Вы находитесь на странице: 1из 13

Membuat Peta Geomorfologi

I. KONSEP DASAR GEOMORFOLOGI


Bentuk permukaan bumi meliputi dataran dan dasar laut atau bagian yang
timbul di atas permukaan laut, dan bagian yang tenggelam di dasar laut. Diatas
dataran terdapat macam-macam bentuk lahan seperti bukit, pegunungan,
lembah, pantai, delta dan sebagainya, di dasar laut pun terdapat jurang laut
(palung), gunung-gunung di dasar laut, punggung-punggung laut dan lain-lain.
Kesemua bentuk-bentuk tersebut merupakan kajian geomorfologi.
Geomorfologi berasal dari 3 kata yunani yaitu geo berarti bumi, morphe
berarti bentuk, dan logos berarti ilmu. Jadi geomorfologi dapat diberi
pengertian sebagai ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk permukaan bumi.
Geomorfologi tidak hanya mempelajari bentuk-bentuk permukaan bumi, tetapi
juga gaya dan proses-proses yang mengakibatkan bentuk-bentuk demikian,
serta perkembangan proses dari bentuk-bentuk tersebut.
Ada

sembilan

aspek

yang

perlu

dipahami

dalam

memperlajari

Geomorfologi (Thornbury, 1954), yaitu :


1. Proses-proses fisika yang sama dan hukum-hukum yang bekerja sekarang,
juga telah bekerja sejak jaman dahulu sepanjang jaman geologi, meskipun
dengan intensitas yang tidak sama. Dasar konsep ini adalah hukum
uniformitarianism: the present is the key to the past (J. Hutton, 1785)
2. Struktur geologi adalah faktor dominan yang mengontrol evolusi bentukbentuk permukaan bumi dan struktur geologi tersebut tercermin dalam
bentuk lahan. Struktur geologi yang dimaksud adalah:
a) Lipatan, sesar, kekar, bidang perlapisan, ketidakselarasan, dan
kekerasan batuan.
b) Segala sifat yang memberikan perbedaan bentuk erosi.
3. Proses Geomorfologi meninggalkan bekas tertentu pada bentuk lahan dan
setiap proses geomorfologi yang bekerja meninggalkan karakteristik
tertentu pada masing-masing perkembangannya.
4. Karena perbedaan tenaga erosi yang bekerja pada permukaan bumi, maka
dihasilkan urutan bentuk lahan yang mempunyai karakteristik tertentu pada
masing-masing tahap perkembangannya.
5. Evolusi Geomorfik yang kompleks lebih umum dibandingkan dengan
evolusi geomorfik yang sederhana. (Complexity of geomorphic evolution is
more common than simplicity.)
6. Sebagian kecil bentukan di permukaan bumi lebih tua dari Tersier dan
sebagian besar lebih muda dari Pleistosen. (Little of the earths topography
is older than Tertiary and most of it no older than Pleistocene)

Membuat Peta Geomorfologi


2

7. Suatu interpretasi yang baik dari bentuk lahan saat ini tidak mungkin
dilakukan tanpa memperhitungkan pengaruh-pengaruh pada perubahanperubahan geologi dan iklim di masa lampau.
8. Suatu pengetahuan tentang keadaan iklim di seluruh dunia perlu untuk
memahami

perbedaan

pengaruh

geomorfologi.
9. Geomorfologi terutama menyelidiki
penggunaan

geomorfologi secara

bermacam-macam

proses-proses

bentang alam masa kini, tetapi


maksimal adalah merekonstruksi

bentang alam masa lampau.


II. ASPEK - ASPEK GEOMORFOLOGI
Peta geomorfologi memuat aspek-aspek yang dihasilkan dari sistem
survei

analitik

(diantaranya

morfologi

dan

morfogenesa)

dan

sintetik

(diantaranya proses geomorfologi, tanah /soil, tutupan lahan)


Aspek-aspek geomorfologi meliputi:
1.

Aspek morfologi:
a) Morfografi adalah suatu bentuk lahan yang dinyatakan dalam kualitatif
b) Morfometri adalah suatu bentuk lahan yang dinyatakan dalam
kuantitatif

2.

