Вы находитесь на странице: 1из 87

HIGIENE SUSU

BAGIAN KESMAVET FKH UGM


2010

HIGIENE SUSU

Fisiologi Laktasi
Anatomi Kelenjar Ambing
Sirkulasi Darah dan Limfe dalam Ambing
Pembentukan Susu
Pengeluaran Susu

Fisiologi Laktasi
Kel. Ambing berfungsi untuk memberikan
makanan bagi bayinya

GLANDULA
MAMAE

Fisiologi Laktasi

Aspek anatomi kelenjar mamaria


Kontrol mamogenesis.
Kolostrum
Laktogenesis
Sekresi susu

Fisiologi Laktasi
Aspek anatomi kel. mamaria
Sel-sel sekresi susu dari kel. mamaria
berkembang melalui proliferasi epitelium ke
dalam struktur yg disebut alveoli
Susu sebagian besar terakumulasikan
sebelum diperah atau disusui, disimpan di
dalam alveoli --- sisterna
Sistem suspensori dalam ambing
memungkinkan jumlah besar susu yang bisa
dimuat di ambing

Anatomi Kelenjar Ambing


Ambing sapi perah terdiri 4
kelenjar mamaria yang
tergabung menjadi satu.
Ambing merupakan kelenjar
kulit yang berambut kecuali
putingnya.
Ambing terpisah menjadi 2
bagian kiri dan kanan, oleh
lekuk intermamaria
(intermammary groove)
Ambing tersusun atas
sekumpulan jaringan
sekretori

Pemisahan kel. ambing-kuarter


Ligamentum
suspensorium

40%
60%
Kuarter depan

40-45%

Ligamentum
suspensorium
lateralis

Kuarter belakang
55-60%

Lamina dari
Lig.susp lat.

Struktur kel. mamaria


Berat

ambing mencapai 7 - 165 pounds (3.18 74,84 kg)

Bisa menampung kurang lebih sampai 36 kg susu


Melekat dengan baik pada dinding abdominal depan &
samping
3 struktur penyangga utama:
- kulit
- ligamentum suspensorium medialis
- ligamentum suspensorium lateralis
intermammary groove terbentuk saat pertemuan
ligamentum suspensorium medialis dengan ligamentum
suspensoria lateralis.

Fig 29-3. An illustrated view of the ligaments that


permit udder suspension (Courtesy of Iowa State
University)

Penyangga kel.mamaria
Ligamentum
suspensorium
medialis

Anatomi internal
Sisterna kanal /Streak canal/ Duktus papilaris
Fungsinya untuk menjaga susu dalam ambing dan
mencegah masuknya bakteri ke dlm ambing

Sisterna puting/Teat cistern


Duct in teat with capacity of 30-45 milliliters
Separated from streak canal by folds of tissue called
roset Frstenberg/ Frstenbergs rosettes

Sisterna Kelenjar /Gland cistern


Separated from teat cistern by the cricoid fold
Holds up to 400 milliliters of milk
Collecting area for the mammary ducts

From this branches the mammary ducts

Struktur kel. mamaria


Sistem Support = Stroma (connective
tissue)
Glandular; jar. sekresi = Parenchyma
Alveoli- secreting sel2 epithelial
Sistem Ductus pembatas
Lobulus & lobus- klaster jaringan alveolar

disangga oleh jaringan ikat

Alveoli dan sistem ductus


Alveoli adalah unit dasar penghasil susu
Stuktur bulat kecil dengan lubang di tengah
Dibatasi oleh sel2 epitel yg mensekresi susu

Tiap inchi-kubik dr jar. ambing mengandung 106 alveoli


Tiap alveoli dikelilingi oleh ikatan kapiler & sel2 myoepithel
Kontraksi sel myoepithel

stimulasi milk ejection

Kelompok alveoli empty into sebuah saluranmembentuk unit


yg disebut lobuli
Beberapa lobuli membentuk lobus
Duktus dr lobus bermuara di galatophore,

sisterna kel/r.ambing

Ductus menyediakan area penyimpan susu dan bisa sbg alat


transportasi keluarnya susu:
- Dibatasi oleh 2 lapis epithelium
- Sel2 Myoepithel tersusun pd pola longitudinal
Jika memendek akan meningkatkan fasilitas aliran susu

