Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kriteria
b)
c)
d)
(Kepmenkes RI No.364/Menkes/SK/V/2009)
c.
kelenjar adrenal.
TB ekstra paru berat, misalnya: meningittis, milier, perikarditis,
peritonitis, pleuritis eksudativa bilateral, TB tulang belakang, TB usus,
TB saluran kemih dan alat kelamin.
(Kepmenkes RI No.364/Menkes/SK/V/2009)
d.
pasien
TB
yang
sebelumnya
pernah
mendapat
Gambar.
Tuberkulosis
Primer, gambaran makroskopis.
Gambar.
Tuberkulosis Paru, gambaran mikroskopis.
Infeksi Primer
Pada gambaran makroskopis TB dapat ditemukan adanya focus primer pada parenkim
paru biasanya subpleural dan sering terjadi di apeks daripada lobus bawah, atau bagian bawah
dari lobus atas.fokus tersebut kecil dan dan menunjukkan perkejuan pada sentral. Lesi pada paru
tersebut disebut focus dari GHON. Kemudian, adanya kombinasi antara lesi pada paru serta
adanya limfadenitis TBC pada hilus disebut kompleks primer.
Pada gambaran mikroskopis ditemukan lesi pada paru dan kelenjar limfe menunjukkan
granulasi TBC yang khas, disertai sel datia Langhans. (Putranto, 1997)
Patofisiologi
Bagan 1. Patofisiologis Tb
Sumber:
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/Menkes/Sk/V/2009 Tentang
Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (Tb) Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Putranto, Bambang E. 1997. Patologi Saluran Napas. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Sudoyo, Aru W. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Jakarta:FKUI