Вы находитесь на странице: 1из 30

FITRIA AYU ANGGRAINI

1310221011

MAKROSOMIA

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Proses

kehamilan sampai melahirkan


merupakan rantai satu kesatuan dari
hasil konsepsi.

Perlunya

pengawasan awal agar


dapat secepatnya diketahui apakah
ada komplikasi pada kehamilan
tersebut salah satunya adalah
makrosomia.

Makrosomia

(baby giant) adalah bayi


yang saat lahir memiliki bobot lebih
dari 4000 gram.

Makrosomia

adalah salah satu


komplikasi pada kehamilan yang
akan berdampak buruk pada
persalinan dan pada saat bayi lahir
apabila komplikasi tersebut tidak
dideteksi secara dini dan tidak

Rumusan Masalah
Berdasarkan

latar belakang diatas,


maka penulis ingin mengetahui
definisi, etiologi, patofisiologi,
gambaram klinis, diagnosis,
komplikasi, penatalaksanaan,
prognosis dan pencegahan pada
makrosomia.

Tujuan penulisan
Memahami

definisi, etiologi, gambaram klinis,


diagnosis, komplikasi, penatalaksanaan, dan
prognosis pada makrosomia

Meningkatkan

kemampuan dalam penulisan


ilmiah dibidang kedokteran.

Memenuhi

salah satu persyaratan kelulusan


Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Penyakit
Kebidanan dan Kandungan Fakultas
Kedokteran UPN Veteran Jakarta.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Makrosomia
Makrosomia

atau bayi besar adalah


bila berat badan bayi melebihi dari
4000 gram.

Menurut

Cunningham (2005) semua


neonatus dengan berat badan 4000
gram atau lebih tanpa memandang
usia kehamilan dianggap sebagai
makrosomia.

Etiologi
Makrosomia

dapat disebabkan oleh


berbagai faktor :
Ibu yang menderita Diabetes Mellitus

(DM) sebelum dan selama kehamilan


Ibu mempunyai riwayat melahirkan bayi
besar
Faktor genetik
Pengaruh asupan gizi ibu
Bukan kehamilan pertama

Gambaran Klinis
Pada

saat kehamilan

Uterus lebih besar dari biasanya atau

tidak sesuai dengan usia gestasi


Tinggi fundus pada kehamilan aterm
lebih dari 40 cm.
Taksiran berat badan janin (TBBJ)
didapatkan lebih dari 4000 gram.

Pada

bayi baru lahir

Berat badan lebih dari 4000 gram


Badan montok dan kulit kemerahan.
Organ internal membesar

(hepatosplenomegali, spenomegali,
kardiomegali)
Lemak tubuh banyak.

Patofisiologi
Hiperglikemia pada ibu
Hiperglikemia janin

Hiperinsulin janin

1. Timbunan lemak subkutan janin dan glikogen


hati bertambah
2. Pertambahan ukuran dan berat dari hampir
seluruh organ, yang memperlihatkan
hipertropfi dan hyperplasia seluler.
3. Hematopoiesis ekstramedularis khususnya dari
hepar yang menyebabkan pertambahan berat

Diagnosis
Makrosomia

dapat didiagnosis dengan

cara :
Adanya keturunan atau bayi sebelumnya

makrosomia dan sulit melahirkannya


adanya riwayat diabetes milletus
Kenaikan berat badan yang berlebihan tidak
oleh sebab lainnya (edema)
Pemeriksaan teliti tentang disproporsi sefalo
atau feto-pelvik, dalam hal ini dianjurkan
untuk mengukur kepala bayi dengan
ultrasonografi

Komplikasi
Makrosomia dapat menjadi penyulit
pada persalinan normal :
Penyulit ibu :
Robekan hebat jalan lahir
Perdarahan
Ibu sering mengalami gangguan berjalan

pasca melahirkan akibat peregangan


maksimal struktur tulang panggul.

Penyulit

bayi :

Terjadinya distosia bahu yaitu kepala bayi

telah lahir tetapi bahu tersangkut di jalan lahir.


Asfiksia pada bayi sebagai akibat dari tindakan
yang dilakukan untuk melahirkan bahu.
Brachial Palsy (kelumpuhan syaraf di leher)
yang ditandai dengan adanya gangguan
motorik pada lengan.
Patah tulang selangka (clavicula) yang sengaja
dilakukan untuk dapat melahirkan bahu.
Kematian bila bayi tidak dapat dilahirkan.

