Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya,
medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf
(neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua
kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Bila sistem endokrin
umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui
neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
Kelenjar adrenal adalah sepasang organ yang terletak dekat kutub atas
ginjal, terbenam dalam jaringan lemak. Kelenjar adrenal terdiri dari medula dan
korteks. Korteks terdiri atas zona glomerulosa, fasikulata, dan retikularis. Zona
glomerulosa mensekresikan aldosteron dan dikendalikan oleh mekanisme reninangiotensin dan tidak bergantung pada hipofisis. Zona fasikulata dan retikularis
mensekresikan kortisol dan hormon androgenik dan dikendalikan oleh hipofisis
melalui ACTH. Sekresi ACTH oleh hipofisis dikendalikan oleh (1) faktor pelepas
kortikotropin hipotalamus, dan (2) efek umpan balik kortisol.
Kelenjar adrenal yang terletak di puncak ginjal menghasilkan hormon
kortisol, adrenalin dan nonadrenalin di bawah pengendalian saraf simpatis. Dalam
keadaan emosi, marah, takut, kelaparan, keluarnya hormone bertambah yang akan
menaikan tekanan darah untuk melawan kelainan situasi (shock). Adrenallin
membantu metabolisme karbohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa
dalam hati, sedangkan nonadrenalin menaikan tekanan darah dengan merangsang
otot dinding pembuluh darah.
Ketika terjadi suatu gangguan pada pembentukan hormon-hormon tersebut
baik
berlebihan
maupun
kekurangan,
akan
mempengaruhi
tubuh
dan
C. Rumusan Masalah
Apa pengertian dari gangguan kelenjar adrenal?
Apa etiologi dari gangguan kelenjar adrenal?
Bagaimana manifestasi klinis dari gangguan kelenjar adrenal?
Bagaimana patofisiologi dari gangguan kelenjar adrenal?
Bagaimana cara penatalaksanaan terhadap gangguan kelenjar adrenal?
Bagaimana asuhan keperawatan terhadap gangguan kelenjar adrenal?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi Kelenjar Adrenal
FUNGSI
Menyebabkan vasokontriksi kulit, visera, dan
otot skelet
Meningkatkan frekuensi jantung
Mendilatasi bronkiolus
Menurunkan peristaltik
Meningkatkan pengubahan glikogen menjadi
glukosa di hati
1) Sindrom Cushing
Sindrom
Cushing
disebabkan
oleh
sekresi
berlebihan
steroid
2)
2)
3)
4)
b. Perubahan
metabolisme
lemak.
Perubahan
metabolisme
lemak
kortisol
mengakibatkan
tanda
dan
gejala
peningkatan
2)
3)
Peningkatan
ekskresi
kalium
dan
klorida
melalui
urine
hematologist
(eritrosit,
hemoglobin,
hematokrit
bisa
meningkat)
h. Kegiatan androgen meningkat : Hirsutisme (banyak bulu tubuh pada wajah
dan seluruh tubuh), rambut kepala rontok, jerawat, gangguan siklus
menstruasi (dari oligomenorea sampai amenorea) dan perubahan libido.
4.
Etiologi
10
11
d.
e.
f.
g.
h.
dapat menimbulkan :
Hipertensi
Gagal jantung kongestik.
Gambaran wajah seperti bulan ( moon face )
Kulit tampak lebih berminyak
Tumbuh jerawat / acne, hirsutisme, oligomenore, amenore
Rentan terhadap infeksi
Hiperglikemia / diabetes ( penderita yang memiliki potensi, misalnya :
i.
j.
k.
l.
faktor herediter )
BB naik
Luka tuka ringan sulit sembuh
Gejala memar
Iritabilitas, Depresi, psikosis
Frekuensi terjadinya sindrom cushing lebih besar pada wanita karena
12
7.
a.
b.
c.
d.
8.
Penatalaksanaan
a. Operasi pengangkatan tumor melalui hipokisektomi transfenoidalis,
biasanya penyebabnya adalah tumor hipofisis.
b. Radiasi kelenjar hipofisis, untuk mengendalikan gejala
c. Adrenalektomi biasanya untuk pas dengan hipertrofi adrenal primer
d. Jika dilakukan adrenolektomi bilateral (keduanya diangkat) tetapi
pergantian dengan hormon hormon kortex adrenal seumur hidup.
e. Preparat penyekat enzim adrenal (metyrapon, aminoglutethimide,
mitotone,
ketokonazol)
untuk
mengurangi
hiperadrenalisme
jika
13
dengan penutupan epifisis yang premature. Pada wanita dewasa yang terlihat ialah
gambaran virilisme berupa hirsutisme, kepala botak, clitoris yang membesar, otot
seperti laki-laki, payudara kecil, penyebaran rambut seperti laki-laki.
