Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
operasi dan menambah beban kerja pompa, sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan
panasnya harus diatur.
Ada beberapa fitur desain termal yang akan diperhitungkan saat merancang
tabung di shell dan penukar panas tabung. Ini termasuk:
a. Diameter pipa : Menggunakan tabung kecil berdiameter membuat penukar panas baik
ekonomis dan kompak. Namun, lebih mungkin untuk heat exchanger untuk
mengacau-balaukan lebih cepat dan ukuran kecil membuat mekanik membersihkan
fouling yang sulit. Untuk menang atas masalah fouling dan pembersihan, diameter
tabung yang lebih besar dapat digunakan. Jadi untuk menentukan diameter tabung,
ruang yang tersedia, biaya dan sifat fouling dari cairan harus dipertimbangkan.
b. Ketebalan tabung: Ketebalan dinding tabung biasanya ditentukan untuk memastikan:
Axial kekuatan
tabung biasanya digunakan untuk aplikasi tekanan tinggi (dengan tekanan lebih besar dari
30 bar) dan suhu lebih besar dari 260 C. Hal ini karena shell dan penukar panas tabung
yang kuat karena bentuknya.
Pemilihan Material Tabung
Agar dapat memindahkan panas dengan baik, material tabung harus mempunyai
thermal conductivity. Karena panas ditransfer dari suatu sisi yang panas menuju sisi yang
dingin melalui tabung, terdapat perbedaan temperature sepanjang lebar tabung. Karena
ada kecenderungan material tabung untuk mengembang berbeda-beda secara thermal
pada berbagai temperature thermal stresses muncul selama operasi. Hal ini sesuai
terhadap tegangan dari tekanan tinggi dari fluida itu sendiri.
Material tabung juga harus sesuai dengan kedua hal yaitu sisi shell dan sisi tube
yang dialiri untuk periode lama dibawah kondisi-kondisi operasi (temperature, tekanan,
pH, dan lain-lain) untuk memperkecil hal yang buruk seperti korosi. Semua yang
dibituhkan yaitu melakukan pemilihan seksama atas bahan yang kuat, thermalconductive,
corrosion resistant, material tabung bermutu tinggi, yang secara khas berbahan metal.
Pilihan material tabung yang buruk bisa mengakibatkan suatu kebocoran melalui suatu
tabung antara sisi shell dan tube yang menyebabkan fluida yang lewat terkontaminasi dan
kemungkinan hilangnya tekanan.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan aliran fluida dalam
shell side dan Tube side untuk shell and Tube exchanger adalah :
a. Kemampuan untuk dibersihkan (Cleanability)
Jika dibandingkan cara membersihkan Tube dan Shell, maka pembersihan sisi
shell jauh lebih sulit. Untuk itu fluida yang bersih biasanya dialirkan di sebelah shell
dan fluida yang kotor melalui Tube.
b. Korosi
Masalah korosi atau kebersihan sangat dipengaruhi oleh penggunaan dari
paduan logam. Paduan logam tersebut mahal, oleh karena itu fluida dialirkan melalui
Tube untuk menghemat biaya yang terjadi karena kerusakan shell. Jika terjadi
kebocoran pada Tube, heat exchanger masih dapat difungsikan kembali. Hal ini
disebabkan karena Tube mempunyai ketahanan terhadap korosif, relatif murah dan
kekuatan dari small diameter Tube melebihi shell.
c. Tekanan
Shell yang bertekanan tinggi dan diameter yang besar akan diperlukan dinding
yang tebal, hal ini akan memakan biaya yang mahal. Untuk mengatasi hal itu apabila
fluida bertekanan tinggi lebih baik dialirkan melalui Tube.
d. Temperatur
Biasanya lebih ekonomis meletakkan fluida dengan temperatur lebih tinggi pada
Tube side, karena panasnya ditransfer seluruhnya ke arah permukaan luar Tube atau ke
arah shell sehingga akan diserap sepenuhnya oleh fluida yang mengalir di shell. Jika
fluida dengan temperatur lebih tinggi dialirkan padashell side, maka transfer panas
tidak hanya dilakukan ke arah Tube, tapi ada kemungkinan transfer panas juga terjadi
ke arah luar shell (ke lingkungan).
