Вы находитесь на странице: 1из 46

BAB 5

PENGENDALIAN PENCEMARAN PERAIRAN


DAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN AIR
LIMBAH

Pembahasan bab mencakup :

pencemaran badan air dan pengendaliannya


parameter kualitas dan karakteristik air limbah
teknologi pengolahan air limbah industri

Sumber : http://www.lvta.lt/naujienos/

Pencemaran badan air dan


pengendaliannya

Pembuangan air limbah pencernaran lingkungan apabila kualitas air


limbah tidak memenuhi baku mutu lirnbah.
Menurunnya kualitas badan air seperti air tanah, air sungai, dan air laut
akibat pembuangan air limbah yang kurang baik terutama disebabkan oleh :
a. Kurangnya sarana dan prasarana sistem pemipaan air limbah
domestik.
b. Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air
limbah.

c. Masih tingginya penggunaan air


sungai dan air tanah oleh masyarakat
sebagai sumber air bersih.
d. Rendahnya tingkat ketaatan para
pengusaha terhadap peraturan
pembuangan air lirnbah.
Sumber : http://www.icimod.org/photocontest/2013/probalrashid/20130421_083124.jpg.php

Untuk mempertahankan dan memperbaiki kualitas badan air


sesuai dengan peruntukannya dan meningkatkan kesadaran
dan partisipasi masyarakat, pemerintah daerah melalui BPLHD
/ BAPEDAL melakukan kegiatan antara lain:

Pelaksanaan Program Kali Bersih (Prokasih) yang mencakup sebagian


besar propinsi dan sungai seperti tercantum pada tabel 5.1 dan tabel
5.2.
Pemberian bantuan dana melaui kredit bunga rendah bagi pengusaha
yang akan membangun sarana pengolahan air limbah.
Pemberian kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan fasilitas
air minum.
Pemasyarakatan/sosialisasi tentang produksi bersih, gerakan hemat
air, program sumur resapan, dan penghijauan.
Peningkatan sumber daya manusia bagi aparat, wakil masyarakat/LSM,
dan industri kecil dalam upaya pengelolaan air limbah dan penaatan
peraturan.
Peningkatan sarana dan prasarana sistem perpipaan air limbah dan
instalasi pengolahan air limbah melalui kerja sama dengan swasta.
Perijinan pembuangan air limbah bagi industri melalui SIPLC (Surat Ijin
Pembuangan Air limbah) dan penegakan hukum bagi industri/kegiatan
yang tidak menaati peraturan pembuangan air limbah.

Berkaitan dengan pengendalian pencemaran air


pemerintah juga mengeluarkan perangkat hukum,
antara lain berupa PP No. 20 Tahun 1990 yang
diperbaharui dengan PP No. 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air.
Dalam PP disebutkan bahwa setiap orang atau badan
yang membuang air limbah wajib menaati baku mutu
air limbah sebagaimana ditentukan dalam izin
pembuangan air limbah yang telah ditetapkan.
Kemudian, setiap orang yang membuang air limbah
sebagaimana ditetapkan dalam izin pembuangannya
dilarang melakukan pengenceran.
Pengolahan air lirnbah harus dilakukan dengan cermat,
dimulai dari perencanaan yang tepat dan teliti,
pelaksanaan pembangunan fasilitas instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) atau unit pengolahan
limbah (UPL) yang benar, serta pengoperasian UPL
yang cermat.

Dalam menentukan/perencanaan desain IPAL terhadap


air limbah yang akan diolah hendaknya diperhatikan halhal sebagai berikut:

Kandungan dan jenis zat pencemar dalam air


limbah, misal kandungan padatan terlarut dan
tersuspensi, kandungan bahan organik dan
inorganik, kandungan logam berat, minyak dan
lemak serta beberapa kontaminan spesifik seperti
senyawa fosfor, nitrogen , sulfat, sianida, dan fenol.
Jumlah air limbah (debit) yang harus diolah perhari,
serta fluktuasi jumlah air limbah dalam 1 hari, 1
minggu, dan 1 bulan.
Karakteristik kimia dan fisik dari setiap jenis bahanbahan tersebut, misalnya sifat toksisitasnya,
kemudahan menguap (volatility), berat jenis, dsb.

