Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
JURNAL
FAKULTAS KEDOKTERAN
JANUARI 2014
UNIVERSITAS HASANUDDIN
DISUSUN OLEH :
Fatimah Yunikartika Akbar
C 11109 252
PEMBIMBING :
dr. Kaisar Razak
SUPERVISOR :
dr. Abdul Wahab, Sp.An
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
PADA DEPARTEMEN ANESTESIOLOGI, PERAWATAN INTENSIF, DAN
MANAJEMEN NYERI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSARLEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa :
Nama
NIM
: C 111 09 252
Fakultas
: Kedokteran
Universitas
: Hasanuddin
Judul
Pembimbing
inilah maka Einthoven dianggap sebagai bapak EKG. Einthoven merupakan yang
pertama melabeli (memberikan istilah, menamai) gelombang EKG sebagai PQRST.
Einthoven menggunakan huruf yang berasal dari pertengahan alfabet karena beliau
tidak yakin jika dia sudah menemukan semua gelombang EKG sehingga dengan
penggunaan huruf dari pertengahan alfabet, maka akan ada cukup huruf lagi jika
suatu harus nanti ditemukan gelombang EKG yang baru. Dan prediksi Einthoven
cukup tepat, karena beberapa tahun kemudian, dia menemukan gelombang U.
Konduksi Impuls di Jantung
Impuls elektrik yang menyebabkan kontraksi jantung dikonduksikan melalui jaringan
otot yang telah termodifikasi. Meskipun myokardium dapat menghantarkan konduksi
impuls elektrik, namun serabut konduksi yang terspesialisais untuk mengonduksikan
impuls listrik memiliki kecepatan sekitar 2-3 kali lipat jika dibandingkan dengan
myokardium. Oleh karena itu, sistem konduksi dapat menghasilkan impuls listrik
yang terorganisir. Sistem konduksi jantung terdiri atas nodus sinoatrial (SA), jalur
konduksi atrial, nodus atrioventrikuler (AV), dan jalur konduksi ventrikuler. Atrium
dan ventrikel dipisahkan oleh suatu jaringan fibrosa yang tebal annulus fibrosis atau
cincin atrioventrikuler. Annulus fibrosis menyekat listrik yang berasal dari atrium
agar tidak mengganggu ventrikel, sehingga dalam kondisi normal, satu-satunya jalur
konduksi dari atrium ke ventrikel adalah nodus AV.
Nodus Sinoatrial (Nodus SA)
Nodus SA, yang terletak pada atrium kanan dekat pintu masuk vena kava superior,
tersusun oleh sekelompok sel-sel yang sudah terspesialisasi yang memiliki sifat
automatis. Automatisasi merupakan kemampuan jaringan untuk membuat aksi
potensial secara otomatis. Automatisasi (otomatisasi) terjadi karena adanya kebocoran
ion positif ke dalam sel, kebocoran ini berukuran kecil namun sifatnya terus-menerus.
Kecepatan otomatisasi pada nodus SA dimodulasi oleh beberapa mekanisme, seperti
sistem nervus autonom dan hormon. Karena kecepatan normal automatisasi nodus SA
4
Impuls atrium yang terlampau cepat biasanya terjadi karena aktivitas nodus SA
karena kecepatan impuls SA tidak pernah melebihi 170-190 impuls/menit sehingga
kecepatan maksimal sinus takikardia dapat diukur melalui rumus 220 usia.
Kecepatan yang terlampau tinggi biasanya terjadi karena abnormalitas automatisasi
yang ditemukan pada serabut konduksi atau myokardium atria.
Kemampuan nodus AV dalam menghambat impuls sangat dipengaruhi oleh
kecepatan impuls, oleh karena itu rasio konduksi atrial: ventrikuler (gelombang atrial:
hentakan/denyut ventrikuler) biasanya sekitar 2:1, 3:1, dll, sesuai dengan kecepatan
impuls atrial. Fungsi penyaringan frekuensi oleh nodus AV bertugas untuk membatasi
jumlah gelombang atrial berkecepatan tinggi yang memasuki ventrikel sehingga
kecepatan ventrikuler dapat mengalami penurunan, fenomena seperti ini dapat dilihat
pada kasus atrial flutter.
