Вы находитесь на странице: 1из 7

METODE CASTIGLIANO

Metode ini merupakan metode yang paling banyak dipakai


untuk pemecahan masalah lenturan yang terjadi pada suatu
struktur atau batang. Metode ini dikembangkan oleh seorang
insinyur Italia bernama Alberto Castigliano pada tahun 1873.
Teori dasar metode ini dikembangkan berdasarkan perhitungan
besar energi yang tersimpan didalam suatu batang akibat beban
yang bekerja padanya.
Prinsip kekekalan energi dapat dipakai sebagai dasar
pembahasan metode ini, yaitu energi input harus selalu sama
dengan output ditambah energi yang hilang dan lain-lain. Pada
suatu batang yang terbebani energi inputnya adalah kerja yang
dilakukan oleh beban, sedang outputnya adalah energi yang
tersimpan didalam batang karena batang tidak melakukan kerja.
P2

P1

y1

y2

Gambar 2.26.
Misalkan batang seperti pada gambar 2.26, dibebani secara
bersamaan oleh gaya P1 dan P2 secara perlahan-lahan mulai dari
nol sampai mencapai harga terbesar masing-masing beban. Pada
akhir pembebanan, lenturan yang terjadi pada titik bekerjanya
gaya P1 dan P2 berturut-turut adalah y1 dan y2. Bentuk energi
yang tersimpan didalam batang karena kedua beban adalah
energi strain yang besarnya dapat dihitung dari energi inputnya,
yaitu jumlah usaha yang dilakukan oleh masing-masing gaya tsb.
U=
(2.6)

1
2

. P1 . y 1 +

1
2

. P2 . y 2

"Statika Struktur II Metode Castigliano

Gaya yang bekerja dianggap setengahnya, karena pembebanan


selalu dimulai awal (P1=0, dan P2=0) kemudian secara perlahan
bertambah sampai mencapai beban penuh, sehingga besar gaya
yang bekerja selama proses deformasi dapat didekati dengan
harga rata-ratanya. Setelah tercapai beban penuh kemudian
gaya P1 ditambah dengan elemen beban kecil P1, sehingga
mengakibatkan pertambahan besar lenturan pada posisi kedua
gaya tersebut masing-masing y1 dan y2. Pertambahan energi
strain karena pertambahan gaya adalah,
U =

1
2

P1.y1 + P1.y1 + P2.y2

(2.7)

Apabila kemudian dilakukan percobaan yang sama tetapi


urutan pembebanan dirubah, yaitu gaya P1 dikenakan terlebih
dahulu kemudian baru disusul dengan gaya P 1 dan P2, maka
jumlah energi yang tersimpan didalam batang menjadi,
U + U =

1
.P1.y1
2

+ P1.y1 +

1
.P1.y1
2

1
.P2.y2
2

(2.8)

Walaupun urutan pembebanan berbeda, tetapi energi yang


tersimpan pada batang (U + U) akibat kedua urutan
pembebanan tersebut seharusnya sama, berdasarkan prinsip
kekekalan energi. Dengan mengkombinasikan persamaan (2.6) (2.8) didapatkan ,
P1.y1 = P1.y1 + P2.y2

(2.9)

Kombinasi antara persamaan (2.7) dan (2.9) menghasilkan,


U1
1
=
y
y1
1 +
P1
2

(2.10)

Apabila besar beban P1 mendekati limit nol, maka besar lenturan


y1 yang terjadi juga mendekati limit nol sehingga,
U1
= y1
P1

(2.11)

Rumus diatas adalah teori dasar dari metode Castigliano, yang


secara umum dapat dijabarkan dalam bentuk teori yaitu:
"Statika Struktur II Metode Castigliano

"Apabila energi strain yang tersimpan didalam batang


dapat dinyatakan dalam fungsi gaya-gaya yang bekerja
padanya, turunan partial fungsi tsb. terhadap salah satu
gaya adalah sama dengan lenturan yang terjadi pada titik
bekerjanya gaya tersebut." Dalam pengembangannya, teori
Castigliano juga berlaku untuk turunan partial energi yang
tersimpan terhadap momen yang bekerja, yang akan
menghasilkan besar sudut lenturan sbb.
U1
= i
M 1

(2.12)

Apabila pada posisi besar lenturan yang akan dihitung tidak


terdapat gaya yang bekerja, maka gaya nol dapat dikenakan pada
posisi tersebut. Sesudah didapatkan persamaan energi terhadap
gaya nol, maka lenturan yang terjadi dihitung berdasarkan
turunan terhadap gaya kosong tersebut. Kemudian limit nol
dikenakan pada semua besaran yang mengandung gaya tersebut,
sehingga akhirnya didapat besar lenturan yang terjadi. Prosedur
ini berlaku pula pada perhitungan sudut lenturan pada persamaan
(2.12).
Energi yang tersimpan didalam batang adalah berupa
tegangan antar molekul didalam batang, sebagai reaksi terhadap
adanya gaya luar yang bekerja. Akibat fisik dari adanya tegangan
didalam bahan berupa deformasi yang terjadi pada batang yang
terkena beban. Apabila suatu batang menerima beban aksial P,
yang mengakibatkan pertambahan panjang d maka usaha yang
dilakukan oleh gaya P adalah :
U=

