Вы находитесь на странице: 1из 13

2.1.

7 Tujuan Pemeriksaaan Rambut


Tujuan pemeriksaan forensik rambut adalah membandingkan antara rambut
yang
ditemukan atau rambut dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) dengan sampel
rambut
yang diketahui. Sampel rambut yang diketahui terdiri atas 50-100 rambut
manapun
dari semua bagian tubuh, biasanya rambut dari kepala atau area pubis. Baik
untuk
rambut katagen dan telogen, pengumpulan sampel dengan disisir dan ditarik.
Sampel
rambut tersebut harus dapat mewakili area tubuh tempat pengambilan sampel
agar
sesuai untuk tujuan perbandingan. Adanya rambut kepang, perawatan buatan
dan
uban semua harus dicatat dan dikumpulkan untuk kecocokan dari sampel
rambut.
2.1.8 Alat yang digunakan untuk analisis spesimen rambut
Mikroskop pembanding digunakan untuk pemeriksaan. Mikroskop pembanding
terdiri dari dua mikroskop cahaya transmisi yang digabungkan dengan sebuah
jembatan optik untuk menghasilkan gambar split. Sampel rambut di sebelah
kanan
akan tampak di bidang pandang sebelah kanan dan sampel rambut di sebelah
kiri
akan tampak di bidang pandang sebelah kiri. Perbandingan sisi dengan sisi, titik
dengan titik adalah inti dari efektifitas dan ketepatan dari perbandingan forensic
rambut. Rambut tidak dapat dibandingkan dengan tepat tanpa salah satu hal
tersebut.
2.1.9 Analisis spesimen rambut dengan menggunakan mikroskop
Rambut merupakan salah satu jenis barang bukti yang paling sering
ditemukan di tempat kejadian perkara, tetapi juga menjadi salah satu barang
bukti
yang paling sulit untuk dipahami. Rambut dapat dijadikan sebagai barang bukti

forensik yang baik karena rambut dapat dipelajari serta dapat bertahan hingga
bertahun tahun. Selain itu, rambut juga menyimpan informasi biologis yang
sangat
banyak serta untuk memeriksanya tidaklah sulit serta tidak memerlukan biaya
yang
besar. Selain itu, DNA juga dapat diperoleh dari rambut dan hal ini memberikan
manfaat tambahan dalam fungsinya sebagai barang bukti forensik.
Walaupun sebagian kecil kasus pemeriksaan forensik yang kurang baik telah
disorot oleh media, terutama pada saat dilakukan pemeriksaan ulang setelah
penetapan hukuman. Akan tetapi, sebenarnya kesalahan tidak terletak pada
metodenya, melainkan pada pemeriksanya sendiri. Dalam pembahasan
selanjutnya
akan diketahui bahwa rambut dapat memberikan informasi investigatif yang kuat
dan
dapat menjadi penguat keyakinan hakim apabila pemeriksaannya dilakukan
secara
benar, akurat, dan terdeskripsikan dengan jelas.
Pemeriksaan mikroskopik rambut utuh akan memperlihatkan akar, bagian
tengah dan ujung yang lengkap. Pada rambut yang tercabut, rambut akan
terlihat
utuh disertai dengan jaringan kulit. Sebaliknya rambut yang lepas sendiri
mempunyai
akar yang mengerut tanpa jaringan kulit. Rambut yang terpotong benda tajam,
dengan mikroskop terlihat terpotong rata, sedangkan akibat benda tumpul akan
terlihat terputus tidak rata.
Panjang rambut kepala kadang-kadang dapat memberi petunjuk jenis
kelamin. Tetapi untuk menentukan jenis kelamin yang pasti, harus dilakukan
pemeriksaan terhadap sel-sel sarung akar rambut dengan larutan orcein. Pada
rambut
wanita dapat ditemukan adanya kromatin seks pada inti sel-sel tersebut.
Rambut, baik rambut kepala ataupun kelamin, merupakan bagian tubuh

