Вы находитесь на странице: 1из 12

Benda asing esofagus adalah benda yang tajam maupun tumpul atau makanan

yang tersangkut dan terjepit di esofagus karana tertelan, baik secara sengaja maupun
tidak sengaja. Kasus ini sering terjadi pada anak-anak, karena belum tumbuhnya gigi
molar anak-anak, koordinasi menelan yang belum sempurna pada usia 6 bulan hingga
1 tahun. Jika terjadi pada orang dewasa hal ini disebabkan oleh penyakit-penyakit
penyerta pada esofagus yang dapat menyebabkan gangguan menelan yang lama.
Daerah lain yang paling sering adalah di mana esofagus beridentasi oleh arkus aorta
dan bronkus utama kiri serta jalan masuk ke dalam gaster. 1,3
Lesi

patologi

esofagus

dapat

menimbulkan

sumbatan

parsial

dan

menyebabkan tersangkutnya benda asing. Peristiwa tertelannya benda asing


merupakan masalah utama pada anak usia 6 bulan sampai 6 tahun, tampak dari 70%
banyaknya yang mengalami tertelan benda asing adalah anak-anak. Menurut
penelitian yang pernah dilakukan di Surabaya, pasien termuda adalah umur 15 hari
dengan anting-anting emas dan tertua adalah umur 15 tahun dengan impaksi gigi.
Anak-anak sampai usia 5 tahun adalah 63,74%, laki-laki adalah 53,22% dan
perempuan adalah 46.78%., meskipun dapat terjadi pada semua umur. Anak-anak
cenderung membawa uang logam, peniti, mainan dan objek lain dalam mulut dengan
akibat tertelan secara kebetulan.
Benda asing di esofagus sering ditemukan di daerah penyempitan fisiologis
esofagus. Benda asing yang bukan makanan kebanyakan tersangkut di servikal
esofagus, biasanya otot krikofaring atau arkus aorta, kadang di penyilangan esofagus
dengan bronkus utama kiri atau pada sfingter kardio-esofagus. Tujuh puluh persen
dari 2394 kasus benda asing esofagus di temukan di daerah servikal, di bawah sfingter
krikofaring, 12% di daerah hipofaring dan 7,7% di esofagus torakal. Di laporkan 48%
benda asing yang tersangkut di daerah esofagogaster menimbulkan nekrosis tekanan
atau infeksi local. 1,5
Pada orang dewasa, benda asing yang tersangkut dapat berupa makanan atau
bahan yang tidak dapat dicerna seperti biji buah-buahan, gigi palsu, tulang ikan atau
potongan daging yang melekat pada tulang.
Uang logam yang tersangkut dalam esofagus menimbulkan kesulitan dalam
menelan serta rasa tidak nyaman. Posisi uang logam dalam esofagus seringkali dapat
terlokalisasi secara akurat oleh pasien. Jika uang logam tersangkut pada esofagus
servikalis, penekanan terhadap bagian belakang laring serta trakea dapat

menimbulkan suara sengau, batuk dan dispneu. Air liur dapat mengalir ke luar dari
esofagus dan masuk ke dalam laring.
Benda asing uang logam yang masuk ke dalam esofagus sering terperangkap
pada 3 tempat penyempitan anatomi esofagus, yaitu:
1.

Pada bagian esofagus bagian atas terutama pada bagian bawah otot
krikofaringeal.

2.

Pada persilangan arkus aorta

3.

Pada esofagial-gastro junctional (pada tingkat diafragma)


