Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
37
38
serta membiasakan diri untuk selalu mencuci peralatan sebelum dan sesudah
digunakan, membersihkan peralatan dan lantai setiap kali proses terhenti karena
istirahat atau proses selesai. Seharusnya dilakukan pencucian terlebih dahulu
terhadap peralatan sebelum digunakan untuk proses pengolahan.
Pengadaan bahan baku dilakukan pada pagi hari dan malam hari, dimana
harga teripang segar sangat murah perkilogramnya Rp 2.000/kg. Untuk sekali
produksi biasanya bahan baku yang digunakan mencapai 2 ton kalau sedang
musim, seperti pada awal bulan januari dan februari.
Kendala yang dihadapi dalam proses pengolahan kerupuk teripang ini adalah
pada musim penghujan yang dapat menghambat pengeringan teripang sehingga
dapat menurunkan produk kerupuk teripang, selain itu jika mesin kapal mengalami
masalah maka produksi pun menjadi terhambat, pasang surut air laut juga menjadi
faktor kendala produksi kerupuk teripang. Pada pengolahan kerupuk teripang ini
tidak menggunakan bumbu-bumbu atau bahan pengawet lainnya, rasa dari kerupuk
teripang adalah alami.
5.2.
Persiapan Alat
Pada proses pengolahan kerupuk teripang banyak alat yang perlu disiapkan,
adapun alat yang digunakan dalam proses pengolahan kerupuk teripang milik ibu
Sateni adalah sebagai berikut :
1. Pisau
Yaitu alat yang digunakan untuk memotong sebuah benda. Pisau terdiri dari
dua bagian utama, yaitu bilah pisau dan gagang atau pegangan pisau. Bilah pisau
terbuat dari logam pipih yang tepinya dibuat tajam, Tepi yang tajam ini disebut mata
pisau. Pegangan pisau umumnya berbentuk memanjang agar dapat digenggam
dengan tangan. Bentuk umum pisau mirip dengan pedang, bedanya adalah bahwa
39
bilah pedang lebih panjang daripada bilah pisau. Dalam proses pengolahan kerupuk
teripang, pisau ini digunakan pada proses penyiangan, pembelahan dan
pengambilan serabut.
Gambar 7. Pisau
Sumber : Data Primer (2014)
2. Timbangan
Timbangan berfungsi sebagai alat untuk mengukur berat bahan baku yang di
dalam proses pengolahan kerupuk teripang, mengkur berat kerupuk yang akan
dikemas. Alat ini terbuat dari besi dan aluminium.
bahan yang akan ditimbang ke dalam benda yang berbentuk seperti mangkok
kemudian amati hasil timbangan bahan.
Gambar 8. Timbangan
Sumber : Data Primer (2014)
3. Wajan
Alat yang digunakan untuk menggoreng, yang terbuat dari besi yang
stainless, berbentuk lingkaran cekung dan terdapat pegangan disamping kiri dan
kanannya. Pada proses pengolahan kerupuk teripang, wajan digunakan hanya untuk
menggoreng teripang dengan minyak goreng saja.
40
Gambar 9. Wajan
Sumber : Data Primer (2014)
4. Panci
Alat yang digunakan untuk merebus bahan mentah yang bertujuan untuk
mematangkan bahan tersebut . Alat ini terbuat dari alumunium yang berbentuk
lingkaran dengan ukuran lebar 70 cm dan tinggi 60 cm dan terdapat pegangan pada
samping kanan dan kirinya. Pada proses pengolahan kerupuk teripang alat ini
digunakan untuk merebus teripang yang berfungsi untuk mengeluarkan kadar air
didalamnya dan membuat teripang menjadi masak.
teripang, alat ini berfungsi sebagai tempat untuk merebus ataupun menggoreng
teripang.
41
5.3.
