Вы находитесь на странице: 1из 7

a.

Konsep Dasar
Hernia Inguinalis
i.

Pengertian
Adalah suatu tonjolan dari organ atau sebagian organ intra abdominal keluar
kavum abdomen melalui lokus minoris (facial defect) dinding abdomen dan masih
diliputi peritonium.
B. Penyebab
1. Kongenital
-

Terjadi kegagalan dalam hal penutupan prosesus vaginalis (pintu/liang


yang menonjol menuju vagina)

Terjadi sejak bayi lahir, seperti: hernia inguinalis, hernia umbilikalis,


hernia bochdalek.

2. Didapat/akuisita
Terjadinya hernia setelah dewasa/manula, hal ini disebabkan adanya
tekanan intra abdominal yang meningkat dan dalam waktu yang lama
misalnya: pada batuk kronis, gangguan proses kencing (prostat hipertropi,
strictura uretra) konstipasi kronis, asites, dan trauma kecelakaan.
3. Faktor predisposisi
Terjadi karena peningkatan intra kranial, misal pada saat mengangkat
benda berat, meniup terompet atau terlalu kuat mengedan.
Patofisiologi
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan
kedelapan dari kehamilan, terjadi desensus testikulorum melalui kanal tersebut.
Penurunan testis itu akan menarik peritonium ke daerah scrotum sehingga terjadi
peritonium yang tersebut dengan prosesus vaginalis peritoneal. Bila bayi lahir,
umumnya prosesus telah mengalami obliterasi, sehingga isi rongga perut tidak
melalui kanalis tersebut. Namun dalam beberapa hal, seringkali kanalis ini tidak
menutup karena kanalis testis kiri lebih dulu turun dari yang kanan, maka kanalis

b.

inguinalis yang kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka maka kanalis
yang kanan juga masih terbuka.

Dalam keadaan yang normal kanalis akan

menutup pada usia 2 bulan


Bila prosesus terbuka sebagian, maka akan timbul hidrokel, bila kanalis
terbuka terus karena prosesus tidak mengalami berobliterasi, maka timbulah
hernia inguinalisa lateralis kongenital, pada orang tua kanalis tersebut telah
tertutup namun karena merupakan lokus minoris resistensi maka keadaan yang
menyebabkan tekanan intra abdominal meninggi, kanal itu dapat terbuka kembali
dan timbul hernia inguinalis.
Klasifikasi
1. Menurut tempat lokasinya
a. Hernia scrotalis
b. Hernia femoralis
c. Hernia umbilikalis
d. Hernia inguinalis
e. Hernia insisional
f. Hernia fragmentika
g. Hernia Epigastrika
2. Menurut gejala
-

Hernia Refonibilis
Penonjolan yang terjadi dan benjolan tersebut dapat dimasukkan kembali
secara manual.

Hernia irreponibilis
Penonjolan yang terjadi dan tonjolan tersebut tidak dapat dikembalikan
secara manual disertai nyeri tekan.

Hernia inkaserata
Terjadi tonjolan yang tidak bisa kembali serta terjadi gangguan pasase
usus dan nyeri hebat.

c.

Hernia strangulata
Nyeri hebat, pembuluh darah terjepit, gangguan vaskularisasi karena
masih ada sisa makanan diusus yang terdapat penonjolan tersebut maka
akan terjadi eksudat cairan

Hernia richter
Hernia responibilis yang turun naik

Tanda dan gejala


Nyeri
Ada benjolan
Mual
Kembung
Tidak flatus/BAB
F. Penatalaksanaan
Cito Op untuk hernia inkeserata
Tindakan operasi: herniatomi dengan basini plasti
Penatalaksanaan
Hernia yang tidak terstrangulata atau inkaserata dapat secara mekanis
berkurang, suatu penyokong dapat digunakan untuk mempertahankan hernia
berkurang, penyokong ini adalah bantalan yang diikatkan ditempatkan dengan
sabuk, bantalan ditempatkan di atas

hernia setelah hernia

dikurangi dan

dibiarkan di tempatnya untuk mencegah hernia dari kekambuhan, klien harus


cermat memperhatikan kulit di bawah penyokong untuk memanifestasikan
kerusakan.
Penatalaksanaan bedah
Perbaikan hernia dilakukan dengan menggunakan insisi kecil secara langsung di
atas urea yang lemah, usus ini kemudian dikembalikan ke rongga perineal,

kantong hernia dibuang dan otot ditutup dengan kencang di atas area tersebut.
Hernia di region inguinal biasanya di perbaiki. Saat ini dilakukan sebagai
prosedur rawat jalan.
Beberapa perbaikan sulit dilakukan karena adanya insufisiensi massa otot untuk
mempertahankan usus di tempatnya, pada kasus ini graft mata jala tembaga (steal
mast=h) digunakan untuk menguatkan area herniasi, klien dengan kesulitan
perbaikan biasanya dirawat di rumah sakit 1-2 hari untuk mendapatkan antibiotik
profilaksis.