manusia yang dapat memberikan banyak informasi bagi kepentingan peradilan,


antara lain tentang :
a. saat korban meninggal dunia
b. sebab kematian
c. jenis kejahatanidentitas korban
d. identitas pelaku
e. benda/ senjata yang digunakaninformasi tersebut di atas diperoleh dengan
meneliti sifat-sifat gambaran mikroskopik serta perubahan-perubahan yang
terjadi akibat trauma atau racun tertentu.
a. Saat meninggal dunia
Sifat- sifat dari rambut dapat dipakai untuk menentukan saat kematian korban
antara lain :
Tingkat pertumbuhannya, yaitu sekitar 0,4 mm per hari
Pertumbuhan tersebut akan berhenti jika orang meninggal dunia. Atas
sifat tersebut maka saat kematian dapat diperhitungkan asalkan diketahui
kapan korban terakhir kali mencukur rambutnya.
Memang ada pendapat yang menyatakan bahwa rambut orang yang
baru saja meninggal dunia masih dapat tumbuh menjadi lebih panjang, tetapi
sebetulnya bertambah panjangnya rambut tersebut disebabkan oleh
menuyusutnya kulit.
Lepasnya rambut akibat pembusukan.
Jika kematian sudah berlangsung 48 72 jam maka rambut kepala
akan mudah lepas.
Perubahan warna
Perubahan warna rambut juga dapat dipakai untuk memperkirakan
saat kematian. Pada penguburan yang dangkal perubahan warna terjadi
sesudah 1 3 bulan, sedang pada penguburan yang dalam sesudah 6 12

bulan.
b. Sebab kematian
Informasi tentang sebab kematian juga dapat diperoleh melalui rambut
mengingat beberapa racun tertentu, terutama racun metalik, disimpan di bagian
tubuh
tersebut.
c. Jenis kejahatan
Mengenai jenis kejahatan yang terjadi dapat diperkirakan dengan melihat
macam rambut yang ditemukan. Adanya rambut pubes pada tubuh korban
memberikan dugaan adanya tindak pidana perkosaan atau tndak pidana seksual
lainnya dan adanya rambut binatang pada tubuh manusia atau sebaliknya juga
dapat
memberikan perkiraan adanya bestialiti.
d. Identitas korban
Rambut mempunyai sifat tahan terhadap pembusukan dan bahan-bahan kimia
sehingga dapat dijadikan sarana identifikasi bagi mayat-mayat tidak dikenal
yang
sudah membusuk. Meskipun tak dapat memberikan identitas personal tetapi dari
rambut paling tidak dapat ditemukan umur, jenis kelamin, ras, dan sebagainya.
e. Identitas pelaku
Rambut juga dapat dipakai sebagai sarana identifikasi guna mengetahui
identitas pelakunya. Sebagaimana diketahui bahwa pada tindak pidana
perkosaan dan
pembunuhan, sering ditemukan rambut pelaku tertinggal atau berhasil dijambak
oleh
korban sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan identifikasi.
f. Benda/ senjata yang digunakan
Kerusakan pada rambut kadang-kadang menunjukkan ciri-ciri tertentu.
Pukulan di kepala dapat meninggalkan kerusakan kortikal pada rambut,
sedangkan

tembakan senjata api dapat menyebabkan kebakaran pada rambut. Rambut


yang
terbakar tersebut akan terlihat, hitam, rapuh, terpilin atau menjadi keriting dan
menimbulkan bau yang khas.
Keadaan pangkal rambut juga dapat dipakai sebagai petunjuk bagaimana
rambut itu lepas. Pada pangkal rambut yang lepas secara alami akan terlihat
atrofi,
sedang pada rambut yang dicabut secara paksa akan mengalami robekan pada
sarung
rambut dan pada bulbus akan terlihat tak teratur.
Ditemukannya rambut pada senjata juga dapat memberi petunjuk tentang
adanya kaitan antara senjata itu dengan kasus pembunuhan dan ditemukannya
rambut pada kendaraan bermotor juga dapat meberi petunjuk tentang
keterlibatan
kendaraan tersebut dalam peristiwa tabrakan.
Pemeriksa rambut di forensik terkadang menanyakan bilamana mereka dapat
menentukan apakah sehelai rambut tersebut tercabut secara paksa, selama
proses
perlawanan atau penyerangan, sebagai contoh, untuk mendokumentasikan
keparahan
dari penyerangan. Hal ini merupakan pertanyaan sulit. Secara jelas jika rambut
memiliki akar seperti bohlam (yang berarti bahwa rambut tercabut selama fase
telogen), maka pertanyaan tersebut tidak bisa dijawab. Jika jaringan dari folikel
melekat pada akar, maka rambut tersebut tercabut saat anagen atau mungkin
fase
katagen, yang mana, saat rambut dan folikel tersambung melalui pertumbuhan
sel
yang aktif. Karena rambut yang tumbuh secar aktif masih halus dan tak
berkeratin,
akar dapat meregang dan memiliki jaringan folikuler yang menempel, pemeriksa
dapat menyatakan bahwa rambut dicabut secara paksa. Seperti yang terlihat
pada