P d

(2.13)

Besar tegangan yang terjadi akibat gaya P didefinisikan sebagai :


=

P
A

atau, P = .A, dan

(2.13) menjadi : U =

.A.L.d

= /L sehingga persamaan

= AL

(2.14)
Karena batang melentur dalam kondisi elastis maka Hukum Hooke
berlaku, sehingga
"Statika Struktur II Metode Castigliano

=
menjadi,
U=

,
E
AL
E

atau

d
E

d =

d = AL

2
2E

sehingga persamaan (2.14)


atau

2
U
=
AL
2E

(2.15)
dimana,

A = luas penampang batang


L = panjang batang
E = modulus elastisitas batang
U = energi strain yang tersimpan
= tegangan yang terjadi.

Persamaan (2.15) menunjukkan hubungan antara besarnya energi


strain yang tersimpan setiap unit volume batang dengan
tegangan yang ditimbulkan. Dengan demikian besarnya total
energi strain akibat tegangan didalam volume batang adalah:
U=

2E dV
VOL

(2.16)

Apabila beban yang bekerja adalah momen (M), maka tegangan


yang terjadi pada batang adalah (M.y/EI) sehingga energi strain
akibat beban momen tersebut menjadi,
U=

1
M y

2E VOL I

(2.17)

dV

Elemen volume : dV = dA.dx, sehingga persamaan energi diatas


menjadi,
U=
Besaran

1
2E

M2

I2

(y2.dA ) dx

AREA

(y2.dA) adalah momen inertia I sehingga,

AREA

U=

1
2E

M2
I

dx

(2.18)

Persamaan (2.18) menunjukkan besarnya energi strain yang


terjadi akibat adanya beban momen saja. Telah dinyatakan
dalam permulaan bahasan bahwa untuk pemakaian pada batang
struktur, besar lenturan yang terjadi akibat beban gaya dan gaya
geser kecil sekali dibandingkan dengan besar lenturan akibat
beban momen. Dengan demikian berdasarkan teori Castigliano
"Statika Struktur II Metode Castigliano

pada persamaan (2.11), maka besar lenturan (y i) yang terjadi


pada suatu titik dimana bekerja gaya Pi adalah,
yi =

U
Pi

= 1

EI

M
dx
Pi

(2.19)

Contoh Soal.
1. Hitunglah besar lenturan yang terjadi pada ujung bebas suatu
batang yang dijepit diujung yang lain. Beban yang bekerja
adalah gaya P pada ujung bebas dan beban merata berbentuk
segitiga yang titik nolnya pada gaya P, seperti ditunjukkan
pada Gambar 2.27. Panjang batang L dengan E dan I konstan
sepanjang batang.

y
P

x
x

Gambar 2.27.
Penyelesaian.
Sumbu koordinat diambil pada ujung bebas (gambar 2.27),
sehingga momen yang bekerja pada jarak x adalah,
3
M = - Px wx

6L

Dengan memakai rumus (2.19) maka besar lenturan pada P dapat


dihitung. Turunan partial fungsi momen terhadap gaya P adalah
M/P= -x, sehingga:

"Statika Struktur II Metode Castigliano

EI.y =

(Px2 -

wx4
)
6L

3
4
dx = PL + wL

30

Sehingga lenturan yang terjadi pada P adalah,


y=

PL3
3 EI

wL4
30EI

2. Suatu batang dengan tumpuan dan pembebanan seperti


gambar 2.28, dengan panjang L dan I konstan sepanjang batang.
Hitunglah besar lenturan yang terjadi ditengah batang.
P

x
L
R=+

Gambar 2.28
Penyelesaian.
Karena ditengah batang tidak ada gaya yang bekerja, maka
dikenakan gaya nol P pada titik tersebut. Gaya reaksi pada kedua
tumpuan dengan memperhitungkan gaya nol P adalah,
R=

wL
2

P
2

Momen yang terjadi dengan mengambil ujung kiri sebagai sumbu


koordinat,
M=

wLx
2

wx2
2

Px
2

- P [x -

L
]
2

"Statika Struktur II Metode Castigliano

L
])
2

Momen akibat gaya nol (P [x interval

L
<
2

hanya berlaku pada

x <L. Di luar ini besar momen ini adalah nol. Turunan

partial fungsi momen terhadap gaya P adalah,


M
P

x
2

- [x -

L
]
2

Apabila harga gaya nol P mendekati limit nol (P 0), maka besar
lenturan yang terjadi pada titik bekerjanya P adalah,
L

EI.y =

EI.y =

w
4

wLx wx2 x
L

2 2 2 x 2 dx

(L.x x ) dx +
2

, sehingga :

w
4

(L2x - 3Lx2 + 2x3)dx

5wL
384

Sehingga lenturan pada titik tengah batang adalah y =

5wL4
384EI

(kebawah).

"Statika Struktur II Metode Castigliano

Вам также может понравиться