Gejala yang timbul akibat benda asing dalam esofagus tergantung lokasi tempat

tersangkutnya benda asing tersebut. Disfagia merupakan gejala yang paling sering
yaitu, 85% kasus. Selain itu, terdapat gejala yang lain diantaranya odinofagia 81 %
kasus, peningkatan ekskresi saliva 16%, nyeri leher 8%, muntah 4 % dan keluhan
yang jarang adalah nyeri dada retrosternal, keluhan leher seprti tercekik, suara
wheezing, perasaan subjektif adanya benda asing di tenggorokan, hematemesis, dan
keluhan paru seperti kompresi stenosis trakea dari belakang, proses inflamasi laring
dan trakea dari esofagus, ulserasi dan perforasi bronkus kiri dan aspirasi.
I FAKTOR PREDISPOSISI
Untuk anak, gigi molar masih belum tumbuh untuk menelan dengan baik,
pada usia 6-12 bulan koordinasi proses menelan dan sfingter laring masih belum
sempurna, retardasi mental, gangguan pertumbuhan, dan penyakit-penyakit
neurologi lain yang mendasarinya.
Untuk dewasa adalah gejala disfagia yang kronik yang di dasari oleh
penyakit-penyakit esofagus, cara mengunyah yang salah jika menggunakan gigi
palsu atau pemasangan gigi palsu yang kurang baik, mabuk, dan intoksikasi.
Biasanya, anak-anak tertelan benda asing di esofagus ini datang dibawa untuk
penanganan 6 jam setelah menelan benda asing tersebut. Sejauh ini, koin adalah
benda asing yang paling sering ditemukan. Objek selain itu adalah, lain yang
biasa ditemukan adalah makanan, mainan plastik dan besi kecil, kancing baju,
tulang, baterai, pin baju, serpihan kayu, serta kaca.
II ANATOMY DARI ESOFAGUS

Esofagus

merupakan

sebuah

saluran

berupa

tabung

berotot

yang

menghubungkan dan menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Dari


perjalanannya dari faring menuju gaster, esofagus melalui tiga kompartemen dan
dibagi

berdasarkan

kompartemen

tersebut,

yaitu Leher

(pars

servikalis), sepanjang 5 cm dan berjalan di antara trakea dan kolumna


vertebralis. Dada (pars thorakalis), setinggi manubrium sterni berada di
mediastinum posterior mulai di belakang lengkung aorta dan bronkus cabang
utama kiri, lalu membelok ke kanan bawah di samping kanan depan aorta
thorakalis bawah. Abdomen (pars abdominalis), masuk ke rongga perut melalui
hiatus esofagus dari diafragma dan berakhir di kardia lambung, panjang berkisar
2-4 cm.5

Pada orang dewasa, panjang esofagus apabila diukur dari incivus superior
ke otot krikofaringeus sekitar 15-20 cm, ke arkus aorta 20-25 cm, ke v.
pulmonalis inferior, 30-35 cm, dan ke kardioesofagus joint kurang lebih 40-45
cm.
Pada anak, panjang esofagus saat lahir bervariasi antara 8 dan 10 cm dan
ukuran sekitar 19 cm pada usia 15 tahun.
Bagian cervical:
1. Panjang 5-6 cm, setinggi vertebra cervicalis VI sampai vertebra
2.
3.
4.
5.
6.

thoracalis I
Anterior melekat dengan trachea (tracheoesophageal party wall)
Anterolateral tertutup oleh kelenjar thyroid
Sisi dextra/sinistra dipersarafi oleh nervus recurren laryngeus
Posterior berbatasan dengan hypopharynx
Pada bagian lateral ada carotid sheats beserta isinya

Bagian Thoracal:
1. Panjang 16-18 cm, setinggi Vertebra thoracalis IX-X
2. Berada di mediastinum superior antara trachea dan collumna
vertebralis
3. Dalam rongga thorax disilang oleh arcus aorta setinggi vertebra
thoracalis IV dan bronchus utama sinistra setinggi Vertebra thoracalis
V

4. Arteri pulmonalis dextra menyilang di bawah bifurcatio trachealis


5. Pada bagian distal antara dinding posterior oesophagus dan ventral
corpus vertebralis terdapat ductus thoracicus, vena azygos, arteri dan
vena intercostalis.

Bagian abdominal:
1. Terdapat pars diaphragmatica sepanjang 1 - 1,5 cm, setinggi vertebra
thoracalis X.
2. Terdapat pars abdominalis sepanjang 2 - 3 cm, bergabung dengan
cardia gaster disebut gastroesophageal junction.
Esofagus mempunyai tiga daerah normal penyempitan yang sering
menyebabkan benda asing tersangkut di esofagus. Penyempitan pertama
adalah disebabkan oleh muskulus krikofaringeal, dimana pertemuan antara
serat otot striata dan otot polos menyebabkan daya propulsif melemah .
Daerah penyempitan kedua disebabkan oleh persilangan cabang utama
bronkus kiri dan arkus aorta. Penyempitan yang ketiga disebabkan oleh
mekanisme sfingter gastroesofageal.5

Gambar 1: Anatomi esofagus dan daerah penyempitan normal di esofagus.