Gambar 12.4. namun, hal tersebut tidak bisa untuk menentukan jenis paksaan
yang
Jika ditemukan rambut yang diduga ada kaitannya dengan kejahatan maka
hendaknya rambut tersebut diperiksa dengan teliti untuk mengetahui :
a. Keaslian rambut
Pemeriksaan keaslian rambut perlu dilakukan mengingat adanya berbagai
serat yang bentuk dan warnanya mirip rambut. Rambut yang utuh biasanya
terdiri
atas akar, batang dan ujung. Akar ranbut terdiri atas jaringan ikat longgar
sedangkan batang rambut terdiri atas kutikula, korteks dan medula. Serat yang
bukan berasal dari rambut tidak mempunyai susunan seperti itu. Serat sintetis
misalnya, gambaran mikroskopiknya terlihat homogen.
b. Penentuan rambut manusia atau bukan
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa serat itu rambut maka langkah
selanjutnya adalah menentukan apakah rambut tersebut berasal dari manusia
atau
hewan. Ciri rambut manusia yaitu halus dan tipis, kutikula mempunyai sisik kecil
dan bergerigi, medula sempit atau kadang-kadang tak ada, kortek tebal, index
medulla kurang dari 0,3 dan pigmennya lebih ke arah perifer. Sedangkan, ciri
rambut binatang ialah kasar dan tebal, kutikula mempunyai sisik lebar dan
polihidral, medula lebar, kortek tipis, index medulla lebih dari 0,5 dan pigmennya
di perifer maupun di sentral. Dengan tes presipitasi akan dapat dibedakan
dengan
tepat antara rambut manusia dan rambut binatang.
c. Identifikasi
Jika sudah dapat dipastikan rambut manusia maka pemeriksaan lanjutan perlu
dilakukan untuk menentukan siapa pemiliknya. Perlu diketahui bahwa rambut
mempunyai sifat tahan terhadap pembusukan dan bahan-bahan kimia sehingga
dapat dijadikan salah satu sarana identifikasi bagi mayat-mayat yang sudah

membusuk. Meskipun tak dapat memberikan identitas personal seperti halnya


sidik jari, tetapi dapat memberikan identitas umum, antara lain :
o Umur
Umur dari pemilik rambut dapat ditentukan dengan memeriksa
rambut tersebut berdasarkan tempat tumbuh dan warnanya.
Tumbuhnya rambut di berbagai bagian tubuh berbeda-beda
waktunya. Rambut pubis dan rambut ketiak misalnya, tumbuh pada
masa adolesen. Selain itu warna rambut juga dapat dipakai sebagai
petunjuk umur dari pemiliknya. Pada orang-orang tua warna rambut
akan berubah menjadi putih. Rambut lanugo pada bayi baru lahir
mempunyai sifat halus, tidak berpigmen, tak bermedula dengan pola
sisik yang lebih seragam.
o Jenis kelamin
Melalui berbagai pemeriksaan yang teliti akan dapat
ditentukan jenis kelamin dari pemilik rambut. Rambut laki-laki pada
umumnya lebih kaku, lebih kasar dan lebih gelap. Sedang rambut
wanita umumnya halus, panjang dan meruncing ke arah ujung.
Dari distribusinya juga dapat ditentukan jenis kelaminnya.
Rambut jenggot, rambut dada dan kumis adalah khas rambut laki-laki.
Penyebaran rambut pubis antara laki-laki dan wanita juga
menunjukkan gambaran yang berbeda.
o Ras
Untuk menentukan jenis rasnya dapat dilihat dari warna,
panjang, bentuk dan susunan rambut. Rambut orang Eropa misalnya,
berwarna pirang, kecoklatan atau kemerahan
Pemutihan rambut adalah proses oksidasi pigmen dan menghilangkan warnanya.
Perawatan mungkin menghentikan proses ini, atau warna baru dapat terbentuk
pada