Alveoli dan sistem duktus

Produk alveolar
Alveolus:
unit sekretorik dasar; dibatasi oleh sel2
epithelial dengan sintesa dan/atau sekresi:
lipid - trigliserida & asam lemak bebas
protein - kasein
laktosa - disakarida
mineral& vitamin - Ca, P, K; Vits. A, B, C, D
air

Struktur alveolar
komponen alveolar & fungsi
sel epithelial sintesa susu &
sekresi
lumen penampung komponen
susu & air
sel myoepithelial milk
ejection
membran dasar
transfer selektif
ductus terminalis transpor
susu keluar dr alveoli
sistem kapiler suplai
prekursor susu & mengangkut
hormon

Fungsi sel mamaria


Sintesa komponen susu alveolar:
RER > lipid, kasein
Golgi apparatus > laktosa
(juga packages laktosa,
kasein, mineral, air)

Sirkulasi Darah dan Limfe


1 galon susu memerlukan 400 galon darah utk
melewati ambing
Rasio mungkin meningkat pada produksi yang
rendah

Darah masuk ke ambing via arteri pudic


eksternalis
Darah keluar ambing melalui vena ; pd dasarnya
dpt melalui 2 rute:
Via vena pudic eksternalis
Via vena subcutaneous abdominalis

Fig 29-6. Blood flow to and from the mammary


gland determines milk producing capability of
the cow (Courtesy of Iowa State University)

Lingkar vena mamaria

Cranial Mammary
Vein

Mammary vessels

Sistem limfatik
Membantu mengatur keseimbangan cairan yg
berlebihan dlm ambing & infeksi
Cairan dikeringkan dari jaringan dan keluar dari
ambing:

Tekanan kapiler darah


Kontraksi otot sekeliling sistem limfatik
Valvula yg mencegah aliran balik limfe
Aksi mekanik pernafasan

Limfe mengalir dari ambing ductus thoracicus dan


masuk ke dalam sistem darah
Laju aliran limfe tergantung pd status fisiologi sapi

Function of the system lymphatic

Sistem limfatik
cairan masuk ke dlm sistem limfatik
melalui tempat yg terbuka ujung dan
pangkalnya disebut lacteals

Kontrol mamogenesis
Pengembangan awal kel. Mamaria
diprogram oleh mesenkim embrionik
Proliferasi sistem duktus mamaria dimulai
saat pubertas : duktus di bawah kontrol
estrogen, hormon pertumbuhan dan
steroid adrenal; alveoli di bawah kontrol
progesteron dan prolaktin

Kolostrum
Sekresi susu prepartum (tanpa dibuang)
akan berakibat pada pembentukan
kolostrum
Ingesti kolostrum
penting , sebab?
Limit waktu untuk absorbsi Ig lewat usus?
Konsentrasi lemak (terutama vit. A) dan
protein (kasein dan albumin)
Konsentrasi karbohidrat (laktosa)

Laktogenesis
Prolaktin, dihambat oleh dopamin dan
distimulasi oleh vasoaktif peptida intestinal
dan hormon pertumbuhan, merupakan
senter dari laktogenesis
Pembebasan lemak ke dalam susu dari
sel-sel alveoli mempengaruhi konstriksi
membran plasma mengelilingi droplet
lemak ; lemak terdispersikan ke dalam
susu dalam bentuk droplet

Protein susu dan laktosa dibebaskan dari sel-sel


alveoli oleh proses eksositosis
Pembebasan susu efisien memerlukan
pembebasan oksitosin yang menyebabkan
kontraksi sel-sel otot yang mengelilingi alveoli
(myoepitel sel) dan perpindahan susu ke dalam
duktus alveolus dan sisterna kelenjar
Cadangan karbohidrat pada pedet yang terlahir
tunggal atau kembar twin, tp pada yg lahir
dalam litter

Bagaimana susu diproduksi


Aliran
darah
Lumen
alveolus

Sel epitel
Sel
muskularis

Droplet
susu

Alveolus mamaria

Pengeluaran Susu
Bila ambing dirangsang:
Impuls saraf lewat melalui cauda spinalis menuju
ke otak
Impuls saraf di otak merangsang kel.pituitaria
posterior untuk melepaskan hormon oksitosin
melalui aliran darah hormon oksitosin menuju
ke sel-sel yg menyelubungi alveoli
myoepitel berkontraksi dan menyebabkan air susu
masuk ke dlm sisterna ambing
kegaduhan dan rasa nyeri akan menyebabkan
dikeluarkannya hormon epinefrin; hormon ini
menghambat kerja oksitosin

