Вы находитесь на странице: 1из 6

Pada jaman dahulu kala di India Utara di sepanjang tepi sungai Serayu terdapat sebuah kerajaan

yang bernama kerajaan Kosala. Ibu kotanya bernama Ayodhya Pura. Kota Ayodhya terletak di
tepi Sungai Amtani, yang merupakan salah satu cabang dari sungai Serayu. Rajanya bernama
Dhasaratha dari dinasti Ikswaku.
Raja Dhasaratha mempunyai beberapa pendeta penasehat dalam bidang keagamaan.
Pemimpin dari pendeta ini adalah Reshi Wasista. Sang Raja mempunyai tiga orang istri, yaitu
Dewi Kosalya, Dewi Sumitra, dan Dewi Keikayi. Pernikahan beliau sudah cukup lama, tetapi
beliau belum mempunyai putra. Oleh karena itu beliau sangat resah, karena tidak mempunyai
keturunan yang akan menggantikannya sebagai raja. Beliau lalu memohon nasehat kepada
penashat beliau. Oleh penasehat beliau, yaitu Reshi Wasista beliau disarankan untuk melakukan
yadnya Putra kama dengan cara melakukan homa. Juga disarankan agar upacara tersebut
dipimpin oleh seorang Reshi yang cukup mumpuni,yaitu Reshi Resyasringa. Atas saran
penasehat tersebut, Dhasaratha lalu menyuruh mentrinya mempersiapkan segala sesuatunya
untuk pelaksanaan homa tersebut. Beliau juga mengutus seorang punggawa untuk menghadap
Reshi Resyasringa memohon kepada beliau untuk memimpin upacara homa. Pada saat bulan
purnamadi musim Wasanta upacara homa pun dimulai. Pada waktu raja Dhasaratha
melaksanakan upacara putrakama para Dewa di Kahyangan di bawah pimpinan Dewa Indra
menghadap ke hadapan Bhatara Hyang Jagatnata. Mereka lalu menyampaikan bahwa berkat
anugrah Bhatara Hyang Jagatnata kepada Rahwana ia menjadi sangat sakti dan tidak bisa
dikalahkan oleh para Dewa, Gandarwa, Yaksa dan penghuni sorga lainnya. Karena kesaktiannya
tersebut ia lalu menjadi sewenang-wenang. Tidak saja terhadap manusia di mayapada, melainkan
juga kepada para Dewa di Sorgaloka. Bahkan sampai berani menculik Dewi Tari. Para Dewa lalu
memohon ke hadapan Bhatara Hyang, bagaimana caranya melenyapkan kesewenang-wenangan
Rahwana tersebut. Jawab Bhatara Hyang, Memang benar aku telah memberikan anugrah
kepadanya. Tidak terkalahkan oleh para Dewa, Gandarwa, Yaksa dan penghuni sorga lainnya.
Tapi ini tidak berarti ia tidak bisa dikalahkan. Karena ia tidak minta untuk tidak dikalahkan oleh
manusia dan binatang. Nah inilah kelemahannya. Ia akan bisa dikalahkan oleh manusia dengan
bantuan para binatang. Namun tidak sebarang manusia bisa mengalahkannya. Ia hanya bisa
dikalahkan oleh manusia utama yang merupakan awatara dari Dewa Wisnu. Oleh karena itu,
menghadaplah kepada Dewa Wisnu. Mohon agar beliau bekenan ber-awatara untuk melenyapkan
adharma yang dilakukan oleh Rahwana.

