Вы находитесь на странице: 1из 22

KOLOID

Disusun oleh :

Febrian Hera Pratama


(16)
11 IPA 5

STANDAR KOMPETENSI
Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

5. Menjelaskan Sistem
dan sifat koloid serta
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari

5.1 Membuat berbagai


sistem kolid dengan
bahan-bahan yang ada
di seitarnya.
5.2 Mengelompokkan
sifat-sifat koloid dan
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.

SISTEM KOLOID

SIFAT-SIFAT KOLOID

PEMBUATAN SISTEM
KOLOID

SISTEM KOLOID

Sistem koloid terdiri atas fase


terdispersi dengan ukuran tertentu
dalam medium pendispersi. Zat yang
didispersikan disebut fase terdispersi,
sedangkan medium yang digunakan
untuk mendispersikan disebut
medium pendispersi.

PERBANDINGAN SIFAT LARUTAN,KOLOID, DAN SUSPENSI


LARUTAN
(DISPERSI MOLEKULER)

KOLOID
(DISPERSI KOLOID)

SUSPENSI
(DISPERSI KASAR)

Homogen

Secara makroskopis
bersifat homogen
tetapi heterogen jika
diamati dengan
mikroskop ultra

Heterogen

Partikel berdimensi
antar 1 nm 100 nm

Salah satu/semua
dimensi partikel > 100
nm

1 fase

2 fase

2 fase

Stabil

Pada umumnya stabil

Tidak stabil

Tidak dapat disaring

Tidak dapat disaring


kecuali dengan
penyaring ultra

Dapat disaring

Semua partikel
berdimensi < 1 nm

No

Jenis Koloid

Fase
terdispersi

Medium
Pendispersi

Contoh

Aerosol (padat)

Padat

Gas

Asap,debu

Sol

Padat

Cair

Agar agar

Sol padat

Padat

Padat

Kaca berwarna

Emulsi

Cair

Cair

Susu, santan,
krim, lotion

Aerosol (cair)

Cair

Gas

Kabut, awan

Emulsi padat

Cair

Padat

Keju, mentega,
mutiara

Buih / busa

Gas

Cair

Krim kocok,
Busa sabun

Busa padat

Gas

Padat

Karet busa, Batu


apung

AEROSOL
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas
disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut
aerosol padat; jika zat yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol
cair.
SOL
Sistem koloid dari partikel padat yang terdipersi dalam zat cair disebut
sol.
CONTOH SOL : air sungai (sungai dari lempung dalam air), sol sabun, sol
detergen, sol kanji, tinta tulis, dan cat.
EMULSI
Syarat terjadinya emulsi adalah kedua jenis zat cair itu tidak saling
melarutkan. Emulsi dapat digolongkan ke dalam 2 bagian, yaitu emulsi
minyak dalam air (M/A) atau emulsi air dalam minyak (A/M).
CONTOH M/A : santan, susu, lateks
CONTOH A/M : mayonaise, minyak bumi, dan minyak ikan
BUIH
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Buih
digunakan pada pengolahan biji logam dan pada alat pemadam
kebakaran. Zat- zat yang dapat memecah buih antara lain eter, isoamil,
dan alkohol.
GEL
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel.
Contoh : agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika.

SIFAT SIFAT KOLOID


1.

Efek tyndall

2.

Gerak Brown

3.

Elektroforesis

4.

Adsorbsi

5.

Koagulasi

6.

Koloid pelindung

7.

Dialisis

8.

Koloid Liofil & Koloid Liofob

SIFAT SIFAT KOLOID

EFEK TYNDAL

Efek Tyndall adalah efek


penghamburan cahaya oleh partikel
koloid shg tampak lintasan berkas
sinar tsb.

Gambar nyata

GERAK BROWN

adalah gerak
acak, gerak tidak
beraturan dari
partikel koloid
yang
menyebabkan
koloid tetap
stabil, homogen
dan tidak
mengendap.

ELEKTROFORESIS
Elektroforesis

: Gerakan partikel koloid


karena pengaruh medan listrik.
Manfaat :
Untuk menentukan muatan partikel
koloid
Untuk memproduksi barang industri dan
karet
Mengurangi pencemaran udara dengan
pengendap elektrostatika

SIFAT ADSORBSI
Sifat

adsorbsi : penyerapan terhadap


partikel atau ion atau senyawa yang lain
sehingga partikel koloid bermuatan.
Contoh :
Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena
permukaannya menyerap ion H+.

KOAGULASI
Koagulasi

adalah penggumpalan partikel


koloid sehingga membentuk endapan
karena kerusakan stabilitas sistem koloid
+

+
-

Fe(OH)2
+

KOLOID PELINDUNG
Koloid

pelindung : suatu koloid yang


ditambahkan pada koloid lain agar diperoleh
koloid yang stabil, tapi tidak menyebabkan
koagulasi karena melapisi partikel koloid
sehingga melindungi muatan koloid.