KARAKTER SUSU
A. Pengertian susu
B. Sifat fisik dan kimia
C. Komposisi susu berbagai spesies
ternak
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi
komposisi susu

A.Pengertian Susu
Susu adalah cairan hasil pemerahan yang
sempurna dari ambing sapi yang sehat
(Anonimus, 1914).
Susu adalah sekresi yang dikeluarkan oleh
kelenjar ambing hewan mamalia yang berfungsi
untuk memberi makan anaknya. Susu harus
mengandung semua bahan-bahan makanan,
mineral dan vitamin dalam keadaan dan jumlah
yang sesuai untuk pertumbuhan anaknya.

susu adl susu sapi meliputi susu murni,


susu segar, susu pasteurisasi dan susu
sterilisasi(no17/Kpts/DPJ/Deptan/1983)

B. Sifat fisik dan kimia susu


Sifat fisik
Sifat pembentukan krim
Warna
Bau dan rasa
Kekentalan (viskositas)
Berat jenis
Titik beku
Titik didih
Keasaman (pH)

Sifat pembentukan krim (= kepala susu)

Bila susu dibiarkan terus menerus waktu dipanaskan,


akan terlihat selapis krim / kepala susu di permukaan
susu krn butir2 lemak mengapung ke atas. Butir2
lemak yg lebih besar lebih cepat mengapung ke
permukaan.
Waktu yg dibutuhkan krim untuk mengapung ke
permukaan dan tebal lapisan krim tergantung dari 3
faktor:
1. Jumlah lemak
2. Diameter butir-butir lemak
3. Lamanya pemanasan susu

Air susu yg dipasteurisasikan selama 15


detik pd suhu 77oC mempunyai lapisan
krim yg sedikit lebih rendah dan kurang
jelas.
Jika dipanaskan 75oC akan kehilangan
sifat krim.
Homogenasi juga akan merusak sifat2
pembentukan krim.

Warna
Warna susu antara putih kebiru-biruan s/d
kuning keemasan tergantung pd bangsa
sapi, pakan, jumlah lemak dan bahan
padat yg terdapat dlm susu. Dalam jumlah
banyak susu keseluruhan tampak keruh
dan dalam lapisan tipis saja tampak
transparan tembus cahaya.
Susu yg diambil/diturunkan kadar
lemaknya akan tampak kebiruan.

Warna putih susu, karena dispersi/refraksi


/pemantulan cahaya oleh butir2 lemak, kalsium
kaseinat, kalsium fosfat.
Warna kuning susu karena substansi yg
memberikan warna kekuning-kuningan yaitu
karoten yg terdapat dlm tanaman hijauan.Warna
susu sapi Jersey lebih kuning dibandingkan
susu sapi Holstein dan Ayrshire

Bau dan rasa


Susu murni rasa sedikit manis, sedikit
berbau sapi.
Jika berbau asam, rasa asam atau agak
asin atau pahit, tidak baik untuk
konsumsi.

Kekentalan (Viskositas)
Susu lebih kental daripada air. Yang
menyebabkan adalah protein dan lemak,
oleh karena itu susu penuh (full cream)
lebih kental daripada susu skim yg tidak
mengandung lemak .
Susu dingin lebih padat/kental daripada
susu sehabis diperah.

Berat jenis
BJ berkisar antara 1,0270 - 1,0350 , 20 oC
Variasi Bj krn perbedaan kadar lemak &
berat kering (BKTL) dlm susu
Lambat laun BJ meningkat dari saat
pemerahan dan akan mencapai
maksimum sampai 12 jam setelah
pemerahan
Kenaikan BJ terjadi pembebasan CO2 dan
gas N2 yg terdapat dalam susu segar

