Вы находитесь на странице: 1из 16

KEBIJAKAN REPUBLIK INDONESIA

MELAKUKAN KERJASAMA SUMBER DAYA


KELAUTAN PERIKANAN DENGAN THAILAND
Dipersentasikan oleh :
SUKARDI

Mahasiswa Pascasarjana Universitas Bosowa 45

RANCANGAN RPJMN TAHUN 2015-2019


VISI

Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri


dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong
Royong"
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga
kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi
dengan mengamankan sumberdaya maritim, dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai
negara kepulauan

MISI

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan


demokratis berlandaskan negara hukum
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan
memperkuat jati diri sebagai negara maritim
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi,
maju dan sejahtera
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang
mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan
nasional

AGENDA PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2015-2019


NAWACITA
1.

Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap


bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga
negara

2.

Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola


pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya

3.

Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat


daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan

4.

Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi


sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat, dan terpercaya

5.

Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia

6.

Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di


pasar internasional

7.

Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan


sektor-sektor strategis ekonomi domestik

8.

Melakukan revolusi karakter bangsa

9.

Memperteguh Ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial


Indonesia

STRATEGI ALOKASI PADA PRIORITAS


NASIONAL
TITIK TEKAN PEMBANGUNAN KABINET KERJA
Membangun untuk manusia dan
masyarakat
Mewujudkan pertumbuhan
ekonomi, pembangunan sosial
dan pembangunan ekologi yang
berkelanjutan

Memulihkan dan menjaga


keseimbangan antarsektor,
antarawilayah dan antarkelas sosial
dalam pembangunan
Mewujudkan perekonomian yang
inklusif, berbasis ilmu pengetahuan
dan teknologi, dan keunggulan
3 FOKUS ALOKASI PADA PRIORITAS sumber daya manusia

Rancangan Awal

RENCANA STRATEGIS PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN


PERIKANAN
TAHUN 2015-2019

TUJUAN

PILAR 1

Kesejahteraan Masyarakat
KP
Kelestarian Sumberdaya KP
PILAR 2

MENGELOLA
SUMBERDAYA
KELAUTAN DAN
PERIKANAN
SECARA
BERKELANJUTAN

MENINGKATKAN
DAYA SAING DAN
KEBERLANJUTAN
USAHA
KELAUTAN DAN
PERIKANAN

PILAR 3

MENGEMBANGKA
N KOMPETENSI
SDM DAN IPTEK
INOVATIF

REFORMASI BIROKRASI

Hubungan Kerjasama Bilateral RI Thailand


dalam Konteks Startegi Menanggulangi
Ilegal Fishing
Implementasi Nasional
Sejalan dengan pemberlakuan Konvensi PBB tahun
1982 tentang Hukum Laut, dalam menindaklanjuti
implementasi nasional. Pemerintah Indonesia telah
mengeluarkan Undang-Undang No. 6 tahun 1966
tentang Perairan Indonesia untuk menggantikan
UU No. 4/Prp/1960 dan PP No. 61 tahun 1998
tantang Daftar Koordinat Titik-Titik Garis Pangkal
Kepulauan Indonesia di Laut Natuna dimana kedua
hal tersebut merupakan kebijakan kelautan
Indonesia sesuai Konvensi, hal utamanya dalam
menetapkan secara tegas wilayah perairan
Indonesia sebagai kepulauan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan Konvensi.

Implementasi Internasional
Ditingkat internasional, Direktorat Pemerintah
Indonesia tetap menjalankan fungsinya dan
tugasnya sesuai dengan struktur tugas dan
wewenangnya terutama untuk berperan aktif dan
melaksanakan komitmen indonesia sebagai negara
pihak, dalam meningkatkan permasyarakatan dan
partisipasi negara-negara pihak pada konvensi
secara terpadu terus melanjutkan perjuangan
melaksanakan kesepakatan universal di bidang
Hukum Laut Internasional dan masalah-masalah
kelautan.

