Вы находитесь на странице: 1из 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional serta individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga (Friedman: 1998). Keluarga sebagai pranata social
terkecil dalam masyarakat dan Negara selalu mencuri perhatian baik kalangan pimpinan
atau tokoh informasi maupun pemerintah. Banyak kejadian merisaukan sekarang ini,
seperti kenakalan remaja, kasus gizi kurang, selalu dikaitkan dengan makin kurang
berfungsinya pranata keluarga, antara lain dalam memfasilitsi tumbuh kembang anak dan
menanamkan nilai-nilai luhur seperti saling menghormati, cinta kasih, toleransi, dan
empati.
Anak merupakan bagian dari keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau gambaran
dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian karena anak merupakan
individu tersendiri yang tumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat diulang
setelah usia bertambah.
Pada anak usia prasekolah, anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan.
Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Anak usia prasekolah
ini sedang dalamproses awal pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku yang tidak ada,
sekarang muncul. Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yag rentan berbagai
penyakitbdan menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak
jika kondisi kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh praktisi kesehatan dan juga
usaha-usaha pencegahan adalah yang tetap paling baik dilakukan.
Keperawatan keluarga berkaitan erat dengan upaya keluarga mempunyai kemampuan
dalam menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Perawat dapat menbantu
keluarga dalam memecahkan masalah kesehatannya sehingga mencapai keadaan keluarga
yang optimal.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Keluarga
2. Mengetahui Tahap Dan Tugas Perkembangan Keluarga
3. Mengetahui Pengertian Anak
4. Mengetahui Pengertian Anak Prasekolah
5. Mengetahui Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Anak Usia Prasekolah,
6. Mengetahui Masalah-Masalah Pada Anak Usia Prasekolah
7. Mengetahui Pengertian Anak Usia Sekolah
8. Mengetahui Perkembangan Anak Usia Sekolah
9. Mengetahui Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah
10. Mengetahui Masalah Anak Usia Sekolah
11. Mengetahui Bahaya Psikologis
12. Mengetahui Asuhan Keperawatan Pada Anak

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Keluarga ?
2. Bagaimana Tahap Dan Tugas Perkembangan Keluarga ?
3. Apa Pengertian Anak ?
4. Apa Pengertian Anak Prasekolah ?
5. Bagaimana Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Anak Usia Prasekolah ?,
6. Apa Saja Masalah-Masalah Pada Anak Usia Prasekolah ?
7. Apa Pengertian Anak Usia Sekolah ?
8. Bagaimana Perkembangan Anak Usia Sekolah ?
9. Bagaimana Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah ?
10. Apa Saja Masalah Anak Usia Sekolah ?
11. Apa Bahaya Psikologis ?
12. Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak ?

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Keluarga


Menurut Duval, 1997 (dalam Supartini, 2004) mengemukakan bahwa keluarga
adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial setiap anggota.
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui
ikatan perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-masing mengidentifikasi diri
sebagai bagian dari keluarga (Ekasari, 2000).
Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga sebagai dua atau
lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan atau adopsi,
hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam peranannya dan
menciptakan serta mempertahankan budaya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih
yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu
rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang
saling ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka
mencapai tujuan bersama.
2.2

Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga


Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval 1985, ada 8 tahap tumbuh
kembang keluarga, yaitu :
1. Tahap I

: Keluarga Pemula

2. Tahap II

: Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur 30


bulan)

3. Tahap III

: Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2-6

tahun)
4. Tahap IV

: Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13 tahun)

5. Tahap V

: Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun)

6. Tahap VI

: Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak

pertama
7. Tahap VII

sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)


: Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan)
3

8. Tahap VIII

: Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia

2.3 Pengertian Anak


Anak merupakan bagian atau anggota keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau
gambar dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian, karena anak
merupakan individu tersendiri yang tumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat
diulang setelah usianya bertambah. Menurut UU No. 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan
anak, yang dimaksud anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan
belum pernah kawin (menikah). Saat ini yang disebut anak bukan lagi yang berumur 21
tahun, tetapi berumur 18 tahun seperti yang ditulis Hurlock (1980), maka dewasa dini
dimulai umur 18 tahun. Meskipun demikian, anak masih dikelompokkan lagi menjadi tiga
sesuai dengan kelompok usia, yaitu ; usia 2-5 tahun disebut usia prasekolah, usia 6-12
tahun disebut usia sekolah, usia 13-18 tahun disebut usia remaja

2.3.1 Pengertian anak prasekolah


Adalah anak dengan usia 2 5 tahun
Pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah
a. Pertumbuhan
Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun
prasekolah. Waktu rata-rata denyut jantung dan pernapasan menurun hanya sedikit
mendekati 90x/menit dan pernapasan 22-24x/menit. TD meningkat sedikit ke nilai
rata-rata 95/58mmH. Berat badan anak meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun, berat
rata-rata pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat badan lahir.
Prasekolah bertumbuh 2-3 inci per tahun, panjang mereka menjadi dua kali lipat
panjang lahir pada usia 4 tahun,dan berada pada tinggi rata-rata 43 inci pada ulang
tahun kelima mereka. Perpanjangan tungkai kaki menghasilkan penampilan yang
lebih kurus. Kepala sudah mencapai 90% dari ukuran orang dewasa pada ulang
tahun ke enam. Perbedaan kecil terjadi antara jenis kelamin, walaupun anak lakilaki sedikit lebih besar dengan lebih banyak otot dan kurang jaringan lemak.
Kekurangan nutrisi umunya terjadi pada anak-anak berusia dibawah 6 tahun adalah
kekurangan vitamin A dan C serta zat besi. Konsumsi karbohidrat dan lemak dalam
jumlah yang sangat besar dari makanan yang berlemak bisa menimbulkan
kegemukan dan menjadikan anak prasekolah dalm kondisi sangat lapar. Orang tua
dan penberi pelayanan perlu membuat asaha secara sadar untuk membantu anak
4

prasekolah mengembangkan kebiasaan makan yang sehat dan mencegah defisiensi


dan kelebihan.
b.

Perkembangan
Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar
dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya. Anak sudah mulai mandiri dalam
merawat diri sendiri, seperti mandi, makan, minum, menggosok gigi, BAK, dan
BAB, Mulai memahami waktu, Penggunaan tangan primer terbentuk.
1)

Perkembangan psikoseksual ( Sigmund Freud )


Fase berkembangan psikoseksual untuk anak usia sekolah masuk pada fase
falik. Selama fase ini, genitalia menjadi area yang menarik dan area tubuh
yang sensitif. Anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dengan
mengetahui adanya perbedaan jenis kelamin.
Negatif : Memegang genetalia
Positif : Egosentris: sosial interaksi , Mempertahankan keinginan

2) Perkembangan psikososial ( Eric Ericson )


Fase perkembangan psikososial pada anak usia prasekolah adalah
inisiatf vs rasa bersalah. Perkembangan ini diperoleh dengan cara mengkaji
lingkungan melalui kemampuan bereksplorasi terhadap lingkungannya. Anak
belajar

mengendalikan

diri

dan

memanipulasi

lingkungan.

Inisiatif

berkembang dengan teman sekelilingnya. Kemampuan anak berbahasa


meningkat. Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas. Hasil akhir yang
diperoleh adalah menghasilkan suatu prestasinya.
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berpretasi.
Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih marah,
mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya
mengompol dan menghisap jempol.
3) Perkembangan kognitif ( Jean Piaget )
Fase berkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah fase praoperasional.
Karakteristik utama perkembangan intelektual tahap ini didasari sifat egosentris.
Pemikiran di dominasi oleh apa yang dilihat, dirasakan dan dengan pengalaman
lainnya.

Fase ini dibagi menjadi 2 yaitu:


a)

Prokonseptual ( 2- 4 tahun )
Anak mengembangkan kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan
bermasyarakat. Anak mulai mengembangkan sebab-akibat, trial dan error
dan menginterpretasikan benda/kejadian. Anak mulai menggunakan
sinbulkata-kata, mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan datang.

b)

Intuitive thuoght ( 4-7 tahun )


Anak mampu bermasyarakat namun masih belum mampu berpikir timbal
balik. Anak biasanya banyak meniru perilaku orangdewasa tetapi sudah
bisa memberi alasan pada tindakan yang dilakukan.