Aspek morfogenesis
Menyangkut asal usul dari bentuk lahan. Morfogenesis terkait dengan
tenaga dan proses geomorfologi
a) Morfostruktur aktif : proses dinamika endogen
b) Morfostruktur pasif: tipe dan struktur litologi dan kaitannya dengan
pelapukan dan erosi
c) Morfodinamik: proses dinamika eksogen dengan kaitannya dengan
aktivitas air, angin, es, gerak masabatuan, dan vulkanisme

3. Aspek morfoklonologis
Membahas tentang urutan kejadian suatu lahan yang diwujudkan dalam
bentuk peta
4. Aspek morfosiasi/morfoaransemen
Membahas tentang urutan kejadian antara satu bentuk lahan dengan
bentuk lahan yang lain.
III. PERSEPSI TENTANG PEMETAAN GEOMORFOLOGI
Ada berbagai persepsi tentang pemetaan geomorfologi:
1. Peta geomorfologi pada hakekatnya adalah suatu gambaran dari suatu
bentang alam (landscape) yang merekam proses-proses geologi yang

Membuat Peta Geomorfologi


3

terjadi di permukaan bumi. Pada peta satuan geomorfologi sungai (fluvial),


proses-proses geologi seperti erosi dan pengendapan sedimen termasuk di
dalamnya.
2. Peta geomorfologi didefinisikan sebagai peta yang menggambarkan bentuk
lahan, genesa beserta proses yang mempengaruhinya dalam berbagai
skala.
3. Peta geomorfologi menggambarkan aspek-aspek utama lahan atau terain,
disajikan dalam bentuk symbol huruf dan angka, warna, polagaris, dan hal
itu bergantung pada tingkat kepentingan masing-masing aspek.
4. Peta geomorfologi memuat aspek-aspek yang dihasilkan dari sistem survei
analitik (di antaranya, morfologi dan morfogenesa) dan sintetik (di
antaranya proses geomorfologi, tanah/soil, tutupan lahan).
5. Pemetaan geomorfologi sangatlah penting untuk bisa mendeskripsikan
secara genetis bentuk suatu lahan dan proses-proses yang terjadi di masa
lalu maupun masa sekarang dan hubungannya dengan bentuk lahan dalam
susunan keruangan (Van Zuidam, 1979). Hal ini dimaksudkan agar
pembangunan dan pengembangan suatu wilayah dapat berjalan secara
efektif dan efisien sesuai dengan syarat-syarat kelestarian lingkungan
(Dibyosuprapto,

2001).

Pemetaan

geomorfologi

sudah

banyak

dikembangkan selaras dengan tujuan penelitian yang dilakukannya, tetapi


masih banyak terjadi kerancuan, khususnya pemahaman geomorfologi
untuk tujuan pemetaan geologi.
IV. KLASIFIKASI SATUAN PETA GEOMORFOLOGI
Acuan pembagian Klasifikasi Bentangalam ini akan mengikuti beberapa
kriteria di bawah ini:
1. Secara umum dibagi berdasarkan satuan bentang alam yang dibentuk
akibat proses-proses endogen/ struktur geologi (pegunungan lipatan,
pegunungan plateau/ lapisan datar, Pegunungan Sesar, dan gunungapi)
dan proses-proses eksogen (pegunungan karst, dataran sungai dan danau,
dataran pantai, delta, dan laut, gurun, dan glasial), yang kemudian dibagi
ke dalam satuan bentuk muka bumi lebih detil yang dipengaruhi oleh
proses-proses eksogen.
2. Dalam satuan pegunungan akibat proses endogen, termasuk di dalamnya
adalah lembah dan dataran yang bisa dibentuk baik oleh proses endogen
maupun oleh proses eksogen.
3. Pembagian lembah dan bukit adalah batas atau titik belok dari bentuk
gelombang sinusoidal ideal. Di alam, batas lembah dicirikan oleh tekuk

Membuat Peta Geomorfologi


4

lereng yang umumnya merupakan titik-titik tertinggi endapan koluvial


dan/atau aluvial.
4. Penamaan satuan paling sedikit mengikuti prinsip tiga kata, atau paling
banyak empat kata bila ada kekhususan; terdiri dari bentuk / geometri /
morfologi, genesa morfologis (prosesproses endogen eksogen), dan
nama geografis. Contoh: Lembah Antiklin Welaran, Punggungan Sinklin
Paras, Perbukitan Bancuh Seboro, Dataran Banjir Lokulo; Bukit Jenjang
Volkanik Selacau, Kerucut Gunungapi Guntur, Punggungan Aliran Lava
Guntur, Kubah Lava Merapi, Perbukitan Dinding Kaldera Maninjau,
Perbukitan Menara Karst Maros, Dataran Teras Bengawan Solo, Dataran
Teras Terumbu Cilauteureun, dsb.
5. Klasifikasi Bentuk Bentangalam menurut (Brahmantyo,B.,1992) terlihat
dalam gambar dibawah ini.