Parameter kualitas dan karakteristik


air limbah

Tabel 5.3 berisi daftar karakteristik dan beberapa


kontaminan yang umum terdapat dalam limbah industri
yang menentukan jenis pengolahan selanjutnya. Secara
umum, air limbah dapat dikelompokkan berdasarkan
parameter organik, karakteristik fisik, dan kontaminan
spesifik.
Parameter kualitas bulk organic merupakan ukuran
jumlah zat organik yang terdapat dalam aliran limbah.
Jenis parameter ini terdiri dari total organic carbon (TOC),
chemical oxygen demand (COD), biochemical oxygen
demand (BOD), dan minyak dan lemak (O&G) atau total
petroleum hydrocarbons (TPH). Parameter-parameter ini
bukan merupakan ukuran suatu senyawa tertentu,
melainkan lebih kepada kelompok dari senyawa tersebut.
Nilai TOC, COD, dan BOD menunjukkan jumlah zat organik
yang terdapat dalam aliran limbah yang membutuhkan
stabilisasi, atau oksidasi.

BOD mengukur senyawa organik yang dapat diolah secara


biologis, sementara TOC dan COD masing-masing
mengukur jumlah karbon dalam zat organik, dan jumlah
karbon yang secara teoretis dapat dioksidasi meniadi
karbondioksida dan berbagai zat inorganik teroksidasi.
Parameter O&G / TPH menunjukkan adanya minyak atau
senyawa hidrokarbon yang terdapat baik dalam bentuk
terlarut/teremulsi atau dalam keadaan bebas. Parameter ini
berguna untuk mengukur kualitas organik air limbah hanya
bila senyawa-senyawa organik tersebut terdapat dalam
jumlah besar seperti dalam air limbah industri pengilangan
minyak.
Jenis pencemar fisik dalam air limbah terdiri dari total
suspended solids (TSS), pH, temperatur, warna, bau, dan
potensial reduksi. Beberapa dari karakteristik fisik ini
mencerminkan kualitas aestetik dari air limbah (seperti
warna dan bau), sedangkan karakteristik lain seperti pH
dan temperatur, dapat memberikan dampak negatif pada
badan air penerima.

Teknologi Pengolahan air


limbah

Pengolahan air limbah terutama ditujukan untuk


mengurangi kandungan bahan pencemar di dalam air,
seperti senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba
patogen dan senyawa organik yang tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme yang ada di alam. Proses
pengolahan dilakukan sampai batas tertentu sehingga
air limbah tidak mencemarkan lingkungan hidup.
Pengoiahan air limbah dapat dibagi atas lima tahap
pengolahan, yaitu :
1. Pengolahan awal (pretreatment)
2. Pengolahan tahap pertama (primary treatment)
3. Pengolahan tahap kedua (secondary treatment)
4. Pengolahan tahap ketiga (tertiary treatment)
5. Pengolahan lumpur (sludge treatment)

Gambar 5.1 Proses Pengolahan Limbah Industri Yang Dapat Dipilih

Pengolahan Awal ( Pretreatment) dan Tahap


Pertama ( Primary Treatment)

Tujuan

meminimalkan variasi konsentrasi dan laju


alir dari air limbah dan
menghilangkan zat pencemar tertentu.