4) Perkembangan Moral ( Kahlberg )


Fase perkembangan moral pada anak usia prasekolah memasuki fase
prekonvensional. Anak belajar baik dan buruk, benar dan salah melalui budaya
sebagai dasra peletakan nilai moral.
Fase ini terdiri dari 3 tahapan yaitu:
a)

Didasari adanya rasa egosentris pada anak, yaitu kebaikan

b)

Orientasi hukuman dan ketaatan


Baik dan buruk sebagai konsekuensi dari tindakan. Jika anak berbuat
salah, orang tua memberikan hukuman dan jika anak berbuat benar maka
orang tua tidak memberikan hukuman

c)

Anak berfokus pada motif yang menyenangkan sebagai suatu kebaikan


Anak menjalankan aturan sebagai sesuatu yang memuaskan mereka
sendiri.

2.3.2 Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah


a. Membantu anak untuk bersosialisasi
b. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain (tua)
juga harus dipenuhi.
c. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar keluarga (keluarga
lain dan lingkungan sekitar)
d. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
e. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
f. Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak.

2.3.3 Masalah-masalah pada anak usia prasekolah


1. Masalah kesehatan
Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti; diare, cacar
air, difteri, dan campak.
2. Hubungan keluarga
Pada usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan kehadiran anggota
keluarga baru (adik). Anak merasa tidak diperhatikan lagi oleh orang tua sehingga
anak sering membuat olah untuk mendapatkan perhatian orang tua.
3. Bahaya fisik
a.

Kecelakaan
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan
ketrampilan

tertentu.

Meskipun

tidak

meninggalkan

bekas

fisik

namunkecelakaan dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hatihati akan berbahaya bagi psikologisnya sehingga anak akan takut terhadap
kegiatan fisik. Jika hal ini terjadi bisa berkembang menjadi masa malu.
b.

Keracunan
Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia lihat
tanpa mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak.

4.

Bahaya psikologis
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi. Rasa
bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih pemarah,
mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya
mengompol dan menghisap jempol.

5.

Gangguan tidur
Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM (rapid eye
movement). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk biasanya akan benarbenar terbangun dan dapat mengingat kembali mimpinya secara terperinci. Mimpi
buruk yang terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal, dan satu-satunya
tindakan yang perlu dilakukan orang tua adalah menenangkan anak. Tetapi mimpi
buruk yang sering terjadi adalah abnormal dan bisa menunjukkan masalah psikis.
Pengalamam yang menakutkan (termasuk cerita menakutkan atau film tentang
kekerasan di televisi) bisa menyebabkan terjadinya mimpi buruk. Hal ini terutama
sering ditemukan pada anak-anak yang berumur 3-4 th, karena mereka belum bisa
membedakan antara khayalan dan kenyataan. Teror dimalam hari adalah suatu
7

keadaan dimana sesaat setelah tertidur anak setengah terbangun dengan


kecemasan yang luar biasa. Anak tidak dapat mengingat kembali apa yang atelah
dialaminya.
2.4 Pengertian Anak usia sekolah
Dapat disebut sebagai akhir masa kanak-kanak sejak usia 6 tahun atau masuk sekolah
dasar kelas satu, ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi
dan penyesuaian sosial anak.
2.4.1 Perkembangan Anak Usia Sekolah
1. Perkembangan Biologis
Saat umur sampai 12 tahun, pertumbuhan rata-rata 5 cm per tahun untuk tinggi badan
dan meningkat 2-3 kg per tahun untuk berat badan. Selama usia tersebut, anak lakilaki dan perempuan memiliki perbedaan ukuran tubuh. Anak laki-laki cenderung
gemuk. Pada usia ini, pembentukan jaringan lemak lebih cepat perkembangannya
daripada otot.
2. Perkembangan Psikososial Menurut Freud,
Perkembangan psikososialnya digolongkan dalam fase laten, yaitu ketika anak
berada dalam fase oidipus yang terjadi pada masa prasekolah dan mencintai
seseorang. Dalam tahap ini, anak cenderung membina hubungan yang erat atau akrab
dengan teman sebaya, juga banyak bertanya tentang gambar seks yang dilihat dan
dieksploitasi sendiri melalui media. Menurut Erikson, perkembangan psikososialnya
berada dalam tahap industri vs inferior. Dalam tahap ini, anak mampu melakukan
atau menguasai keterampilan yang bersifat teknologi dan sosial, memiliki keinginan
untuk mandiri, dan berupaya menyelesaikan tugas. Inilah yang merupakan tahap
industri. Bila tugas tersebut tidak dapat dilakukan, anak akan menjadi inferior.
3. Temperamen
Sifat temperamental yang dialami sebelumnya merupakan faktor terpenting
dalam perilakunya pada masa ini. Pola perilakunya menunjukkan anak mudah
bereaksi terhadap situasi yang baru. Pada usia ini, sifat temperamental sering muncul
sehingga peran orang tua dan guru sangat besar untuk mengendalikannya.
4. Perkembangan Kognitif
Menurut Plaget, usia ini berada dalam tahap operasional konkret, yaitu anak
mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol. Selama periode ini
kemampuan anak belajar konseptual mulai meningkat dengan pesat dan memiliki
kemampuan belajar dari benda, situasi, dan pengalaman yang dijumpainya.
8

5. Perkembangan Moral
Masa akhir kanak-kanak, perkembangan moralnya dikategorikan oleh
Kohlberg berada dalam tahap konvensional. Pada tahap ini, anak mulai belajar
tentang peraturan-peraturan yang berlaku, menerima peraturan, dan merasa bersalah
bila tidak sesuai dengan aturan yang telah diterimanya.
6. Perkembangan Spiritual
Anak usia sekolah menginginkan segala sesuatunya adalah konkret atau nyata
daripada belajar tentang God. Mereka mulai tertarik terhadap surga dan neraka
sehingga cenderung melakukan atau mematuhi peraturan, karena takut bila masuk
neraka.
7. Perkembangan Bahasa
Pada usia ini terjadi penambahan kosakata umum yang berasal dari berbagai pelajaran
di sekolah, bacaan, pembicaraan, dan media. Kesalahan pengucapan mengalami
penurunan karena selama mencari pengalaman anak telah mendengar pengucapan yang
benar sehingga mampu mengucapkannya dengan benar.
8. Perkembangan Sosial
Akhir masa kanak-kanak sering disebut usia berkelompok, yang ditandai dengan
adanya minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat
untuk diterima sebagai anggota kelompok.
9. Perkembangan Seksual
Masa ini anak mulai belajar tentang seksualnya dari teman-teman terlebih guru dan
pelajaran di sekolah. Anak mulai berupaya menyesuaikan penampilan, pakaian, dan
bahkan gerak-gerik sesuai dengan peran seksnya. Kecenderungan pada usia ini, anak
mengembangkan minat-minat yang sesuai dengan dirinya. Disini, peran orang tua
sangat penting untuk mempersiapkan anak menjelang pubertas.
10. Perkembangan Konsep Diri
Perkembangan konsep diri sangat dipengaruhi oleh mutu hubungan dengan orang tua,
saudara, dan sanak keluarga lain. Saat usia ini, anak-anak membentuk konsep diri ideal,
seperti dalam tokoh-tokoh sejarah, cerita khayal, sandiwara, film, tokoh nasional atau
dunia yang dikagumi, untuk membangun ego ideal yang menurut Van den Daele
berfungsi sebagai standar perilaku umum yang diinternalisasi.

Bermain dianggap sangat penting untuk perkembangan fisik dan fisiologis karena
selama bermain anak mengembangkan berbagai keterampilan sosial sehingga

memungkinkannya untuk menikmati keanggotaan kelompok dalam masyarakat


anak-anak. Bentuk permainan yang sering diminati pada usia ini:
1.

Bermain konstruktif: membuat sesuatu hanya untuk bersenang-senang saja tanpa


memikirkan manfaatnya, seperti menggambar, melukis, dan membentuk sesuatu.

2.

Menjelajah: ingin bermain jauh dari lingkungan rumah.

3.

Mengumpulkan: benda-benda yang menarik perhatian dan minatnya, membawa


benda ke rumah, menyimpan dalam laci, dan tidak memperlihatkan koleksinya
dalam laci.

4.

Permainan dan olahraga: cenderung ingin memainkan permainan anak besar (bola
basket dan sepak bola) dan senang pada permainan yang bersaing.