Setelah mendengar penjelasan Bhatara Hyang Jagatnata, para Dewa di bawah pimpinan
Dewa Indra lalu mohon pamit, dan langsung menuju ke Waikunta menghadap Dewa Wisnu.
Sesuai saran Bhatara Hyang Jagatnata, beliau-beliau tersebut lalu memohon agar Dewa Wisnu
berkenan ber-awatara untuk melenyapkan kesewenang-wenangan Rahwana. Dewa Wisnu
menjawab, Aku memang sudah berencana untuk ber-awatara, tetapi belum menemukan seorang
calon ayah yang cocok. Sekarang inilah baru ada calon ayah yang cocok, yaitu prabhu
Dhasaratha yang sedang melakukan upacara putrakama. Aku akan ber-awatara menjadi putra
dari raja Dhasaratha. Atas jawaban tersebut, para Dewa merasa puas, lalu mohon pamit.
Upacara putrakama yang dilakukan oleh raja Dhasaratha sudah hampir mencapai
puncaknya. Dari nyala api homa tersebut, muncullah makhluk Ilahi membawa mangkok dan
bersabda kepada raja Dhasaratha, Aku adalah utusan dari Sang Pencipta. Aku diperintahkan
memberikan mangkuk yang berisi payasa ini. Berikan payasa ini kepada permaisurimu. Maka
mereka akan dianugrahi putra yang kamu idam-idamkan. Dhasaratha lalu berlutut menerima
mangkok tersebut dengan penuh hormat. Setelah mangkok itu diterima, makhluk Ilahi tersebut
menghilang. Maka yadnyapun berakhir. Dan payasapun dibagi-bagikan kepada ketiga
permaisurinya.
Sepuluh bulan setelah upacara putrakama, Dewi Kosalya melahirkan seorang putra yang
diberi nama Rama. Rama ini adalah awatara Dewa Wisnu. Sebulan kemudian Dewi Sumitra
melahirkan putra kembar diberi nama Laksamana dan Satrugna. Dan bulan berikutnya Dewi
Keikayi melahirkan putra yang diberi nama Bharata.
Sejak masa kanak-kanak Laksamana sangat dekat dengan Rama, dan Satrugna sangat
dekat dengan Bharata. Mereka berempat dididik oleh Rshi Wasista, baik dalam hal kewiraan,
maupun dalam soal pemerintahan, ketatasusilaan, dan keagamaan. Sampai umur 16 tahun,
mereka sudah mahir dalam ilmu tersebut. Dan yang paling mahir diantara mereka adalah Rama.
Pada suatu hari datanglah seorang Rshi yang bernama Rshi Wiswamitra ke istana
Ayodhya. Kedatangan beliau disambut langsung oleh Raja Dasarata. Setelah memberikan
penghormatan kepada sang Rshi, raja Dasarata lalu menanyakan maksud kedatangan sang Rshi.
Sang Rshi lalu mengatakan bahwa kedatangannya perlu untuk memohon bantuan. Sang raja

langsung menjawab bahwa beliau akan sanggup memberikan bantuan dan menanyakan apa jenis
bantuan yang bisa diberikan. Sang Rshi lalu bercerita sebagai berikut.
Saya dan beberapa Rshi di pertapaan Sidasrama sedang melakukan yadnya. Yadnya
kami itu selalu diganggu oleh para raksasa dibawah pimpinan Tataka dan Marica. Oleh karena itu
kami memohon pertolongan agar Rama dikirim kesana untuk mengusir para raksasa tersebut.
Mendengar permintaan tersebut, timbul kekhawatiran pada diri Dasarata untuk
melepaskan Rama melawan para raksasa. Sebab Rama masih terlalu muda dan belum
berpengalaman. Oleh karena itu beliau lalu menjawab, Wahai paduka Rshi, janganlah paduka
meminta Rama untuk dihadapkan kepada para raksasa. Sebab ia masih terlalu kecil dan belum
punya pengalaman. Biarlah kami kirimkan prajurit yang lain saja.
Rshi Wiswamitra lalu menjawab, Wahai raja, bukankah paduka tadi telah berjanji akan
memenuhi permintaan saya. Sekali tuan berjanji, hendaknya tuan jangan ragu untuk
melaksanakannya. Yang saya mintai bantuan adalah Rama, bukan yang lain. Dan mengenai
keselamatan Rama, janganlah tuan khawatir. Rama bukanlah manusia biasa. Saya yakin dia akan
selamat dan berhasil mengalahkan/mengusir para raksasa.
Mendengar kata-kata sang Rshi raja Dasarata kembali berpikir. Kalau tidak dikasi, takut
kalau sang Rshi marah sampai mengeluarkan kutukan. Dan mengenai keselamatan Rama, ya
terserah kehendak Dewata. Maka beliau pun menjawab, mengijinkan Rama untuk berangkat
mengusir para durjana. Maka dipanggilah Rama diberitahu akan tugas tersebut, dan supaya
bersiap untuk berangkat keesokan harinya.
Dalam pada itu, Laksamana yang selalu dekat dengan Rama menyatakan diri untuk ikut
menyertai Rama. Maka keesokan harinya berangkatlah Rama dan Laksamana mengiringi Rshi
Wiswamitra menuju pertapaan Sidasrama. Jalan yang ditempuh cukup jauh, melalui sungaisungai dan danau, melintasi lembah, jurang dan bukit. Kebetulan pada waktu itu adalah sedang
musim semi, sehingga daun-daun sedang menghijau, dan bunga-bunga sedang bermekaran.
Maka pemandangan alam yang dilalui sangat indahnya sehingga perjalanan jadi menyenangkan.
Sebelum matahari terbenam mereka sampai di tepi sungai Serayu. Mereka memutuskan untuk
bermalam di tempat itu. Setelah mandi, mereka sembahyang bersama. Setelah itu, Rshi
Wiswamitra memberikan berbagai jenis astra kepada Rama serta mengajarkan mantra-mantra