Jenis :

Penyaringan (Screening),
Ekualisasi.
Netralisasi.
Sedimentasi

Penyaringan / Screening
Fungsi untuk
menghilangkan partikelpartikel besar dari air limbah.
Alat ini dipakai pada industri
pengalengan, bir, dan kertas.
Tipe screen yang umum
dijumpai :
Grit Chamber untuk
melindungi pompa dan
peralatan mekanik dari
kerusakan karena tergerus
padtan inorganik (grit)
seperti kerikil, pecahan
kaca dll
Grease Trap menangkap
bahan ringan (floating)
seperti
lemak,
minyak
Terdapat
berbagai
jenis
alat penyaringan, misalnya, bar rucks, static
screens, vibrating screens. dan lain-lain

Ekualisasi

Tujuan untuk
mengurangi variasi laju
alir dan konsentrasi air
limbah, agar mencegah
pembebanan tiba-tiba
(shock load).
Bentuk alat ini
umumnya adalah kolam
yang dapat dilengkapi
dengan pengaduk atau
tanpa pengaduk

Kegunaan dari ekualisasi adalah :

Membagi dan meratakan volume pasokan


(influent) untuk masuk pada proses treatment.
Meratakan variabel & fluktuasi dari beban
organik untuk
menghindari shock loading pada sistem
pengolahan biologi
Meratakan pH untuk meminimalkan kebutuhan
chemical pada proses netralisasi.
Meratakan kandungan padatan (SS, koloidal, dls
b) untuk meminimalkan kebutuhan chemical
pada proses koagulasi dan flokulasi.

Netralisasi

Proses ini umumnya dicapai dengan


mencampurkan asam atau basa
dengan air limbah, tetapi jumlahnya
tergantung pada proses hulu dan hilir
yang dipakai.

Untuk mengoptimalkan pertumbuhan


microorganisme pada pengolahan
secara biologi, pH perlu dijaga pada
kondisi antara pH 6,5 - 8,5, karena
sebagian besar microb aktif atau
hidup pada kondisi pH tersebut

Kapur (CaO atau Ca(OH)2) adalah


senyawa penetral yang paling umum
dipakai untuk air limbah yang bersifat
asam dan asam kuat dapat digunakan
untuk menetralkan air limbah basa

Sedimentasi

Tujuannya menghilangkan zat


padat yang tersuspensi.
Partikel tertentu, seperti padatan
limbah kertas dan pulp atau
domestik, akan menggumpal pada
sat partikel tersebut menuju dasar
tangki sedimentasi, sehingga
mempengaruhi laju pengendapan.
Dikenal juga pengendapan
flocculant.
Partikel seperti pasir, abu, dan
batubara tidak menggumpal, ini
dikenal dengan nama pengendapan
discrete.

Sedimentasi
(lanjutan)

Sedimentasi bisa dilakukan pada awal


maupun pada akhir dari unit sistim
pengolahan.
Jika kekeruhan dari influent tinggi,
sebaiknya dilakukan proses
sedimentasi awal (primary
sedimentation) didahului dengan
koagulasi dan flokulasi mengurangi
beban pada treatment berikutnya.
Secondary sedimentation yang terletak
pada akhir treatment gunanya untuk
memisahkan dan mengumpulkan
lumpur dari proses sebelumnya
(activated sludge, OD, dlsb) dimana
lumpur yang terkumpul tersebut
dipompakan keunit pengolahan lumpur
tersendiri.

Secondary Treatment

Umumnya Pengolahan secara Biologis.


Tujuan menghilangkan atau mengurangi
kandungan senyawa organik atau anorganik dalam
suatu air buangan.
Proses melibatkan aktivitas mikroorganisme
gabungan (mixed culture) yang heterotrofik.
Jenis secondary treatment :
Aerated lagoon (aerob)
Anaerobic lagoon
Activated Sludge
Trickling Filter
Rotating Biological Contactor

Laguna Teraerasi (Aerated


Lagoon)

Berbentuk kolam dengan kedalaman antara 2,5


hingga 5 m serta luas hingga beberapa hektar.
Penambahan oksigen ke dalam laguna dilakukan
dengan pengadukan atau difusi udara.
Dalam laguna aerobik, oksigen terlarut dan
padatan tersuspensi teraduk dengan baik, dan
mikroorganisme aerob bekerja.