5.

Hiburan: anak ingin meluangkan waktu rumah untuk membaca, mendengar radio,
menonton, atau melamun. Pada tahap ini tugas perkembangan keluarga yaitu:
mensosialisasikan anak dengan lingkungannya, termasuk keberhasilan dalam
belajar dan kebutuhan berkelompok dengan teman sebayanya, mempertahankan
hubungan perkawinan yang harmonis, dan memenuhi kebutuhan kesehatan anggota
keluarga (Friedman, 1998).

2.4.2 Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah


Mensosialisasikan

anak

termasuk

meningkatkan

prestasi

sekolah

dan

mengembangkan hubungan dengan teman sebaya,


Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan,
Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga,
Membiasakan belajar teratur,
Memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas sekolah.
2.4.3 Masalah Anak Usia Sekolah
Masalah-masalah yang sering terjadi pada anak usia sekolah meliputi bahaya fisik
dan psikologis.
1. Bahaya Fisik
a. Penyakit
Penyakit infeksi pada usia sekolah jarang sekali terjadi dengan adanya kekebalan
yang didapat dari imunisasi yang pernah didapatkan semasa bayi dan diulang pada
kelas satu atau enam, tetapi berbahaya adalah penyakit palsu atau khayal untuk
menghindarkan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Penyakit yang
sering ditemui adalah penyakit yang berhubugan dengan keberhasilan diri anak.

10

b. Kegemukan
Kegemukan terjadi bukan karena adanya perubahan pada kelenjar, tetapi akibat
banyaknya karbohidrat yang dikonsumsi. Bahaya kegemukan yang mungkin dapat
terjadi: anak kesulitan mengikuti kegiatan bermain sehingga kehilangan
kesempatan untuk mencapai keterampilan yang penting untuk keberhasilan sosial,
dan teman-temannya sering mengganggu dan mengejek dengan sebutan-sebutan
gendut atau sebutan lain sehingga anak merasa rendah diri.
c. Kecelakaan
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan
keterampilan tertentu. Maskipun tidak meninggalkan bekas fisik, kecelakaan yang
dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan berbahaya bagi
psikologisnya sehingga anak merasa takut terhadap kegiatan fisik. Bila hal ini
terjadi dapat berkembang menjadi rasa malu yang mempengaruhi hubungan
sosial.
d. Kecanggungan
Pada masa ini anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman
sebaya. Bila muncul perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah
diri.
e. Kesederhanaan
Kesederhanaan sering dilakukan oleh anak-anak pada saat apapun. Orang yang
lebih dewasa memandangnya sebagai perilaku yang kurang menarik sehingga
anak menafsirkan sebagai penolakan yang dapat mempengaruhi perkembangan
konsep diri anak.
2.4.4 Bahaya Psikologis
a. Bahaya dalam berbicara
Ada empat bahaya dalam berbicara yang umum terdapat pada anak usia sekolah:
kosakata yang kurang dari rata-rata menghambat tugas-tugas di sekolah dan
menghambat komunikasi dengan orang lain, kesalahan dalam berbicara, seperti
salah ucap dan kesalahan tata bahasa, cacat dalam bicara seperti gagap atau
pilar, akan membuat anak menjadi sadar diri sehingga anak hanya berbicara bila
perlu, anak yang mempunyai kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan
di lingkungan sekolah akan terhalang dalam usaha untuk berkomunikasi dan
mudah merasa bahwa ia berbeda dan pembicaraan yang bersifat egosentris,

11

yang mengkritik dan merendahkan orang lain, dan yang bersifat membual akan
ditentang oleh temannya.
b. Bahaya emosi
Anak akan dianggap tidak matang baik oleh teman-teman sebaya maupun orang
dewasa, bila ia masih menunjukkan pola-pola ekspresi emosi yang kurang
menyenangkan, seperti marah yang meledak-ledak, dan juga bila emosi yang
buruk seperti marah dan cemburu masih sangat kuat sehingga kurang disenangi
orang lain.
c. Bahaya bermain
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa kekurangan
kesempatan untuk mempelajari permainan dan olahraga yang penting untuk
menjadi anggota kelompok. Anak yang dilarang berkhayal karena membuang
waktu

atau dilarang melakukan kegiatan

kreatif dan bermain

akan

mengembangkan kebiasaan penurut yang kaku.


d. Bahaya dalam konsep diri
Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak puas pada
perlakuan orang lain. Bila konsep sosialnya didasarkan pada berbagai stereotip,
ia cenderung berprasangka dan bersikap diskriminatif dalam memperlakukan
orang lain. Karena konsepnya berbobot emosi maka itu cenderung menetap dan
terus memberikan pengaruh buruk pada penyesuaian sosial anak.
e. Bahaya moral
Ada enam bahaya umumnya dikaitkan dengan perkembangan sikap moral dan
perilaku anak-anak:
Perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau berdasarkan
konsep-konsep media masa tentang benar dan salah yang tidak sesuai dengan
kode orang dewasa. - Tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai
pengawas dalam terhadap perilaku.
Disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang
sebaiknya dilakukan.
Hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak.
Menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu memuaskan
sehingga perilaku menjadi kebiasaan.
Tidak sabar terhadap perbuatan orang lain yang salah.

12

f. Bahaya yang menyangkut minat


Ada dua bahaya yang umum dihubungkan dengan minat masa kanak-kanak:
pertama, tidak berminat pada hal-hal yang dianggap penting oleh teman-teman
sebaya, dan kedua, mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat yang
dapat bernilai bagi dirinya, seperti kesehatan atau sekolah.
g. Bahaya dalam penggolongan peran seks
Ada dua bahaya yang umum dalam penggolongan peran seks: kegagalan untuk
mempelajari organ seks, dan ketidakmampuan untuk melakukan peran seks
yang disetujui. Bahaya yang pertama cenderung berkembang bila anak
dibesarkan oleh keluarga ketika orang tuanya melakukan peran seks yang
berbeda dengan orang tua teman-temannya. Bahaya yang kedua berkembang
bilamana anak perempuan dan laki-laki diharapkan melakukan peran-peran
tradisional. h. Bahaya dalam perkembangan kepribadian Ada dua bahaya yang
serius dalam perkembangan kepribadian periode ini. Pertama, perkembangan
konsep diri yang buruk yang mengakibatkan penolakan diri, dan kedua,
egosentrisme yang merupakan lanjutan dari awal masa kanak-kanak.
Egosentrisme merupakan hal yang serius karena memberikan rasa penting diri
yang palsu. i. Bahaya hubungan keluarga Pertentangan dengan anggota-anggota
keluarga

mengakibatkan

dua

hal:

melemahkan

ikatan

keluarga

dan

menimbulkan kebiasaan pola penyesuaian yang buruk, serta masalah-masalah


yang dibawa keluar rumah.

13

BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
3.1 Pengkajian
Dalam tahap pengkajian, data yang perlu diperoleh oleh perawat yaitu data yang
berhubungan dengan keluarga dan anak.
Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga
a. Identitas

: nama KK, alamat, komposisi keluarga ( nama, seks, hubungan


keluarga,pendidikan, pekerjaan ).

Tipe keluarga : mengenai jenis dan tipe keluarga


Suku bangsa

: mengkaji asal / suku bangsa keluarga.

Agama

: agama dan kepercayaan keluarga yang dianut yang dapat


mempengaruhi kesehatan.