cara penggunaannya. Dengan astra-astra tersebut, diyakini akan dapat mengalahkan semua
musuh.
Keesokan harinya setelah melaksanakan sandya pagi, mereka lalu melanjutkan
perjalanan. Sore harinya mereka sudah memasuki pasraman Sidasrama. Pada hari berikutnya
yadnya para Rshi di bawah pimpinan Rshi Wiswamitra dimulai. Rama dan Laksamana sudah
siap dengan busur dan anak panahnya untuk mengamankan yadnya tersebut. Ketika yadnya
sedang berlangsung, datanglah segrombolan raksasa dibawah pimpinan patih Marica. Rama
mengarahkan panahnya pada mereka dan mengancam menyuruh mereka mundur. Ancaman
tersebut tidak dihiraukan oleh mereka, sehingga dilepaskanlah panah manawastra kepada Marica
sebagai peringatan. Panah tersebut tidak mematikan, tetepi menyebabkan Marica jatuh
tersungkur dan terlempar sejauh satu yojana. Melihat hal tersebut, sebagian anak buahnya
menjadi keder, lalu melarikan diri. Tetapi sebagian lagi justru marah, lalu maju menyerang.
Mereka yang maju ini akhirnya dihabisi oleh panah-panah Rama dan Laksamana. Patih Marica
yang tersungkur dan terlempar sejauh satu yojana merasa bahwa dia tidak akan menang melawan
Rama. Ia lalu mengundurkan diri ke tempat sepi, dan mulai hidup sebagai pertapa.
Setelah rombongan yang dipimpin oleh patih Marica terkalahkan, lalu datanglah
rombongan kedua dibawah pimpinan sang Tataka. Dalam sekejap si Tataka dan seluruh anak
buahnya telah tersungkur oleh panah Rama dan Laksamana. Maka amanlah keadaan asrama,
sehingga yadnya dapat dilangsungkan sebagaimana mestinya.
Keesokan harinya Rshi Wiswamitra menceritakan bahwa raja Janaka di negeri Mitila
mempunyai seorang putri bernama Dewi Sita. Diberi nama Sita karena ia lahir dari siti(tanah).
Yaitu pada waktu raja Janaka menggali lubang untuk homa, muncullah seorang bayi wanita dari
dalam galian tersebut. Disamping bayi tersebutjuga terletak busur dengan anak panahnya.
Sekarang bayi tersebut sudah gadis, dan raja Janaka akan membuat sayembara untuk memilih
calon suami bagi putrinya. Siapa yang dapat membentangkan busur yang mengiringi
kelahirannya dan mengarahkan pada sasarannya yang tepat dialah yang menjadi suami Dewi
Sita.
Selanjutnya Rshi Wiswamitra menyarankan Rama untuk mengikuti sayembara tersebut.
Rama menyatakan kesediaannya, dan merekapun bersiap-siap untuk pergi ke Mitila. Maka