Titik beku dan titik didih


Air membeku pada 32oF (0oC), sedangkan susu pada
31,01oF (- 0,55oC).
Titik beku susu dipengaruhi oleh konstituen2 yg terlarut
di dalamnya terutama laktosa dan klorida.
Alat pengukur titik beku : Cryoscope Horvet.
Bahan yg larut dalam susu akan menurunkan titik didih,
Bahan yang tidak larut dalam air akan menaikkan titik
didih air.
Susu dengan bahan2 yg larut dalam air akan akan
mempunyai titik didih lebih tinggi daripada air murni
Titik didih air 100oC, titik didih susu 100,7oC

pH
Susu segar bersifat sedikit asam, mempunyai
pH antara 6,5 - 6,7 atau 6,85 1,35o SH.
Kolostrum agak lebih asam dari pada susu
normal, tetapi menjadi normal dalam 5 hari
setelah beranak dan tetap konstan dari sebagian
besar periode laktasi.
Pd akhir laktasi, umumnya pH meningkat s/d
6,8. Biasanya pd kondisi ini akan menjadikan
abnormal dan memberikan petunjuk bahwa sapi
menderita mastitis.

Tabel 1. Beberapa parameter fisik susu sapi


Tekanan osmotik

700 atm

Titik beku

0,52 -0,54oC

pH

6,6 6,7

Aw

0,993

Berat Jenis

1,034 (g.cm-3)

Redoks potensial

0,25 volt

Indeks refraksi

1,3478

Tegangan permukaan

51 (dyn.cm-1)

Walstra & Jennes (1984), Wiesner (1985)

Sifat Kimia
Sifat kimia:
Reaksi amfoter
Spesifikasi tiap2 komponen susu
Reaksi amfoter:
kertas lakmus merah
kertas lakmus biru

biru
merah

Protein susu terdiri dari asam amino yg mempunyai


struktur kimia gugus amino yg bersifat basa dan
gugus karboksil yg bersifat asam shg bereaksi asam
basa pada pH normal susu.

C. Komposisi susu
Susu dibentuk di dlm kel. susu / ambing);
yaitu pd sel2 epitel (sel alveoli) yg memiliki
daya selektif utk memilih bahan2 dr dlm
darah yg dibutuhkan utk susu.
Sebagian bahan2 dr dlm darah disintesa di dlm
epitel (lemak, protein, laktosa) dan,
sebagian langsung diperoleh dari darah tanpa
diubah, hanya diatur konsentrasinya
(vit, mineral, sebagian protein).

Secara umum komposisi susu antar


hewan menyusui tidak berbeda, hanya
beberapa zat yg terkandung di dlmnya dpt
dibedakan dan mempunyai bentuk yg
khas yg sesuai dgn kebutuhan anak yg
baru dilahirkan.
Dalam susu sebagian bahan tersusun
alami. Selain itu ada bahan2 yg spesifik
ada dlm susu spt laktosa dan kasein.

Tabel 2. Komposisi dasar susu hewan dan manusia


Protein

Mineral

: Kasein
Whey protein
: Trigliserida yg terikat pd asam lemak
rantai pendek
: Laktosa (disakarida asal glukosa dan
galaktosa)
: terlarut dan atau terikat dengan protein

Vitamin

: terlarut

Air

: dengan konsentrasi berbeda

Lemak
Karbohidrat

Perubahan komposisi tergantung dari


pertumbuhan anak hewan.
pd anak hewan yg pertumbuhannya cepat,

maka kandungan protein dan mineral relatif


tinggi, tulangnya membutuhkan mineral
lebih banyak
Anak hewan yg pertumbuhannya lambat,
konsentrasi laktosa relatif tinggi dan
konsentrasi protein & mineral relatif rendah

Tabel 3. Hubungan antara perkembangan anak


hewan dengan komposisi susunan susu
Waktu (hari) yang diperlukan
sampai berat badan 2 x berat
lahir
Manusia 180
Kuda
60
Sapi
47
Kambing 19
Domba
18
Babi
18
Anjing
8
Kucing
97

Prosentase bahan-2
dalam susu
Protein Laktosa Mineral
0,9
7,1
0,2
2,5
6,2
0,5
3,4
4,7
0,7
3,2
4,3
0,8
5,5
4,8
0,8
5,9
3,6
0,8
7,1
3,1
1,3
9,5
4,8
1,0