Status social ekonomi keluarga, ditentukan oleh penghasilan seluruh anggota keluarga
Aktivitas rekreasi keluarga.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini : tahap perkembangan keluarga ditentukan
oleh usia anak tertua dari keluraga inti.
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : tugas keluarga yang belum
terpenuhi dan kendala yang dihadapi keluarga.
Riwayat kesehatan keluarga inti : riwayat kesehatan keluarga inti. Riwayat
kesehatan masing masing anggota keluarga, perhatian terhadap upaya
pencegahan penyakit.
Riwayat kesehatan keluarga suami istri yang menjelaskan riwayat kesehatan
generasi diatas, tentang riwayat penyakit keturunan , upaya generasi tersebut
tentang upaya penanggulangan penyakit, upaya kesehatan yang diperhatikan
sampai saat ini.
c. Lingkungan
Karakteristik rumah : tentang rumah yang dihuni keluarga meliputi luas, tipe,
jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan, jumlah ventilasi, perletakan perabot rumah,
sarana pembuangna air limbah dan MCK, sarana air bersih danh minum yang
digunakan.
Karakteristik lingkungan : karakteristik dari tetangga, dan komunitas setempat,
yaitu tempat keluarga bertempat tinggal
14

Mobilitas geografis keluarga menggambarkan mobilitas keluarga dan anggita


keluarga, mungkin keluarga sering berpindah tempat.
Hubungan keluarga dengan lingkungan : menjelaskan mengenai waktu yang
digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang adadan
sejauh mana keluarga berinteraksi
d. Struktur keluarga
Struktur peran yang menjelaskan peran masing masing anggota keluarga secara
formal maupun informal baik dikeluarga maupun dimasyarakat.
Nilai atau norma keluarga yang dianut oleh keluarga.
Pola komunikasi keluarga, bagaimana cara keluarga berkomunikasi, siapa
pengambil keputusan utama dan bagaimana peran anggota keluarga dalam
menciptakan komunikasi.
Struktur kekuatan keluarga, kemampuan keluarga untuk mempengaruhi dan
mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah perilaku yang berhubungan
dengan kesehatan.
e. Fungsi keluarga
Fungsi afeksi, gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki
anggota keluarga , dukungan anggota keluarga, hubungan psikososial dalam
anggota keluarga, bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
Fungsi sosialisasi, hubungan anggota keluarga, sejauh mana anggota keluarga
belajar tentang disiplin, nilai, norma budaya dan perilaku yang berlaku dikeluarga
dan masyarakat.
Fungsi perawatan kesehatan, mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal
masalah

kesehatan,

mengambil

keputusan,

merawat

anggota

keluarga,

memodifikasi lingkungan, menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.


f. Stress dan koping keluarga
Stressor jangka pendek dan panjang
Stressor jangka pendek adalah stressor yang dialami keluarga dan penyesuaian
lebih kurang 6 bulan. Stressor jangka panjang memerlukan waktu penyesuaian
lebih 6 bulan.
Kemamapuan keluarga berespon terhadap stressor
Strategi koping
Strategi adaptasi disfungsional
15

g. Pemeriksaan fisik
Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan
Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga
Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut, kepala, mata, mulut, THT,
leher, thoraks, abdomen, ekstremitas atas dan bawah, system genetalia
Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik
h. Harapan keluarga
Terhadap masalah kesehatan keluarga
Terhadap petugas kesehatan yang ada
i. Pengkajian yang berhubungan dengan anak
Identitas anak
Riwayat kehamulan sampai kelahiran
Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini
Kebiasaan saat ini ( pola perilaku dan kegiatan sehari hari )
Pertumbuhan dan perkembangan saat ini (termasuk kemampuan yang telah dicapai).
Periksaan kesehatan
j. Pengkajian fokus anak
Stimulasi apa yang diberikan oleh keluarga selama dirumah dan adakah sarana
stimulasinya
Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan anak setiap
hari
Siapakah orang orang yang setiap hari dengan anak.
Kemampuan apa yang telah dimiliki anak saat ini
Bagaimana harapan keluarga terhadap anak saat ini
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

16

3.2 CONTOH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK


I. I dentitas Kepala Keluarga
a. Nama

: Tn. H

b. Jenis Kelamin

: laki-laki

c. Umur

: 37 tahun

d. Pendidikan

: perguruan tinggi

e. Pekerjaan

: TNI AD

f. Alamat

: JL. PERWIRA NO. G4 ASRAMA KODIM BELAKANG BALOK

BUKITTINGGI
II. Susunan Anggota Keluarga

No

Jenis

Nama

Kelamin
Laki-laki

Hub
dg

Umur

Pendidikan

Imunisasi

Status kesehatan

37

PT

Lupa

sehat

KK

Bpk H

Ayah

Ibu H

Perempuan Istri

35

SMA

lupa

sehat

An. A

Laki laki

11

SD

lengkap

sehat

An. R

Perempuan Anak

lengkap

ISPA

An. P

Perempuan Anak

2 bln

Belum lengkap

sehat

Anak

III. Genogram
a. Tipe Keluarga
Tipe Keluarga Bpk. H adalah keluarga dengan Nuclear Family, dimana dalam keluarga
hanya ada ayah, ibu dan anak.
b. Suku Bangsa
Keluarga Bpk. H adalah suku Jawa. Kebiasaan dalam keluarga apabila ada yang sakit
berobat ke klinik ataupun langsung membeli obat ke apotik
c. Agama
Keluarga menganut agama Islam dan menjalankan kewajiban shalat 5 waktu, semua
aktivitas yang dilakukan tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama.
d. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Ibu H mengatakan penghasilan suaminya sudah mencukupi untuk kebutuhan sehari hari
dan setiap bulanannya ibu H mendapat penghasilan tambahan dari bayaran / sewa kamar
kos di rumah yang ditempati. Ibu H dan Bpk H tinggal di perumahan TNI.
17

e. Aktivitas rekreasi keluarga


Keluarga tidak mempunyai kebiasaan rutin untuk berekreasi keluar kota,salah satu
disebabkan karma aktifitas suami ibu H yang sibuk sebagai komandan di tempat kerja.
Untuk berkunjung ke keluarga ibu H atau Bpk H jarang di lakukan kecuali ada acara
acara penting.
IV. Riwayat dan Tahapan Perkembangan
a. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini
Keluarga dengan anak pra sekolah
b. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak

Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

Merencanakan

kegiatan

dan

waktu

untuk

menstimulasi

pertumbuhan

dan

perkembangan anak.
c. Riwayat Keluarga Inti
Bpk H(37 th) menikah denagn Ibu H(35 th) memiliki 3 orang anak, yang pertama duduk
di bangku SD, yang kedua dan ketiga belum sekolah. Ketiga-tiganya tinggal bersama
orang tua.
d. Riwayat Keluarga sebelumnya
Riwayat orang tua dan pihak suami atau istri tidak mempunyai kebiasaan kawin cerai,
pemabuk ataupun berjudi
V. Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati keluarga Bpk. H adalah rumah dinas TNI dengan luas 15 x 10 m2.
rumah terdiri atas 1 lantai dengan tipe permanent, lantai semen di lapisi karpet, keadaan
bersih. Jumlah ruangan 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 kamar mandi dan WC, 1 dapur
Ventilasi dan pencahayaan rumah baik, keluarga memiliki kamar mandi dan jamban
sendiri, keadaan bersih sumber air dari PDAM air tidak berasa, berbau dan dalam keadaan
bersih.
b. Karakteristik Tetangga
Hidup di lingkungan yang berkebiasaan buang sampah di tempat sampah, berolahraga,
bersosialisasi dengan tetangga baik, saling mengunjungi, dalam lingkungan terdapat
berbagai agama(islam, Kristen, hindu)

18

c. Mobilitas Geografis Keluarga


Keluarga Bpk H pada awalnya tinggal di Bandung, kemudian pindah ke Medan dan
terakhir di Bukittinggi, karena penempatan dinas.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Bpk H tidak aktif dalam kegiatan warga di wilayahnya karna sibuk bekerja. Ibu H
mengatakan mengikuti kegiatan seperti arisan dan olahraga Volly di lingkungan tempat
tinggal.
e. Sistem Pendukung Keluarga
Keluarga Bpk H tinggal secara mandiri tanpa orang tua, dan menyewakan kamar untuk
kosan. Menurut ibu H bayaran uang kos menambah penghasilan keluarganya.
VI. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
Dalam keluarga saling terbuka satu sama lain. Dalam permasalahan yang dihadapi baik itu
masalah keluarga maupun kantor, biasanya Bpk H selalu membicarakan dengan ibu H.
b. Struktur Kekuatan keluarga
Keluarga Bpk H saling menghargai satu sama lain. Saling membantu, serta saling
mendukung.Bpk H dan Ibu H, mampu untuk merawat diri sendiri dan memenuhi
kebutuhan sehari hari. Untuk An. R dan An. P masih balita sehingga untuk pemenuhan
kebutuhan sehari hari ataupun apabila sedang sakit dirawat oleh ibu H dan dibantu oleh
Bpk H. Apabila ada masalah ibu H diskusi dengan suami dan meminta nasehat kepadanya.
c. Struktur Peran
- Bpk H adalah kepala keluarga dan bekerja sebagai Komandan di TNI di salah satu
kesatuan di Bukittinggi. Bpk H bekerja dari hari Senen Jumat dan pada hari libur
membantu mengasuh ketiga anaknya di rumah
- Ibu H adalah seorang ibu RT dan merawat ketiga anaknya
- Dalam pelaksanaan peran masing masing tidak ada masalah
d. Nilai atau norma budaya
Keluarga Bpk H menerapkan aturan aturan sesuai dengan ajaran agama Islam,
menjalankan sholat lima waktu dan tepat waktu, berpamitan dengan orang tua saat akan
pergi dan mengharapkan ketiga anaknya nanti menjadi anak yang taat dalam menjalankan
agama. Dalam keluarga diterapkan hidup bersih seperti mencuci tangan sebelum makan.

