Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Laporan kasus
: Februari 2006
Oleh
: Reby Kusumajaya
Subdivisi
: Perinatologi
Pembimbing
: Prof. DR. Abdurachman Sukadi, dr., Sp.A(K)
Ali Usman, dr., Sp.A(K)
Prof. DR. Sjarif Hidajat E, dr., Sp.A(K)
Aris Primadi, dr., Sp.A
Tetty Yuniati, dr., Sp.A., M.Kes
Hari/Tanggal
: Rabu, 22 Februari 2006
LAPORAN KASUS
By. Ny. R, perempuan, lahir dari ibu G 4P3A0 dirawat di ruang perinatologi 17 Rumah
Sakit Hasan Sadikin dengan diagnosa saat lahir BKB (35-36 minggu), KMK, letak
kepala, spontan + asfiksia berat + BBLR + ibu (PEB + HELLP syndrome + Stroke
ringan).
Riwayat Perjalanan Penyakit
Penderita lahir tanggal 10 Januari 2006. Bayi lahir letak kepala spontan di VK 17
RSHS dari seorang ibu G4P3A0, yang merasa hamil cukup bulan. APGAR 1 menit: 1,
5 menit: 2, 10 menit: 4, 15 menit: 7, 20 menit: 7. New Ballard score 25, sesuai usia
kehamilan 35 36 minggu. Berat badan lahir 1700 gram, panjang badan 42 cm.
Resusitasi bayi dilakukan dengan cara menjaga kehangatan, membebaskan
jalan nafas, mengeringkan dan oksigenasi. Lalu diberikankan vitamin K injeksi, salep
mata, dipuasakan dan dipasang NGT, diberikan infus Dextrosa 10%, antibiotik
ampisilin dan gentamisin, direncanakan dirawat di NICU.
Selama perawatan dari hari pertama sampai hari ke-8 didapatkan
hipoglikemia, trombositopenia, sugestif DIC, hiperbilirubinemia tidak terkonjugasi,
sepsis awitan dini dan suspek NEC. Hasil foto radiologi torakoabdomen pada hari ke8 perawatan kesan suspek TRDN dan menyokong adanya NEC. Selain koreksi
hipoglikemia, juga dilakukan tranfusi FFP, tranfusi ganti dan pemberian antibiotik
sesuai hasil kultur serta dipuasakan.
Saat perawatan hari ke-9 penderita tampak tidak aktif, suhu tubuh tidak stabil,
dan terdapat sklerema di ekstrimitas disertai kuning seluruh tubuh, disertai perut
cembung. Penderita telah diberikan antibiotik cefotaksim hari ke-9 dan amikasin hari
ke-3, dipuasakan hari ke-3, terpasang nasogastric tube dan diberikan aminosteril.
ANAMNESIS TAMBAHAN
Selama hamil ibu penderita kontrol teratur ke puskesmas sebanyak 10 kali, diberi
obat penambah darah dan mendapat imunisasi TT 2 kali. Riwayat trauma saat hamil
tidak ada, riwayat minum jamu-jamuan tidak ada, riwayat minum obat-obatan selain
dari puskesmas tidak ada. Riwayat memelihara binatang peliharaan seperti kucing,
anjing, ayam ataupun unggas lainnya tidak ada. Riwayat ketuban hijau dan pecah
sebelum waktunya tidak ada. Sejak usia kehamilan bulan ke-8 ibu menderita darah
tinggi, kontrol ke puskesmas dan diberi obat darah tinggi.
Ibu penderita didiagnosis G4P3A0 gravida 39 minggu + impending eklamsi +
HELLP syndrome + Stroke ec PIS DD/ Infark aterotrombotik sistem karotis kiri +
Hipertensi ensefalopati + gawat janin + suspek IUGR.
Pemeriksaan fisis pada tanggal 19 Januari 2006 (hari perawatan ke-9)
Keadaan
: Tidak aktif, termolabil (+), jittery (-), kejang (-), Ikterik Kramer III
umum
Antropometris
Kulit
Tanda vital
:
:
:
Kepala
Leher
Toraks
:
:
Jantung
Abdomen
Hepar
Lien
Ekstremitas
Genitalia
Anus
Refleks
:
:
:
:
LABORATORIUM (19/01/06)
Hb 14,3 gr/dL, lekosit 3.300/mm3, Ht 41%, trombosit 23.000/mm3
Bilirubin total 10,28 mg/dl, bilirubin direk 5,63 g/dl
GDS 113 mg/dl, Ca 4.7 mg/dl, Na 133 mEq/L, K 3.1 mEq/L
DIAGNOSIS BANDING
- Sepsis awitan dini ec. Staphylococcus haemolyticus + NEC grade I + BKB
(35 minggu), KMK, letak kepala, spontan + BBLR + Asfiksia Berat + Ibu
(impending eklamsi + HELLP syndrome + Stroke ec PIS DD/ Infark
aterotrombotik sistem karotis kiri + Hipertensi ensefalopati)
- Sepsis awitan dini ec. Staphylococcus haemolyticus + BKB (35 minggu),
KMK, letak kepala, spontan + BBLR + Asfiksia Berat + Ibu (impending
eklamsi + HELLP syndrome + Stroke ec PIS DD/ Infark aterotrombotik sistem
karotis kiri + Hipertensi ensefalopati)
DIAGNOSIS KERJA
Sepsis awitan dini ec. Staphylococcus haemolyticus + NEC grade I + BKB (35
minggu), KMK, letak kepala, spontan + BBLR + Asfiksia Berat + Ibu (impending
eklamsi + HELLP syndrome + Stroke ec PIS DD/ Infark aterotrombotik sistem karotis
kiri + Hipertensi ensefalopati)
PENATALAKSANAAN
- Pertahankan suhu 36,5 37,5OC (rawat inkubator)
- O2 lembab 1 L/ menit (nasal)
- Kebutuhan cairan : 1,55 kg x 170 cc/kg/24 jam = 263 cc/24 jam, terdiri dari :
D 10%
250 cc
NaCl 3%
8 cc
11 gtt/menit (mikro)
KCl 7,46%
4 cc
- Aminosteril 0,5 gr/kg/hr ~ 12,5 cc/hari
- Ca glukonas 1x 1,5 cc iv
- Cefotaxim 3 x 100 mg iv (3)
- Amikasin 3 x 15 mg iv (3)
- Ranitidin 3 x 2 mg iv
PROGNOSIS
Qua ad vitam
Quo ad functionam
: dubia ad malam
: dubia ad malam
DISKUSI
HELLP sindrom merupakan varian dari preeklamsi berat yang merupakan
manifestasi akhir kerusakan endotel mikrovaskular dan aktivasi platelet intravaskular.
