Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
bahan
makanan
pokok
utama
pengganti
beras
atau
sebagai
campuran beras.Telah dikembangkan berbagai macam produk yang dapat dibuat dari
jagung, seperti sirup dari jagung , tepung jagung / maizena, minyak jagung dan
lainnya.
Kegunaan jagung
Secara garis besar, kegunaan jagung dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu bahan
pangan, pakan ternak dan bahan baku industri.
a. Bahan pangan
Jagung merupakan konsumsi sehari-hari bagi sebagian masyarakat Indonesia.
Biasanya jagung dibuat dalam bentuk makanan seperti nasi jagung, bubur jagung,
dan banyak lagi makanan tradisional yang berasal dari jagung.
b. Bahan pakan ternak
Para peternak di Amerika menganggap jagung yang merupakan co-product dari
proses pembuatan minyak jagung sebagai pakan ternak, bukanlah suatu hal yang
baru. Penggunaan pakan ternak hasil proses wet mill pada beberapa peternakan sapi
di Amerika dan peternakan unggas menunjukkan daya tahan hewan-hewan itu lebih
baik. Bahkan sapi yang diternak bertambah beratnya dan tidak berpengaruh pada
susu perahan yang dihasilkan ( Kalscheur, 2004).
c. Bahan baku industri
Di pasaran, banyak beredar produk olahan jagung. Produk olahan jagung tersebut
umumnya berasal dari industri skala rumah tangga hingga industri besar. secara garis
besar, beberapa industri yang mengolah jagung menjadi produk sebagai berikut :
alkohol, aseton, asam laktat, asam sitrat, gliserol dan lain-lain (Purwono
dan Hartono R., 2005).
Dewasa ini, masyarakat semakin menyadari pentingnya segi kesehatan dari
setiap bahan pangan yang dikonsumsi. Hal ini didorong oleh banyaknya penelitian
medis yang membuktikan penyebab dari penyakit-penyakit kronis yang banyak
disebabkan oleh pola hidup tidak sehat masyarakat serta pemilihan bahan pangan
yang
kurang
baik
untuk
dikonsumsi.
Pada
sisi
lain,
salah
satu
cara
untuk meningkatkan nilai jual jagung adalah dengan mengkonversi jagung agar dapat
digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan pangan yang lebih sehat. Oleh sebab itu itu
minyak jagung sebagai salah satu hasil konversi dari jagung yang merupakan bahan
pangan yang terbukti lebih sehat, sudah mulai digunakan oleh masyarakat.
Ada beberapa alasan yang relevan dalam pemilihan jagung sebagai bahan baku
dalam pabrik pembuatan minyak ini, antara lain :
Dari segi kesehatan minyak jagung memiliki komposisi yang lebih baik
dari minyak kelapa sawit yang lazim digunakan sebagai minyak goreng
oleh masyarakat.
Dari segi kandungan protein, jagung merupakan salah satu tanaman yang terendah
kandungan asam amino esensialnya apabila dibandingkan dengan serealia penting
lainnya. Kandungan minyak jagung berada di kisaran 4%, tetapi terdapat beberapa
jenis jagung dengan kandungan minyak hingga 10-12% (Purwono dan Hartono R.,
2005).
Komposisi minyak jagung
Dalam tiap komposisinya, ternyata minyak jagung mempunyai persentase (%)
sebesar nol persen untuk jumlah kolesterol. Persentase komposisi minyak jagung
secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 2.3, yang menyajikan persentase (%)
komposisi minyak jagung baik komposisi minyak jagung mentah maupun komposisi
minyak jagung olahan.
Minyak jagung diperoleh dari biji tanaman jagung atau Zea mays L., yaitu pada
bagian inti biji jagung (kernel) atau benih jagung (corn germ). Tanaman jagung ini
memiliki :
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Inti biji jagung (benih jagung (corn germ)) ini memiliki kandungan minyak
jagung sebanyak 83 % dengan kelembaban 14 %. Kandungan asam lemak minyak
jagung yang paling banyak adalah asam linoleat C18:2 (asam lemak tak jenuh /
unsaturated fatty acid). Minyak ini ditemukan pertama kali di Meksiko Tengah pada
5000 SM.
BAB II
STUDI KASUS
2.1 Komposisi Kimia Biji Jagung
Jagung sebagai bahan makanan, mengandung nilai gizi yang cukup tinggi jika
dibanding dengan bahan pangan lainnya, terutama jagung kuning yang banyak
mengandung vitamin A.