Lumpur Aktif (Activated


Sludge)
Sistem lumpur aktif termasuk salah
satu jenis pengolahan biologis,
dimana mikroorganismenya berada
dalam pertumbuhan tersuspensi.
Prosesnya bersifat aerobik
Kebutuhan oksigen dapat dipenuhi
dengan cara mengalirkan udara atau
oksigen murni ke dalam rekator
biologis, sehingga cairan reaktor
(mixed liquor) dapat melarutkan
oksigen lebih besar dari 2,0 mg/liter

Diagram Prinsip Kerja Lumpur Aktif

-Sesudah equalization tank ,limbah cair dimasukkan ke dalam tangki aerasi di mana terjadi pencampuran dengan mikroorganisme
yang aktif (lumpur aktif).
- Mikroorganisme penguraian kandungan organik dari limbah secara aerobik.
-Oksigen yang dibutuhkan untuk reaksi diberikan dengan cara memasukkan udara ke dalam tangki aerasi dengan blower.
- Aerasi ini juga berfungsi untuk mencampur limbah cair dengan lumpur aktif, hingga terjadi kontak yang intensif.
- Sesudah tangki aerasi campuran limbah cair yang sudah diolah dan lumpur aktif masuk ke tangki sedimentasi di mana
lumpur aktif diendapkan, sedangkan supernatant dikeluarkan sebagai effluen dari proses.
- Sebagian besar lumpur aktif yang diendapkan di tangki sedimentasi dikembalikan ke tangki aerasi sebagai return sludge
supaya konsentrasi mikroorganisme dalam tangki aerasinya tetap sama dan sisanya dikeluarkan sebagai excess sludge.

Activated Sludge

Saringan Percik (Trickling


Filters)

Saringan percik merupakan


sistem biologis unggunterjejal (packed bed) yang
terdiri dari tumpukan batu
atau bahan yang terbuat dari
plastik.
Bahan tersebut dikenal
dengan nama medium
penunjang (support medium)
yaitu penunjang
pertumbuhan lapisan
mikroorganisme (biofilm) di
permukaannya.
Mikroorganisme yang
tumbuh adalah jenis aerobik.

Air Limbah dialirkan bak pengendapan awal untuk mengendapkan


padatan tersuspensi
Selanjutnya air limbah bak trickling filter melalui pipa berlubang
yang berputar. Pada saat kontak dengan media trikling filter, air
limbah akan kontak dengan mikroorganisme yang menempel di
permukaan media menguraikan senyawa polutan dalam air limbah.
Air limbah yang masuk ke dalam bak keluar melalui pipa underdrain (dasar bak) dan keluar melalui saluran efluen.

Kontaktor Biologis Putar


(Rotary Biological Contactor)

Kontaktor biologis putar atau dikenal


dengan nama RBC terdiri dari sejumlah
piringan (discs) yang dipasang pada poros
yang berputar,
Sekitar 40% dari volumenya terendam
dalam tangki yang berisi air limbah.
Piringan adalah tempat bertumbuhnya
lapisan mikroorganisme (bio-film), dengan
ketebalan lapisan antara 1 hingga 4 mm.

Proses :
-ketika piringan berputar dan keluar dari air limbah, piringan
membawa sejumlah air limbah untuk berkontak dengan udara;
sehingga mikroorganisme dapat mengoksidasi zat organik yang
terlarut.
-Ketika piringan kembali tercelup dalam air, gaya gesekan
mengeluarkan kelebihan biomassa yang kemudian akan ditampung
pada tangki pengendap di hilir aliran.

Pengolahan Air limbah Secara


Anaerob

Proses pengolahun air limbah secara anaerob


dipandang oleh banyak ahli (Speece 1996;
Lettinaa dkk, 1997) sebagai metoda-inti teknoloai
EPRP (Environmental Protection and Resource
Preservation) dan merupakan teknologi
berkelanjutan (Sustainable Technology).