HERNIOTOMY
Pada hernia inguinalis lateralis dilakukan tindakan bedah elektif karena
dilakukan terjadi komplikasi.
Tindakan bedah pada operasi hernia ini disebut herniotomi (memotong
hernia) dan herniorafi (menjahit kantung hernia) pada bedah elektif maka kanalis
dibuka dan isi hernia dimasukkan, kantong diikat dan dimasukkan Bassini Plasty
untuk memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Pada bedah darurat maka
prinsipnya seperti bedah elektif, cincin hernia langsung dicari dan dipotong. Usus
dilihat, apakah vital atau tidak, bila vital dikembalikan ke rongga perut dan bila tidak
dilakukan reseksi usus dan anastomosis: end to end. Untuk fasilitas dan keahlian
terbatas, setelah cincin hernia dipotong dan usus dinyatakan vital langsung tutup kulit
dan rujuk ke RS yang lengkap.
Sayatan dilakukan sepanjang 10 cm terbawah antara benjolan, dilakukan perawatan
di ruangan.
Masalah kolaboratif / potensial komplikasi
1. Haemorragie
2. Hipovolemia / Shock
3. Eviserasi
4. Dehidrasi
5. Infeksi

6. Retensi urine
7. Tromboflebitis
8. Paralitik Illeus
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada pasien dengan herniotomi:
1. Nyeri (secara khusus saat mengedan) yang berhubungan dengan kondisi
hernia atau intervensi pembedahan.
Hasil yang diharapkan:
Dalam 1 jam intervensi, persepsi subjektif pasien tentang ketidaknyamanan
menurun, dibuktikan dengan skala nyeri, indikator-indikator objektif, seperti
meringis, tidak ada atau menurun.
Intervensi Keperawatan:
d. Kaji dan dokumentasikan nyeri, beratnya, karakter, lokasi, durasi, faktor
pencetus dan metode-metode penghilangan, gunakan skala nyeri dengan
pasien, rentangkan ketidaknyamanan dari 0 (tidak ada nyeri) sampai 10 (nyeri
paling buruk) laporkan nyeri berat, menetap yang dapat menandakan
komplikasi.
e. Beritahu pasien untuk menghindari mengedan, meregang, batuk, dan
mengangkat berat, ajarkan pasien untuk menekan insisi dengan tangan atau
bantal selama episode batuk, ini secara khusus penting selama periode pasca
operasi awal dan selama 6 minggu setelah 6 minggu setelah pembedahan.
f. Ajarkan pasien bagaimana menggunakan penopang bila diprogramkan dan
anjurkan penggunaannya sebanyak mungkin, khususnya bila turun di tempat
tidur.
g. Berikan atau ajarkan px tentang pemasangan penyokong secara total atau
kompres es yang sering diprogramkan untuk membatasi edema dan
mengendalikan nyeri setelah perbaikan hernia inguinal.
h. Berikan analgetik sesuai program bila diindikasikan secara khusus sebelum
aktivitas pasca operasi, gunakan tindakan kenyamanan juga distraksi,
interaksi, verbal untuk meningkatkan ekspresi perasaan dan menurunkan
ansietas, gosokkan punggung dan teknik penurunan stress, seperti ; latihan

relaksasi, dokumentasikan derajat penghilangan yang didapat dengan


menggunakan skala nyeri.
2. Retensi perkemihan yang berhubungan dengan nyeri, trauma dan
penggunaan anaestetik selama pembedahan abdomen bawah.
Hasil yang diharapkan:
Dalam 8 10 jam pasca pembedahan, px berkemih tanpa kesulitan, keluaran
urine 100 ml setiap berkemih dan adekuat (kira-kira 1000 1500 ml) lebih,
periode 24 jam.
Intervensi Keperawatan:
1) Kaji dan dokomentasikan distensi quprapetik atau laporan pasien tentang
tidak berkemih
2) Pantau keluaran urine, dokumentasikan dan laporkan berkemih sering kurang
100 ml.
3) Permudah berkemih dg mengimplementasikan intervensi berikut posisikan px
pada posisi normal untuk berkemih, biarkan pasien mendengar bunyi air atau
tempatkan tangan dalam air hangat, bila tidak efektif coba teteskan air hangat
di atas perinium kecuali dikontraindikasikan, metode crede (tekanan
diberikan dari umbilikalis s/p suprapubis) dapat digunakan untuk merangsang
refleks berkemih.
3. Kurang pengetahuan: Potensial terhadap komplikasi berkenaan dengan
adanya hernia dan tindakan yang dapat mencegah kekambuhan mereka.
Hasil yang diharapkan:
Setelah instruksi px mengungkapkan pengetahuan tentang tanda-tanda dan
gejala komplikasi dan memenuhi tindakan yang diprogramkan untuk
pencegahan.
Intervensi Keperawatan:

Ajarkan px untuk waspada dan melaporkan nyeri perut, menetap, mual,


muntah, demam dan distensi abdomen, yang dapat memperberat atau
strangulasi usus.

Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi diet tinggi susu atau menggunakan


suplemen diet serat untuk mencegah komplikasi. Anjurkan masukkan
cairan sedikitnya 2-3 liter/hari untuk meningkatkan konsistensi fesses
lunak.

Ajarkan pasien untuk mekanika tubuh tepat untuk bergerak dan


mengangkat.

Вам также может понравиться