Salah satu masalah perempuan muda yang paling sering ditemukan ahli
endrokin adalah hirsutisme, yang biasanya merupakan manifestasi androgen yang
berlebihan. Hirsutisme didefinisikan sebagai pertumbuhan rambut tubuh yang
berlebihan pada perempuan dengan pola distribusi yang khas laki-laki pada
sekujur wajah, periareolar, abdominal, dan daerah sacral. Keadaan ini dapat
disertai dengan kebotakan atau mundurnya garis rambut temporal. Hirsutisme
dapat muncul sendiri maupun bagian dari sindrom virilisasi yang merupakan
gambaran klinis yang terdapat pada anak perempuan dan perempuan pada setiap
umur
dengan
denga
tanda
dan
gejala
defeminasi
dan
maskulinisasi.
yang
14
1.
2.
3.
4.
Kontraseptif oral
Kortikosteroid sintetik
Spironolakton
Pensensitif insulin
Kontrasepsi oral menekan produksi androgen ovarium dengan cara
meningkatkan
reabsorbsi
natrium
tubulus
proksimal
ginjal
Conn),
kelebihan
produksi
15
16
17
pada kulit. Dan kortisol dapat memberikan respons normal terhadap stress,
sehingga penderita penyakit ini tidak dapat menahan stress.
Kekurangan aldosteron akan meningkatkan pengeluaran natrium dan
reabsorpsi kalium di ginjal. Deplesi garam menyebabkan berkurangnya air dan
volume plasma. Menurunnya volume plasma menimbulkan hipotensi postural.
4. Tanda dan Gejala
18
sekunder)
ADH : meningkat
Aldosteron : menurun
Elektrolit : kadar dalam serum mungkin normal atau natrium sedikit
terbagi.
Hidrokortison disuntikkan secara intravena yang kemudian diikuti dengan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
19
A.
Pengkajian
1. Identitas klien
2. Keluhan utama : pusing, sakit kepala, pucat, badan lemah, tremor, dan lesu.
3. Riwayat kesehatan klien
Data Subjek:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Data Objek:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
BB setiap hari
Suhu dan TD setiap 4 jam
Intake dan output setiap 4 jam
Interritas kulit
Intake makanan
Tanda-tanda awal infeksi
TTV: TD turun kalau terjadi hiposekresi dan naik kalau terjadi
hipersekresi.
h. Sistem pernapasan: nafas cepat, dipsnea, tidak teraba massa saat
dipalpasi, tidak ada nyeri, suara resonan saat diperkusi, ronchi.
i. Sistem kardiovaskuler:
1) Jantung: Ictus cordis teraba pada ICS 5 mid klavikula, terdengar
suara redup atau dullness, suara jantung melemah
2) Capilarry Refill Time (CRT): hiposekresi >3 dtk, hipersekresi <3dtk
j. Sistem pencernaan:
1) mulut dan kerongkongan: mukosa kering
2) abdomen: terasa lembut atau keras, kram perut
3) anus: tidak terdapat iritasi
4) pola nutrisi: nausea, muntah, anoreksia berat, mual, muntah, BB
menurun dengan cepat
5) pola eliminasi (BAB): konstipasi atau diare
k. Sistem perkemihan (BAK): diuresis yang diikuti oliguria (hiposekresi)
l. Sistem integumen: turgor kulit jelek, membran mukosa kering.
B.
Diagnosa Keperawatan
20
1.
NO
DIAGNOSA
1.
Kelebihan volume
NIC
Tujuan :
cairan berhubungan
Klien menunjukkan
dengan sekresi
keseimbangan volume
kortisol berlebih
tindakan keperawatan
retensi cairan
NOC
1. Ukur intake output
2. Hindari intake cairan
berlebih ketika pasien
hipernatremia
3. Ukur TTV
4. Timbang BB klien
5. Monitor ECG untuk
abnormalitas
(ketidakseimbangan
elektrolit)
6. Lakukan alih baring
setiap 2 jam
7. Kolaborasi hasil lab
(elektrolit : Na, K, Cl)
8. Kolaborasi dalam
pemberian tinggi
protein, tinggi
potassium dan rendah
sodium
2.
Intoleransi aktivitas
Tujuan :
berhubungan dengan
Klien menunjukkan
aktifitas kembali
perubahan
normal setelah
metabolisme protein
dilakukan tindakan
keperawatan
1. Kaji kemampuan
klien dalam
melakukan aktifitas
2. Tingkatkan tirah
baring / duduk
3. Catat adanya respon
terhadap aktivitas
seperti: takikardi,
dispnea, fatique
4. Tingkatkan
keterlibatan pasien
dalam beraktivitas
sesuai
kemampuannya
5. Berikan bantuan
21
aktivitas sesuai
dengan kebutuhan
6. Berikan aktivitas
hiburan yang tepat
seperti : menonton
TV dan
mendengarkan radio
3.