19

VII. Fungsi Keluarga


a. Fungsi Afektif
Semua Anggota keluarga Bpk H saling menyayangi satu sama lain. Dan apabila ada yang
sakit mereka saling membantu
b. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Bpk H menekankan perlunya berhubungan dengan orang lain. Mereka
membiasakan anak anak mareka bermain denga temannya.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Ibu. H mengatakan An, R sering demam dan batuk. Apabila demam biasanya dikompres
dan bila kondisi panas tidak turun maka Ibu H menebus obat penurun panas yang
diresepkan dokter.
Ibu mengatakan An.A dan An.R sudah diimunisasi lengkap pada waktu bayi. Ibu H
mengatakan An.P belum lengkap imunisasinya. Imunisasi yang belum adalah hepatitis B3,
campak, BCG. Ibu mengatakan An.P pernah dibawa ke klinik karena sedang demam,
sehingga tidak jadi imunisasi dan hanya diberi obat. Ibu mengakui sejak itu tidak jadi
membawa anaknya lagi untuk diimunisasi dengan alasan takut. Ibu H mengatakan belum
mengetahui secara jelas manfaat imunisasi.
Ibu H mengatakan bahwa Bpk H pernah mengalami kecelakaan dan tangan Bpk H patah.
Ibu mengatakan bapak berobat ke tukang urut karena Bpk H takut dengan tindakan medis
seperti injeksi, tetapi Bpk H mau minum obat.
d. Fungsi reproduksi:
Bpk H mempunyai 3 orang anak, 1 anak laki-laki dan 2 anak perempuan
e. Fungsi ekonomi:
Bpk. H sebagai anggota TNI AD, dan Ibu H sebagai ibu rumah tangga dan mendapat
penghasilan tambahan dari menyewakan kamar kos. Penghasilan meraka sudah
mencukupi kebutuhan sehari-hari dan setiap bulannya.
VIII. Stress dan koping keluarga
a. Stres jangka panjang dan pendek
1. Stress jangka pendek
Ibu H sampai sekarang memikirkan bagaimana penyakit demam dan batuk anaknya
bisa berkurang
2. Stress jangka panjang
Ibu H memikirkan bagaimana caranya agar anaknya tidak punya penyakit dan menjaga
kesehatan keluarganya
20

b. Kemampuan keluarga berespon pada stressor


Jika ada masalah dalam keluarga biasanya didiskusikan bersama suami. Keluarga bisanya
mencoba mandiri dan menyelesaikan masalah tanpa melibatkan keluarga besarnya karena
takut menyusahkan.
d. Strategi Koping
Ibu H mengatakan jika ada masalah selalau mendiskusikan dengan

Bpk H sehingga

masukan satu sama lain dapat membantu menyelesaikan masalahnya disertai dengan
berdoa.
d. Strategi adaptasi fungsional
Dari hasil pengkajian tidak didapatkan adanya cara cara keluarga mengatasi masalah
secara mal adaptif.
IX. Harapan keluarga
Keluarga menyatakan merasa sangat senang dengan kehadiran perawat dan berharap sangat
membantu keluarga mencegah penyakit keluarga.
Pengkajian yang berhubungan dengan anak
1. Identitas anak
Nama : An. R
2. Riwayat kehamilan sampai kelahiran
Trimester I & II : ibu mengalami mual dan muntah, dari wawancara ibu mengatakan
selama kehamilan ibu jarang memakan nasi, kalaupun ada dalam porsi sedikit itupun
terkadang disertai mual dan muntah.
3. Riwayat Kesehatan bayi sampai saat sekarang
Bayi R lahir dengan berat 3,8 Kg dan panjang 49 cm di rumah dibantu dengan bidan. An.R
mendapatkan imunisasi lengkap saat bayi. Perkembangan An. R lebih cepat dan lincah
dibanding dengan An A,
4. Kebiasaan Saat ini
An. R bangun jam 7 pagi, biasanya bermain bersama teman di rumah atau asrama tempat
Ayahnya bekerja, An. R mempunyai kebiasaan susah untuk disuruh tidur siang,
5. Pertumbuhan dan perkembangan saat ini
Untuk pertumbuhan An R setiap posyandu mengalami kenaikan BB sesuai dengan
bertambahnya usia, untuk perkembangan dan kemampuan yang dicapai An R sama
dengan anak se usianya bisa menggambar dan berhitung 1 15

21

6. Pengkajian fokus anak


a. Stimulasi yang diberikan oleh keluarga selama dirumah
Keluarga tidak memberikan stimulasi dan tidak menyediakan sarana stimulasi untuk
An. R, keluarga mengatakan pada saat sekolah nanti anak akan mendapatkan stimulasi
dan prasarana di sekolahnya nanti.
b. Sudahkah anak diikutkan kegiatan play group
Ibu H mengatakan An. R tidak diikutkan kegiatan play group, karena ibu H yang hanya
ibu RT jadi ibu H merasa An. R cukup di rumah saja
c. Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan anak setiap hari
Karena ibu H yang hanya ibu RT jadi waktu ibu H ada 24 jam, kecuali apabila ibu
sedang mengikuti kegiatan di kantor suami, itupun hanya 2 3 kali dalam 1 bln. Untuk
Bpk H biasanya hanya memliki waktu pada malam hari sepulang kerja dan pada hari
libur
d. Siapakah Orang orang yang setiap hari dengan anak
Orang yang terdekat dengan anak anak adalah ibu H yang seharian berada di rumah,
karena sekarang memiliki kosan, anak anak kos juga menjadi orang orang yang
dekat dengan An. R selain orang tua
e. Bagaimana harapan keluarga terhadap anak saat ini
Ibu H mengatakan ingin melihat anaknya berhasil, dan disaat mulai sekolah nanti, ibu
H hanya ingin anaknya menjadi anak yang selalu patuh dan rajin belajar dan sehat
f. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
Ibu H mengatakan tugas dan fungsi keluarga sudah sesuai dengan peranannya masing masing
7. Data tambahan
a. Nutrisi
Keluarga mengkonsumsi makanan 3x sehari, menu makanan nasi

sayuran seperti

bayam, sop, sayur asam, lauk pauk seperti ikan, telor,tahu, tempe, dan buah. Untuk
An.R dan An. P ditambah dengan susu. Minuman yang dikonsumsi teh manis, air putih.
Cara pengolahan makanan dicuci dulu baru dipotong. Porsi makanan setiap anggota
keluarga sudah memenuhi makanan.
b. Eliminasi
Dalam keluarga tidak ada keluhan dalam buang air kecil dan buang air besar
c. Istrirahat tidur
Dalam keluarga tidak ada keluhan dalam istirahat tidur.
22

d. Aktivitas sehari -hari


Bpk H bekerja dari pagi sampai sore, dan ibu H membereskan rumah dan menjaga anak
anak. An R bermain dirumah atau bersama anak anak sesusianya diluar rumah.
e. Merokok
Bpk H mempunyai kebiasaan merokok 1 bungkus perhari. Ibu H mengatakan
suaminya juga suka merokok di rumah.
IX. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan An. R