Membuat Peta Geomorfologi


5

V.

PENYAJIAN

PETA

GEOMORFOLOGI
Peta

geomorfologi

disusun

berdasarkan

hasil

interpretasi

citra

penginderaan jauh danpengamatan/penelitian lapangan yang disajikan dalam


bentuk gambar, melalui proseskartografi. Keterangan peta ditulis dalam bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris.
Penyiapan Peta

Membuat Peta Geomorfologi


6

Pada tahap penyusunan peta geomorfologi, semua unsur yang menjadi


persyaratan dalampembuatan peta harus dimasukkan dan disesuaikan dengan
ketersediaan ruang pada lembar peta.
Sumber Data
Sumber

data

yang

diperlukan

dalam

pelaksanaan

pembuatan

peta

geomorfologi, di antaranya: peta rupabumi, foto udara, citra satelit dan lain-lain.
Peta rupabumi yang digunakan mengacu pada sistem penomoran lembar peta
Bakosurtanal.
Sistem Referensi Koordinat
Sistem referensi koordinat peta geomorfologi mengacu kepada sistem referensi
geodetik nasional yang ditetapkan oleh Bakosurtenal, berdasarkan peraturan
yang berlaku.
Ukuran lembar peta
Batas ukuran dan luas lembar peta ditentukan berdasarkan koordinat, untuk
skala1:250.000 adalah 1,5 x 1 derajat, 1:100.000 adalah 30 x 30 menit,
1:50.000 adalah 15 x15 menit, sedangkan untuk skala 1:25.000 adalah 7,5 x
7,5 menit.
Pemerian geomorfologi
Unsur geomorfologi yang tercantum dalam peta geomorfologi meliputi satuan
geomorfologi (bentukan asal dan bentukan lahan), morfologi, jenis batuan,
proses geomorfologi,tanah/soil dan tutupan lahan.
Penyajian peta
Penyajian peta disusun menurut bagan tata letak sesuai Gambar 1. Perubahan
tataletak dapat dilakukan selama proses pengkartografian, dengan ketentuan
petageomorfologi memuat:

Membuat Peta Geomorfologi


7

Gambar 1. Contoh tata letak peta geomorfologi


1) judul peta

8) skala peta

2) nama dan nomor lembar peta

9) cakupan foto udara/citra satelit

3) instansi penerbit/pimpinan

10) nama penyusun & tahun terbitan

instansi

11) daftar istilah toponimi

4) peta geomorfologi

12) penampang geomorfologi

5) garis penampang geomorfologi

13) perian satuan geomorfologi

(A-B-C)

14) simbol

6) peta lokasi daerah pemetaan

15) sumber data

7) lokasi indek lembar peta

16) nama penelaah/penyunting

Simbol
Simbol merupakan tanda yang dipergunakan untuk mengutarakan informasi
geomorfologi pada peta, berupa huruf dan angka, warna, garis dan corak.
Huruf dan angka
Huruf dan angka digunakan untuk menunjukkan satuan geomorfologi. Huruf
digunakan untuk menunjukkan bentukan asal dari satuan bentuk lahan. Angka
digunakan untuk menunjukkan jenis bentuk lahan pada masing-masing
bentukan asal.
Warna
Warna digunakan untuk membedakan satuan bentukan asal. Untuk masingmasing bentuk lahan diberi simbol warna gradasi dari tua ke muda sesuai
dengan warna dasar bentukan asal.
Garis
Garis digunakan untuk mengekspresikan elemen-elemen geomorfologi dan
batas satuan peta geomorfologi.

VI. MANFAAT/ KEGUNAAN PETA GEOMORFOLOGI


Dalam pemanfaatannya, geomorfologi dapat digunakan sebagai:
1. Survey dan pemetaan
Dalam survey dan pemetaan, ahli geomorfologi dapat membantu membuat
peta dalam hal penggambaran permukaan bumu pada peta. Dengan
adanya pengetahuan tentang karakteristik bentuk lahan dan akibat-akibat
variasi musiman serta perubahan dalam jangka berabad-abad dan lain
sebagainya akan memungkinkan pembuat peta menghasilkan peta yang
berkualitas baik.
2. Survey geologis tanah
Diantara ilmu-ilmu kebumian, geomorfologi posisinya berada diantara
geologi dan pedologi sehingga menjembatani keduanya. Ahli geologi dan
pedologi memperoleh banyak keuntungan dari informasi geomorfologis
terutama dalam hal pemetaan tematik yang berkaitan dengan aspek
geomorfologis