Pada hewan menyusui komposisi susu


juga tergantung pada:
ras
individu
pemeliharaan dan pakan
stadium laktasi

Air
Kandungan air dalam susu setiap jenis hewan
berbeda
Merupakan bagian terbanyak dalam susu dan
sebagai bahan pelarut untuk zat2 yg terkandung
dalam susu
Pd mgg I post partum, kandungan air dalam susu
sedikit meningkat dan pada akhir laktasi akan
turun kembali.
Penambahan air (pemalsuan) menyebabkan BJ,
dan pengurangan lemak menyebabkan BJ

Protein susu
Kasein:
protein susu yg utama (80% dr total protein)
dlm susu sbg: Kalsium-kasein, kalsium fosfat
kompleks dan terdapat sbg suspensi koloidal
dari partikel 2 kompleks yg disebut micell
terdiri dari campuran sedikitnya 3 komponen:
- alpha kasein (40-60% total protein)
- kasein (20-30% total protein)
- gamma kasein (3-7% total protein)

Kasein dipresipitasikan oleh:


a. Asam, shg kasein terlepas dari kalsium. Suhu
tinggi memerlukan sedikit asam untuk
mengkoagulasikan kasein, sebaliknya bila asam
lebih banyak diperlukan pemanasan/suhu lebih
rendah.
a. Alkohol, bekerja sbg agen yg membebaskan air
(dehydrating agent) dari kasein dan
menyebabkan pengendapan kasein.
Yg diendapkan adl: kalsium kaseinat yg
berbentuk sama spt yg berada dlm susu.

a. Rennet: ekstrak rennet, suatu cairan yg


mengandung ensim renin yg diperoleh dr
lambung pedet. Penambahan renin akan
terbentuk parakasein atau kalsium
parakaseinat.
b. Logam-logam berat, spt merkuri, perak, Pb,
Cu, Zn, aluminium dan Fe akan
mengendapkan kasein.

Kasein bersifat amfoter, yaitu bereaksi asam dan


basa, krn protein memiliki gugus amino (NH2) yg
bersifat basa dan gugus karboksil (COOH) yg
bersifat asam.
Pada titik isoelektris; yaitu jumlah ion (+) dan ion
(- ) = pH 4,7, maka kasein dapat diendapkan
dengan mudah dari susu.
Bila susu segar dgn pH 6,6 dibiarkan asam dgn pH
4,7, muatan listrik akan menjadi 0, dan susu
mengalami pembekuan (curdling)
kasein
terbebas dari garam2 anorganik yg mengikat

Whey Protein (serum protein): 20% total


cairan yg tertinggal setelah kasein
diendapkan dgn penambahan ensim (renin,
chymosin)
terdiri dari
50% -laktoglobulin
12% -laktoalbumin
serum albumin
imunoglobulin (langsung dari darah tanpa
diubah)
minor protein
ensim

Sifat : tidak stabil. Mudah mengendap


dengan pemanasan (suhu pasteurisasi,
UHT dan sterilisasi).
NPN (Non Protein Nitrogen)
Dalam susu merupakan produk akhir dari
pertukaran N dalam susu.
Kandungan NPN dala susu erat hubungannya
dengan pakan

Lemak
Struktur kimia sangat heterogen 98%
lemak dalam susu adalah trigliserida,
hanya sebagian yang : monosakarida,
asam lemak bebas, fosfolipid, cerebrosid,
ganglion , kolesterol dsb.
Jumlah kandungan lemak dalam susu:
3-6 6,1 %

Bila satu tetes susu diperiksa dengan


mikroskop dgn perbesaran lemah, tampak
butir2 lemak banyak sekali dengan
berbagai ukuran. Membran haptogen
berfungsi untuk melindungi butiran lemak
sehingga tidak terjadi perlekatan dan
penggumpalan.
Pengadukan/pengocokan seperti pada
churning menyebabkan membran pecah
dan butir-2 lemak saling berlekatan dan
menggumpal menjadi mentega.