e. Sediment/ Suspended Solid / Fouling
Fluida yang mengandung sediment/suspended solid atau yang menyebabkan
fouling sebaiknya dialirkan di Tube sehingga Tube-Tube dengan mudah dibersihkan. Jika
fluida yang mengandung sediment dialirkan di shell, maka sediment/fouling tersebut akan
terakumulasi pada stagnant zone di sekitar baffles, sehingga cleaning pada sisi shell
menjadi tidak mungkin dilakukan tanpa mencabutTube bundle. f. Viskositas
Fluida yang viscous atau yang mempunyai low transfer rate dilewatkan melalui
shell karena dapat menggunakan baffle. Koefisien heat transfer yang lebih tinggi dapat
diperoleh dengan menempatkan fluida yang lebih viscous pada shell side sebagai hasil
dari peningkatan turbulensi akibat aliran crossflow (terutama karena pengaruh baffles).
Biasanya fluida dengan viskositas > 2 cSt dialirkan di shell side untuk mengurangi luas
permukaan perpindahan panas yang diminta. Koefisien perpindahan panas yang lebih
tinggi terdapat pada shell side, karena aliran turbulen akan terjadi melintang melalui sisi
luar Tube dan baffle.
Faktor yang mempengaruhi efektivitas alat penukar panas (Heat Exchanger)
terutama Heat exchanger tipe shell & tube:
1. penggunaan baffle dapat meningkatkan efektifitas alat penukar panas, hal ini sejalan
dengan peningkatan koefisien perpindahan panas.
2. pengaruh tebal isolasi pada bagian luar shell, efektifitas meningkat hingga suatu
harga maksimum dan kemudian berkurang.
memindahkan panas, bagian diluar pipa diberi srip. Bentuk siripnya ada yang
memanjang, melingkar dan sebagainya.
Gambar. 2.4 Alat penukar kalor jenis Double Pipa (Ike Yulia, 2011)
Keistimewaan jenis ini adalah mampu beroperasi pada tekanan yang tinggi, dank
arena tidak ada sambungan, resiko tercampurnya kedua fluida sangat kecil. Kelemahannya
terletak pada kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil, Fleksibel dalam berbagai aplikasi
dan pengaturan pipa, dapat dipasang secara seri ataupun paralel, dapat diatur sedimikian
rupa agar diperoleh batas pressure drop dan LMTD sesuai dengan keperluan,mudah bila kita
ingin menambahkan luas permukaannya dan kalkulasi design mudah dibuat dan akurat
Sedangkan kelemahannya terletak pada kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil, mahal,
terbatas untuk fluida yang membutuhkan area perpindahan kalor kecil (<50 m2), dan
biasanya digunakan untuk sejumlah kecil fluida yang akan dipanaskan atau dikondensasikan.
Prinsip kerja double pipe
Pada alat ini, mekanisme perpindahan kalor terjadi secara tidak langsung (indirect
contact type), karena terdapat dinding pemisah antara kedua fluida sehingga kedua fluida
tidak bercampur. Fluida yang memiliki suhu lebih rendah (fluida pendingin) mengalir melalui
pipa kecil, sedangkan fluida dengan suhu yang lebih tinggi mengalir pada pipa yang lebih
besar (pipa annulus). Penukar kalor demikian mungkin terdiri dari beberapa lintasan yang
disusun dalam susunan vertikal. Perpindahan kalor yang terjadi pada fluida adalah proses
konveksi, sedang proses konduksi terjadi pada dinding pipa. Kalor mengalir dari fluida yang
bertemperatur tinggi ke fluida yang bertemperatur rendah.
Dalam desain pipa penukar panas ganda, merupakan faktor penting adalah jenis
pola aliran dalam penukar panas. Sebuah penukar panas pipa ganda biasanya akan baik
berlawanan arah / counterflow atau aliran paralel. Crossflow hanya tidak bekerja untuk
penukar panas pipa ganda. Pola yang aliran dan tugas panas yang dibutuhkan
pertukaran memungkinkan perhitungan log mean perbedaan suhu. Yang bersama-sama
dengan perpindahan panas keseluruhan diperkirakan koefisien memungkinkan
perhitungan luas permukaan perpindahan panas yang diperlukan. Kemudian ukuran
pipa, panjang pipa dan jumlah tikungan dapat ditentukan.