3. Survey hidrologis
Studi geomorfologi fluvial, morfometri dan analisis lingkungan secara
geomorfologis pada bacin-bacin aliran telah menjadi semakin penting.
Geomorfologi mempunyai hubungan yang erat dengan kondisi air
permukaan dan bawah tanah. Geomorfologi dapat membantu mencitrakan
dan menilai lingkungan tang memiliki sirkulasi-sirkulasi air sehingga dapat
membantu kerja ahli hidrologi dalam memahami keadaan dan membuat
keputusan yang tepat.
4. Survey vegetasi
Hubungan antara geomorfologi dan ilmu tetumbuhan bersifat saling
mendukung satu sama lain dalam pembuatan peta tematik. Vegetasi
merupakan parameter bentang lahan utama yang dapat diamati pada
bagian biotik. Sedangkan bentuk lahan sebagai bentang alam utama yang
dapat diamati pada bagian abiotik.
5. Proyek-proyek pembangunan
Untuk tujuan penilitian bagi pembangunan maka penting diperhatikan
bahwa setiap proses geomorfologis meninggalkan jejak yang karakteristik
pada bentuk lahan, sehingga memungkinkan untuk menelusuri proses apa
saja yang telah menyebabkannya. Dalam banyak kejadian, manusia
melalui banyak kegiatannya secara tidak langsung atau tidak sengaja telah
mengubah dan sering merusak lahan secara berulang-ulang. Relief
mempunyai peranan penting dalam mementukan posisi salauran irigasi dan
pola penggunaan lahan di daerah irigasi. Relief juga memainkan peran
penting dalam menetuka rute jalan raya yanga akan dibangun. Dalam
pembangunan jembatan, maka tiang penopang harus diletakkan pada
posisi yang tepat sesuai dengan kondisi geomorfologi yang ada.
Pemanfaatan studi geomorfologi yang lain adalah dalam pembangunan
pemukiman penduduk dan tempat-tempat industry, serta pembangunan
kawasan pantai.
6. Eksporasi minyak dan material pemukiman
Banyak ladang minyak ditemukan karena ekspresi topografi yang menarik
perhatian. Struktur antiklinal dengan igir-igir dan lembah-lembah yang
memusat biasanya merupakn tempat kedudukan ladang minyak. Demikian
halnya dengan struktur dome. Suatu metode baru untuk mengetahui
struktur geologi pada suatu wilayah dan akumulasi minyak adalah dengan
analisa drainase sebagaimana kenampakannya pada foto udara. Lokasi
mineral sering berhubungan dengan goemorfologis suatu wilayah. Dalam
penyelidikan hubungan antara mineral dengan relief diperlukan adanya

pemahaman tentang sejarah geomorfologi suatu wilayah. Beberapa


asosiasi mungkin lebih banyak berhubungan dengan kondisi relief
sebelumnya.
VII. STRATEGI PEMBUATAN PETA GEOMORFOLOGI
Untuk membuat peta geomorfologi, pertama harus bisa mengenali dan
mengidentifikasi kenampakan-kenampakan geologi pada peta topografi. Ada
dua cara dasar untuk belajar mengenal dan mengidentifikasi kenampakankenampakan geologi pada peta topografi. Cara pertama adalah dengan
mengamati dengan teliti dan detail terhadap bentuk-bentuk dari struktur geologi
yang

digambarkan

dalam

bentuk-bentuk

kontur

pada

peta

topografi.

Gambaran/ ilustrasi dari bentuk-bentuk semacam ini disebut sebagai kunci


untuk mengenal dan mengidentifikasi kenampakan geologi. Cara kedua adalah
melalui

metoda praktek dan pelatihan sehingga memiliki kemampuan

melakukan deduksi dalam mengidentifikasi dan memaknakan kenampakankenampakan geologi melalui kajian dengan berbagai kriteria. Cara kedua ini
diyakini sangat dibutuhkan dalam melakukan interpretasi. Kemudian untuk
membuat peta geomorfologi, dapat dilakukan dengan metode di topik
berikutnya.

