunjukkan secara tegas bahaya yang dikandungnya
(Mahida, 1984)
22
- Bau
Bau dapat menunjukkan air limbah masih baru atau telah membusuk. Baubauan busuk menyerupai bau Nitrogen Sulfida, menunjukkan adanya air limbah
yang busuk. Banyak bau yang tidak sedap itu disebabkan karena adanya campuran
nitrogen, sulfur, dan fosfor, dan juga berasal dai pembusukan protein serta bahan
organic lain yang terdapat dalam air limbah. Namun bau yang paling menyengat
adalah bau yang berasal dari Hidrogen Sulfida. Bau dapat menunjukkan
konsentarasi yang sangat kecil dari suatu zat tertentu yang terkandung dalam air
limbah (Mahida, 1984).
- Temperature
Pada umumnya temperature air limbah lebih tinggi daripada temperature
air minum. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan yang lebih panas dari
pemakaian rumah tangga atau aktivitas aktivitas pabrik. Temperature air limbah
memberi pengaruh kehidupan dalam air, kelarutan gas, aktivitas bakteri, serta
reaksi reaksi kimia dan kecepatan reaksi (Metcalf dan Eddy, 1991).
- Total Padatan
Total padatan adalah zat zat yang tertinggal sebagai residu penguapan
pada temperatur 1030C 1050C. zat zat yang hilang pada tekanan uap tersebut
tidak dapat didefinisikan sebagai total padatan (Metcalf dan Eddy, 1991).
b. Karakteristik Kimia :
- Senyawa Organik
Kira kira 75% suspended solid dan 40% filterable solid dalam air limbah
merupakan senyawa senyawa organic. Senyawa organic tersebut berasal dari
kombinasi karbon, hydrogen, dan oksigen, serta nitrogen dalam senyawa.
Senyawa organic yang terdapat dalam air limbah antara lain :
- Protein
: 40 60%
- Karbohidrat
: 25 - 50%
- Lemak dan minyak : 10% (Metcalf dan Eddy, 1991)
- Senyawa Anorganik
Konsentrasi senyawa organic dalam aliran air akan meningkat karena
formasi geologis sebelum dan selama aliran, maupun karena penambahan limbah
baru ke dalam aliran tersebut. Konsentrasi unsur juga akan bertambah dengan
23
proses penguapan alami pada permukaan air dan akan meninggalkan unsur
anorganik dalam air.
Adapun komponen- komponen limbah anorganik yang terpenting antara
lain : alkalinitas, klorida, nitrogen, fosfat, dan sulfat (Metcalf dan Eddy, 1991)
- Gas Gas
Gas gas yang terdapat dalam air limbah yang belum diolah antara lain :
N2, O2, CO2, H2S, NH3, dan CH4. Dan ketiga gas yang disebut pertama, terdapat
dalam air limbah sebagai akibat dari adanya kontak langsung air limbah dengan
udara. Sedangakan ketiga gas yang terakhir dari dekomposisi zat zat organik
oleh bakteri dalam air limbah (Metcalf dan Eddy, 1991).
c. Karakteristik Biologi
Kelompok mikroorganisme terpenting dalam air limbah ada 2 macam,
yaitu :
-
biologis, misalnya : trikling filter. Sedangkan protozoa dan air limbah berfungsi
untuk mengontrol ssemua bakteri sehingga terjadi keseimbangan. Alga sebagai
penghasil oksigen pada proses fotosintesis juga dapat mengurangi nitrogen yang
terdapat dalam air. Namun alga juga dapat menimbulkan gangguan pada
permukaan air karena alga dapat timbul dengan cepat dan menutupi permukaan air
pada kondisi yang menguntungkan (sampai kedalam satu meter dibawah
permukaan air, sangat efektif bagi pertumbuhan alga secara cepat), sehingga
menyebabkan sinar matahari tidak dapat menembus permukaan air.
24
25
1.
2.
3.
Untuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut
dapat diaplikasikan secara sendiri sendiri atau secara kombinasi.