rambut. Pewarnaan rambut kebanyakan seperti mencelupkan serat wool (semua


rambut) atau serat tekstil yang lain. Seiring pertumbuhan rambut, titik dimana
pemutihan/pewarnaan diberikan terlihat sebagai perubahan warna yang kasar,
seperti
ditunjukkan pada gambar 12.11. Jika panjang dari bagian rambut yang berwarna
alami diukur, peneliti dapat membuat perkiraan interval waktu antara perawatan
kosmetik dan waktu terlepasnya rambut. Rambut kepala tumbuh rata-rata 0,5
inchi
(1.3 cm) per bulan, jadi panjang bagian alami akan bertambah 0.5 inchi dari hasil
jumlah perkiraan sebulan.
2.1.10

Penyakit pada rambut dapat dijadikan sebagai sumber identifikasi

Penyakit yang berefek pada morfologi rambut jarang, namun ini membuat hal
tersebut menjadi bukti yang baik sebagai sumber identifikasi. Pili annulati
mengarah
pada rambut dengan colored ring. Pada pini annulati, rambut memiliki pita
terang
gelap yang berselang-seling, seperti corak harimau atau zebra. Orang dengan
rambut
gelap mungkin mempunyai pili annulati tapi tidak terlihat ini dikarenakan
tertutupi
oleh kondisi warna rambut mereka. Monilethrix membuat rambut terlihat seperti
string of beads (nama yang berasal dari bahasa Yunani untuk bead dan hair).
Sepanjang rambut berbetuk nodul dan memendek membuat diameter rambut
menjadi
bervariasi. Rambut manik-manik ini melemahkan rambut, dan keluhan orangorang
dari monilethrix adalah hilangnya rambut secara tidak sempurna. Pili torti, nama
yang diberikan, memutar sepanjang panjang rambut, menciptakan bentuk spiral.
Kemungkinan ditemukan beberapa putaran pada satu rambut. Terlihat kutikula,
tetapi
putaran yang diciptakan menyebabkan patahan pada kutikula dan kortek.
Vermin,

ketombe, atau jamur juga dapat timbul pada rambut dan fakta ini harus dicatat.
Faktor tersebut dimasukkan ke klasifikasi rambut sebagai faktor yang berasal
dari
individual. Kesalahpahaman dapat mengenai rambut dan dapat berasal dari
pemeriksaan. Umur dan jenis kelamin tidak dapat ditentukan dari melihat
rambut;
rambut abu-abu mungkin terjadi pada seseorang dengan usia dua puluh tahunan
dan
rambut panjang belum berarti wanita serta rambut pendek belum berarti lakilaki.
Rambut tidak akan tumbuh setelah seseorang meninggal (bagaimana bisa?)
kulit akan mengeriput ketika kehilangan ait, menjadikan rambut lebih menonjol
(juga dengan kuku). Dan, beberapa penelitian sebaliknya, mencukur tidak akan
merangsang pertumbuhan rambut.
2.1.11 Cara pemeriksaan analisis rambut
Rambut diperiksa dari akar ke ujung dengan perbesaran 40x sampai dengan
250x.
Rambut diletakkan pada preparat kaca mikroskop dengan indeks bias yang
sesuai
untuk rambut, sekitar 1,5. Semua hal tersebut harus dipenuhi. Sampel rambut
yang
diketahui tersebut menandakan dan menggambarkan jenis rambut tersebut.
Rambut
yang ditemukan kemudian dijabarkan secara sendiri. Penjabaran tersebut
meliputi
akar, mikroanatomi dari batang rambut dan ujung rambut.
2.1.12 Hasil interpretasi dari pemeriksaan
Tiga kesimpulan dasar dapat ditarik dari perbandingan forensik rambut. Pertama,
jika
rambut yang ditemukan menunjukkan kesamaan karakteristik mikroskopik
dengan
sampel rambut yang diketahui, maka rambut yang ditemukan itu dapat berasal
dari