penyusunan
ikan
dalam
naya/besek,
penalian,
perebusan,
42
43
pisau yang terbuat dari bahan yang tidak mudah berkarat, tajam, dan runcing pada
ujungnya. Karena jika terjadi kesalahan pada pembelahan maka pada saat
pembalikan teripang susah untuk dibalik dan pada saat penggorengan teripang tidak
bisa mengembang. Proses pembelahan dapat dilihat pada Gambar 14 berikut :
44
45
sehingga masih tercium bau lumpur pada panci tersebut, hal ini bisa mempengaruhi
perebusan teripang pada tahap kedua. Proses perebusan I dapat dilihat pada
Gambar 16 berikut :
46
bagian perut untuk mengeluarkan seluruh organ bagian dalam. Cara mengeluarkan
isi perut dilakukan dengan menyayat bagian perutnya sepanjang
2 cm atau
menyisakan masing-masing 3 cm dari ujung kepala dan anus. Kemudian seluruh isi
perut dikeluarkan melalui lubang sayatan hingga bersih, hal ini bertujuan agar saat
proses pembalikan, teripang tidak sulit untuk dibalik. Selain itu tujuan dari
pembalikan teripang untuk mengeluarkan lendir dan membersihkan sisa-sisa
kotoran yang masih ada sekaligus menghilangkan lumpur yang masih menempel
pada tubuh teripang, dibersihkan kembali agar benar-benar bersih. Saat pembalikan
teripang harus dilakukan secara hati-hati agar tubuh teripang tidak rusak ataupun
bagian tengahnya tidak sobek terlalu besar sehingga jari yang digunakan untuk
membalik tubuh teripang tidak boleh terlalu masuk kedalam bagian tengah tubuh
teripang yang dibelah, cukup bagian ujung teripang dimasukan kedalam bagian
tengah yang sudah dibelah lalu ditekan dan terakhir diberi dorongan agar ujung
teripang tadi juga bisa keluar. Setelah proses pembalikan maka akan terlihat bahwa
teripang tersebut memiliki serabut, dimana serabut tersebut akan melalui proses
pada tahap selanjutnya, proses pembalikan teripang tidak ada dalam pendapat Kordi
(2010), yang menyatakan bahwa, setelah bagian dalam teripang dikeluarkan
kemudian teripang dikeringkan oleh panas matahari. Seperti yang terlihat pada
Gambar 17 berikut:
47
5.3.6. Pencucian II
Proses pencucian kedua ini dilakukan sama dengan pencucian pertama.
Hanya pada pencucian kedua diusahakan agar teripang benar-benar lebih bersih
dari kotoran dan lumpur yang menempel sehingga memudahkan dalam penjemuran
dan produk akhirnya pun dapat bersih, air yang digunakan untuk mencuci berasal
dari air sumur. Hal ini sesuai dengan pendapat Kordi (2010), yang menyatakan
bahwa air yang digunakan untuk pencucian harus bersih dan memenuhi
persyaratan. Teripang yang sudah dibalik tadi diletakkan pada keranjang yang
berlubang hal ini bertujuan agar kotoran dan lumpur dapat dikeluarkan melalui
lubang tersebut. Air yang digunakan telah disediakan dalam gentong fiber, air
tersebut berasal dari air sumur dan air ledeng. Proses pencuciannya dilakukan
pembilasan minimal lima kali tergantung dari banyaknya teripang yang akan direbus,
semakin banyak teripang maka proses pembilasan akan dilakukan lebih banyak lagi
hal ini karena teripang masih membawa lumpur yang banyak dan juga sisa
kotorannya, sehingga harus dicuci bersih. Proses pencucian II dapat dilihat pada
Gambar 18 berikut :
48
49
50
51
52
53
cukup tinggi, pada proses penggorengan ini dipengaruhi juga dengan tingkat lama
waktu penggorengan, biasanya suhu penggorengan yang dipakai adalah177oC
sampai 221oC. Apabila minyak sudah panas, kemudian teripang dimasukan kedalam
wajan, saat proses penggorengan teripang harus diaduk terus-menerus agar tidak
gosong sekaligus dibalik-balik agar warna yang dihasilkan pada akhir produk
merata. Apabila sudah mengembang dan matang dapat langsung diangkat dengan
menggunakan saringan atau serok. Tempat penggorengan dengan minyak tepat
berada dibelakang tempat pengemasan dan menghadap kearah utara, kondisi
tempat ini lantai bawahnya kotor dan kurang terawat. Seperti yang terlihat pada
Gambar 23 berikut:
54
Gambar 24 : Pengemasan
(Sumber : Data Primer, 2014)
5.4.
rumah tangga sekaligus pengawetan hasil perikanan. Kepedulian aspek sanitasi dan
higiene belum terlihat pada unit usaha kerupuk teripang milik Ibu Sateni.Hal ini dapat
dilihat dari kondisi yang ada di lapangan meliputi:
a. Penanganan Bahan Baku
Bahan baku tiba ditempat tanpa diberi hancuran es hanya diletakkan begitu
saja pada lantai. Sehingga hal ini dapat menyebabkan terjadinya kemunduran mutu.
