Вы находитесь на странице: 1из 3

Hubungan antara Komitmen Organisasi dengan Kesiapan untuk Berubah pada

Karyawan Divisi Enterprise Service(DES) Telkom Ketintang Surabaya


Ayu Bianda Pramadani Fajrianthi
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya
Pada jurnal ini, penulis membahas hubungan komitmen organisasi dengan kesiapan
untuk berubah. Pada teori komitmen organisasi menurut Mayer ddan Allen (1990) dibagi
menjadi 3 komponen yaitu Komitmen afektif, Komitmen Normatif, dan Komitmen
Kontinuan. Hasil dari penelitia ini, hanya Komitmen Afektif dan Komitmen Normatif saja
yang mempengaruhi kesiapan seseorang untuk berubah dalam organisasi.
Komitmen afektif ialah komitmen yang timbul karena ia ingin masuk dalam
organisasi tersebut. Ketika Komitmen Afektif karyawan tinggi, maka kesiapan untuk
berubahnya juga tinggi. Alasan mengapa tinggi rendahnya komitmen Afektif mempengaruhi
tingi rendahnya Kesiapan untuk berubah adalah antesedennya. Menurut Mowday (1982)
anteseden Komitmen Afektif ialah Karakteristik personal, Pengalaman kerjam dan
karakteristik struktural. Karakteristik personal yang merupakan pendidikan terakhir karyawan
mempengaruhi keputusannya untuk berubah. Semakin tinggi pendidikan terakhirnya,
semakin ia siap untuk mengikuti perubahan pada oraganisasinya. Begitu pula dengan
pengalaman kerja. Semakin tinggi engalaman kerjanya, semakin ia siap untuk mengikuti
perubahan pada oraganisasinya. Karena komitmen afektif timbul karena keinginan dari si
karyawan itu sendiri, ia akan merasa lebih identik terhadap perusahaannya karena
menurutnya, kebutahan ia sama dengan kebutuhan organisasinya.
Komitmen Normatif merupakan komitmen yang timbul karena ia merasa ia harus
tinggal karena loyalitas, rasa patuh dan tanggung jawab atas perusahaannya. Ketika
Komitmen Normatif karyawan tinggi, maka kesiapan untuk berubahnya juga tinggi.
Komitmen Normatif timbul karena lamanya masa kerja, rasa patuh dan tanggung jawab yang
menimbulkan ia akan menerima saja apabila ada perubahan atas perubahannya karena
menganggap itu suatu kewajibannya.
Komitmen Kontinuan merupakan komitmen yang timbul atas pertimbangan individu
tentang untung dan ruginya ia apabila ia meninggalkan organisasi. Menurut penulis,
Komtmen Kontinuan tidak punya korelasi karena karena karyawan yang cenderung
mempunyai komitmen ini, sikap karyawan akan acuh dan tak peduli dengan perubahan pada
organisasi.

Pengaruh Dukungan Sosial dan Kepemimpinan Transformasional Terhadap Komitmen


Organisasi dengan Mediator Motivasi Kerja
Miftahun Nimah Suseno
Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Sugiyanto
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada
Pada jurnal ini, penulis membahas hubungan dukungan sosial dan kepemimpinan
transformasional terhadap Komitmen Organisasi dan Mediator motivasi untuk kerja.
Dukungan sosial menurut Safrino (1990) adalah suatu kegemaran/ kepedulian yang
dirasakan ketika ia menerima sesuatu dari orang lain/ kelompok lain.
kepemimpinan transformasional adalah suatu kemampuan pemimpin untk
memengaruhi nilai-nilai, sikap, kepercayaan dan perilaku pemimpin dengan tujuan
menyelesaikan misi organisasi. kepemimpinan transformasional merupakan pengaruh atasan
terhadap bawahan. Ketika pemimpin mempunyai kepemimpinan transformasional bawahan
akan merasa percaya, kagum, bangga, loyal serta respek.
Motivasi kerja adalah suatu usaha yag dapat menimbulkan suatu perilaku,
mengarahkan perilaku, dan memelihara atau mempertahankan perilaku yang sesuai dengan
lingkungan kerja dalam organisasi.
Hasil penelitian ini adalah,
Dukungan sosial dan kepemimpinan transformasional akan menimbulkan Komitmen
Afektif dengan mediator motivasi kerja.
Dukungan sosial dan kepemimpinan transformasional akan menimbulkan Komitmen
Kontinuan dengan mediator motivasi kerja.
Dukungan sosial dan kepemimpinan transformasional tidak akan menimbulkan
Komitmen Normatif dengan mediator motivasi kerja.

Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja


Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III di Sumatera Utara
Diana Sulianti K. L. Tobing
Fakultas Ekonomi, Universitas Jember
Pada jurnal ini, penulis membahas hubungan antara Komitmen Organisasional dan
Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.
Kepuasan kerja ialah efektifitas atau respon emosional terhadap bebrbagai aspek
pekerjaan.
Kinerja ialah catatan Outcome yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan atau
kegiatan pada periode tertentu.
P = f (A x M x O)
M=VxExI
P = Kinerja
A = Kemampuan
M = Motivasi
O = Kesempatan
V = Valence = kekuatan relatif dari keinginan dan kebutuhan seseorang yang paling ia
butuhkan
E = Ekspektasi (imbul karena hubungan sebab-akibat)
I = Instrumentaly = besarnya kemungkinan dan kebutuhan tertentu yang diharapkan
jika bekerja efektif
Hasil dari penelitian ini adalah,
Tingginya ketiga komponen Komitmen yaitu Komitmen afektif, Komitmen Normatif,
dan Komitmen Kontinuan akan menghasilkan tingginya Kepuasan kerja dan hasilnya juga
mempengaruhi tingginya Kinerja Karyawan

Вам также может понравиться

  • Binet
    Binet
    Документ3 страницы
    Binet
    rista nandya safira
    100% (2)
  • Victor Frankl
    Victor Frankl
    Документ1 страница
    Victor Frankl
    rista nandya safira
    Оценок пока нет
  • Rangkuman
    Rangkuman
    Документ3 страницы
    Rangkuman
    rista nandya safira
    Оценок пока нет
  • Baum I
    Baum I
    Документ3 страницы
    Baum I
    rista nandya safira
    Оценок пока нет
  • Rangkuman
    Rangkuman
    Документ3 страницы
    Rangkuman
    rista nandya safira
    Оценок пока нет
  • Rangkuman
    Rangkuman
    Документ3 страницы
    Rangkuman
    rista nandya safira
    Оценок пока нет
  • Clinical Monotura
    Clinical Monotura
    Документ3 страницы
    Clinical Monotura
    rista nandya safira
    Оценок пока нет