III GEJALA KLINIS

Gejala yang paling sering ditemukan akibat adanya benda asing esofagus
adalah disfagia, hipersalivasi, muntah-muntah. Namun pada anak-anak baisa
ditemukan batuk-batuk, tersedak, tercekik, dan susah bernafas akibat dari
penyempitan yang terjadi di bagian atas esophagus. Adalah penting untuk
mengetahui sudah berapa lama benda asing tersebut tersumbat di kerongkongan
karena jika sudah terjadi lebih dari 24 jam bisa menyebabkan bahaya dan risiko
yang lebih besar seperti membentuk erosi atau kerusakan lain pada dinding
esofagus. Ini juga akan menentukan prosedur tindakan yang akan dipilih untuk
mengeluarkan benda asing tersebut.
Gejala klinis yang paling sering akibat sumbatan benda asing esofagus:
a) Disfagia
b) Hipersalivasi
c) Muntah
d) Anorexia
e) Batuk
f) Tersedak / sianosis
g) Mengi
h) Hemoptysis
i) Nyeri dada
j) Demam

IV PEMERIKSAAN PENUNJANG
(a) X-ray
i. Foto polos esofagus
Foto Rotgen polos esofagus servikal dan torakal anteroposterior dan lateral
harus dibuat pada semua pasien yang diduga tertelan benda asing. Benda asing
radioopak (uang logam) mudah diketahui lokasinya dan harus di foto ulang
sesaat sebelum tindakan esofagoskopi untuk mengetahui kemungkinan benda
asing sudah pindah ke distal. Letak uang logam umumnya koronal, maka hasil
foto Rontgen servikal/torakal pada posisi PA akan dijumpai bayangan
berbentuk bundar, sedangkan pada posisi lateral berupa garis radioopak sejajar
dengan kolumnar vertebralis. Benda asing lain seperti tulang, kulit telur dan
lain-lain cenderung berada pada posisi koronal dalam esofagus, sehingga lebih
mudah dilihat pada posisi lateral.

Gambar 2: Anteroposterior, radiografi menunjukkan koin tersumbat di bagian


proksimal dari esofagus.

Gambar 3: Foto polos servikal toraks posisi


lateral pada pasien yang sama menunjukkan
gambaran koin di bagian peroksimal
esofagus.
Benda asing radiolusen (plastik,
aluminium) dapat diketahui dengan
tanda inflamasi periesofagus atau
hiperinflamasi hipofaring dan
esofagus bagian peroksimal.

Foto Rotgen toraks dapat menunjukkan gambaran perforasi esofagus


dengan emfisema. Gambaran perforasi dapat dilihat pada foto polos posisi
lateral dengan gambaran trakea dan laring tergeser ke depan, gelembung udara
dijaringan, dan apabila perforasi sudah berlangsung untuk beberapa hari,
bayangan cairan atau abses boleh kelihatan. Gambaran radiologik benda asing
batu baterai menunjukkan pinggiran bulat dengan gambaran densitas ganda,
karena bentuk bilaminer.

Gambar 5: foto radiologi toraks (kiri) dan foto AP leher (kanan) menunjukkan
gambaran trakea bergeser ke kanan.
V DIAGNOSA
Pada anak dewasa dan sadar, komunikasi dengan orang tua bisa membantu
mengidentifikasi benda asing yang ditelan dan megetahui lokasi yang dirasakan
mengganjal atau tidak enak pada kerongkongan. Akan tetapi, menentukan lokasi
benda asing yang tertelan dengan berdasarkan titik yang tidak menyenangkan
bagaimanapun tidak dapat dijadikan patokan/panduan. Dalam banyak keadaan,
benda asing yang tertelan tidak dapat dideteksi dini atau tidak dilaporkan sehingga
mulanya gejala timbul. Anak-anak yang mempunyai penyakit seperti retardasi
mental, atau riwayat penyakit psikiatri biasanya datang dengan keluhan tercekik,
tidak mahu makan, muntah, drooling, mengi, air liur berdarah, atau gangguan
pernafasan. Sekiranya dengan palpasi didapatkan ada edema, eritema, nyeri, atau