Serabut Konduksi Ventrikuler
Serabut konduksi ventrikuler tersusun atas serabut His dan cabang-cabangnya.
Serabut His terbagi menjadi dua cabang utama, cabang kiri dan kanan. Serabut
cabang kiri terbagi menjadi dua sedangkan cabang kanan terbagi menjadi tiga; dua
cabang kiri diberinama berdasarkan jalur perjalanannya di dinding ventrikel kiri.
Fasikel anterior superior: merupakan suatu cabang serabut His yang tipis, menjalar
secara anterior dan superior di dinding ventrikel kiri. Cabang yang lain dari serabut
kiri adalah fasikel posterior inferior, yang berjalan secara posterior dan inferior
melalui dinding ventrikel kiri. Cabang terakhir serabut kiri adalah fasikel septal
medial. Cabang ini ditemukan pada sekitar sepertiga populasi.
Serabut Purkinje
Serabut Purkinje merupakan struktur terakhir dari sistem konduksi dan berasal dari
subdivisi cabang serabut His. Serabut Purkinje melintas di seluruh dinding
myokardium dan melalui lapisan jaringan konektif subendotelial. Oleh karena itu
Sandapan ini disebut bipolar karena memiliki dua kutub yang berbeda: elektroda
positif dan negatif. Biasanya, sandapan wajah selalu bersifat positif. Sandapan
ekstremitas terdiri atas:
Sandapan I (lead I): sandapan ini terbentuk oleh elektroda tangan kanan dan tangan
kiri. Elektroda tangan kanan bersifat negatif dan elektoda tangan kiri bersifat positif.
Sandapan ini memproyeksikan jantung dalam potongan frontal (lead frontal) dan
merekam aktivitas jantung pada sisi lateral jantung, seperti dinding lateral ventrikel
kiri.
Sandapan II (lead II): Lead II terbentuk oleh arus listrik dari elektroda tangan kanan
(negatif) ke kaki kiri (positif). Sandapan ini termasuk dalam lead frontal dan
merekam aktivitas aspek inferior jantung. Normalnya sandapan ini positif dan pada
jantung normal, biasanya lead II memiliki defleksi terbesar.
Sandapan III (lead III): lead ini terbentuk oleh arus listrik dari lengan kiri (negatif) ke
kaki kiri (positif). Sandapan ini juga masuk dalam lead frontal serta merekam
permukaan inferior jantung, namun cenderung merekam sisi kanan jantung jika
dibandingkan dengan lead II.
Sandapan unipolar (lead unipolar)
Sandapan (lead) unipolar terdiri atas lead augmentasi dan lead dada. Disebut unipolar
karena hanya memiliki satu kutub. Untuk memudahkan pemahaman, maka semua
sandapan yang menerima arus listrik pada sandapan unipolar dianggap bersifat
positif. Tidak ada elektoda negatif sejati pada sandapan unipolar karena ketiga
sandapan (lead) ekstremitas bertindak sebagai elektroda netral. Pada lead unipolar,
arus listrik yang terbentuk oleh jantung dihitung mulai dari pusat data menuju ke
sandapan positif.
Sandapan Augmentasi
8
aVR: pada sandapan unipolar aVR, elektroda positif merupakan lengan kanan.
Sandapan ini merekam aktivitas jantung pada permukaan dekstra superior jantung.
Sandapan ini nyaris bersifat negatif, karena sandapan ini juga dapat melihat aktivitas
kavum jantung, oleh karena itu gelombang P, QRS dan T pada sandapan ini bersifat
negatif. Sandapan ini bersifat positif jika pasien mengalami dekstrokardia (jantung
pada sisi kanan) atau apabila sandapan lengan kiri dan lengan kanan tertukar.
aVL: sandapan ini bersifat positif pada sisi kiri lengan. Sandapan ini dapat
menangkap aktivitas lateral jantung; namun, sandapan ini hanya menangkap akvitias
jantung pada dinding lateralnya dengan sudut 30, sedangkan lead I menangkap
aktivitas dinding lateral pada potongan horizontal.
aVF: lead positif untuk sandapan ini adalah lead kaki kiri. Sandapan ini merekam
aktivitas pada aspek inferior jantung.