Prinsip kerja dari alat ini adalah memindahkan panas dari cairan dengan
temperature yang lebih tinggi ke cairan yang memiliki temperatur lebih rendah. Dalam
percobaan kali ini, aliran panas (steam) dialirkan pada bagian dalam pipa konsentris
sedangkan air dialirkan pada bagian luar dari pipa konsentris ini (bagian anulus).
Namun, terkadang dalam beberapa alat seperti HE ini, akan ada pengotor
didalam pipa yang membuat proses perpindahan kalor nya menjadi terganggu.
Pengotoran ini dapat terjadi endapan dari fluida yang mengalir, juga disebabkan oleh
korosi pada komponen dari heat exchanger akibat pengaruh dari jenis fluida yang
dialirinya. Selama heat exchanger ini dioperasikan pengaruh pengotoran pasti akan
terjadi. Terjadinya pengotoran tersebut dapat menganggu atau memperngaruhi
temperatur fluida mengalir juga dapat menurunkan ataau mempengaruhi koefisien
perpindahan panas menyeluruh dari fluida tersebut. Beberapa faktor yang dipengaruhi
akibat pengotoran antara lain : Temperatur fluida, Temperatur dinding tube dan
Kecepatan aliran fluida.
2.3.3 Koil Pipa
Heat Exchanger ini mempunyai pipa berbentuk koil yang dibenamkan didalam
sebuah box berisi air dingin yang mengalir atau yang disemprotkan untuk
mendinginkan fluida panas yang mengalir di dalam pipa. Jenis ini disebut juga sebagai
box cooler jenis ini biasanya digunakan untuk pemindahan kalor yang relative kecil
dan fluida yang didalam shell yang akan diproses lanjut.
HE jenis ini disusun dari tabung-tabung (tubes) dengan jumlah besar mengelilingi
tabung inti, dimana setiap HE terdiri dari lapisan-lapisan tabung sepanjang arah aksial
maupun radial. Aliran tekanan tinggi diberikan pada tube diameter kecil, sementara untuk
tekanan rendah dialirkan pada bagian luar tube diameter kecil.
HE jenis ini memiliki keuntungan untuk kondisi suhu rendah antara lain:
1. Perpindahan kalor dapat dilakukan lebih dari dari dua aliran secara simultan.
2. Memiliki jumlah unit Heat transfer yang tinggi
3. Dapat dilakukan pada tekanan tinggi.
Geometri HE Coiled Tube sangat bervariasi, tergantung pada kondisi aliran dan
drop pressure yang dibutuhkan. Parameter yang berpengaruh antara lain: kecepatan
aliran pada shell dan tube, diameter tube, jarak antar tube (tube pitch), layer spacer
diameter. Faktor lain yang juga harus diperhitungkan yaitu jumlah fasa aliran,
terjadinya kondensasi dan evaporasi pada shell atau tube.
Aplikasi HE Coiled Tube untuk skala besar telah banyak diterapkan pada LNG
Plant, dimana alat HE ini memiliki kapasitas 100,000 m 3/h pada 289 K dan 0.101 Mpa.
Luas permukaan heat transfer 25,000 m2 dan panjang keseluruhan 61 m, diameter 4.5
m dan berat 180 ton. Gambar Skematik alat tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.15.
