Вы находитесь на странице: 1из 7

Otitis

Media
Akut
Definisi
Otitis media akut ialah peradangan telinga tengah yang mengenai sebagian atau seluruh
periosteum dan terjadi dalam waktu kurang dari 3 minggu.
OMA adalah suatu radang mukoperiosteum dari rongga telinga tengah yang disebabkan
oleh kuman. Pada umumnya merupakan komplikasi dari infeksi atau radang saluran nafas atas,
misalnya common cold, influenza, sinusitis, morbili, dan sebagainya. Infeksi kebanyakan melaui
tuba Eustachii, selanjutnya masuk ke telinga tengah atau cavum timpani.
Menurut Klein dan Howie frekuwensi tertinggi di OMA terdapat pada bayi dan anak
berumur 0-2 tahun. Sedangkan menurut Moch. Zaman melaporkan 50 % dari kasus OMA
ditemukan pada anak berumur 0 5 tahun dan frekwensi tertinggi pada umur 0-1 tahun.

Gambar: peradangan pada telinga tengah.


Perlunya mencegah terjadinya infeksi saluran pernafasan atas terutama pada bayi dan
anak anak. Karena Infeksi saluran nafas atas merupakan faktor utama penyebab terjadinya
OMA pada bayi dan anak anak disamping bentuk anatomi dari tuba Eustachii yang lebih lebar,
pendek dan mendatar dibanding orang dewasa.
Etiologi
Sumbatan pada tuba eustachius merupakan penyebab utama dari otitis media. Pertahanan
tubuh pada silia mukosa tuba eustachius terganggu, sehingga pencegahan invasi kuman ke dalam
telinga tengah terganggu juga. Selain itu, ISPA juga merupakan salah satu faktor penyebab yang
paling
sering.
Kuman
penyebab
OMA
adalah
bakteri
piogenik,
seperti Streptococcus hemoliticus,Haemophilus
Influenzae (27%), Staphylococcus
aureus (2%), Streptococcus Pneumoniae (38%),Pneumococcus. Pada anak-anak, makin sering
terserang ISPA, makin besar kemungkinan terjadinya otitis media akut (OMA). Pada bayi, OMA
dipermudah karena tuba eustachiusnya pendek, lebar, dan letaknya agak horisontal.

Gambar: Perbedaan antara anatomi tuba eustahius pada anak dan dewasa, hal inilah yang
menyebabkan anak lebih sering terkena OMA.
Patogenesis
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan
atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. Saat bakteri melalui
saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi
pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk
melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka
sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan
jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah
terkumpul di belakang gendang telinga.

Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang
telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga
dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24
desibel (bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan
pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa

nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek
gendang telinga karena tekanannya.
OMA dapat berkembang menjadi otitis media supuratif kronis apabila gejala berlangsung
lebih dari 2 bulan, hal ini berkaitan dengan beberapa faktor antara lain higiene, terapi yang
terlambat, pengobatan yang tidak adekuat, dan daya tahan tubuh yang kurang baik.
OMA memiliki beberapa stadium klinis antara lain:
1. Stadium oklusi tuba eustachius
a. Terdapat gambaran retraksi membran timpani.
b. Membran timpani berwarna normal atau keruh pucat.
c. Sukar dibedakan dengan otitis media serosa virus.
2. Stadium hiperemis
a. Pembuluh darah tampak lebar dan edema pada membran timpani.
b. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar
terlihat.
3. Stadium supurasi
a. Membran timpani menonjol ke arah luar.
b. Sel epitel superfisila hancur.
c. Terbentuk eksudat purulen di kavum timpani.
d. Pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta nyeri di telinga tambah hebat.
4. Stadium perforasi
a. Membran timpani ruptur.
b. Keluar nanah dari telinga tengah.
c. Pasien lebih tenang, suhu badan turun, dan dapat tidur nyenyak.
5. Stadium resolusi
a. Bila membran timpani tetap utuh, maka perlahan-lahan akan normal kembali.
b. Bila terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan mengering.
c. Resolusi dapat terjadi tanpa pengobatan bila virulensi rendah dan daya tahan tubuh baik.
Gejala Klinik
Gejala klinik OMA bergantung pada stadium penyakit serta usia pasien. Pada anak yang
sudah dapat bicara keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam telinga, di samping keluahan suhu
badan yang tinggi. Biasanya tedapat riwyat batuk pilek sebelumnya.
Pada anak yang lebih besar atau pada orang dewasa, selainrasa nyeri terdapat pula
gangguan pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau kurang dengar. Pada bayi dan anak
kecil gejala khas OMA adalah suhu tubuh tinggi yang dapat mecapai 39,5 derajat C (pada
stadium supurasi), anak gelisah dan susah tidur, diare, dan kadang-kadang anak memegang