V1: pada sisi kanan sternum di margin sternal, ruang interkostalis keempat
V2: pada sisi kiri sternum di margin sternal, ruang interkostalis keempat
V3: Sebelum memasang lead V3, V4 harus dipasang terlebih dahulu lalu V3 dipasang
di antara V2 dan V4
V4: Di ruang interkostal kelima pada linea mid-klavikula. Jaringan adiposa dapat
menyebabkan aberasi minimal pada perekaman EKG. Sehingga, elektroda harus
dipasang di atas payudara wanita agar pemasangannya lebih tepat.
V5: Dipasang pada ruang interkostal kelima linea aksilaris anterior
V6: Dipasang pada bidang yang sama dengan V4 dan V5 hanya saja letaknya pada
linea mid-aksilaris.
EKG dan Keterkaitannya dengan Kontraksi Jantung
Sumber gelombang EKG saat ini sedang diteliti. EKG sandapan (lead) II biasanya
digunakan untuk mengobservasi jalur internodal, serta hantaran impuls dari serabut
Bachmann menuju atrium kanan dan kontraksi atrium kanan. Aktivitas impul listrik
tersebut membentuk gelombang P.
10
11
mencolok dari irama ventrikel pada hipertrofi dan infark. Untuk menganalisis scara
mendalam gelombang QRS, lead prekordial dari 12 lead EKG harus diperhatikan.
Namun, peningkatan irama dapat menghasilkan informasi penting tentang durasi
QRS, misalnya gelombang QRS melebar terkait dengan cabang berkas yang dapat
dilihat disini.
Nadi: bradikardia, normal, takikardia
Irama/ritme: reguler atau ireguler ingat, tidak semua irama reguler adalah normal
Irama sinus takikardia, ventrikel takikardia dan AV blok merupakan contoh irama
reguler.
Durasi dan tinggi gelombang P: grlombang P yang berkepanjangan dan berpunuk
dapat menunjukkan hipertrofi atrium kiri, sedangkan gelombang P yang tinggi
(>2.5mm) mungkin menandakan hipertrofi atrium kanan.
PR Interval: Jarak PR terpendek (<0.12 detik) menandakan bukankah suatu AV blok,
sebuah fenomena yang dikenal sebagai pra-eksitasi, yang dapat dikaitkan dengan
beberapa ventrikel takikardia parah. Jarak PR yang berkepanjangan (>0.2 detik) dapat
disebabkan oleh AV blok iskemia dan peningkatan stimulasi parasimpatis.
Perbandingan P-R (jumlah gelombang P ke gelombang R): harus selalu ada jarak
antara gelombang P dan kompleks qRS. Aritmia dapat dikatakan pada gelombang P
yang lebih tinggi dari QRS kompleks dapat meliputi AV blok derajat kedua atau
ketiga. Denyut atrial dan fibrilasi atrial jarang terkait.
Interpretasi 12-lead EKG
Semua pertimbangan rekaman awal yang diberikan dalam menilai jalur irama tetap
sama pada interpretasi 12-lead, tapi seperti yang telah dijelaskan saat melakukan
EKG 12-lead, analisa dimulai dengan bentuk aktivitas atrium yang tidak sama tinggi
bila dibandingkan dengan gelombang QRS. Namun, dalam kasus ini gelombang ini
tidak disebut gelombang P, mereka dikenal sebagai getaran dan fibrilasi gelombang
prekordial. Bentuk gelombang prekordial digunakan karena mereka adalah lead yang
paling dekat dengan jantung dan oleh karena itu mempunyai sensitifitas yang lebih.
14
15
Kedalaman gelombang Q tidak boleh lebih dari satu kuartal berikutnya tinggi
dari gelombang R. Gelombang Q yang tidak normal menandakan infark dibagian
jantung yang tersadap lead.