An. P

Ibu. H

Bpk. H

Kepala

Tidak ada

Rambut lebat,

Rambut lebat,

Rambut lebat,

benjolan,

hitam, ikal, LK : hitam, ikal,

hitam, ikal,

kulit kepala

35 cm, bersih

bersih dan tidak

bersih dan tidak

bersih,

dan tidak ada

ada benjolan

ada benjolan

rambut ikal

benjolan

N = 100 x/i

TD = 120/ 90

TD = 140/ 80

R = 24 x/i

R = 30 x/i

N = 80 x/i

N = 80 x/i

S = 360C

S = 36,50C

R = 23 x/i

R = 23 x/i

S = 36,50C

S = 360C

BB = 56 kg

BB = 68 kg

Tanda
tanda vital

BB, TB, PJ

N = 80 x/i

BB = 16 kg
PJ

Mata

Hidung

Mulut

BB = 5,2 kg

= 100 cm, PJ = 80 cm, PJ = 160 cm, PJ = 170 cm,

kondisi normal

kondisi normal

kondisi normal

kondisi normal

mata tidak

mata tidak

mata tidak

mata tidak

anemis, secret

anemis, secret

anemis

anemis

tidak ada

tidak ada

Tidak bersekret,

Bersekret

Tidak bersekret,

Tidak ada

tidak ada

warna bening,

tidak ada

kelainan

kelainan

kelainan

penciuman

penciuman

penciuman

Mukosa lembab, Mukosa

Mukosa lembab, Mukosa lembab,

kesulitan

lembab,

kesulitan

kesulitan

menelen = -

kesulitan

menelen = -

menelen = 23

menelan = Leher

Dada

Abdomen

Tangan

Kaki

Keluhan

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

benjolan, tidak

benjolan, tidak

benjolan, tidak

benjolan, tidak

ada pembesaran

ada pembesaran

ada pembesaran

ada pembesaran

kelenjar linfe

kelenjar linfe

kelenjar linfe

kelenjar linfe

Bunyi jantung

Bunyi jantung

Bunyi jantung

Bunyi jantung

dan paru normal

dan paru normal

dan paru normal

dan paru normal

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

kembung

kembung

kembung

kembung

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

pembengkakan,

pembengkakan,

pembengkakan,

pembengkakan,

turgor baik. LLA

turgor baik.

turgor baik.

turgor baik.

= 15 cm

LLA = 10 cm

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

pembengkakan,

pembengkakan,

pembengkakan,

pembengkakan,

turgor baik

turgor baik

turgor baik

turgor baik

Rewel

umum

24

3.3 Analisa Data


No
1.

Data

Dx. Masalah

Data subjektif

Tidak efektifnya bersihan jalan nafas

- ibu mengatakan anaknya sering demam

pada An. R ( 5 th ) di keluarga Tn H

- ibu mengatakan anaknya sering pilek

berhubungan dengan KMK merawat

- Ibu mengatakan mengapa anaknya demam anggota keluarga yang sedang sakit
dan pilek
- ibu

khususnya An R ( 5 th )dengan ISPA.

mengatakan

bila

anaknya

demam

dikompres
Data objektif
- kesadaran kompos mentis
- keadaan umum baik
- terdapat secret pada An. R
- N : 100 x/ mnt
- R : 30x/ mnt
2.

Resiko terjadinya penyakit yang bisa

Data subjektif

- ibu mengatakan An. P belum lengkap dicegah dengan imunusasi pada An. P
imunisasinya
- imunisasi

yang

(
belum

didapat

bln

dikeluarga

Tn.

adalah berhubungan

dengan

KMK

memutuskan

pemberian

imunisasi

hepatitis, BCG, campak

- ibu tidak membawa lagi anaknya imunisasi pada An. P ( 3 bln ).


dengan alasan pernah membawa anaknya tapi
tidak jadi imunisasi karena An. P demam.
- - Ibu belum tahu manfaat imunisasi

25

3.4 Diagnosa keperawatan dan scoring


Diagnosa keperawatn yang muncul antara lain :
1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada An. R ( 5 th ) di keluarga Tn H berhubungan
dengan KMK merawat anggota keluarga yang sedang sakit khususnya An R ( 5 th )dengan
ISPA.
No
1.

Kriteria
Sifat

Score

masalah 3/3 x 1

aktual

Pembenaran
Demam pilek dirasakan dengan tanda dan gejala
yang

sesuai

dengan

penyakit

ISPA,

belum

dilakukan tindakan apapun jika tidak ditangani akan


berlanjut keinfeksi saluran nafas bawah.
2.

3.

Kemungkinan

2/2 x 2

Ibu mau tau tentang demam pilek, tapi masih

masalah untuk

terlihat ragu ragu. Dilihat dari jarak yankes tidak

diubah : mudah

terlalu jauh.

Potensial

Masalah masih bisa dicegah agar tidak berlanjut

untuk

masalah 2/3 x 1

dicegah

mengingat ispa merupakan penyakit yang mudah


untuk dicegah. Tetapi ibu masih ragu ragu dalam

cukup

merawat anaknya.
4.

Menonjolnya

x1

Masalah ispa pada An. R dirasakan betul oleh

masalah :

keluarga tetapi keluerga tidak ingin masalah

tidak segera diatasi

tersebut segera diatasi.

Total

4,16

2. Resiko terjadinya penyakit yang bisa dicegah dengan imunusasi pada An. P ( 3 bln )
dikeluarga Tn. H berhubungan dengan KMK memutuskan pemberian imunisasi pada An.
P ( 3 bln ).
No
1.

kriteria
Sifat

Score

masalah

: 2/3 x 1

resiko tinggi

Pembenaran
Masalah belum terjadi namun terdapat bahwa An. P
belum diimunisasi polio, DPT 3, dan campak. Bila
kelurga tidak dimotivasi An. P untuk diimunisasi
maka waktu yang tepat untuk diimunisasi terlewat.

2.

Kemungkinan
masalah

x2
untuk

diubah : cukup

Masalah dapat diubah sebagian dilihat dari sumber


dana , jarak klinik dekat. Namun pemahaman
keluarga beranggapan bahwa bila anak setelah
26

diimunisasi rewel maka keluarga tidak mendukung


untuk diimunisasi.
3.

Potensial
untuk

masalah 3/3 x 1

dicegah

Dengan pemberian tentang imunisasi masalah


sangat tinggi untuk dicegah sehingga keluarga

tinggi

mendukung serta kooperatif unutk kelengkapan


imunisasi.

4.

Menonjolnya

x1

Keluarga merasakan bahwa bila tidak diimunisasi

masalah : masalh

An. P akan terjangkit berbagai penyakit terkait

dirasakan tapi tidak

dengan tidak lengkapnya imunisasi, tapi keluarga

segera ditangani.

tidak ingin segera mengatasi

Total

3,16

Prioritas diagnosa keperawatan


1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada An. R ( 5 th ) di keluarga Tn H berhubungan
dengan KMK merawat anggota keluarga yang sedang sakit khususnya An R ( 5 th )dengan
ISPA.
2. Resiko terjadinya penyakit yang bisa dicegah dengan imunusasi pada An. P ( 3 bln )
dikeluarga Tn. H berhubungan dengan KMK memutuskan pemberian imunisasi pada An.
P ( 3 bln ).

27

3.5 INTERVENSI

Dx

TUJUAN
TUM

TUK

EVALUASI
KRITERIA
Respon verbal

INTERVENSI

STANDAR
ISPA adalah Iinfeksi saluran

Diskusikan

Selama 3

1. Selama 1 x 60

kali

menit , kunjungan

pernafasan akut yang ditandai

pengertian ISPA dengan menggunakan

kunjungan

keluarga mampu

dengan demam dan pilek.

lembar balik

rumah,

mengenal masalah

kebersihan

ISPA pada anggota

jalan nafas

keluarga

efektif pada

Dengan cara :

An R (5 th).