Pada penderita preeklampsia, konstriksi vaskular pada sebagian besar organ
menyebabkan hipoperfusi uterus dan plasenta, sehingga janin mempunyai risiko
terjadi hambatan pertumbuhan intrauterin dan kematian janin, serta persalinan
prematur. Biasanya bayi-bayi yang dilahirkan berada dalam kondisi yang buruk dan
memerlukan resusitasi. Terjadinya vasokonstriksi vaskular pada jaringan plasenta
menyebabkan ibu dengan preeklampsi melahirkan bayi kecil masa kehamilan (KMK).
Sekitar 1/3 bayi-bayi yang lahir dari ibu preeklampsi dapat mengalami penurunan
jumlah trombosit pada saat lahir. Tetapi biasanya secara cepat akan meningkat ke
angka normal. (Pridjian 1999; Thompson, 2004).
Penderita lahir dengan APGAR 1 menit= 1, 5 menit= 2, 10 menit= 4, dan di
diagnosis sebagai asfiksia berat. Asfiksia adalah suatu keadaan hipoksia yang
progresif, akumulasi CO2 dan asidosis. Penderita mengalami depresi saat dilahirkan
dengan menunjukkan gejala tonus otot yang menurun dan mengalami kesulitan
mempertahankan pernafasan yang wajar. Bayi mengalami apnea dan menunjukkan
upaya pernafasan yang tidak cukup untuk kebutuhan ventilasi paru-paru, sehingga
menyebabkan kurangnya pengambilan oksigen dan pengeluaran CO2 (Pusponegoro
dkk 1994). Penyebab depresi saat lahir ini mencakup asfiksia intra uterin, bayi
kurang bulan, obat-obat yang diberikan kepada ibu, dan hipoksia intrapartum.
Asfiksia ante partum atau intra partum disebabkan oleh insufisiensi plasenta akibat
penyakit pre eklampsi berat. Faktor risiko ante partum terjadinya asfiksia pada
penderita ini yaitu hipertensi pada kehamilan, pengobatan pada ibu, dan janin kurang
aktif.
Bayi-bayi dengan asfiksia seringkali mengalami DIC karena kerusakan
pembuluh darah. Hepar dapat mengalami kegagalan dalam membentuk faktor-faktor
pembekuan dan sumsum tulang tidak dapat memproduksi trombosit. (Aurora,2004)
Gangguan metabolik yang terjadi pada penderita yaitu hipoglikemia.
Hipoglikemia pada bayi kurang bulan dan faktor ibu penderita dengan preeklampsi
disebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan intra uterin sehingga tidak hanya
cadangan glikogennya yang berkurang, tetapi juga terganggunya glukoneogenesis.
Penggunaan obat tokolitik (MgSO4) akan menghambat kerja sel adrenergik
sehingga terjadinya hipoglikemia kemungkinan disebabkan karena berkurangnya
glikogen hati dan responnya terhadap insulin meningkat, hiperglikemia sekunder dan
hiperplasia sel langerhans yang disebabkan hiperinsulinisme sekunder. Pada
penderita asimptomatik dengan kadar glukosa < 25 mg/dl diberikan infus D10%
dengan kecepatan 6 mg/kg/menit. Pemeriksaan glukosa diulang tiap 30 menit
sampai stabil (Gilmore 2004, Wilker 2004).
Badan kesehatan dunia WHO memberikan batasan bayi kurang bulan (BKB)
adalah usia kehamilan di bawah 37 minggu sejak hari pertama haid terakhir.
Berdasarkan New Ballard score sesuai usia kehamilan 35 36 minggu Penderita
lahir dengan berat badan 1700 gram, sehingga dikatakan bayi berat lahir rendah
(BBLR) karena berat badan lahir bayi kurang dari 2500 gram. Sedangkan kecil masa
kehamilan (KMK) diperoleh dari berat badan lahir dan usia kehamilan dalam minggu
yang dipetakan ke dalam grafik Lubchenko berada di bawah persentil ke 10.
Prematuritas dan riwayat ibu PEB berhubungan dengan kondisi medis seperti
ketidakmampuan uterus untuk mensuplai kebutuhan janin. Pada BKB dan bayi
KMK, sistem fungsi dan struktur organ tubuh masih sangat muda dan belum