26
3.1.4 Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan lingkungan dari polutan kimia
dengan menggunakan organisme hidup untuk mendegradasi materi berbahaya
menjadi subtansi yang lebih aman. Biremediasi memberikan hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan jenis remediasi secara kimia.. karena remediasi kimia dapat
menimbulkan polutan ynag baru. Reaksi fundamental yang terjadi dalam
bioremediasi adalah reaksi redoks. Reaksi ini dapat terjadi secara aorob (Thieman
and Palladino, 2004)
Metode bioremediasi yang paling banyak digunakan adlah proses lumpur
aktif. Lumpur aktif adalah kumpulan massa bakteri. Proses lumpur aktif awalnya
hanya mengggunakan satu reactor aerobic untuk mendegradasi materi organic.
Sekarang telah dilakokan improvissasi menggunakan multi-reaktor yang terdiri
dari zona anaerobic, anoxic dan aerobic. Dalam birermediasi, control
mikroorganisme sangat penting karena merekalah yang menjadi subyek dalan
bioremediasi (Drysdale et al, 1990.
Bakteri yang paling umum dan efektif digunakan adalah indigenous
bacteriai yang secara alami dapat ditemukan dalam polutan. Terdapat beberapa
cara untuk meningkattkan keefektifan baktri bakteri dalam melakukan tugasnya
dalam bioremeidiasi. Pertama adalah pemberian nutrient ( nutrient enrichment ).
Nutrient yang diberikan dapat berup sumber fosfat, nitrogen, karbon atau oksigen.
Peran
dalam
27
b. Sedimentasi primer
Limbah pada tahap ini telah terbebas dari solid berukuran besar dan materi
yang mengapung. Namun limbah ini masih mengandung partikel tersuspensi yang
ukurannya terentang antara 0,05 1 mm. partikel inilah yang disebut dengan
settleable solid. Peran dari sedimentasi primer ini adalah untuk menghilangkan
partikel ini. Tahap sedimentasi primer bukan tahap yang harus ada atau esensia
dalam system pengolahan limbah. Walaupun demikian sedimentasi primer dapat
mengurangi nilai BOD sampai 40%. Keuntungan lainnya meliputi penggunaan
reactor yang klebih kecil untuk tahap pengolahan limbah berikutnya (karena BOD
telah berkurang) sehingga dapat menghemat biaya operasi. Selain itu tahap
sedimentasi primer akan menyebabkan sedimentasi sekunder dapat dilakukan di
tempat yang lebih kecil.
c. Secondary treatment
Tahap ini adalah dimana degradasi secara biologis berlangsung. Limbah
dialihkan dengan reactor ke aerasi. Aerasi dapat dilakukan melalui dasar atau
permukaan reactor. Jika melalui dasar reactor berjalannya aerasi akan ditunjukkan
oleh adanya gelembung gelembung udara akibat difusi udara dari bawah ke atas.
d. Sedimentasi sekunder
Sedimentasi sekunder dilakukan pada clarifier. Tahap ini berperan
memisahkan sludge dari effluent hasil pengolahan limbah. Semakin dalam tangki
clarifier yang digunakan maka semakin banyak pula solid yang dapat dipisahkan.
e. Klorinasi
Tahap ini adalah tahap akhir sebelum effluent hasil pengolahan dapat
dibuang ke lingkungan. Klorinasi berperan untuk membunuh mikroorganisme
yang tadinya berperan dalam bioremediasi. Dengan demikian lingkungan tidak
menerima berbagai jenis mikroorganisme yang kemungkinan dapat mengacaukan
ekosistem perairan yang bersangkutan (Horan, 1990).
28
3.1.5
yang perlu diuji kadarnya. Menurut surat keputusan Gubernur Jawa Timur No. 45
Tahun 2000 tentang baku mutu limbah cair bagi industri atau kegiatan industri
lainnya di Jawa Timur.
Parameter parameter air limbah yang diperiksa antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
29
30
31
32
33
ditetapkan oleh pihak PT. IPAL SIER (Persero). Hal ini dilakukan agar tidak
merusak saluran, mesin, dan peralatan yang ada di PT. IPAL SIER (Persero),
dimana persyaratan dan ketentuan untuk karakteristik air limbah tersebut dibuat
menyesuaikan dengan design bangunan pengolahan air limbah di PT. IPAL SIER
(Persero). Ketentuan itu dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Ketentuan umum
Bahan yang dilarang dibuang ke dalam system saluran air limbah kawasan
industry yang dikelola PT. SIER (Persero) antara lain :
- Air hujan, air tanah, air dari talang, air dari pekarangan.