Gb. 2.6 Skema HE Coiled Tube yang Digunakan Pada LNG Plant (Anonim, 2012)
Gbr. 2.7. Alat penukar kalor jenis open tube section (Anonim, 2010)
2.3.5 Penukar Panas Plate and Frame ( plate and frame heat exchanger )
Plate Heat Exchanger adalah salah satu jenis alat penukar panas yang terdiri
atas paket pelat-pelat tegak lurus bergelombang atau dengan profil lain, yang
dipisahkan antara satu dengan lainnya oleh sekat-sekat lunak. Pelat-pelat ini
dipersatukan oleh suatu perangkat penekan dan jarak antara pelat-pelat ditentukan oleh
sekat-sekat tersebut. Pada setiap sudut dari pelat yang berbentuk empat persegi
panjang terdapat lubang. Melalui dua di antara lubang-lubang ini media yang satu
disalurkan masuk dan keluar pada satu sisi, sedangkan media yang lain karena adanya
sekat mengalir melalui ruang antara disebelahnya. Dalam hal itu hubungan ruang yang
satu dan yang lainnya dimungkinkan. pelat-pelat yang dibentuk sesuai kebutuhan dan
umumnya terbuat dari baja (stainless steel type 304, 316, 317) atau logam lainnya.
Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat pelat tegak lurus,
bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak lurus dipasang penyekat lunak
( biasanya terbuat dari karet ). Pelat pelat dan sekat disatukan oleh suatu perangkat
penekan yang pada setiap sudut pelat 10 ( kebanyakan segi empat ) terdapat lubang pengalir
fluida. Melalui dua dari lubang ini, fluida dialirkan masuk dan keluar pada sisi yang lain,
sedangkan fluida yang lain mengalir melalui lubang dan ruang pada sisi sebelahnya karena
ada sekat.
Sistem Kerja dari Plate Heat Exchanger
Produk akan dipanaskan dan masuk kedalam suatu larutan yang kemudian akan
mengalir pada sebuah pelat. Proses pemanasan ini terjadi dengan adanya medium pemanas
yang mengalir pada saluran dan pelat yang lainnya. Dimana pelat yang telah tersusun ini
akan secara bergantian mengalirkan produk dan medium pemanas. Pelat yang dialiri produk
tidak akan dialiri oleh komponen lain.
Cairan panas yang melintasi bagian bawah head dialirkan ke atas melintas diantara
setiap plae genap sementara cairan dingin pada bagian puncak head dialirkan turun diantara
plat-plat ganjil. Arah aliran produk dan medium pemanas di dalam pelat biasanya berbeda
atau boleh dikatakan mengalir secara berlawanan. Pada umumnya produk akan masuk
melalui saluran
produk akan berada dibawah, sedangkan medium pemanas akan masuk melalui saluran
yang berkebalikan dari produk, yaitu masuk melalui saluran bawah dan mengalir ke atas
melewati pelat, sehingga aliran pengeluaran medium pemanas akan berada diatas. Arah
lebih cepat
berlangsung.
Produk yang mengalir pada suatu pelat akan terhimpit oleh medium pemanas dengan
arah aliran yang berbeda, sehingga produk akan cepat memanas karena tertekan oleh pelat
yang mengalirkan medium pemanas. Produk yang telah menjadi panas dan medium yang
telah mengalir pada suatu pelat akan mengalir keluar.
Saluran pengeluaran medium pemanas dan produk ada dua macam tergantung dari
rangkaian pelat yang digunakan, baik itu seri maupun paralel. Pada rangkaian seri produk
yang masuk dan keluar akan melewati ports pada bagian front head yang sama. Sedangkan
pada rangkaian paralel produk dan medium pemanas akan masuk dan keluar melewati bagian
yang berbeda, yaitu masuk melewati ports pada bagian front head dan keluar melalui ports
pada bagian belakangnya.
Prinsip Alat Ukur PHE
1. Alat ukur laju alir
2. Alat ukur tekanan
3. Alat ukur suhu
Kelebihan PHE
1. Mempunyai permukaan perpindahan yang sangat besar pada volume alat yang
kecil,sehingga perpindahan panas yang efisien.
2. Mudah dirawat dan dibersihkan
3. Mudah dibongkar dan dipasang kembali ketika proses pembersihan
4. Waktu tinggal media sangat pendek
5. Dapat digunakan untuk cairan yang sangat kental (viskos)
6. Plate and Frame lebih fleksibel, dapat dengan mudah pelatnya ditambah
7. Ukuran yang lebih kecil dapat mengurangi biaya dalam segi bahan (Stainless
Steel,Titanium, dan logam lainnya)
8. Aliran turbulensinya mengurangi peluang terjadinya fouling dan sedimentasi
Kekurangan PHE
1. Pelat merupakan bentuk yang kurang baik untuk menahan tekanan. Plate and Frame
Heat Exchanger tidak sesuai digunakan untuk tekanan lebih dari 30 bar.