telinga yang sakit. Bila terjadi ruptur membran timpani, maka sekret mengalir ke liang telinga ,
suhu tubuh menurun dan anak dapat tertidur tenang.
Diagnosis
Pada anak, keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam telinga dan suhu tubuh tinggi serta
ada riwayat batuk pilek sebelumnya. Anak juga gelisah, sulit tidur, tiba-tiba menjerit waktu tidur,
diare, kejang-kejang, dan kadang-kadang anak memegang telinga yang sakit. Bila terjadi ruptur
membran timpani, maka sekret mengalir ke liang telinga, suhu tubuh turun, dan anak tertidur
tenang.
Pada anak yang lebih besar atau dewasa, selain rasa nyeri terdapat pula gangguan
pendengaran dan rasa penuh dalam telinga.
Diagnosis terhadap OMA tidak sulit, dengan melihat gejala klinis dan keadaan membran
timpani biasanya diagnosis sudah dapat ditegakkan. Penilaian membrane timpani dapat dilihat
melalui pemeriksaan lampu kepala dan otoskopi. Perforasi yang terdapat pada membran timpani
bermacam-macam, antara lain perforasi sentral, marginal, atik, subtotal, dan total.

Gambar: pemeriksaan MT menggunakan otoskop, tampak hiperemi, edem, dan mengalami pencembungan
Penatalaksanaan
Terapi OMA tergantung pada stadium perjalanan penyakitnya.
1.
Pada stadium oklusi, tujuan terapi dikhususkan untuk membuka kembali tuba eustachius.
Diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik untuk anak <12 thn dan
HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologik untuk anak yang berumur >12 thn atau dewasa.. selain
itu, sumber infeksi juga harus diobati dengan memberikan antibiotik.
2.
Pada stadium presupurasi, diberikan antibiotik, obat tetes hidung, dan analgesik. Bila
membran timpani sudah hiperemi difus, sebaiknya dilakukan miringotomi. Antibiotik yang
diberikan ialah penisilin atau eritromisin. Jika terdapat resistensi, dapat diberikan kombinasi
dengan asam klavunalat atau sefalosporin. Untuk terapi awal diberikan penisilin IM agar