keesokan harinya pagi-pagi sekali, mereka (Rshi Wiswamitra, Rama, dan Laksamana) memulai
perjalanan menuju Mitila. Ketika matahari telah sampai di ufuk barat, mereka sampai di tepi
sungai Gangga. Mereka lalu menginap disana. Malam harinya Rshi Wiswamitra menceritakan
tentang riwayat sungai Gangga.
Ketika sampai di tempat sayembara diadakan, mereka dipersilahkan duduk di deretan
tamu-tamu peserta sayembara.

Satu demi satu peserta sayembara mencoba untuk

membentangkan busur yang dijadikan alat sayembara. Namun tidak seorangpun berhasil. Giliran
terakhir tiba pada Rama. Rama berhasil membentangkan busur tersebut sampai patah. Lalu
terdengarlah gemuruh sambutan para hadirin tanda kegembiraan. Setelah suasana tenang, Raja
Janaka lalu mengumumkan bahwa Rama lah yang berhak memperistri Dewi Sita.
Rshi Wiswamitra, Rama, dan Laksamana lalu diajak ke istana. Raja Janaka lalu mengirim
utusan ke Ayodhya, mengundang raja Dasarata untuk menghadiri pernikahan putranya. Raja
Dasarata setelah membaca undangan tersebut menjadi sangat gembira, dan segera bersiap untuk
memenuhi undangan tersebut. Memerlukan tiga hari perjalanan untuk sampai di Wideha. Setelah
sampai di Wideha, upacara pernikahan antara Rama dan Sita pun dimulai. *ada versi lain
mengatakan bahwa pada saat itu juga diadakan pernikahan adik-adik Rama dengan adik-adik
Sita.*
Setelah upacara pernikahan berlangsung, keesokan harinya Dasarata dan rombongan
kembali ke Ayodhya. Tiba-tiba di tengah jalan mereka dihadang oleh seorang brahmana bernama
Rama Prasu, putra Rshi Jamadageni. Rshi Jamadageni dulu mempunyai seekor lembu kamadenu
yang sanggup memberikan apapun yang diminta padanya. Raja Harihaya yang bernama Arjuna
Sastrabahu menginginkan lembu tersebut, lalu meminta pada sang Rshi. Karena tidak diijinkan,
maka ia memaksa mengambinya. Ketika itu Rama Prasu kebetulan tidak berada di rumah. Ketika
ia kembali dan mengetahui lembu ayahnya dirampas, ia menjadi marah, lalu menantang Arjuna
Sastrabahu. Arjuna Sastrabahu akhirnya terbunuh oleh Rama Prasu. Ada 21 orang ksatria yang
tidak terima atas kematian Arjuna Sastrabahu. Mereka sepakat untuk membalas dendam, dan
mecari Rama Prasu. Karena tidak menemui Rama Prasu mereka lalu membunuh Jamadageni.
Mengetahui hal itu, Rama Prasu mejadi sanagt marah, lalu membalas membunuh ke-21 ksatria
tersebut. Darah para ksatria tersebut lalu ditampung dalam lima telaga, lalu dipersembahkan
kepada ayahnya dan para leluhurnya, sebagai bukti anak yang berbakti, yang telah berhasil