VIII. METODE PEMBUATAN PETA GEOMORFOLOGI


Metode pembuatan peta geomorfologi pada tahap interpretasi peta topografi
dan foto udara dilakukan di studio pemetaan dengan kegiatan yang dilakukan
antara lain :
1. Batasi puncak - puncak punggungan yang bertindak sebagai batas
pemisah aliran (water devided area)
2. Gambar pola aliran pada peta topografi dan / atau foto udara, pada setiap
lekukan garis kontur atau lekukan lembah pada foto udara.
3. Batasi pola aliran pada suatu perbukitan / punggungan mulai dari puncak
punggungan yang bertindak sebagai batas pemisah aliran sampai ke titik
akhir pengaliran. Bandingkan dengan pola aliran yang telah dibakukan
seperti pada gambar 7 dan 8
4. Nyatakan aspek geologi yang berkembang berdasarkan pola aliran
tersebut.
5. Aspek geologi yang tercermin melalui pola aliran merupakan unsur
genetikan suatu bentuk lahan.

6. Klasifikasikan bentuklahan secara morfografi (perbukitan atau pedataran)


yang tampak pada peta topografi dengan ciri perbedaan garis kontur dan
kondisi pola aliran yang menyatakan aspek genetika, sehingga dapat
ditentukan nama satuan geomorfologi.
7. Perhatikan kerapatan kontur, karena kerapatan kontur akan mencerminkan
kecuraman lereng, sehingga memiliki arti bahwa lereng yang curam dan
menerus dapat diperkirakan sebagai sesar yang berkembang di daerah
tersebut, sedangkan perbedaan kerapatan kontur lainnya dapat digunakan
untuk membedakan jenis batuan.
8. Perhatikan kerapatan pola aliran, karena kerpatan pola aliran akan
mencerminkan janis batuan yang tahan terhadap erosi atau mudah
tererosi., sehingga dapat disimpulkan bahwa batuan yang mudah tererosi
merupakan jnis batuan yang lunak, sedangkan batuan yang tahan terhadap
erosi merupakan jenis batuan yang keras.
9. Jika telah dibuat klasifikasi dengan dukungan unsur - unsur geomorfologi,
maka kelas lahan yang memiliki kesamaan dijadikan satuan geomorfologi.
IX. KETERKAITAN PETA GEOMORFOLOGI DALAM EKSPLORASI GEOFISIKA
Berikut keterkaitan peta geomorfologi dengan eksplorasi geofisika:
1. Kaitan antara sumber daya mineral dengan morfologi dapat dikenali
jejaknya pada foto udara, antara lain adalah sebagai berikut:
a) Endapan pasir yang mengandung emas, biasanya terdapat dalam
endapan teras alluvial
b) Hasil-hasil pelapukan seperti bauksit dan kaolin biasanya terdapat
pada level2 planasit tua.
c) Endapan gambut dan garam biasanya terdapat pada basin-basin
d) Endapan yang berkaitan dengan patahan dan pengayaan, misalnya
berupa aspal dan besi.
e) Endapan berkaitan dengan gejala vulkanik, misalnya blerang.
f) Dike dan diatrema yang berkaitan dengan pengayaan, mineral yang
biasa dijumpai misalnya berupa intan.
g) Endapan yang tidak terpadatkan berupa fragmen-fragmen batuan
seperti lempung, pasir, lumpur, kerikil, dan fragmen lainnya yang
lebih besar dapat di jumpai sebagai endapan-endapan : alluvial,
lingkungan marine, glacial, pengaruh gaya berat, sisa, dan buatan
manusia.
2. Dengan mengetahui morfologi
dalam

melakukan

suatu wilayah,

perencanaan

baik

akan mempermudah

transportasi,

akomodasi,

kelistrikan, perencaan titik eksplorasi dengan metode geofisika yang


akan digunakan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.

2014.

http://lingkarankata.blogspot.co.id/2014/12/konsep-dasar-

geomorfologi-thornburry.html
Anonim.

2013.

http://abekabek.blogspot.co.id/2013/03/aspek-geomorfologi-

karmono.html
Anonim.

2012.

http://esuktangi.blogspot.co.id/2012/06/konsep-dasar-

geomorfologi.html
Anonim.

2012.

http://pinterdw.blogspot.co.id/2012/03/simbol-pemetaan-

geomorfologi.html
Anonim.

2012.

http://mysiwonest.blogspot.co.id/2012/10/aspek-

geomorfologi.html
Anonim. 2011. http://www.docstoc.com/docs/43309502/Bab-5-Geomorfologi
Anonim. 2010. https://dannbuea.wordpress.com/2010/11/27/geomorfologi/
Anonim. https://lasonearth.wordpress.com/geology/geomorfologi/
Hertanto, HendrikBoby. 2011.http://geoenviron.blogspot.co.id/2011/12/konsepdasar-geomorfologi.html

Вам также может понравиться