1.1.Menyebutkan

Tanyakan

bersama

kembali

pada

keluarga,

keluarga

tentang pengertian ISPA


Berikan pujian atas jawaban yang tepat

pengertian ISPA
1.2. Menyebutkan
penyebab ISPA

Respon verbal

Menyebutkan 2 dari 4
penyebab ISPA
Tertular penderita batuk
Belum imunisasi lengkap
kurang gizi
lingkungan tempat tinggal
yang kurang sehat

Diskusikan

bersama

keluarga,

penyebaba ISPA dengan menggunakan


lembar balik
Motivasi keluarga untuk menyebutkan
kembali penyebab ISPA
Beri reinforcemen positif atas usaha
yang dilakukan keluarga

28

1.3.Mengidentifikasi

Respon verbal - Menyebutkan penyebab ISPA

penyebab ISPA

pada anak

Dorong keluarga untuk mengidentifikasi


penyebab ISPA pada anak
Beri

reinforcemen

positif

atas

kemampuan keluarga mengidentifikasi


penyebab ISPA pada anak
1.4. Menyebutkan

Respon verbal

tanda tanda ISPA

Menyebutkan 3 dari 5 tanda

tanda tanda ISPA

ISPA

Motivasi keluarga untuk menyebutkan

- Batuk

kembali tanda tanda ISPA

- Pilek

Beri reinforcemen positif atas usaha

- Demam
- umur 1 5 th : - Nafas cepat
40x atau lebih

Diskusikan dengan keluarga tentang

yang dilakukan keluarga

per menit

- - tarikan dinding dada


1.5. Menyebutkan 3

Respon verbal

5 pencegahan

Menyebutkan 3 dari 5
pencegahan ISPA :

ISPA

- Jauhkan anak dari penderita


batuk
- Imunisasi lengkap

Dorong keluarga untuk menyebutkan


pencegahan ISPA
Berika

reinforcemen

positif

atas

kemampuan keluarga cara mencegah


ISPA

- Berikan makanan bergizi tiap


hari
- Jagalah kebersihan tubuh,
makanan serta lingkungan
1.6. Mengidentifikasi

Respon verbal

Kondisi An R mengalami ISPA

Bantu keluarga membandingkan apa


29

masalah ISPA yang

yang telah dijelaskan dengan kondisi

terjadi pada anggota

An R
Motifasi keluarga untuk mengidentifikasi

keluarga

masalah yang timbul pada anggota


keluarga An. R
Bersama

keluarga

menyimpulkan

masalah yang dihadapi oleh anggota


keluarga
Beri reinforcemen positif

atas usaha

yang dilakukan keluarga


2. Selama 1 x 60

Respon verbal

Menyebutkan 1 dari 2 Akibat

Jelaskan pada keluarga akibat lanjut

menit kunjungan,

Lanjut dari ispa yang tidak

apabila

keluarga mampu

diobati :

menggunakan lembar balik

mengambil keputusan

- Gangguan pertumbuhan dan

untuk merawat

perkembangan

anggota keluarga yang

- Bronchitis

ISPA telah

diobati

dengan

Motifasi keluarga untuk menyebutkan


kembali akibat lanjut dari ISPA yang
tidak di obati
Beri reinforcement positif atas jawaban

menderita ISPA
Dengan cara :

keluarga yang tepat

2.1 Menyebutkan
akibat lanjut tidak
diobatinya ISPA
2.2 Memutuskan
untuk merawat An. R

Respon verbal

Keluarga memutuskan untuk


merawat anggota keluarga

Diskusikan kembali dengan keluarga


tentang

keinginan

keluarga

untuk
30

dengan masalah ISPA

dengan ISPA

merawat anggota keluarga dengan ISPA


Beri reinforcemen positif atas keputusan
keluarga

untuk

merawat

anggota

keluarga dengan ISPA


3. Setelah 1 x 60

Respon verbal

Menyebutkan 3 dari 5

menitkunjungan,

pencegahan ISPA :

keluarga mampu

- Jauhkan anak dari penderita

merawat anggota
keluarga dengan ISPA

batuk
- Imunisasi lengkap
- Berikan makanan bergizi tiap

Dengan cara :
3.1 Menyebutkan cara
perawatan ISPA di
rumah

Diskusikan dengan keluarga tentang


pencegahan ISPA
Motivasi keluarga untu menyebutkan
pencegahan ISPA
Beri reinforcemen positif atas usaha yang
dilakukan keluarga

hari
- Jagalah kebersihan tubuh,
makanan serta lingkungan
- Jika hidung tersumbat karena
pilek, bersihkan lubang hidung
dengan sapu tangan bersih
- Selama anak dirawat dirumah,
beri minum lebih banyak dari
biasanya
- Jangan pakai selimut atau
pakaian tebal selama badan
anak masih panas
- Awasi tanda penyakit
31

bertambah parah, anak tidak


mau minum, nafas sesak dan
cepat
3.2 Melakukan

Psikomotor

kompres dingin

Keluarga dapat
mendemonstrasikan cara
melakukan kompres dingin

Demonstrasikan kepada keluarga cara


melakukan kompres dingin
Berikan kesempatan kepada keluarga
untuk mebncoba melakukan kompres
dingin
Beri reinforcemen positif atas usaha
keluarga
Pastikan

keluarga

akan

melakukan

tindakan yang diajarkan jika diperlukan


3.3 Membersihkan

Psikomotor

Keluarga dapat

hidung yang

mendemonstrasikan dan

tersumbat karna pilek

membersihkan hidung yang


tersumbat karna pilek

Demonstrasikan kepada keluarga cara


membersihkan hidung yang tersumbat
Beri

kesempatan

keluarga

untuk

mencoba membersihkan hidung yang


tersumbat karena pilek
Beri reinforcemen positif atas usaha
Keluarga
Pastikan

keluarga

akan

melakukan

tindakan yang diajarkan jika diperlukan


4. Setelah 1 x 60
menit kunjungan

Respon verbal

Menyebutkan 2 dari 3 cara


memodifikasi lingkungan untuk

Jelaskan

lingkungan

yang

dapat

mencegah ISPA
32

keluarga mampu

mencegah ISPA

memodiofikasi

Motifasi keluarga untuk mengulangi


penjelasan yang diberikan
Beri reinforcemen positif atas jawaban

lingkungan yang dapat


mencegah ISPA

keluarga

4.1 Menyebutkan cara


cara memodifikasi
lingkungan
4..2 Melakukan

Respon efektif, Pada kunjungan tidak terencana

modifikasi lingkungan

respon

keluarga melakukan tindakan

yang tepat bagi anak

psikomotor

modifikasi lingkungan

Obserfasi

lingkungan

rumah

pada

kunjungan terencana
Diskusikan dengan keluarga hal positif
yang sudah dilakukan keluarga
Berikan reinforcemen positif atas upaya
yang dilakukan keluarga

5. Setelah 1 x 60

Respon Verbal

Manfaat kunjungan ke fasilitas

Informasikan mengenai pengobatan dan

menit kunjungan

kesehatan :

pendidikan kesehatan , yang dapat

keluarga mampu

- Mendapatkan pelayanan

diperoleh keluarga di klinik atau balai

memanfaatkan
pelayanan kesehatan
Dengan cara
5 .1 Menyebutkan
kembali manfaat

kesehatan pengobatan ISPA


- Mendapatkan pendidikan
kesehatan tentang ISPA

pengobatan
Motifasi keluarga untuk menyebutkan
kembali hasil diskusi
Beri reinforcemen positif atas hasil yang
dicapai

kunjungan ke fasilitas
kesehatan
33

6. Setelah dilakukan

Respon

Fasilitas kesehatan yang dapat

intervensi selama 1x

Verbal

digunakan :

sebutkan

kepada

keluarga

beberapa

fasilitas kesehatan yang dapat digunakan


diskusikan bersama keluarga berbagai

45 menit pertemuan

- rumah sakit / puskesmas

diharapkan keluarga

- perawat keluarga

sarana pelayanan kesehatan yang tersedia

mampu :

- Praktek dokter/ bidan

yang dapat digunakan

6.1. memanfaatkan

fasilitas yankes yang daspat

pelayanan kesehatan

dikunjungi pada jam kerja


selain praktek dokter / bidan
pada sore hari

Jelaskan

akan

pentingnya

fasilitas

pelayanan kesehatan tersebut


Dorong keluarga untuk mengunjungi
fasilitas pelayanan kesehatan

fasilitas kesehatan yang mudah


dijangkau akan mengurangi
biaya dan kemudahan dalam
trasportasi
biaya yang diperlukan sesuai
dengan yankes yang digunakan

6.2 memberikan

Respon Verbal

- dukungan kepada keluarga

dukung keluarga untuk memutuskan

dukungan kepada

untuk menggunakan yankes

tindakan

keluarga untuk

dapat mendorong keluarga

menggunakan

menguragi / mengatasi sakit

menggunakan

pelayanan kesehatan

ISPA

kesehatan

evaluasi adanya penurunan sakit setelah


fasilitas

pelayanan

beri reinforcement positif

34

6.3 memanfaatkan

Afektif

Pada kunjungan yang tidak

fasilitas pelayanan

direncanakan keluarga mampu

kesehatan

menunjukan kartu berobat atau


obat obatan yang diresepkan
dari fasilitas pelayanan
kesehatan

jelaskan

kepada

keluarga

manfaat

pelayanan kesehatan
dorong keluarga unutk mengungkapkan
persepsinya
minta

keluarga

menunjukan

kartu

berobat
beri reinforcement positif.