Kebijakan Luar Negeri Thailand Bidang Perikanan


Pemerintah Thailand mempunyai kebijakan dalam
memperbaiki segala kondisi sumber daya alam
termasuk sumber daya perikanannya untuk
mencegah terjadinya penurunan tingkat cadangan
sumber alamnya, serta melakukan daur ulang dan
perlindungan bagi sumber daya alam dan
keanekaragaman biota lautnya dengan cara yang
aman sehingga menguntungkan begi kehidupan
manusia

Praktek Perikanan Dalam Konteks Ekonomi Politik

Dalam hubungan internasional interaksi timbal balik yang


dinamis antara upaya pengejaran kekuasaan dan
kekayan adalah merupakan pola dari Ekonomi Politik
Internasional.
Dikhawatirkan adanya kemungkinan terjadinya
eksploitasi besar-besaran terhadap sumber daya
perikanan dunia.
peraturan berskala internasional

1. Tahun 1995 FAO (Food Agriculture Organization)


mengeluarkan Code of Conduct of Responsible Fisheries :
setiap negara dituntut untuk memenuhi dan otomatis berlaku
kontrol dunia terhadap praktek pengelolaan perikanan
disetiap negara
2. Regional Fisheries Management Organization (REMO) seperti
Indian Ocean Tuna Comission (IOT) yang mengatur
penangkapan ikan tuna diperairan Samudra Hindia
3. Conventions For Conservation of Southern Blufin Tuna (CCSBT)
yang mengatur penangkapan ikan tuna di perairan Pasifik

10

Lingkup Kerjasama yang disetujui Indonesia - Thai


Agreement bidang perikanan antara Indonesia dan Thailand
yang ditandatangani pada tanggal 16 September 2002 di
Jaarta merupakan tindak lanjut dari MOU (Memo of
Understanding) yang disetujui sebelumnya pada tanggal 17
Januari 2002
menciptakan iklim kerjasama timbal balik yang lebih
bermutu yang berpegang pada prinsip-prinsip dasar
dan dibawah prosedur, yang mencakup konservasi
laut, pembangunan perikanan yang berkelanjutan
dan menanggulangi masalah pencurian ikan sesuai
peraturan dan hukum yang berlaku di indonesia

11

Ketentuan Pelabuhan Lapor atau Pelabuhan


Singgah di Wilayah Perairan Indonesia

12

Penetapan Wilayah Perikanan Untuk Kapal


Ikan Thailand di Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia di Dalam Laut China Selatan dan
Laut Arafuru.

13

Jenis dan Ukuran Yang Diperbolehkan Bagi


Kapal Thailand Yang Beroperasi di Wilayah
Zona Ekonomi Esklusif Indonesia

14

Program-Program Kerjasama Perikanan Indonesia dan


Thailand Serta Kaitannya Dengan Pengembangan
Sumber Daya Kelautan
1) Monitoring.
2)
Peningkatan.
3) Promosi.
Dalam pertemuan dalam membahas kerjasama
bilateral tentang Kerjasama dalam bidang Kelautan dan
Perikanan
:
dihasilkan
kesepakatan
dalam
hal
penangkapan dan perdagangan perikanan, kerjasama
juga dalam masalah fee bagi kapal-kapal Thailand yakni
sebesar 155 dollar AS per gross ton, mengenai izin
wilayah penangkapan dan kerjasama pengamanan
dilaut, akan tetapi pihak Thailand berkeberatan dengan
fee sebesar 155 dollar AS, Thailand menawar 125 dollar
AS dan pada akhirnya pihak indonesia menyetujuinya

15

Selayang Pandang Tentang Ilegal Fishing :


Kerugian Indonesia akibat penangkapan ikan secara ilegal,
atau praktikillegal fishingcukup besar. Data Badan Pangan
Dunia atau FAO mencatat, kerugian Indonesia per tahun akibat
illegal fishing Rp 30 triliun
Dari Kementerian Kelautan dan Perikanan bahwa Data FAO
cukup kecil. Menurut hitung-hitungannya, akibatillegal fishing,
kerugian negara per tahun bisa mencapai US$ 20 miliar atau
Rp 240 triliun
Harga ikan yang paling murah tongkol itu US$ 1/kg. Kalau kita
hitung kapasitas kapal 60-70 Gross Ton (GT) ada 1.200-1.300
kapal.
info kapal asing dengan kapasitas 100 GT pendapatannya US$
2-2,5 juta/tahun, yang ditangkap bukan hanya ikan tongkol,
ada kerang, teripang, lobster, dan lainnya.
Kebijakan moratorium (izin kapal) dan kebijakan pelarangan
transhipment
(bongkar muat barang di tengah laut)

16

TERIMA KASIH

Вам также может понравиться