krepitasi pada daerah leher, kemungkinan sudah terjadi perforasi orofaringeal atau
esofagus proksimal. Abdomen harus diperiksa untuk mencari peritonitis atau
obstruksi usus kecil. Kondisi ini akan memerlukan intervensi bedah dan konsultasi
dengan segera untuk endoskopi.
Pada pemeriksaan fisik, terdapat kekakuan lokal pada leher bila benda asing
terjepit akibat edema yang timbul progresif. Bila benda asing tersebut ireguler
menyebabkan perforasi akut, dan diadapatkan tanda-tanda pneumomediastinum,
emfisema leher dan pada auskultasi terdengar susara getaran di daerah prekordial
atau di antara skapula. Bila terjadi mediastinitis, tanda efusi pleura unilateral atau
bilateral dapat dideteksi. Perforasi langsung ke rongga pleura dan pneumotoraks
jarang terjadi tetapi dapat timbul akibat komplikasi tindakan endoskopi.
Pada anak-anak, gejala nyeri atau batuk dapat disebabkan oleh aspirasi dari air
liur atau minuman dan pada pemeriksaan fisik didapatkan ronki, mengi, demam,
abses leher atau tanda-tanda emfisema subkutan. Selain itu, bisa didapatkan tandatanda lanjut seperti berat badan menurun dan gannguan pertumbuhan. Benda asing
yang berada di daerah servikal esofagus dan di bagian distal krikofaring, dapat
menimbulkan gejala obstruksi saluran nafas dengan bunyi stridor, karena menekan
dinding trakea bagian posterior, dan edem periesofagus. Gejala aspirasi rekuren
akibat obstruksi esofagus sekunder dapat menimbulkan pneumonia, bronkiektasis
dan abses paru.
Dapat dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan foto polos dada
dari depan dan samping, pemeriksaan ini harus dilakukan pada setiap pasien yang
dicurigai tertelan benda asing, pada keadaan tertentu beberapa benda asing akan
terlihat sangat nyata pada pemeriksaan ini. Bila benda asing sudah diketahui
lokasinya maka penanganan segera dapat dilakukan lebih mudah. Foto Rontgen
dada ulang harus dilakukan dalam semua kasus yang dicurigai tersumbat benda
asing. Hal ini memungkinkan pemeriksa untuk menentukan tepat lokasi benda
asing dalam kerongkongan atau untuk menkonfirmasi sekiranya benda asing telah
bergerak di luar kerongkongan. 3,4,6,7

VI DIAGNOSA BANDING
Berdasarkan gejala klinis, pasien sering datang dengan keluhan disfagia yang
disertai dengan keluhan lain. Disfagia adalah keluhan sulit menelan yang timbul

akibat ada gangguan pada otot-otot menelan dan transportasi makanan dari
rongga mulut ke lambung sehingga manifestasi yang sering ditemukan adalah
sensasi mengganjal di daerah leher atau dada ketika menelan.
Berdasarkan hal ini, beberapa penyakit lain yang mungkin menyebabkan rasa
mengganjal ini adalah:
1. Tumor Esofagus
2. Akalasia
3. Esofagitis
VII PENANGANAN
Penanganan awal pada pasien dengan benda asing di esofagus sama dengan
pasien trauma yang lain, terutama dalam memastikan jalan nafas bebas dari
obstruksi. Secara anatomi, inflamasi pada esofagus dapat memberi efek yang
jelas kepada jalan nafas. Setelah penanganan awal dilakukan, berbagai
pendekatan farmakologi atau penanganan secara mekanis dapat dilakukan
tergantung pada tipe, ukuran, lokasi dan durasi benda asing tertelan.1,11
Penanganan awal pada pasien dengan benda asing di esofagus sama dengan
pasien trauma yang lain, terutama dalam memastikan jalan nafas bebas dari
obstruksi. Secara anatomi, inflamasi pada esofagus dapat memberi efek yang
jelas kepada jalan nafas. Setelah penanganan awal dilakukan, berbagai
pendekatan farmakologi atau penanganan secara mekanis dapat dilakukan
tergantung pada tipe, ukuran, lokasi dan durasi benda asing tertelan.1,11