membalaskan hati orang tuanya. Namun persembahan tersebut ditolakoleh para leluhurnya,
karena tidak patut mempersembahkan darah kepada para leluhur. Dengan melakukan meditasi
yang mantap, kelima telaga darah tersebut lalu diubah dijadikan lima telaga air suci, yang
dinamakan Pancaka Tirtha. Tirtha Pancaka itulah yang dipersembahkan kepada leluhurnya.
Setelah melakukan upacara persembahan Rama Prasu lalu bertapa di gunung Mahendra.
Pada waktu beliau sedang bertapa, beliau mendengar tentang kemasyuran kesaktian
Rama. Oleh karena pada dasarnya beliau tersebut mempunyai rasa dendam kepada para ksatria,
maka timbul keinginannya untuk mencoba kesaktian sang Rama. Oleh karena itulah beliau
mencegat perjalanan sang Rama dan menantangnya untuk berduel. Mmendengar tantangan
tersebut, raja Dasarata segera menghadap, memberi hormat, lalu berkata, Hormat hamba kepada
paduka Rshi. Hamba telah mendengar kehebatan paduka sebagai pemenang atas para ksatria
yang sakti. Sekarang tidak sepantasnya paduka menantang Rama, karena dia masih kanak-kanak
dan sama sekali tidak sakti. Rama Prasu tidak mengindahkan kata-kata Dasarata. Ia terus
mendesak Rama dan berkata, Hai Rama, ini aku punya busur dan anak panahnya. Apabila kamu
bisa membentangkan busur ini dan mengarahkannya pada suatu sasaran, maka aku mengakui
keunggulanmu. Sebaliknya apabila kamu tidak mampu, kamu harus mengaku kalah dan
mengakui keunggulanku. Rama merasa tertantang, lalu menerima busur itu. Tanpa kesulitania
membentangkan busur itu. Setelah busur itu terbentang, ia lau berkata, Hai Rama Prasu, busur
ini telah berhasil aku bentangkan. Panah ini tidak bisa dilepaskan tanpa mengenai sasaran.
Sekarang katakan padaku, apa yang harus aku jadikan sasaran. Apa lehermu, dadamu, atau
apamu? Rama Prasu menjadi ketakutan, lalu berkata, Berkat tapaku, Indra telah memberikan
sorga kepadaku. Sekarang arahkanlah panahmu kesana. Rama pun lalu mengarahkan panahnya
kesana. Setelah itu busurnya dikembalikannya kepada Rama Prasu. Rama Prasu menerima busur
tersebut dan berkata, Aku mengakui keunggulanmu. Dan sekarang aku akan kembali ke
pertapaanku di gunung Mahendra. Dan ia pun langsung pergi.
Setelah Rama Prasu pergi, Dasarata beserta rombongan melanjutkan perjalanan. Akhirnya
mereka sampai di Ayodhya