orang yang sama dengan orang dimana sampel rambut diambil. Namun,
perbandingan rambut bukan bentuk dari identifikasi positif. Kedua, jika rambut
yang
ditemukan menunjukkan kesamaan tetapi sedikit berbeda dengan sampel
rambut
yang diketahui, maka tidak ada kesimpulan yang dapat ditarik walaupun rambut
yang
ditemukan dapat berasal dari sumber yang diketahui tersebut. Pada akhirnya,
jika
rambut yang ditemukan menunjukkan perbedaan karakteristik mikroskopik
dengan
sampel rambut yang diketahui, maka dapat disimpulkan jika rambut yang
ditemukan
tersebut tidak berasal dari sumber yang diketahui tersebut. Dick Bisbing, ahli
forensik rambut merangkum keputusan cara dan proses dalam perbandingan
forensik
rambut : Jika dua sampel berasal dari satu individu, maka harus selalu ada cukup
kesepakatan bahwa pada beberapa karakteristik lain tidak ada ketidaksamaan
yang
mendasar. Hubungan tersebut kurang berdasar, oleh sebab itu, tidak hanya pada
kombinasi yang sama dalam mengidentifikasi ciri (walaupun kondisi ini harus
selalu
terpenuhi) tapi juga bersama dengan kurangnya perbedaan yang mendasar
antara
rambut yang ditemukan dan rambut standar. Hal ini perlu dijelaskan bahwa tidak
hanya rambut yang tidak diketahui memiliki ciri seperti rambut yang diketahui
tetapi
juga bahwa variasi yang terjadi pada rambut yang tidak diketahui adalah sama
dengan variasi rambut yang diketahui. Penilaian dan pertimbangan ciri
mikroskopik
rambut yang ditemukan dan diantara sampel rambut adalah kunci dari proses
membandingkan, akan tetapi bagaimana menginterpretasikan hasil pemeriksaan
forensik rambut secara kuantitatif? Proses ini tidak semudah yang dibayangkan,
lebih

lanjut lihat di Lebih Detail : Statistik dan Pemeriksaan Rambut.


Perbandingan rambut adalah metode yang paling baik dalam menunjukkan
hubungan
antara barang bukti yang berupa rambut dengan suatu individu. Sampel rambut
dari
bagian tubuh yang sama diperlukan untuk melakukan perbandingan. Rambut
bukan
lah identifikasi yang positif namun estimasi frekensi atau statistik tidak bisa
digunakan dalam membandingkan rambut secara mikroskopis.
2.1.14 Penentuan spesifisitas pemeriksaan mikroskopik rambut
Berdasarkan sifat rambut pada grafik diatas, rambut dapat diberi kode,
dimasukkan
ke dalam database dan informasi frekuensinya bisa didapatkan. Ini adalah sangat
berguna untuk menentukan signifikansi rambut sebagai barang bukti. Barry
Gaudette, mantan pemeriksa rambut di Royal Canadian Mounted Police, pernah
melakukan studi klinik dalam percobaan untuk menentukan spesifisitas
pemeriksaan
mikroskopik rambut (1974). Studi klinik ini melibatkan rambut kepala yang
berwarna coklat dari keturunan eropah yang tela diberi kode dan dibandingkan.
Hasil
studi menunjukkan hanya 9 pasang rambut yang tidak dapat dibedakan dengan
frekuensi 1: 4500. beliau melakukan satu lagi studi klinik yang melibatkan
rambut
pubis dan didapatkan frekuensi 1: 1600 (1976). Walaupun terdapat kritik yang
mengatakan terdapat kecacatan pada studi klinik ini dan frekuensi yang
didapatkan
tidak valid, studi klinik ini adalah studi pertama yang dilakukan untuk
pemeriksaan
forensik rambut. Terdapat beberapa pemeriksa menggunakan frekuensi ini di
dalam
testimoni untuk menghitung signifikansi pada barang bukti yang ditemukan.
Wickenheiser dan Hepworth (1990) telah meneliti lagi studi klinik yang dilakukan