konsentrasinya adekuat di dalam darah. Antibiotik diberikan minimal selama 7 hari. Pada anak
diberikan ampisilin 4x50-100 mg/KgBB, amoksisilin 4x40 mg/KgBB/hari, atau eritromisin 4x40
mg/kgBB/hari.
3.
Pengobatan stadium supurasi selain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk dilakukan
miringotomi bila membran timpani masih utuh. Selain itu, analgesik juga perlu diberikan agar
nyeri dapat berkurang.
4.
Pada stadium perforasi, diberikan obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta
antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu.
5.
Stadium resolusi biasanya akan tampak sekret mengalir keluar. Pada keadaan ini dapat
dilanjutkan antibiotik sampai 3 minggu, namun bila masih keluar sekret diduga telah terjadi
mastoiditis.
Miringotomi
Meringotomi ialah tindakan insisi pada pars tensa membran timpani, agar terjadi drainase
sekret dari telinga tengah ke liang telinga luar. Isttilah meringotomi sering dikacaukan denan
parasintesis. Timpanosintesis sebenarnya adalah pungsi pada membran timpani untuk
mendapatkan sekret guna pemeriksaan mikrobiologi (dengan semprit jarum khusus).
Perlunya dilakukan miringotomi pada stadium dua, terutama stadium tiga bila membran
timpani masih utuh, untuk menghindari terjadinya perforasi spontan.
Meringotomi meruakan tindakan pembedahan kecil yang dilakukan dengan syarat
tindakan ini harus dilakukan secara a-vue (dilihat langsung), anak harus tenang dan dapat
dikuasai, sehingga membran timpani dapat dilihat dengan baik. Lokasi meringotomi adalah di
kuadran posterior-inferior. Untuk tindakan ini diharuskan memakai lampu kepala yang
mempunyai sinar cukup terang, memakai corong telinga yang sesuai dengan besar liang telinga,
dan pisau khusus (meringotom) yang digunakan berukuran kecil dan steril.

Komplikasi Meringotomi
Komplikasi meringotomi yang mungkin ialah perdarahan akibat trauma pada liang
telinga luar, dislokasi tulang pendengaran, trauma padda fenestra rotundum, trauma pada n.
Facialis, trauma pada bulbus jugulare (bila ada anatomi letak). Mengingat adanya komplikasi
tersebut, maka dianjurkan untuk melakukan meringotomi dengan narkosis umum dan memakai
mikroskop. Selain aman, dapat juga untuk menghisap sekret dari telinga tengah sebanyakbanyaknya. Hanya dengan cara ini biasanya akan lebih mahal.
Bila terapi yang diberikan sudah adekuat, sebetulnya meringotomi tidak perlu dilakukan,
kecuali bila jelas terdapat nanah di telinga tengah dewasa ini sebagian ahli berpendapat bahwa

meringotomi tidak perlu dilakukan, apabila terapi yang adekuat dapat diberikan (antibiotika
adekuat dan dengan dosis yang cukup). Komplikasi timpanosintesis kurang lebih sama dengan
komplikasi meringotomi.

Tabung Grommet-Tabung Telinga


Prosedur ini dapat dilakukan di bawah Anaesthesia lokal di klinik atau di bawah
genderal Anaesthesia di ruang operasi pada anak-anak. Prosedur yang disebut
miringotomi yang memakan waktu sekitar 5 menit. Sebuah sayatan kecil dibuat di
gendang telinga, cairan diambil dari telinga tengah dan Grommet dimasukkan. alat
ini dapat digunakan dalam kasus:
Persistent Otitis Media

Infeksi Telinga Tengah atau Otitis Media Kambuhan

Tekanan negatif yang kuat di telinga tengah yang mempengaruhi pendengaran

Mencabut gendang Telinga dari Masalah Telinga Tengah

Ada berbagai tabung telinga dan ini biasanya bertahan di atas 6 bulan. Grommet ini
lepas secara spontan dan memerlukan pengangkatan khusus.

Komplikasi OMA
Sebelum ada antibiotik, komplikasi paling sering pada OMA ialah abses subperiosteal
sampai komplikasi yang berat seperti meningitis dan abses otak. Otitis media yang tidak diatasi
juga dapat menyebabkan kehilangan pendengaran permanen.

Pencegahan
Beberapa hal yang tampaknya dapat mengurangi risiko OMA adalah:
1. Pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anak.
2. Pemberian ASI minimal selama 6 bulan.

3. Penghindaran pemberian susu di botol saat anak berbaring.


4. Penghindaran pajanan terhadap asap rokok.
Berenang kemungkinan besar tidak meningkatkan risiko OMA.

Вам также может понравиться