Вы находитесь на странице: 1из 3

Alasan Perintah Menutup Aurat

Fitnah syahwat yang paling berat di alam ini adalah fitnah wanita, karena itu fitnah ini
disebutkan pertama kali mengawali fitnah-fitnah syahwat lainnya sebagaimana firman Allah
swt ;



Artinya : Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan
di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS. Al imron : 14)
Untuk itu Allah swt memerintahkan para wanita menutupi seluruh tubuhnya yang merupakan
perhiasannya kecuali yang biasa ditampakkan dengan mengenakan jilbab dan kerudung
hingga ke dada, sebagaimana firman-Nya :


Artinya : Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak
dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya. (QS. An Nuur :
31)
Dengan ditutupinya seluruh perhiasan seorang wanita maka akan mempersempit ruang bagi
lawan jenisnya untuk mengarahkan pandangannya kepada perhiasannya atau bahkan
menikmatinya dengan pandangan yang tidak wajar dan pandangan seperti ini adalah jalan
menuju perzinahan bahkan ia sendiri sudah disebut dengan zina mata, sebagaimana hadits
dari Abu Hurairoh ra dari Nabi saw bersabda,Telah dituliskan terhadap anak Adam
bagiannya dari zina dan bukan mustahil ia akan tertimpa olehnya. Zina mata adalah
pandangan, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lisan adalah berbicara, zina tangan
adalah memegang, zina kaki adalah melangkah dan hati memiliki kecenderungan serta
harapan yang kemudian dituruti atau diingkari oleh kemaluan. (HR. Muslim)
Hikmah lain dari perintah menutup aurat ini adalah sebagai ciri khas dan identitas seorang
wanita muslimah dibandingkan dengan wanita-wanita non muslim, sebagaimana firmanNya :

Artinya : Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteriisteri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.
yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di
ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab : 59)

Batasa Aurat Wanita


Tentang batasan aurat bagi seorang wanita ini, Sayyid Sabiq mengatakan bahwa seluruh
tubuh wanita adalah aurat yang wajib ditutup kecuali muka dan kedua telapak tangan,
sebagaimana firman Allah swt :


Artinya : Janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari
padanya. (QS. An Nuur : 31) maksudnya janganlah mereka memperlihatkan tempat-tempat
perhiasan, melainkan kedua telapak tangan, sebagaimana yang diterangkan dalam sebuah
hadits dari ibnu Abbas, Ibnu umar dan Aisyah.
Dari Aisyah ra bahwasanya Nabi saw bersabda,Allah tidak menerima sholat perempuan
yang telah mencapai usia baligh, kecuali dengan memakai telekung. (HR. Bukhori, Muslim,
Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah kecuali Nasai. Sementara Ibnu Khuzaimah dan Hakim
menyatakan sebagai hadits shahih, sedangkan Tirmidzi menyatakannya sebagai hadits hasan)
Dari Ummu Salamah bahwa dia pernah bertanya kepada Nabi saw,Bolehkan wanita
mengerjakan shalat dengan memakai baju kurung dan telekung, tanpa kain atau sarung?
Beliau saw menjawab,(Boleh), apabila baju kurungnya lebar dan panjang menutup kedua
tumitnya. (HR. Abu Daud dan para imam menshahihkannya sebagai hadits mauquf)
Dari Aisyah ra bahwa ia pernah ditanya,Berapa macamkah pakaian yang harus dipakai
wanita yang hendak shalat? jawabnya,Tanyakanlah kepada Ali bin Abi Thalib, kemudian
datanglah kepadaku dan beritahukan jawabannya kepadaku! Orang itu pun mendatangi Ali
dan menanyakan hal itu kepadanya. Ali berkata,Memakai telekung dan baju dalam,
kemudian orang itu kembali menjumpai Aisyah dan menceritakan jawaban Ali kepadanya.
Lantas Aisyah berkata,Itulah jawaban yang benar. (Fiqhus Sunnah edisi terjemah juz I hal
179 180)
Hukum Cadar (Niqab)
Al Qurthubi dalam menafsirkan ayat diatas mengatakan bahwa yang biasa nampak dari
padanya adalah wajah dan kedua telapak tangan sebagaimana didalam kebiasaan maupun
ibadah seperti shalat dan haji. Hadits yang diriwayatkan dari Aisyah bahwasanya Asma binti
Abu bakar menemui Rasulullah saw dengan mengenakan pakaian yang tipis, kemudian
Rasulullah saw berpaling darinya dan mengatakan kepadanya,Wahai Asma sesungguhnya
apabila seorang wanita telah mendapatkan haidh maka tidak sepantasnya ia
memperlihatkannya kecuali ini. beliau mengisyaratkan kepada wajah dan kedua telapak
tangan. (al Jami Li Ahkamil Quran juz XII hal 519)
Adapun yang dimaksud dengan wajah adalah mulai dari ujung tumbuhnya rambut sampai
kebagian bawah dari dagu dan selebar antara dua daun telinga dengan tidak menampakkan
rambut, tenggorokan, telinga dan tidak juga leher.
Seorang wanita muslimah diharuskan menggunakan pakaian yang menutupi seluruh
tubuhnya serta mengenakan kerudung yang menutupi kepala, leher dan dadanya kecuali
wajah dan telapak tangannya. Yang dimaksud dengan wajah adalah mulai dari ujung tempat

tumbuhnya rambut sampai ke bagian bawah dari dagu dan selebar antara dua daun telinga,
sebagaimana dalil-dalil berikut :firman Allah swt :

Artinya : Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka (QS. Al
Ahzab : 59)


Artinya : Dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak
dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya. (QS. An Nuur :
31)
Jadi mengenakan cadar (niqab) bukanlah merupakan suatu kewajiban akan tetapi terhadap
seorang wanita yang berwajah cantik dan dikhawatirkan dapat mengundang fitnah orang
yang melihatnya maka hendaklah dia mengenakan cadar (niqab).
Menutup Aurat Pada Umat Terdahulu
Adapun apakah menutup aurat juga merupakan sesuatu yang diwajibkan Allah kepada orangorang sebelum umat Muhammad saw, berikut hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairoh
bahwasanya Rasulullah saw bersabda,Dahulu orang-orang Bani israil mandi dengan
menampakkan auratnya (telanjang) sehingga sebagian dari mereka melihat aurat sebagian
yang lainnya. Sedangkan Musa as mandi dengan menyendiri. (HR. Muslim)
Imam Nawawi mengatakan bahwa sabda Rasulullah,Dahulu orang-orang Bani israil
mandi dengan menampakkan auratnya (telanjang) sehingga sebagian dari mereka melihat
aurat sebagian yang lainnya. Hadits ini mengandung kemungkinan :
1. Bahwa hal itu (menampakkan aurat kepada sesama, pen) dibolehkan didalam syariat
mereka. Sementara Musa as tidak melakukan hal yang demikian demi menjaga
kesucian, karena malu dan menjaga diri.
2. Bahwa hal itu diharamkan didalam syariat mereka sebagaimana hal itu diharamkan
didalam syariat kita akan tetapi mereka menggampang-gampangkan dalam urusan ini
sebagaimana banyak dari umat kita pun menggampang-gampangkan dalam masalah
ini. (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz IV hal 43)
Wallahu Alam

Вам также может понравиться