Selain itu juga kondisi teripang selama pengangkutan dari nelayan sampai tiba
ditempat produksi sangat kotor. Kondisi tempat yang berupa rancak atau keranjang
terlihat kotor dan kondisi lantai juga tidak bersih. Hal ini merupakan salah satu
indikator tidak adanya penerapan sanitasi dan higiene. Tempat penanganan bahan
baku menghadap kearah timur dan berada dibelakang tempat penyimpanan teripang
pasir.
b. Pembelahan
Untuk pembelahan
kurang
memperhatikan
kebersihan
yaitu
teripang
diletakkan begitu saja pada lantai di tempat terbuka tanpa diberi alas, selain itu
karyawan yang bekerja untuk membelah teripang juga meggunakan alas kaki
sehingga teripang tersebut terinjak oleh para karyawan. Alat yang digunakan untuk
membelah yaitu pisau bekas dan sudah berkarat, hal ini bisa menjadi sumber
55
kontaminan masuk kedalam tubuh teripang. Selain itu para karyawan tidak
dilengkapi
dengan
sarung
tangan
saat
melakukan
pembelahan
sehingga
memungkinkan terjadinya kontaminasi seperti kucing, tikus, lalat serta hewan yang
lainnya.
c. Pencucian
Proses pencucian yang dilakukan pada usaha ini, sumber airnya berasal dari
air sumur dan air ledeng, tetapi pada tahap pencucian ini masih ada kekurangan
yaitu air yang digunakan tidak air dingin. Sehingga dalam pencucian masih
mengalami kemunduran mutu dan cepat sekali terkontaminasi oleh bakteri.
Sedangkan pencucian pada alat produksi maupun untuk tempat produksi sangat
tidak diperhatikan sehingga peralatan yang digunakan masih terdapat sisa-sisa
kotoran. Dalam hal ini kurang menerapkan sanitasi dan higienenya.
d. Perebusan
Proses perebusan ini dilakukan diruang produksi, panci yang digunakan hanya
dibersihkan sekedarnya dan sebelum proses perebusan dilakukan panci tidak dicuci
terlebih dahulu langsung digunakan untuk memasak. Ruang produksinyapun masih
terdapat sisa-sisa kotoran ataupun lumpur yang masih berceceran padahal tempat
untuk menampung teripang yang sudah direbus berada pada sekitar tempat
perebusan, hal ini bisa menyebabkan kontaminasi karena tempatnya tidak bersih
sekaligus alat yang digunakan tidak dicuci sebelum digunakan.
e. Pembalikan
Proses pembalikan teripang juga berada diruang terbuka dan diletakkan begitu
saja pada lantai selain itu para karyawan yang melakukan proses ini tidak mencuci
tangan terlebih dahulu sehingga banyak kontaminan yang bisa mempengaruhi hasil
akhir produk. Hal ini bisa menyebabkan kontaminasi karena tempatnya tidak bersih
selain itu tempat peletakan teripang yang sudah direbus berdekatan dengan tempat
penerimaan bahan baku yang masih terdapat lumpur dan sisa kotoran disekitarnya.
f. Pengambilan serabut
56
dengan
debu
yang
dibawa
oleh
angin
jadi
penempatan
57
bermutu tinggi dan setelah digunakan tidak lagi untuk menggoreng. Dan tempat
untuk penggorengan dengan pasir adalah tempat terbuka selain itu tempat antara
penggorengan dengan pasir dan minyak saling berdekatan dan berada pada satu
ruangan. Sehingga hal ini kurang memperhatikan sanitasi dan higiene, hal ini bisa
menyebabkan terjadinya kontaminasi dari luar.
i. Pengemasan
Pengemasan dilakukan pada ruangan terbuka, sehingga pada saat kerupuk
teripang dikemas akan memenungkinkan masuknya bakteri-bakteri dalam plastik.
Sehingga ketika disimpan akan timbul jamur didalam kemasan itu. Pada
pengemasan tidak menggunakan sarung tangan sehingga kemungkinan terjadinya
kontaminasi lebih besar.
5.5.
Pemasaran
Unit usaha milik Ibu Sateni terbilang cukup besar karena setiap 3 hari sekali
Ibu Sateni dapat memasarkan hasil produksinya dalam bentuk gorengan pasir,
daerah pemasaran hanya dijual didaerah sekitar kenjeran. Ibu Sateni bisa
menghasilkan 10kg/hari dalam bentuk sudah jadi kerupuk dengan harga jual
120rb/kg sedangkan harga serabut yang sudah masak dijual dengan harga
25rb/ons.
Biasanya
pembeli
mendatangi
tempat
produksi
dan
memesan
58
Gambar 24 : Pemasaran
(Sumber : Data Primer, 2014)