Вы находитесь на странице: 1из 5

Gallop adalah kelainan bunyi jantung yang ditandai bila pengisisan darah ventrikel

terhambat selama diastolik,seperti terjadi pada berbagai keadaan penyakit, maka


akan terjadi getaran sementara pada saat diastolik, serupa dengan bunyi jantung
pertama dan kedua meskpun lebih halus. Maka bunyi jantung menjadi triplet dan
menimbulkan efek akustik seperti gallop kuda sehingga disebut gallop. Bunyi ini dapat
terjadi pada awal diastolik, selama fase pangisian cepat siklus jantung, atau pada
akhir kontraksi atrium.

Pada keadaan splitting (bunyi jantung yang pecah), yaitu bunyi jantung I pecah
akibat penutupan katup mitral dan trikuspid tidak bersamaan. Hal ini mungkin
ditemukan pada keadaan normal. Bunyi jantung ke 2 yang pecah, dalam keadaan
normal ditemukan pada waktu inspitasi di mana P 2 lebih lambat dari A 2. Pada
keadaan dimana splitting bunyi jantung tidak menghilang pada respirasi (fixed
splitting), maka keadaan ini biasanya patologis dan ditemukan pada ASD dan Right
Bundle branch Block (RBBB).

Ronchi :Adalah bunyi gaduh yang dalam. Terdengar selama : ekspirasi. Penyebab :
gerakan udara melewati jalan napas yang menyempit akibat obstruksi napas.
Obstruksi : sumbatan akibat sekresi, odema, atau tumor. Contoh : suara ngorok.
Ronchi adalah suara yang dihasilkan saat udara melewati jalan nafas yang penuh
cairan / mukus, terdengar saat inspirasi maupun ekspirasi.
Thrill
Thrill adalah sensasi getaran yang dirasakan oleh pemeriksa pada palpasi tubuh,
seperti di atas jantung selama murmur jantung besar dan kasar.

Jantung I (BJ I)
Bunyi Jantung pertama terjadi karena penutupan katub mitral dan trikuspidalis secara
bersamaan, meskipun getaran dinding miokardium juga brperan terhadap terjadinya bunyi
ini. Untuk mendengar bunyi jantung pertama maka dapat dilakukan auskultasi pada area ICS
4 parasternal kiri dan dibawah areola kiri.
Bunyi Jantung II (BJ II)
Bunyi jantung kedua dihasilkan oleh penutupan katub aorta dan pulmonalis, meskipun kedua
katub ini menutup hampir bersamaan, katub pulmonal biasanya menutup agak belakangan.
Untuk mendengarkan bunyi jantung kedua maka dapat dilakukan auskultasi pada daerah
parasternal kanan intercosta 2 dan parasternal intercosta 2.

Echocardiography adalah salah satu teknik pemeriksaan diagnostik yang menggunakan


gelombang suara dengan frekwensi tinggi untuk memvisualisasikan gambaran struktur dan
fungsi jantung dilayar monitor

Echocardiography dapat memberikan informasi tentang hal-hal sebagai berikut :

Pembesaran jantung(kardiomegali) yang dapat terjadi akibat tekanan darah tinggi, kebocoran
katup jantung atau gagal jantung.

Keadaan otot-otot jantung yang lemah atau jantung tidak dapat memompa darah dengan
sempurna. Kelemahan otot jantung dapat terjadi akibat tidak memperoleh aliran darah dengan
baik karena penyakit jantung koroner.

Kelainan struktur jantung seperti yang terdapat pada penyakit jantung bawaan seperti pada
kebocoran sekat-sekat jantung.(VSD,ASD) kelainan katup dan pembuluh darah besar serta
berbagai kelainan yang telah ditemukan sejak janin dalam kandungan.

Evaluasi atau pemantauan selama dilakukan tindakan operasi jantung atau selama prosedur
intevensi.

Adanya tumor di dalam jantung atau gumpalan darah yang dapat menyebabkan stroke.

Ditemukan bising jantung (murmur) baik pada anak maupun orang dewasa.

Pada demam rematik dan penjakit jantung rematik.

Salah satu parameter untuk menilai fungsi jantung adalah fraksi ejeksi (EF) nilai normal EF
lebih besar) 60%. Jika EF (lebih kecil) 40% ini berarti fungsi jantungnya sudah menurun. Diduga kuat
mempunyai penyakit jantung koroner yang berat dan dengan pronosis yang buruk.
Adapun indikasi dilakukannya ekokardiografi yakni:
1

Penyakit katup jantung atau bagi pasien yang pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya bising
jantung (mur-mur),

Kondisi dimana ada dugaan adanya penyakit jantung bawaan.

Valuasi kondisi Aorta.

Dugaan adanya hipertensi pulmonal, emboli paru, pembesaran jantung pada pemeriksaan toraks
foto atau pada pemeriksaan fisik, dugaan adanya efusi perikard.