Trigliserida: 1 molekul gliserol yg


bersenyawa dgn 3 molekul asam
lemak
Lemak susu mengandung:
as. butirat as. miristat
as. kaproat as. palmitat
as. kaprilat as. stearat

as. kaprat
as. Laurat
as. oleat

Lemak
Contoh lemak susu:
C3H5(OH)3 + 3 C3H7COOH
Gliserol

As.butirat

C3H5(OH)3 + 3 C3H7COOH
Gliserol

As.oleat

C3H5 (C3H7COO)3 +H2O


Butirin

Air

C3H5 (C17H33COO)3 +H2O


Olein

Air

Dalam susu terdapat 64 asam


lemak:
23 asam lemak jenuh (saturated acids)
41 asam lemak tidak jenuh (unsaturated
acids)

2 kelompok asam lemak susu:


Asam lemak volatil
Asam lemak tidak volatil

Asam lemak volatil:


Asam lemak non volatil
1. As. Butirat (C=4)
6. As. Miristat (C=14)
2. As. Kaproat (C=6) 7. As. Palmitat (C=16)
3. As. Kaprilat (C= 8) 8. As. Stearat (C=!8)
4. As. Kaprat (C=10) 9. As. Oleat (C=18)
5. As. Laurat (C=12) 10. As. Linoleat (C=17)
1-4 : soluble acids, 5-10: insoluble acids
Semua asam lemak jenuh, kec. oleat &linoleat

Lemak2 yg berasal dari as. Lemak volatil


(mudah menguap):
Persenyawaannya agak kurang stabil
Mudah mengalami peruraian
(decomposed)
Menimbulkan bau tengik krn pembebasan
as.lemak terutama butirat pd mentega
Sabun: persenyawaan as. Lemak non volatil
(palmitat/stearat dgn sodium/potasium).

Asam lemak terbagi atas asam lemak


jenuh dan asam lemak tidak jenuh.
Lemak susu hewan pemamah biak
mengandung sedikit asam lemak tidak
jenuh
Pd musim panas, asam lemak tak jenuh >
shg bila susu dibuat mentega
konsistensinya lembek, lunak
Pd musim dingin, as.lemak tak jenuh <,
maka mentega yg dihasilkan lebih keras

lemak
Asam lemak yg menyusun lemak susu untuk
setiap jenis hewan dan manusia berbeda.
Konsentrasi oleat lebih tinggi dlm susu babi,
anjing dan manusia (ASI).
Asam lemak tak jenuh banyak ditemukan pd
susu kuda
Kelarutan lemak susu:
mudah larut: etil eter, karbon tetraklorida,
kloroform, atau bensin
Sedang: aseton
Sedikit: alkohol
Tidak larut: air

Cara penangan susu akan


berpengaruh pada butir lemak:
Bila susu didinginkan, maka fosfolipid,
xantinoksidase, ion Cu, dan protein (dlm
lemak) akan keluar dr butir lemak
Pd transprortasi butir lemak sering pecah
karena terjadi pengecilan butir2 lemak
Pd proses homogenisasi membran lemak
sering rusak dan mudah terjadi oksidasi
pada ikatan/rantai asam lemak tak jenuh,
sehingga timbul bau tengik.

Karbohidrat
Karbohidrat susu dikenal sebagai Laktosa
(4 galactosyl 1-glucose)
Persentase dalam susu: 4,6 5%, pd
primata 10%
Mrpkn sumber energi utama utk anak
hewan
Merangsang pertumbuhan sel otak
Proses enzimatis pada laktosa relatif
berjalan perlahan

Laktosa bertanggung jawab terhadap


tekanan osmotis susu bersama-sama
bahan organis terlarut.
Laktosa bertanggung jawab terhadap
rangsangan pengeluaran hormon LSH
untuk merangsang pembentukan susu
penting untuk industri pengolahan susu
Rasa manis yg ditimbulkan kurang bila
dibandingkan sakarosa, glukosa, fruktosa

Laktosa hanya terdapat dlm susu.


Merupakan suatu disakarida yg tersusun
dari gula2 sederhana yaitu glukosa &
galaktosa.
Ada 2 bentuk : laktosa & laktosa
Dlm susu terdapat sbg larutan sejati &
mudah dicernakan sbg makanan
dihidrolisa menjadi glukosa dan
galaktosa oleh enzim intestinal (enzim
laktase =
galaktase)
Mudah difermentasikan oleh bakteri
dengan menghasilkan asam laktat yg
menyebabkan susu menjadi asam

Intoleransi terhadap karbohidrat susu


sapi/Laktosa intolerans
Reaksi tidak tahan terhadap laktosa dan
juga galaktosa disebabkan kekurangan
enzim galaktosidase (laktase) termasuk
galaktokinase