Gambar

4:

Esofagoskopi

rigid
Esofagoskopi rigid lebih sering digunakan dibandingkan fleksibel.
Keuntungan esofagoskopi rigid adalah 1) visualisasi esofagus lebih jelas, 2)
berbagai tipe dan ukuran alat ektraksi, 3) dapat melakukan evaluasi langsung
setelah pengeluaran benda asing. Teknik ini dilakukan dibawah anestesi umum,
dan pasien harus diintubasi.5,8,9

Gambar 9: Esofagoskopi fleksibel


Tindakan esofagoskopi fleksibel juga dilakukan di bawah tindakan anestesi
umum, tetapi pasien tidak perlu diintubasi. Teknik ini merupakan pilihan yang
baik untuk mengeluarkan benda asing yang terletak di tengah esofagus dan ke
bawah, termasuk perut dan duodenum.11

VIII KOMPLIKASI

Komplikasi yang sering timbul akibat benda asing esofagus adalah laserasi
mukosa, perdarahan, perforasi lokal dengan abses leher atau mediastinitis.
Perforasi esofagus dapat menimbulkan selulitis lokal dan fistel esofagus. Gejala
dan tanda perforasi esofagus antara lain emfisema subkutis atau mediastinum,
krepitasi kulit di daerah leher atau dada, pembengkakan leher, kaku leher,
demam, menggigil, gelisah, takikardi, takipnea, nyeri yang menjalar ke
punggung, retrosternal, dan epigastrium. Penjalaran ke pleura menyebabkan
pneumotoraks dan piotoraks. Bila lama berada di esofagus dapat menimbulkan
jaringan granulasi dan radang periesofagus. Benda asing seperti baterai alkali
dapat menimbulkan toksisitas intrinsik lokal dan sistemik dengan reaksi edema
dan inflamasi local.1

DAFTAR PUSTAKA
1. Efiaty A.S.; Nurbaiti I, Jenny B. Ratna D.R.; Mariana Y.; eds.-, Buku Ajar
IlmuKesehatan THT-KL: Benda Asing di Esofagus, edisi ke-6, 2007, FKUI,
halaman 292-302
2. Keith M. Ratcliff, Esophageal Foreign Bodies, American Family Physician, vol
44, no 3, 824-31
3. Rodemick I. Macphemsoni, Jeanne G. Hill, Esophageal Foreign Bodies
inChildren: Diagnosis, Treatment, and Complications; AJR 1996;166:919-924
4. Arif M.; Kuspuji T.; Rakhmi S.; eds.-, Kapita Selekta Kedokteran: Benda Asing
Esofagus, edisi ke-3 jilid 1, 2001, Media Aesculapius, halaman 135-6
5. Chandramata; ed.-, IntisariPrinsip PrinsipIlmuBedah, edisi ke-6, 2000,
PenerbitBukuKedokteran ECG, halaman 361-3
6. Probst R.; Grevers G.; Iro H.; eds.-, Basic Otorhinolaryngology: A Step by Step
Learning Guide, Thieme, halaman 98-101
7. Norton J.A, Rice T.W; eds.-,SURGERY: Basic Science and Clinical Evidence:
Esofagus, Springer, halaman 1165-8
8. Efiaty A.S.; Nurbaiti I, Jenny B. Ratna D.R.; Mariana Y.; eds.-, Buku Ajar
IlmuKesehatan THT-KL: Disfagia, edisi ke-6, 2007, FKUI, halaman 276-8
9. American Society For Gastrointestinal Endoscopy, Guideline for the management
of ingested foreign bodies, VOLUME 55, NO. 7, 2002, halaman 802-3
10. S Pelucchi, C Bianchini, A Ciorba,1 and A Pastore, Unusual foreign body in the
upper cervical oesofagus: case report, Acta Otorhinolaryngol Ital. 2007 February;
27(1): 3840, Available on: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/issues/176561/
Eugene D. McGahren, MD, Pediatrics in Review. 1999;20:129-133.
doi:10.1542/pir.20-4-129, (online) [cited at 2011, 9/2], Available on:
http://pedsinreview.aappublications.org

Вам также может понравиться