Resiko infeksi
Tujuan :
1.
berhubungan dengan
penurunan respon
setelah dilakukan
infeksi
2.
Ukur TTV setiap
imun, respon
intervensi
3.
imflamasi
Kaji tanda-tanda
8 jam
Cuci tangan
sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
4.
keperawatan
Batasi
pengunjung
5.
Tempatkan klien
pada ruang isolasi
sesuai indikasi
6.
Pemberian
antibiotik sesuai
7.
indikasi
Pemeriksaan lab
(Leukosit)
2.
NO
DIAGNOSA
1.
Kekurangan volume
NIC
Tujuan :
NOC
1. Pantau TTV, catat
cairan berhubungan
Klien dapat
perubahan tekanan
dengan kekurangan
mempertahankan
natrium dan
keseimbangan cairan
kehilangan cairan
melalui ginjal,
dilakukan tindakan
nadi perifer
2. Kaji pasien mengenai
22
kelenjar keringat,
saluran
gastrointestinal
pengisian kapiler
(karena kekurangan
memanjang, turgor
aldosteron)
Larutan glukosa
2.
1.
kreatinin
Kalium
Ketidakseimbangan
Tujuan :
Auskultasi bising
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
dilakukan tindakan
atau muntah
23
2.
(mual, muntah,
yang
dingin
atau
anoreksia) defisiensi
basah,
perubahan
glukortikoid
tingkat
kesadaran,
kepal, sempoyongan
Pantau
pemasukan makanan
dan timbang BB tiap
hari
4.
Berikan
Bantu
atau
perawatan
mulut
5.
Berikan
lingkungan
yang
sedap,
tidak
terlalu ramai
Berikan glukosa
intravena
dan
obat
Intoleransi
berhubungan
penurunan
metabolime
seimbangan
aktivitas Tujuan :
1.
identifikasi aktifitas
kaji tingkat
melakukan aktivitas
Sarankan pasien
untuk menentukan
masa atau periode
24
melakukan aktivitas
Diskusikan cara
untuk menghemat
tenaga misal: duduk
lebih baik daripada
berdiri selama
melakukan aktifitas
5.
Tingkatkan
keterlibatan pasien
dalam beraktivitas
sesuai
kemampuannya
25
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelenjar adrenal, yang dikenal juga dengan kelenjar suprarenal, adalah
kelenjar kecil dan berbentuk triangular yang terletak pada bagian atas ginjal.
Kelenjar adrenal dibagi menjadi dua bagian, bagian luar dinamakan korteks
adrenal sedangkan bagian dalam disebut medulla adrenal.
Sindrom cushing dapat disebabkan oleh beberapa mekanisme, yang
mencakup kelenjar hipofisis yang menghasilkan ACTH dan menstimulasi korteks
adrenal untuk menigkatkan sekresi hormonnya meskipun hormon tersebut telah
diproduksi dengan jumlah yang adekuat. Penyakit ini terjadi akibat patologi
kelenjar hipofisis dimana lup umpan balik negatif mengalami kegagalan dan
hipofisis terus mensekresi ACTH dalam mengahadapi kortisol plasma yang
tinggi.
Penyakit Addison atau hipofungsi adrenal terjadi akibat kurangnya
kortisol,
aldosteron,
dan
androgen.
Kekurangan
kortisol
menyebabkan
Saran
1. Bagi perawat lebih memperhatikan dan tahu pada bagian-bagian mana saja dari
asuhan keperawatan pada klien dengn gangguan ini yang perlu ditekankan.
2. Hendaknya mahasiswa keperawatan dapat menerapkan dan mengaplikasikan
ilmu yang telah didapat di kampus berupa teori dengan kasus.
26
DAFTAR PUSTAKA
1. William's RH. Endokrinologi. Jakarta: EGC. 2002.
2. Sacher SA, Mc Pherson. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium.
Jakarta: EGC. 2004.
3. Guyton AC. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. 2005.
4. Himawan S. Patologi Anatomi. Jakarta: FK UI. 1992.
5. Wiley J. Nursing Diagnoses: Definition & Classification. USA: United
Kingdom. 2010.
6. Bluchek dkk. Nursing Intervention Classification. USA: United Kingdom.
2010.
7. Bluchek dkk. Nursing Outcome Classification. USA: United Kingdom. 2010.
8. Smeltzer SC, Bare BG. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
Jakarta: EGC. 2001.
9. Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
Jakarta: EGC. 2002.
10. Price, S. A., Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit, edisi 6.
Jakarta: EGC. 2005.
11. Rumahorbo, Hotma. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Endokrin. Jakarta: EGC. 1999.
27