Gelombang T
Gelombang T adalah bagian yang paling tidak stabil dari rekaman EKG dan karena
itu, ditemukan perubahan pada sejumlah kelainan pada EKG. Gelombang T di V1
mungkin tegak atau mungkin bifasik atau terbalik, kecuali awalnya tegak pada pasien
yang sama. Biasanya V2 mirip dengan V1 dan V3-V6 biasanya berbentuk gelombang
tegak. Gelombang T terbalik mungkin merupakan tanda dari suatu infark
Segmen ST Prekordial
Segmen ST harus berada pada dasar disebagian besar bagian segmen. Segmen ST
harus diukur 2 mm dari J point. J point adalah titik dimana gelombang S datang
hingga garis pusat dan dimulainya segmen ST. Hal ini terkadang sulit untuk dilihat,
karena mungkin tidak ada pembatasan yang jelas antara awal segmen ST dan akhir
gelombang S. Sebuah segmen ST 0,5 mm dibawah garis pusat umumnya menandakan
iskemia. Segmen ST terbawah dapat diinterpretasi sebagai ketegangan otot dimana
biasa ditemukan pada hipertrofi ventrikel. Sebuah segmen ST meningkat pada dua
lead berturut-turut menunjukkan infak akut: >1mm di lead extremitas dan >2mm di
lead prekordial. Elevasi ST persisten dapat terjadi pada sejumlah alasan, termasuk
pembentukkan aneurisma ventrikel. Perikarditis juga dapat menyebabkan elevasi
segmen ST persisten, namun ini cenderung ditemukan diseluruh lead dada umumnya
terkait dengan takikardia pada akhir gelombang QRS.
Axis Jantung
Axis jantung ditentukan dari lead extremitas. Axis jantung menunjukkan rata-rata
aliran aktivitas listrik yang dihasilkan di jantung. Sebagai kontraksi miokardium dari
endokarium ke epikardium (keluar), axis biasanya diarahkan kebawah. Karenanya sisi
kiri jantung lebih berotot dibandingkan kanan, axis digeser sedikit kearah kiri. Oleh
karena itu, axis jantung biasanya diarahkan pada kaki kiri (ke arah lead II). Axis
normal ditemukan diantara lead cabang aVL dan aVF pada sistem rujukan heksaksia.
Sistem rujukan heksaksial terdiri dengan menggandakan arah enam lead cabang
diatas satu sama lain dengan menggunakan jantung sebagai titik pusat.
Arah axis jantung normal tergantung pada kontraksi otot normal, yang pada
gilirannya tergantung pada sistem konduksi utuh dan miokardium. Oleh karena itu,
pergeseran axis (gerakan menjauh dari lead II tapi masih dalam batas normal) atau
penyimpangan (axis diluar batas normal) dapat dilihat dalam blok konduksi seperti
pada bundle branch, hemiblok atau hipertrofi dimana satu sisi jantung menjadi
abnormal dominan dalam hal kontraktilitas dari yang lain.
Analisis Gelombang P dan Analisis Jarak PR
Hal ini mirip dengan analisis yang ditemukan dalam analisa tingkatan irama. Sebagai
akibat dari efek pre-eksitasi pada bentuk gelombang prekordial, mungkin tepat untuk
menghindari
kehadiran
pre-eksitasi
sebelum
menganalisis
lead
prekordial.
Kesimpulan
Interpretasi EKG membutuhkan pengalaman dan prektek. Ketika memulai untuk
belajar menginterpretasikan EKG, mungkin perlu untuk meminta bantuan dari
seorang senior yang lebih berpengalaman. Namun pemahaman dasar tentang fisiologi
yang mendasari gelombang yang muncul sangatlah membantu. Selain itu,
pemahaman tentang melihat lead EKG terhadap jantung akan membantu praktisi
17
untuk membuat interpretasi logis dari hasil EKG. Artikel ini mencoba memberi
penjelasan tentang landasan kedua prinsip tersebut.
18