Lemak terdapat pada bagian bawah dari butiran biji jagung beratnya sekitar 9-12
persen dari berat butiran. Karbohidrat terdapat pada endosperm sekitar 73-79 persen,
kadar protein dalam endosperm sekitar 10-19 persen dan 22,4 persen pada kulit ari.
Hasil analisis menunjukkan kandungan protein pada jagung biji sebesar 8.6-9.4
persen. Kandungan protein ini lebih tinggi lagi (11-15%) pada jagung hibrida yang
dipupuk dengan nitrogen.
Protein jagung miskin akan lisin dan tripthofan sehingga dapat menimbulkan
penyakit pelagra pada orang yang makanannya hanya bersumber dari jagung.
Dengan mencampur jagung dengan makanan lainnya yang mengandung lisin dan
tripthofan penyakit tersebut dapat dicegah. Lemak jagung terutama terdapat dalam
lembaga, dengan kadar lemak sekitar 30 persen. Kadar lemak biji jagung secara
keseluruhan yaitu 4,2 - 5 persen. Komposisi mineral biji jagung kering dapat dilihat
seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1 Komposisi Mineral Biji Jagung Kering
Komponen
Kalsium
Fosfor
Kalium
Besi
Magnesium
Khlor
Mangan
Tembaga
Kobalt
Iod
Jumlah (%)
0,01940
0,27300
0,28500
0,00226
0,10200
0,04100
2,43000
1,82000
0,01120
0,00006
Minyak jagung merupakan trigliserida yang disusun oleh gliserol dan asam-asam
lemak. Persentase trigliserida sekitar 98,6 persen, sedangkan sisanya merupakan
bahan non minyak, seperti abu, zat warna atau lilin. Asam lemak yang menyusun
minyak jagung terdiri dari asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Selain
komponen-komponen tersebut di atas, minyak jagung juga me-ngandung bahan yang
tidak tersabunkan, yaitu:
1. Sitosterol dalam minyak jagung berkisar antara 0,91-18 %. Jenis sterol yang
terdapat dalam minyak jagung adalah campesterol (8-12 %), stigmasterol
(0,7-1,4 %), betasterol (86-90 %) dari sterol yang ada dan pada proses
pemurnian, kadar sterol akan turun menjadi 11-12 %.
2. Lilin merupakan salah satu fraksi berupa kristal yang dapat dipisahkan pada
waktu pemurnian minyak menggunakan suhu rendah. Fraksi lilin terdiri dari
mirisil tetrakosanate dan mirisil isobehenate.
3. Tokoferol yang paling penting adalah alfa dan beta tokoferol yang jumlahnya
sekitar 0,078 %. Beberapa macam gugusan tokoferol yaitu 7 metil tocol; 7,8
dimetil tococreena; 5,7,8 trimetil tokotrienol; (5,7,8) trimetil tocol (alfa
tokoferol); 7,8 dimetil tocol.
4. Karotenoid pada minyak jagung kasar terdiri dari xanthophyl (7,4 ppm) dan
caroten (1,6 ppm) dan kadar tersebut akan menurun menjadi 4,8 ppm
xanthophyl dan 0.5 ppm caroten pada proses pemurnian.
Adapun data-data minyak jagung ditunjukkan sebagai berikut:
Tabel 2.2 Komposisi Asam Lemak Minyak Jagung
Asam Lemak
Miristat
Palmitat
Stearat
Reksadekanoat
Oleat
Linoleat
Asam di atas C-18
Jumlah (%)
0,1
8,1
2,5
1,2
30,1
56,3
1,7
Minyak jagung berwama merah gelap dan setelah dimurnikan akan berwarna kuning
keemasan. Bobot jenis minyak jagung sekitar 0,918 - 0,925, sedangkan nilai
indeksnya pada suhu 25C berkisar antara 1,4657 1,4659. Kekentalan minyak
jagung hampir sama dengan minyakminyak nabati lainnya yaitu 58 sentipoise pada
suhu 25C. Minyak jagung larut di dalam etanol, isopropyl alkohol, dan furfural,
sedangkan nilai transmisinya sekitar 280-290.
2.3 Kegunaan Minyak Jagung
Minyak jagung kaya akan kalori yaitu sekitar 250 kalori per ons. Minyak jagung
merupakan minyak goreng yang stabil (tahan terhadap ketengikan) karena adanya
tokoferol yang larut dalam minyak.