2. Pemilihan material gasket yang sesuai sangatlah penting
Gambar 2.8 Penukar panas jenis pelat and Frame (Stevano Viktor, 2011)
dengan
1. Gasket terbuat dari karet (non logam) atau bahan yang biasa digunakan adalah nitrile
dan ethylene propylene rubber (EPR/EPDM)
Tipe Pelat
Vertical, termasuk salah satu pola pelat yang sering digunakan karena mempunyai
banyak pembatas untuk mengalir, sehingga menyebabkan banyak gerakan putaran
(turbulen), perpindahan panas dengan kecepatan tinggi, dan menurunkan tekanan.
Combination, penggunaan pola pelat ini biasanya ditujukan untuk hasil pemanasan
dan penurunan tekanan yang lebih optimal.
4. Pelat penyangga tetap (fixed frame), terbuat dari logam dan berfungsi menjaga pelat agar
tetap stabil
Gambar 2.13 Pelat penyangga tetap (fixed frame) (Stevano Viktor, 2011)
5. Alat penekan (Compression Bolt), berupa baut pelat baja yang digunakan untuk
menekan pelat dan frame
6. Guide Bars, berupa batang yang terbuat dari carbon steel atau stainless steel yang
mendukung dan menjaga agar pelat berjajar secara rapi.
7. Front and Rear Heads . (Bagian depan dan kepala bagian belakang), merupakan bagian
yang dilapisi oleh frame carbon steel yang melekat pada kumpulan pelat yang ditekan.
2.3.6 Adiabatic wheel heat exchanger
Jenis keenam penukar panas menggunakan intermediate cairan atau toko yang
solid untuk menahan panas, yang kemudian pindah ke sisi lain dari penukar panas
akan dirilis. Dua contoh ini adalah roda adiabatik, yang terdiri dari roda besar dengan
benang halus berputar melalui cairan panas dan dingin, dan penukar panas cairan.
2.3.7 Pillow plate heat exchanger
Sebuah pelat penukar bantal umumnya digunakan dalam industri susu untuk
susu pendingin dalam jumlah besar langsung ekspansi tank massal stainless steel.
Pelat bantal memungkinkan untuk pendinginan di hampir daerah seluruh permukaan
tangki, tanpa sela yang akan terjadi antara pipa dilas ke bagian luar tangki. Pelat
bantal dibangun menggunakan lembaran tipis dari logam-spot dilas ke permukaan
selembar tebal dari logam.
Pelat tipis dilas dalam pola teratur dari titik-titik atau dengan pola serpentin
garis las. Setelah pengelasan ruang tertutup bertekanan dengan kekuatan yang cukup
untuk menyebabkan logam tipis untuk tonjolan di sekitar lasan, menyediakan ruang
untuk cairan penukar panas mengalir, dan menciptakan penampilan yang karakteristik
bantal membengkak terbentuk dari logam.
yang digerakkan turbin biasanya menggunakan penukar panas untuk mendidihkan air
menjadi uap.
Heat exchanger atau unit serupa untuk memproduksi uap dari air yang sering
disebut boiler atau generator uap.Dalam pembangkit listrik tenaga nuklir yang disebut
reaktor air bertekanan, penukar panas khusus besar yang melewati panas dari sistem
(pabrik reaktor) primer ke sistem (pabrik uap) sekunder, uap memproduksi dari air
dalam proses, disebut generator uap.Semua pembangkit listrik berbahan bakar fosil
dan nuklir menggunakan uap yang digerakkan turbin memiliki kondensor permukaan
untuk mengubah uap gas buang dari turbin ke kondensat (air) untuk digunakan
kembali.
Untuk menghemat energi dan kapasitas pendinginan dalam kimia dan tanaman
lainnya, penukar panas regeneratif dapat digunakan untuk mentransfer panas dari satu
aliran yang perlu didinginkan ke aliran yang perlu dipanaskan, seperti pendingin
distilat dan pakan reboiler pra-pemanasan.