Gagal jantung ,

Adanya aritmia, untuk menilai adanya faktor pencetus intrakardiak,

Evaluasi fungsi jantung pada pemakaian obat,

Sebagai guidance/pemandu dalam tindakan fungsi perikard, pemasangan alat pacu jantung dan lain
sebagainya.
Ekokardiografi tidak diindikasikan seperti halnya pemeriksaan EKG yang merupakan

pemeriksaan rutin untuk penyakit jantung koroner , melainkan sebagai alat penunjang dan membantu
dalam evaluasi fungsi jantung. Banyak hal yang dengan pemeriksaan fisik, EKG, toraks foto, maupun
treadmill tidak dapat dinilai atau diketahui adanya kelainan. Tapi, dengan pemeriksaan ekokardiografi
hal tersebut dapat dinilai, seperti adanya gumpalan darah (trombus) dalam ruang jantung, adanya
aneurisma dinding jantung, adanya gerakan abnormal (diskinetik) dinding jantung dan lain sebaginya.
EKG atau Elektrokardiogram adalah suatu representasi dari potensial listrik otot jantung yang
didapat melalui serangkaian pemeriksaan menggunakan sebuah alat bernama elektrokardiograf.

Melalui EKG (atau ada yang lazim menyebutnya ECG {in English: Electro Cardio Graphy}) kita
dapat mendeteksi adanya suatu kelainan pada aktivitas elektrik jantung melalui gelombang irama
jantung yang direpresentasikan alat EKG di kertas EKG.

Pembacaan Foto Thorax

Pembacaan foto thorax:


1. Sinus costofrenicus : tumpul/lancip.
2. Diafragma : normal/ letak rendah atau tinggi.
3. Jantung : normal/cardiomegali.
4. Lapangan paru kiri/kanan : normal/kelainan(+).
Hal yang diinterpretasikan dalam rongga thorax:
1. Dinding thorax: costa, clavicula, scapula, vertebrae, soft tissue, pleura, trakea, RIC.
2. Sinus costofrenicus: (normal lancip) dibentuk oleh costa dan pleura parietal.
3. Diafragma: normal kanan lebih tinggi dari kiri.
4. Hilus: A. Pulmonalis, V. Pulmonalis, Aliran Limfe.
5. Cor.
Perhitungan CTR (Cardio Thoracis Ratio)
CTR= {(A+B)/(C1+C2)}x 100%
A= Titik terjauh jantung kanan.
B= Titik terjauh jantung kiri.
C= Garis yang melalui kedua sudut costofrenicus yang melewati cardiofrenicus.
Normal: 48-50 %
CTR>50% = Cardiomegali.
6. Mediastinum.
Organ2 mediastinum:
-Mediastinum superior: trakea, esofagus, truncus gastric cephalica.
-Mediastinum inferior: esofagus, aorta, vena cava inferior.
Hal yang perlu diperhatikan dalam interpretasi:
1. Kedudukan: simetris/asimetris.
2. Densitas.
3. Homogen/inhomogen.
4. Batas: tegas/tidak.
5. Ada perselubungan (bayangan padat).
6. Ada cavitas, kalsifikasi, garis fibrotik, bercak-bercak.
UJI LATIH BEBAN JANTUNG / TREADMILL TEST
A. Pengertian
Treadmill test adalah uji latih jantung beban dengan cara memberikan stress fisiologi yang
dapat menyebabkan abnormalitas kardiovaskuler yang tidak ditemukan pada saat istirahat.
Dasar dasar fisiologi
Dasar fisiologi ULJB adalah latihan dinamik. Telah diketahui latihan dinamik memberikan
serial kompleks penyesuaian kardiovaskuler yang terjadi akibat peningkatan suplai darah ke
otot gerak sesuai dengan kebutuhan metabolisme yang terjadi, disamping upaya untuk
mempertahankan suplai darah ke organ vital seperti otak dan jantung.
Secara umum akibat latihan dinamik dapat terjadi :
Peningkatan curah jantung (cardiac output)
Tekanan darah arterial meningkat
Tahanan/resistensi perifer meningkat
Apabila terjadi pengurangan suplai darah ke organ vital seperti jantung akan mengakibatkan
perubahan pada rekaman listrik jantung (EKG) ataupun rekaman listrik ke otak (EEG. Khusus
pada EKG akan terlihat perubahan segmen ST berupa ST depresi atau ST elevasi.
Respons denyut jantung.
Peningkatan denyut jantung merupakan respon dari sistem kardiovaskuler terhadap latihan
yang dapat diukur untuk pertama kalinya dan merupakan mekanisme utama dari peningkatan
curah jantung (CO) dimana :
CO = HR X SV

Denyut jantung meningkat secara linier sesuai dengan beban peningkatan beban kerja (work
loads) dan peningkatan ambilan oksigen (oksigen uptake)
Respons tekanan darah.
Tekanan darah meningkat dengan meningkatnya kerja dinamik yang mengakibatkan
peningkatan curah jantung (CO). Tekanan sistolik meningkat segera dalam beberapa menit
pertama dan kemudian terjadi tingkat penyesuaian yang disebut stedy state (saat
penyesuaian). Sedang tekanan diastolik tidak mengalami perubahan yang nyata, bila terjadi
peningkatan tekanan diastolik (DBP) menandakan adanya hipertensi yang labil .
B. Indikasi
Untuk menegakkan diagnosa PJK.
Untuk mengevaluasi keluhan : nyeri dada , sesak nafas dll.
Untuk mengevaluasi kapasitas kemampuan fungsional
Untuk mengevaluasi adanya disritmia.
Untuk mengevaluasi hasil pengobatan.
Untuk menentukan prognosa dari kelainan kardiovaskuler
C. Kontra indikasi :
Infark miokard akut < 5 hari.
Unstable angina pectoris
Hipertensi berat
Aritmia yang berarti
Sesak
Vertigo

Вам также может понравиться