Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
4.
5.
Step 7
1.
2.
3.
4.
5.
Kerusakan pada penyakit autoimun terjadi melalui antibodi (tipe II dan III), Tipe IV yang
mengaktifkan sel CD4+ atau sel CD8+. Kerusakan organ dapat juga terjadi melalui
autoantibodi yang mengikat tempat fungsional self antigen seperti reseptor hormon,
reseptor neurotransmitor dan protein plasma.
(Karnen dan Iris, Imunologi Dasar Edisi Kedepalan, FKUI)
6.
a. Sequestered antigen
Merupakan self-antigen yang terlindungi dari respon imun karena letak anatominya
dalam tubuh yang terlindungi. Prubahan antomik seperti inflamasi (sekunder oleh infeksi,
kerusakan iskemia, atau trauma) dapat memajankan sequestered antigen ini dengn system
imun yang tidak terjadi pada keadaan normal.
Contoh: protein lensa intraocular, sperma, dan MBP.
b. Gangguan presentasi
Kesalahan utama ada pada pengawasan stimulasi Th1 oleh sel Ts dan Tr sehingga
memicu respon Th1 yang berlebihan dan mengakibatkan autoimunitas.
c. Ekspresi MHC-II yang tidak benar
Sel sehat hanya mengekspresikan MHC-I dalam kadar rendah dan tidak mengekspresikan
MHC-II sama sekali. Ekspresi MHC-II yang tidak pada tempatnya akan dapat
mensensitasi sel Th terhadap self-antigen.
d. Aktivasi sel B poliklonal
Biasanya dihasilkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang mensensitasi sel B secara
langsung dan menimbulkan autoimunitas.
e. Peran CD4 dan reseptor MHC
Penyakit autoimun dapat dipindahkan melalui sel T CD 4 yang ditransfusikan ke tubuh
orang lain. Sel T mengenal self-antigen melalui TCR dan MHC . Untuk seseorang dapat
rentan dengan self-antigen maka ia harus memiliki MHC dan TCR yang mengikat selfantigen.
f. Keseimbangan Th1 dan Th2
Th2 menunjukkan peran terhadap autoimunitas sedang Th 2 melindungi terhadap induksi
dan progress penyakit.
g. Sitokin pada autoimunitas
IL-1 dan TNF paling dominan.
Autoimunitas terjadi akibat gagalnya mekanisme normal yang berperan untuk
mempertahankan self-tolerance sel B, sel T atau keduanya. Potensi untuk
autoimunitas ditemukan pada semua individu oleh karena selama
perkembanganya, limfosit dapat mengekspresikan reseptor spesifik untuk banyak
self-antigen yang mudah terpajan dengan system imun. Autoimunitas terjadi oleh
karena dikenalnya self-antigen yang menimbulkan aktivasi, proliferasi serta
differensiasi sel autoreaktif menjadi sel efektor yang menimbulkan kerusakan
jaringan
(Baratawidjaja Karnen Garna.2006.Imunologi Dasar Edisi Keenam.Jakarta:Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia)
7.
Auto antibody/sel T autoreaktif dengan spesifitas untuk orang yang terkena ditemukan pada
penyakit
Autoantibodi dan sel T ditemukan di jaringan dengan cedera
Ambang autoantibody atau respon sel T menggambarkan aktifitas penyakit
Penurunan respon autoimun memberikan perbaikan penyakit
Transfer antibody atau sel T ke pejamu sekunder menimbulkan penyakit autoimun pada
resipien
Imunitas dengan autoantigen dan kemudian induksi respon autoimun menimbulkan penyakit
Sumber : Imunologi dasar
8.
2. Artritis reumatoid
3. sicca complex
penyakit inflamasi kromis yang menyerang kelenjar eksokrin. Organ sasaran
adalah epitel duktus kelenjar lakrimal dan ludah.ciri dari penyakit ini adalah
mata kering(keratokonjungtiva sicca) dan kulit kering( xerostomia).
4. sindrom goodpasturede
adalah penyakit paru dan ginjal yang jarang tetapi progresif.
5. demam reuma
adalah gejala sisa nonsupuratif dari penyakit streptokok A,
biasanya
berupa faringitis yang bermanifestasi 2-4 minggu pasca infeksi
akut.gambaran klinis yaitu artritis, karditis, chorea( gerakan tidak terkontrol,
tidak teratur dari otot muka, lengan dan tungkai).
6. sindrom pasca perikardiotomi dan sindrom pasca infark miokard(penyakit
dressler)
berupa inflamasi akut yang terjadi sesudah terjadi kerusakan pada
jaringan jantung.
7. skleroderma
penyakit yang kronis, proresif, menimbulkan cacat. Cirinya ialah
peningkatan endapan kolagen dikulit dan kadang diorgan internal.
8. trombositopenia idoplastik(TSI)
ditimbulkan oleh antibodi yang merusak trombosit.gambaran klinis
perdarahan pada gusi dan saluran gastrointestinal dan kencing.
adalah
9.
10.
Sinar matahari mengenai kulit yang merusak DNA dan meningkatkan jejas
jaringan kemudian melepaskan kandungan sel sehingga kompleks imun DNA
meningkat atau anti DNA terjadinya pelepasan mediator oleh sel kemudian darah
keluar dari jaringan.
Sumber : patologi robbins
11.
13.