35

3.6 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Tujuan

Hari/

Implementasi

Evaluasi

1. mengkaji pengetahuan keluarga tentang cara

S:

tanggal
Keluarga
mampu merawat
anggota

perawatan ISPA :

- ibu mengatakan cara perawatan ISPA di rumah dengan

2.menjelaskan tentang cara merawat anggota

keluarga dengan

keluarga dengan masalah ISPA:

masalah ISPA:

jika panas berikan obet penurun panas /

memberikan obat panas sesuai resep atau kompres dingin


- ibu mengatakan jika anak pilek hidung di bersihklan

kompres dingin,

dengan kain bersih


- Ibu mengatakan selama anak dirawat di rumah, makan

jika hidung tersumbat bersihkan hidung


dengan kain bersih

sedikit tapi sering dan jangan memakai selimut jika anak


panas

selama anak diwarat dirumah, beri makan O :


sedikit tapi sering

- Keluarga menyebutkan cara merawat ISPA sesauai

minum lebih banyak dari biasanya

standar

jangan pakaikan selimut selama anak masih


panas

- Keluarga mendemonstrasikan cara membersihkan hidung


tersumbat

pemeriksaan kesehatan secara teratur pada A : Keluarga mampu menyebutkan cara perawatan ISPA,
pelayanan kesehatan

mendemonstrasikan cara membersihkan hidung tersumbat


P : Intervensi dilanjutkan ke tupen 1 yaitu mengenal
masalah

Keluarga
mengenal

- Memndiskusikan

bersama

keluarga

tentang S :

pengertian ISPA. Infeksi saluran pernafasan akut - Ibu menyebutkan pengertian ISPA adalah infeksi saluran
36

masalah ISPA

yang ditandai dengan pilek

pernafasan akut yang ditandai dengan batuk pilek

- Menanyakan kembali pada keluarga tentang - Ibu mengatakan penyebab ISPA adalah tertular penderita
pengertian ISPA
- Mendiskusikan

batuk, imunisasi tidak lengkap, kurang gizi, lingkungan


dengan

keluarga

tentang

tempat tinggal yang tidak sehat

penyebab ISPA. Yaitu tertular penderita batuk, - Ibu mengatakan penyebab ISPA pada anaknya adalah
imunisasi tidak lengkap, gizi buruk, lingkungan

- Ibu mengatakan bahwa tanda tanda ISPA adalah batuk,

yang tidak sehat.


- Memotivasi

keluarga

tertular penderita batuk

untuk

menyebutkan

kembali penyebab ISPA.


- Mendorong keluarga unutk mengidentifikasi
penyebab ISPA.

pilek, demam, nafas cepat dan sesak


- Ibu mengatakan bahwa tanda tanda ISPA yang sering
terjadi pd anaknya adalah pilek dan apabila demam akan
diberikan obat penurun panas

- Mendiskusikan bersama keluarga mengenai - Ibu mengatakan pada anaknya tidak pernah terjadi sesak
tanda tanda ISPA yaitu : batuk, pilek, demam,
nafas cepat.
- Mendorong keluarga untuk mengidentifikasi
tanda tanda ISPA pada anak.
- Memotivikasi keluarga untuk mengidentifikasi
masalah yang timbul pada anak
- Bersama keluarga menyimpulkan masalah yang
dihadapi dalam keluarga
-

nafas
- Ibu mengatakan bahwa anaknya sering demam pilek
O:
- keluarga menyebutkan pengertian dan penyebab dari
ISPA sesuai standar
- keluarga mengidentifikasi penyebab ISPA yang ada pada
anggota keluarganya
- Keluarga menyebutkan tanda dan gejala ISPA sesuai

Memberikan reinforcement positif atas usaha

dengan standard dan menyebutkan tanda dan gejala yang

yang dilakukan keluarga

ada pada keluarga


A : keluarga dapat mengenal masalah ISPA
37

P :Lanjutkan ke TUK berikutnya yaitu memutuskan


tindakan yang tepat

Keluarga dapat
memutuskan
tindakan yang

- Mengkaji pengetahuan keluarga tentang akibat


lanjut dari ISPA

S:
- Ibu mengatakan akibat apabila tidak segera di obati dapat

- Menjelaskan kepada keluarga akibat lanjut

menyebabkan kematian

tepat dalam

apabila ISPA tidak diobati, yaitu gangguan - Ibu mengatakan akan merawat anaknya bila demam dan

mengatasi

pertumbuhan dan perkembangan, kematian

masalah ISPA

pilek

- Memberi kesempatan kepada keluarga unutk O :


bertanya

- keluarga menyebutkan akibat lanjut dari ISPA sesuai

- Meminta keluarga untuk mengulang kembali


akibta lanjut dari ISPA
- Memotivasi

dengan standar
- keluarga

keluarga

untuk

memutuskan

memutuskan

tindakan

unutk

melakukan

perawatan ISPA

tindakan merawat anggota keluarga dengan A : keluarga dapat memutuskan tindakan untuk merawat
ISPA

anak dengan ISPA


P

intervensi

dilanjutkan

yaitu

kunjungan

tidak

direncanakan terhadap tindakan keluarga dalam perawatan


rematik

Keluarga dapat

1.Mengkaji

kemampuan

keluarga

tentang S :

memodifikasi

lingkungan yang sesuai dengan masalah ISPA - Keluarga mengatakan lingkungan yang sesuai dengan

lingkungan yang

Ny

sesuai dengan

memodifikasi lingkungan yang sesuai dengan

mengatakan

belum

dapat

untuk

penderita ISPA adalah:


- Memberikan lingkungan yang bersih
38

masalah ISPA

masalah ISPA

dan
memanfaatkan
fasilitas
kesehatan yang
ada

- Jendela dan pintu dibuka


- Ruangan tidak berbau ( asap )

2.Menjelaskan tentang lingkungan yang sesuai


dengan maslah ISPA :
- memberikan lingkungan yang bersih
- jendela dan pintu dibuka
- ruangan tidak berbau ( asap )
3. meminta keluarga untuk mengulang lingkungan
yang sesuai dengan ISPA

Keluarga mengatakan bahwa fasilitas kesehatan yang


akan dikunjungi adalah Poliklinik
O:
- Keluarga menyebutkan lingkungan yang sesuai dengan
ISPA sesuai dengan standar
- Keluarga memilih salah satu fasilitas kesehatan yang
tersedia

4.mendiskusikan dengan keluarga tentang fasilitas


kesehatan yang tersedia untuk penderita ISPA
a. Puskesmas ( setiap hari senin s/d sabtu pukul
08.00 s/d 112.00 )
b. Rumah sakit atau poliklinik anak ( setiap hari
senin s/d sabtu pukul 08.00 s/d 112.00 )
c. Bidan setiap hari kerja kecuali hari libur

A:
Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang sesuai
dengan masalh ISPA dan memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada
P : intervensi dilanjutkan untuk kunjungan yang tidak
direncanakan

pukul : 08.00 s/d 21.00)


d. Praktek dokter setiap hari kerja kecuali hari
libur pukul : 16.00 s/d 21.00 )
5.Meminta keluarga untuk memilih salah satu
fasilitas kesehatan yang dapat digunakan oleh
keluarga

39

Pada kunjungan
yang tidak
direncanakan
keluarga

1. Menanyakan alasan ibu

membawa AN. R ke S :

klinik.
2. Menanyakan dan melakukan pemeriksaan
kepda An. R

membawa An. R

3. Mengobservasi kartu berobat An. R

ke poliklinik

4. Memberikan reinforcement positif bahwa tepat


sekali membawa An. R ke klinik

- ibu mengatakan membawa anaknya berobat karena


demam, pilek.
- ibu mengatakan bahwa di lingkunagnnya banyak yang
pilek.
- ibu mengatakan karena ada panas sehingga An. R
dibawa berobat.
O : An. R pilek dan demam.
A : masalah teratasi.
P : ingatkan kembali ibu untuk membawa An. P ke yankes
bila tidak dapat ditangani dirumah

40

Вам также может понравиться