Kelebihan konsep pengolahan air limbah secara anaerobik


dibandingkan dengan metoda konvensional aerob adalah
sebagai berikut :

a. proses berlangsung stabil,


b. mengurangi biaya penangaan lumpur yang terbentuk,
c. mengurangi biaya kebutuhan nitrogen dan fosfor,
d. mengurangi kebutuhan luas lahan untuk instalasi,
e. menghemat energi,
f. mengurangi pencemaran udara off-gas,
g. menghindari terjadinya busa untuk limbah vang
mengandung surfaktan,
h. mendegradasi zat organik yang tidak dapat diolah secara
aerob,
I. mengurangi tingkat toksisitas dari senyawa organikterklorinasi,
j. memungkinkan pengolahan limbah dari senyawa yang
bersifat musiman.

Terdapat beberapa keadaan yang tidak cocok untuk


proses anaerob yaitu : apabila temperatur limbah
relatif rendah (< 20 C), limbah memiliki kandungan
organik yang relatif rendah, limbah tidak memiliki
alkalinitas yang mencukupi atau baku mutu BOD
untuk keluaran sangat rendah (< 20 mg/L).
Keuntungan lain proses anaerobik dibandingkan
proses aerobik dapat dilihat pada tabel 5.9.

Penerapan teknologi anaerob dalam mengolah air


limbah, pada saat ini telah atau akan mencakup :
hampir semua jenis air limbah industri, limbah
domestik, baik skala kecil maupun besar, limbah
agroindustri.
Contoh-contoh industri skala nyata yang telah
menggunakan proses anerob : etanol, gula, bir.
asam sitrat, selulosa, industri makanan; enzim,
pengolahan ikan, pengolahan daging, pemotongan
hewan, pengolahan susu, farmasi, kelapa sawt;
pengolahan karet, pati, pengalengan sayuran/buahbuahan, ragi, kertas dan pulp dan lain-lain.
Proses anaerobik mumnya digunakan untuk
mengolah air limbah dangan BOD diatas 4000 mg/l.

Biokimia dan Mikrobiologi Proses


Anaerobik

Degradasi zat organik pada proses anaerobik merupakan


proses mikroba yang rumit Degradasi zat organik terdiri
dari beberapa reaksi berurutan yang saling tergantung
dan paralel. Proses tersebut melibatkan berbagai macam
mikroorganisme dan menghasilkan rantai makan mikroba
pada 3 grup trofik yang berbeda (gambar 5.8) yang terdiri
dari : mikroorganisme hidrolitik, mikroorganisme
asidogenesa, mikroorganisme metanogenesa.
Pada sistem anaerobik lebih dari 60% metana berasal dari
asetat dan 30% sampai 40% metana dihasilkan dari
reduksi CO2. Jadi Aceticlastic methanogens memainkan
peranan penting dalam pembentukan metana.
Aceticlastic methanogens dapat mudah terhambat oleh
mikroorganisme pengguna H2 yang waktu
penggandaannya hanya 1 sampai 4 jam. Dengan
demikian pembentukan metana dapat. terhambat bila
terjadi akumulasi H2.

Pemilihan Proses Pengolahan Air


limbah

Pemilihan proses :

Langkah pertama pengkelompokkan


karakteristik kontaminan dalam air limbah
menggunakan indikator parameter seperti
dalam table 5.14.
Langkah kedua penentukan proses apa
saja yang diperlukan dalam pengolahan air
limbah. Pada tahap ini, pertimbangan
secara detail sebaiknya dilakukan yaitu
mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi,
keamanan, kehandalan, dan kemudahan
mengoperasikannya.

Diagram Alir Penentuan Teknologi Pengolahan Air Limbah

TERIMA KASIH

Вам также может понравиться