Вам также может понравиться

  • Novel Winter in Tokyo
    Novel Winter in Tokyo
    Документ210 страниц
    Novel Winter in Tokyo
    Tri Wahyu Hadi S
    100% (1)
  • SPT TAHUNAN
    SPT TAHUNAN
    Документ15 страниц
    SPT TAHUNAN
    Anag'z Gahol
    Оценок пока нет
  • Chapter 10 Aktiva Tetap Dan Aktiva Tak Berwujud
    Chapter 10 Aktiva Tetap Dan Aktiva Tak Berwujud
    Документ31 страница
    Chapter 10 Aktiva Tetap Dan Aktiva Tak Berwujud
    Soo Hwan YT
    100% (1)
  • Soal 76 Pajak 1
    Soal 76 Pajak 1
    Документ46 страниц
    Soal 76 Pajak 1
    Agus Sostenes Sumitro
    50% (2)
  • BAB 7-Kas Dan Piutang
    BAB 7-Kas Dan Piutang
    Документ67 страниц
    BAB 7-Kas Dan Piutang
    Soo Hwan YT
    Оценок пока нет
  • Bab 2 - 08513241007 PDF
    Bab 2 - 08513241007 PDF
    Документ36 страниц
    Bab 2 - 08513241007 PDF
    Soo Hwan YT
    Оценок пока нет
  • KAsus TAX
    KAsus TAX
    Документ5 страниц
    KAsus TAX
    Soo Hwan YT
    Оценок пока нет
  • P14 Bahan Tayang PPN D1 Rachmad Utomo Pemungut Dan PPN BM
    P14 Bahan Tayang PPN D1 Rachmad Utomo Pemungut Dan PPN BM
    Документ23 страницы
    P14 Bahan Tayang PPN D1 Rachmad Utomo Pemungut Dan PPN BM
    Soo Hwan YT
    Оценок пока нет
  • DOKUMEN
    DOKUMEN
    Документ16 страниц
    DOKUMEN
    Soo Hwan YT
    Оценок пока нет
  • Net Kuis PPH Pasal 21 Semester Genap 2017
    Net Kuis PPH Pasal 21 Semester Genap 2017
    Документ1 страница
    Net Kuis PPH Pasal 21 Semester Genap 2017
    Soo Hwan YT
    Оценок пока нет
  • Materi 9 Biaya Bahan Baku
    Materi 9 Biaya Bahan Baku
    Документ36 страниц
    Materi 9 Biaya Bahan Baku
    Soo Hwan YT
    Оценок пока нет
  • A
    A
    Документ1 страница
    A
    Soo Hwan YT
    Оценок пока нет
  • Paper CV (Hukum Bisnis) 2007
    Paper CV (Hukum Bisnis) 2007
    Документ21 страница
    Paper CV (Hukum Bisnis) 2007
    Soo Hwan YT
    Оценок пока нет
  • Contoh Pengisiian SSP
    Contoh Pengisiian SSP
    Документ2 страницы
    Contoh Pengisiian SSP
    Soo Hwan YT
    Оценок пока нет
  • Makalah Akuntansi Biaya Standar
    Makalah Akuntansi Biaya Standar
    Документ27 страниц
    Makalah Akuntansi Biaya Standar
    Soo Hwan YT
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ3 страницы
    Bab I
    Soo Hwan YT
    Оценок пока нет
  • Akuntansi Biaya
    Akuntansi Biaya
    Документ43 страницы
    Akuntansi Biaya
    Fatima Tria Anjani
    100% (1)
  • Hukum Kontrak
    Hukum Kontrak
    Документ14 страниц
    Hukum Kontrak
    Soo Hwan YT
    Оценок пока нет
  • 4 Fluida
    4 Fluida
    Документ6 страниц
    4 Fluida
    Soo Hwan YT
    Оценок пока нет
  • SUHU DAN KALOR
    SUHU DAN KALOR
    Документ5 страниц
    SUHU DAN KALOR
    Soo Hwan YT
    Оценок пока нет
  • Https
    Https
    Документ1 страница
    Https
    Soo Hwan YT
    Оценок пока нет
  • Bab 5 - Senyawa Organik
    Bab 5 - Senyawa Organik
    Документ66 страниц
    Bab 5 - Senyawa Organik
    Soo Hwan YT
    Оценок пока нет
  • Sap 9
    Sap 9
    Документ12 страниц
    Sap 9
    Soo Hwan YT
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    Soo Hwan YT
    Оценок пока нет
  • AKUNTANSI PPN
    AKUNTANSI PPN
    Документ4 страницы
    AKUNTANSI PPN
    Junaidi Pranata
    Оценок пока нет
  • Materi PPN
    Materi PPN
    Документ8 страниц
    Materi PPN
    Soo Hwan YT
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ3 страницы
    Daftar Isi
    Soo Hwan YT
    Оценок пока нет
  • (KELOMPOK 12 - PPH Pasal 26) SAP 13 Pajak Penghasilan Umum
    (KELOMPOK 12 - PPH Pasal 26) SAP 13 Pajak Penghasilan Umum
    Документ13 страниц
    (KELOMPOK 12 - PPH Pasal 26) SAP 13 Pajak Penghasilan Umum
    Soo Hwan YT
    Оценок пока нет
  • PPN & PPNBM
    PPN & PPNBM
    Документ1 страница
    PPN & PPNBM
    Soo Hwan YT
    Оценок пока нет
  • Pengertian Sewa Guna Usaha
    Pengertian Sewa Guna Usaha
    Документ6 страниц
    Pengertian Sewa Guna Usaha
    Soo Hwan YT
    Оценок пока нет