oleh Gaudette dan mengolah kembali frekuensinya. Terdapat beberapa studi


memberikan informasi tambahan tentang potensi spesifisitas pemeriksaan
mikroskopik rambut namun tiada perkiraan yang signifikan dapat dikeluarkan.
Rambut adalah material biologi komposit yang sangat rumit dan ekspresi sifat
rambut pada suatu populasi sangat bervariasi. Bentuk tiga dimensi rambut
menyukarkan pengukuran sifat rambut itu sendiri. Komputer dapat digunakan
dalam
menganalisis gambar digital dan menggolongkan rambut, namun manusia dapat
melakukannya dengan lebih cepat dan tepat.dan pada waktu ini, analisis DNA
lebih
mudah diperoleh.
2.1.15 Peranan DNA mitokondria pada analisis specimen rambut
Munculnya pemeriksaan forensik DNA mitokondria (mtDNA) pada pertengahan
1990s digembar-gemborkan sebagai era baru analisis biologi dalam
pemberlakuan
hukum. Ini adalah sangat benar karena pada pemeriksaan forensik rambut,
mtDNA
dapat memberikan informasi tambahan. Perbandingan secara mikroskopis pada
rambut manusia sudah dapat diterima secara ilmu pengetahuan dan legal
selama satu
dekad ini. Urutan mtDNA menambahkan satu lagi uji kaji untuk menilai
signifikansi
hubungan antara rambut dengan suatu individu. Analisis mikroskopis atau
molekular
sendiri atau gabungan kedua-duanya tidak dapat memberikan identifikasi yang
positif. Kedua metode ini melengkapi antara satu sama lain dalam memberikan
informasi. Sebagai contoh, mtDNA dapat membedakan rambut dari sumber yang
berbeda walaupun ianya mempunyai karakter mikroskopik yang mirip atau
kurang.
Walaupun begitu, perbandingan rambut dengan mikroskopik sering dapat
membedakan sampel pada individu-individu yang mempunyai hubungan secara

maternal di mana mtDNA tidak dapat menganalisisnya. Dalam suatu studi terkini
(Houck and Budowle, 2002), hasil studi pada pemerikaan mikroskopik dan
mitokondria rambut manusia di laboratorium FBI untuk dianalisis telah
diperlihatkan. Dalam pemeriksaan pada 170 rambut, terdapat 80 mikroskopik
yang
dapat dikumpulkan dan hanya 9 yang disingkirkan oleh mtDNA. Terdapat 66
rambut
yang didapati tidak sesuai untuk pemeriksaan mikroskopik atau kumpulan
mikroskopiknya tidak dapat ditentukan dapat dianalisis oleh mtDNA. Hanya 6
rambut yang tidak menyediakan mtDNA yang cukup dan 3 rambut memberikan
hasil
yang tidak pasti. Studi ini menunjukkan kekuatan kombinasi dua teknik
pemeriksaan.
Adalah penting untuk menyadari bahwa pemeriksaan secara mikroskopik
bukanlah
suatu uji saring dan analisis mtDNA bukan suatu uji konfirmasi. Kedua
metode
ini atau salah satunya dapat memberikan informasi penting pada suatu
investigasi.
r
DAFTAR PUSTAKA
Houck, Max M. dan Siegel, Jay A (2010) Forensic Hair Examination, Fundamental
of Forensic Science 2nd ed : 283 300.
Idries, A. M, Tjiptomartono, A. L. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam
Proses penyelidikan. Jakarta: Sagung seto; 2008. p. 174
Kubic TA, Petraco N. Microanalysis and Examination of Trace Evidence. In: James
SH, Nordby JJ, Editors. Forensic Science An Introduction to Scientific and
Investigative Techniques. Boca Raton: CRC Press LLC; 2000. p. 264-66

Вам также может понравиться