3 bentuk laktosa intoleran:

Laktosa intoleran kongenital, tdk


terbentuk laktase ( galaktosidase) sejak
lahir; jarang
Laktosa intoleran primer
Laktosa intoleran sekunder

Laktosa primer:
Sejak lahir membentuk enzim galaktase
sangat sedikit dan hanya dpt
menkonsumsi makanan yg tidak
mengandung laktosa
Banyak ditemukan disel.dunia, kec. pd
orang2 Eropa Tengah dan Utara.
Kasus ini banyak ditemukan pd kondisi
di mana anak2 yg setelah disapih, tidak
minum susu sampai dewasa atau sangat
jarang minum susu

Laktosa sekunder
Sering terlihat sbg bermacam-macam
gangguan usus stlh terjadi kerusakan
epitel usus.
Diagnosa laktosa intoleran:
Bila setelah melakukan uji standar
laktosa memperlihatkan gejala sakit
perut, diare, timpani
Uji standar laktosa: memakan 2 gr
laktosa/kg BB (anak2), 50 gr/kg BB
(dws)

Diagnosa kegagalan absorbsi laktosa


ditentukan setelah mengikuti uji
dosis standar laktosa, ditemukan
kenaikan maksimal gula darah
kurang dari 20 mg/100 ml.
Penderita laktosa intoleran tetap
dapat mengkonsumsi susu dengan
jalan memilih hasil olahan susu
fermentasi atau susu yang telah
mengalami ultrafiltrasi yang
mengandung laktosa sangat rendah

Mineral dan vitamin


Mineral
Mineral dlm susu ditemukan dlm bentuk garam tak
terlarut
Mineral yg relatif banyak ditemukan dalam susu: Ca,
Mg, Na, K, Ion fosfat, Cl, citrat
Bila pakan yg diberikan mengandung mineral yg
rendah, maka pd saat/batas tertentu maka mineral
akan dimobilisasikan dari jaringan tubuh, shg
kekurangan mineral dlm susu akan ditanggulangi
untuk waktu tertentu
kandungan mineral susu tergantung persediaan
mineral dlm tubuh hewan

batasan normal mineral dalam susu: 0,8-0,9%


mineral penting yg dikaitkan dgn bahan
makanan adah: Ca, fosfor
Ca dalam susu tidak hanya dlm jumlah tinggi tapi
lebih mudah diresorbsi oleh tubuh dibandingkan
dalam bahan makanan lain.
Dalam proses reabsorbsi Ca dari susu di dalam
tubuh hewan/manusia banyak dipengaruhi oleh
laktosa dan asam sitrat
Kandungan mineral yg sangat sedikit dlm susu
sapi :Fe
Sebaliknya pd ASI Fe cukup tinggi

Kandungan jodium dalam susu tergantung


di mana sapi diternakkan dan makanan
hijauan yg ditanam di daerah tsb. Jika
tanah mengandung jod sedikit, maka
kandungan jod dalam susu juga akan
rendah (contoh: daerah Pegunungan)

Vitamin
susu dan produk hasil olahannya banyak
mengandung vitamin spt: vit. A, B1, B2, B12 dan
asam pantotenat , akan tetapi susu sapi tidak
diharapkan menjadi sumber vit. C
kandungan vit.larut dalam lemak (A,D,E,K) sgt
tergantung dr pakan yg diberikan
Vit.yg termasuk B kompleks disintesa dlm
lambung, sheingga kehadirannya dalam susu tidak
tergantung sepenuhnya dari pakan yang diberikan

Vitamin A:
Terdiri dari carotin dan retinol
Susu sapi berwarna agak kekuningan
banyak karoten
Susu kambing lebih putih
tanpa karoten

hanya mengandung retinol

Vitamin C
sedikit ditemukan dalam susu sapi , tidak stabil, terutama
dalam pengolahan susu

D. Faktor2 yg mempengaruhi
komposisi susu
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Bangsa sapi
Individual
Umur
Masa laktasi
Waktu pemerahan
Variasi selama
pemerahan

1. Masa birahi dan


bunting
2. Lingkungan
3. Makanan
4. penyakit

Вам также может понравиться