Dengan proses winterisasi, minyak jagung dapat diolah menjadi minyak salad
dan sebagai hasil sampingannya adalah mentega putih (shortening). Minyak salad
yang ditambah garam dan flavoring agent berupa rempah-rempah akan menghasilkan
mayonnaise.
Dalam minyak jagung terdapat sitosterol yang fungsinya sama dengan kolesterol
pada lemak hewan, yaitu dapat membentuk endapan pada dinding pembuluh darah
karena adanya ion Ca++. Adanya asam-asam lemak esensial itu dapat mengurangi
pembentukan kompleks Ca dengan sitosterol, sehingga minyak jagung jauh lebih
baik bila dibandingkan dengan sumber minyak yang lain, apalagi bila dibandingkan
dengan lemak yang berasal dari hewan.
Dalam minyak jagung terlarut vitamin-vitamin juga dapat digunakan sebagai
bahan non pangan, misalnya sebagai obat-obatan. Dalam jumlah kecil minyak jagung
kasar atau minyak jagung murni dapat digunakan dalam pembuatan bahan mesiu,
bahan kimia, insektisida, cat, pengganti vernis, zat anti karat dan juga digunakan
pada industri tekstil.
dipisahkan dari fasa cair dengan cara penuangan (decanting) atau sentrifugasi.
Minyak jagung melalui proses degumming penuh dan dimurnikan. Karena
proses berlangsung pada suhu tidak melebihi 50 oC, maka minyak yang
dihasilkan memiliki kualitas tinggi. Namun metode ini belum dapat diterapkan
karena tidak ekonomis.
2.4.3 Alkali Refining
Minyak jagung mentah mengadung komponen-komponen yang tidak
diinginkan seperti asam lemak bebas (FFA), fosfolipid, proteinase, bahan-bahan
yang lembab dan lengket, karbohidrat, pigmen, zat lilin, zat-zat tak terlarut,
produk oksidasi, mycotoxin, dan residu pestisida serta insektisida.
Pemurnian alkali merupakan cara yang masih digunakan untuk
menghilangkan zat-zat yang tidak diinginkan. Biasanya, minyak mentah
ditambahkan dengan 12-18 B larutan basa dengan kandungan berlebih
sebanyak 0.05-0.2% untuk menetralkan FFA, mengendapkan fosfolipid, dan
memisahkan zat-zat tak terlarut. Keuntungan dari proses ini adalah sederhana,
sedikit kehilangan minyak, dan murah. Setelah pemisahan alkali, minyak yang
telah dinetralkan dicuci dengan air dan dikeringkan dengan pengeringan vakum.
2.4.4
Bleaching
Bleaching minyak murni dilakukan pada kondisi vakum (50 mmHg abs)
dalam tangki kontinu atau batch dengan menggunakan activated bleaching clay
pada suhu 90-110oC selama 20-40 menit. Minyak kemudian disaring
menghasilkan produk yang jernih dan bening.
2.4.5 Dewaxing
Dewaxing merupakan proses untuk memisahkan komponen-komponen
dengan titik didih tinggi, termasuk zat lilin dan trigliserida jenuh yang sedikit
terdapat dalam minyak jagung (< 0.5%). Minyak yang dihasilkan adalah minyak
jernih pada suhu ruangan atau bahkan didinginkan.
2.4.6 Deodorization
2.4.10 Pengepakan
Sebelum tahun 1970, minyak jagung dan minyak nabati dikemas dalam
botol-botol kaca dan kaleng timah. Zaman sekarang, botol ekstrusi-tiup PVC
dalam ukuran kecil telah digunakan untuk menyimpan minyak jagung dan
HDPE (High-Density Polyethylene) digunakan sebagai alternatif kemasan
murah untuk ukuran besar.
2.5 Hasil Analisa Ekonomi Produksi Minyak Jagung
Menurut hasil percobaan Lamganda Simanjorang (2009) pada Pra Rancangan
Pabrik Pembuatan Crude Corn Oil (CCO) dari Bii Jagung Dengan Kapasitas Bahan
Baku 3.000 Ton/Tahun diperoleh hasil analisa ekonomi sebagai berikut :
1. Total Modal Investasi
: Rp. 34.446.146.768,2. Biaya Produksi
: Rp. 10.798.821.332,3. Hasil Penjuala/Tahun
: Rp. 25.102.958.040,4. Laba Bersih
: Rp. 10.030.395.695,-
DAFTAR PUSTAKA