- Kalsium karbida
- Bahan yang mudah terbakar
- Cairan, zat padat dan gas yang karena jumlahnya sudah cukup untuk
dapat menimbulkan kebakaran atau ledakan yang dapat menyebabkan
-
masyarakat.
Ragi, ter, aspal, minyak mentah, minyak pelumas, solar, karbon
secara biologis.
Bahan yang dapat merusak atau mengganggu mesin maupun peralatan
b. Ketentuan khusus
Secara khusus, air limbah yang boleh dibuang ke system saluran air
limbah PT. IPAL SIER (Persero) tiidak boleh melebihi standart yang telah
ditetapkan, yaitu yang tercantum pada table berikut :
N0.
PARAMETER FISIKA
Kode
Nilai
Satuan
34
1.1
Suhu
40
Celsius
1.2
TDS
2000
Mg/ l
1.3
TSS
400
Mg/ l
1.4
Warna
300
Pt.Co Scala
NO.
PARAMETER KIMIA
Kode
Nilai
Satuan
2.1
BOD
1500
Mg/ l
2.2
COD
3000
Mg/ l
2.3
Derajat Keasaman
pH
69
2.4
Amonia
NH3
20
Mg/ l
2.5
Deterjen
MBAS
Mg/ l
2.6
Phenol
Mg/ l
2.7
Fluorida
30
Mg/ l
2.8
Klorida
Cl
500
Mg/ l
2.9
30
Mg/ l
2.10
Nitrat
NO3
50
Mg/ l
2.11
Nitrit
NO2
Mg/ l
2.12
Sisa Klor
Cl2
Mg/ l
2.13
Sulfat
SO4
500
Mg/ l
2.14
Sulfida
Mg/ l
NO.
I T E M KIMIA
Kode
Nilai
Satuan
2.15
Arsen
As
Mg/ l
2.16
Barium
Ba
Mg/ l
2.17
Besi
Fe
30
Mg/ l
2.18
Kadmium
Cd
Mg/ l
35
2.19
Kobalt
Co
Mg/ l
2.20
Krom Heksavalen
Cr
Mg/ l
2.21
Mangan
Mn
10
Mg/ l
2.22
Nikel
Ni
Mg/ l
2.23
Air Raksa
Hg
0,005
Mg/ l
2.24
Selenium
Se
Mg/ l
2.25
Seng
Zn
Mg/ l
2.26
Tembaga
Cu
Mg/ l
2.27
Timbal
Pb
Mg/ l
2.28
Sianida
CN
Mg/ l
Tabel 1.
Jika air limbah akan dibuang oleh suatu industry ke system saluran air limbah
ke PT. IPAL SIER (Persero) melebihi standart. Maka industry tersebut wajib
menggunakan pengolahan pendahuluan (pretreatment) sebelum air limbahnya
masuk ke saluran tersebut. Standart limbah yang masuk ke PT. IPAL SIER
(Persero) telah dicantumkan seperti pada lampiran.
3.5. INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
Bangunan pengolahan air limbah dan spesifikasinya
Berikut ini akan diuraikan mengenai : fungsi, kapasitas, spesifikasi, utilitas
penunjang masing masing bangunan pengolahan air limbah yang ada di PT.
IPAL SIER (Persero).
1. Sumur pengumpul
Sumur pengumpul ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air
limbah yang bersunber dari semua industri industri di kawasan PT. IPAL SIER
(Persero). Namun, air limbah atau air buangan dari setiap industry harus
memenuhi standar yang telah ditentukan oleh PT.IPAL SIER (Persero). Sumur ini
berbentuk lingkaran (circular) dengan diameter 5 m dan kedalaman 8 m. sumur
ini terbagi menjadi dua bagian yang dibatasi oleh beton setebal 30 cm,kedua
bagian tersebut adalah :
36
Dua buah pipa yang besarnya masing masing 400 mm dan 600 mm yang
membersihkan sumur.