Komplikasi bayi
1.

Hipoglikemia (sering terjadi pada


bayi dari ibu yang menderita
Transfer DM)
glukosa berlebihan pada
penyakit
janin

Respon insulin juga meningkat


pada janin
Saat lahir di mana jalur plasenta terputus maka
transfer glukosa berhenti insulin juga meningkat

sedangkan respon insulin


janin masih tinggi
(transient hiperinsulinisme)

hipoglikemi
Dikatakan hipoglikemia bila kadar glukosa darah
kurang dari 30 mg/dl pada semua neonatus tanpa
menilai masa gestasi atau ada tidaknya gejala
hepoglikemia. Umumnya hepoglikemia terjadi

Hipokalsemia
Bayi menderita hipokalsemia bika kadar
kalsium dalam serum kurang dari 7 mg/dl
Kejadiannya adalah kira-kira 50% pada
bayi dari ibu penderita DM

Polestemia
Penyebab polestemia kurang jelas akan
tetapi mungkin disebabkan oleh
meningkatnya produksi sel darah merah
akibat hipoksia intra uterin kronik.
Polestemia

akan menyebabkan
hiperviskositas darah dan akan
mengakibatkan menurunnya aliran darah
dan terjadinya hipoksia jaringan.

Hiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia adalah keadaan kadar
bilirubin dalam darah >13 mg/dL
Bilirubin pada neonatus meningkat akibat
terjadinya pemecahan eritrosit
Bilirubin mulai meningkat secara normal
setelah 24 jam, dan puncaknya pada hari
ke 3-5. Setelah itu perlahan-lahan akan
menurun mendekati nilai normal dalam
beberapa minggu.

Pada

bayi baru lahir, ikterus yang terjadi


pada umumnya adalah fisiologis, kecuali:
Timbul dalam 24 jam pertama kehidupan
Bilirubin total/indirek untuk bayi cukup bulan

> 13 mg/dL atau bayi kurang bulan >10


mg/dL
Peningkatan bilirubin > 5 mg/dL/24 jam
Kadar bilirubin direk > 2 mg/dL
Ikterus menetap pada usia >2 minggu

Penatalaksanaan
semua

bayi dari ibu diabetes sejak


semula harus mendapat
pengamatan dan perawatan yang
intensif
kadar gula darah pada bayi harus
ditentukan pada 1 jam post partum
dan kemudian setiap 6 8 jam
berikutnya jika secara klinis baik dan
kadar gula darahnya normal.

HIPOGLIKEMIA
pengobatan hipoglikemia adalah menjaga
agar kadar glukosa serum tetap normal.
Apabila kadar glukosa 25 mg/dl maka bayi
diberi larutan glukosa sebanyak 6 mg/kg
BB/menit dan kemudian diperiksa tiap 1
jam hingga normal dan stabil
Kadar glukosa 25 46 mg/dl dan bayi tidak
tampak sakit maka diberi minum glukosa
5% lalu diperiksa tiap jam hingga stabil.

HIPOKALSEMIA
Hipokalsemia dengan kejang harus
diobati dengan larutan kalsium
glukonat 10% sebanyak 0.2 0.5
ml/kg Bb iv.
kadar

kalsium serum harus dipantau


tiap jam

HIPERBILIRUBINEMIA
kadar bilirubin bayi harus dipantau
dengan teliti kalau perlu berikan
terapi sinar atau transfusi darah.

Prognosis & pencegahan


Pencegahan

makrosomia dapat
dilakukan dengan melakukan
penimbangan berat badan ibu
secara teratur, dan ANC yang
teratur.

Ibu

harus selalu menjaga berat


badannya agar tetap normal
(kenaikan 8-12 kg).

Lakukan

olahraga ringan terutama pada


trimester 2-3

Ibu

hamil hendaknya memeriksakan


kadar gula darahnya, meskipun
sebelumnya tidak ada diabetes milletus

Makan

sesuai kebutuhan kalori. Lebih


banyak mengkonsumsi makanan yang
mengandung protein (ikan, susu, daging,
tahu, tempe) vitamin dan mineral (sayur
dan buah buahan).

Melakukan

USG secara rutin selama


kehamilan, sehingga dapat
memantau penambahan berat
badan bayi selama dalam
kandungan dan dapat diambil
langkah langkah untuk mencegah
terjadinya bayi besar.

Terima kasih

Вам также может понравиться