Saringan kasar yang terpasang pada piapa induk dan berfungsi untuk
menahan benda benda besar yang masuk dalam sumur basah seperti : kayu,
plastic, kaleng, dan lain lain.
Debit yang masuk ke sumur pengumpul ini 8000 l/hari. Jumlah debit yang
masuk tergantung pada aktifitas perkantoran dan pabrik disekitar PT. IPAL SIER
(Persero). Dalam sumur pengumpul limbah cair akan mengalami homogenisasi
sehingga pada saat dialirkan ke proses selanjutnya akan mempunyai kondisi dan
beban pencemaran yang sama. Limbah cair di sumur pengumpul ini dipompa
menggunakan pompa sentrifugal dengan debit 60 l/ detik.
37
tersebut adalah pompa centrifugal yang secara otomatis dapat bekrja dengan
sendirinya dengan level control untuk memompa air limbah ke bak pengendap
pertama (primary settling tank).
Pompa ini masing masing dapat bekerja dalm mengalirkan air limbah
dengan debit 60 liter/dt. Dan peralatan yang digunakan di rumah pompa ini antara
lain :
- Crane untuk mengangkat
- Vertical centrifugal pump untuk pemomopaan air limbah.
Secara keseluruhan sumur pengumpul ini mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Sebagai tempat penampung sementara dari limbah industry di kawasan PT.
IPAL SIER (Persero) Surabaya. Sumur ini mampu menampung buangan
industry dan perkantoran dengan debit sebesar 10.000 m3/hari. Limbah yang
terkumpul disumur pengumpul ini dialirkan secara otomatis oleh pompa
sentrifugal (centrifugal pump) berdasarkkan level control menuju bak
pengendap pertama (primary settling tank).
b. Pembersihan sampah sampah atau kotoran yang mengapung dilakukan secara
manual oleh operator melalui dua buah rel (jet savelling/ crame).
c. Pada sumur pengumpul ini juga terjadi proses homogenesis air limbah yaitu
pemerataan.
3. Bak pengendap pertama (primary settling tank)
Bak pengendap pertama atau settling tank mempunyai fungsi umum yaitu :
- Mengendapkan pertikel partikel terutama zat padat tersuspensi secara
gravitasi
- Penyaringan kotoran terapung
- Sebagai tempat homogenisasi air limbah sebelum masuk ke oxidation
ditch.
- Pemerataan beban hidrolisis dan organic sehingga tidak akan terjadi shock
loading pada proses selanjutnya akibat flokulasi beban.
38
Bak pengendap pertama berbentuk persegi panjang yang dilengkapi dengan buffle
serta tiga bak kecil yang memiliki fungsi tertentu.
oxidation ditch.
Pompa yang dipasang pada bagian bak besar (bak pengendapp pertama)
yang berfungsi untuk mengalirkan partikel terapung lumpur hasil dari
pengendapan ke bak penampung partikel partikel terapung ini dilengkapi
dengan saluran air yang berbentuk selokan (parit) sehingga aliran air
limbah dapat berjalan mudah dan lancar sehingga operator mudah
mengontrolnya
39
40
41
mengolah
sebanyak
air
9000
memiliki
tepian
unit
unit
mammoth
rotor yang berfungsi untuk mengaduk limbah sehingga dapat diperoleh oksigen
yang cukup untuk proses pengolahan.
Pada oxidation ditch ini harus diteliti kadar lumpur yang masuk ke dalam
bak oksidasi karena jika terlalu banyak ataupun terlalu sedikit lumpur yang ada
maka proses pengolahan tidak akan berjalan dengan baik.
5. Distribution box
Di dalam bak pembagi ini lumpur aktif yang masih tercampur dengan air
limbah dari oxidation ditch akan dibagi menjadi dua bagian. Satu bagian akan
dialirkan ke bak pengendap kedua (clarifier) dan satu bagian lagi akan dialirkan
kedalam oxidation ditch (di recycle) sebesar 30% dari total lumpur yang masuk ke
bak pembagi (distribution box).
42
43
44