DIALISIS

Dialisis : proses penghilangan ion ion yang menganggu


kestabilan koloid dengan cara penyaringan
Contoh : proses pemisahan
hasil metabolisme dari darah oleh ginjal

Air keluar
dengan ion
Koloid
+ -

Ion- ion

Air
masuk

+
+
- +
+

KOLOID LOFIL DAN LIOFOB

Koloid liofil : Koloid yang partikel terdispersinya


menarik medium pendispersinya
Koloid liofob : koloid yang partikel terdispersinya
tidak menarik medium pendispersinya
Jika medium pendispersi berupa air maka disebut
koloid hidrofil dan koloid hidrofob

ak

PERBEDAAN SOL HIDROFIL DAN SOL HIDFROFOB


Sol

hidrofil

Efek tyndall lemah


Stabil
Bersifat reversibel
Terdiri atas zat organik
Mengadsorbsi mediumnya
Viskositas lebih besar dari
mediumnya
Dapat dibuat dengan
konsentrasi relatif besar
Tidak mudah digumpal
dengan penambahan
elektrolit
Ex : Sabun, agar2, kanji.

Elektrofore Adorbs Koagula

Sol

Hidrofob

Efek tyndall lebih jelas


Kurang stabil
Tidak reversibel
Terdiri dari zat anorganik
Tidak mengadsorbsi
mediumnya
Viskositas hampir sama
dengan medium
Hanya stabil pada
konsentrasi kecil
mudah digumpal dengan
penambahan elektrolit
Ex : Sol belerang, sol logam.

Koloid

Dialisi

selesai

Koloid Liofob &

PEMBUATAN KOLOID
Ukuran partikel koloid terletak antara partikel
sejati dan partikel suspensi. Oleh karena itu, sistem
koloid dapat dibuat dengan pengelompokkan
partikel larutan sejati atau menghaluskan bahan
dalam bentuk kasar kemudian didispersikan ke
dalam medium pendispersi.

Cara Kondensasi
Dengan cara kondensasi partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung menjadi partikel koloid.
Cara ini dapat dilakukan melalui reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi
rangkap, atau dengan pergantian pelarut.

a.

Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai
perubahan bilangan oksidasi
Contoh : Pembuatan sol belerang dari reaksi
antara hidrogen sulfida (H2S) dengan belerang
dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas
H2S ke dalam larutan SO2.
2H2S(g) + SO2(aq)

b.

2H2O(l) + 3S(koloid)

Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.
Contoh : Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis
FeCl3. Apabila ke dalam air mendidih
ditambahkan larutan FeCl3 akan terbentuk sol
Fe(OH)3.
FeCl3(aq) + 3H2O(l)
3HCl(aq)

Fe(OH)3(koloid) +

c.

Dekomposisi Rangkap
Contoh : Sol As2S3 dapat dibuat dari
reaksi antara larutan H3AsO3 dengan
larutan H2S.
2H3AsO3(aq) + 3H2S(aq)

As2S3(koloid)

+ 6H2O(l)

d. Pergantian Pelarut
Contoh : Apabila larutan jenuh
kalsium asetat dicampur dengan
alkohol akan terbentuk suatu koloid
berupa gel.

Cara Dispersi
Dengan cara dispersi, aprtikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara dispersi dapat dilakukan
secara mekanik, peptasi, atau dengan loncatan bunga listrik

a.

Cara Mekanik
Menurut cara ini butir-butir kasar digerus dengan
penggiling koloid sampai diperoleh tingkat
kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan
medium dispersi.
Contoh : Sol belerang dapat dibuat dengan
menggerus serbuk belerang bersama-sama dengan
suatu inert (seperti gula pasir), kemudian dicampur
b. Cara Peptisasi
dengan air.
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butirbutir kasar atau dari suatu endapan dengan
bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat
pemeptisasi memecahkan butir-butir kassar
menjadi butir-butir koloid.
c. Cara Busur Bredig
Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol+
sol logam. Logam yang akan dijadikan koloid
digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan
dalam medium dispersi, kemudian diberi loncatan
listrik di antara kedua ujungnya.

Es

Koloid Asosiasi
Berbagai jenis zat, seperti sabun dan detergen membentuk koloid. Molekul
sabun atau detergen terdiri atas bagian yang polar (kepala) dan bagian yang
nonpolar (ekor). Daya pengemulsi dari sabun dan detergen disebabkan gugus
nonpolar dari sabun akan menarik partikel kotoran (lemak) dari bahan cucian
kemudian mendispersikannya ke dalam air.

kai
n

kotoran

(a) Kotoran atau bercak lemak


pada bahan cucian

(b) Molekul sabun menarik


kotoran dengan gugus
nonpolarnya

(c) Kotoran mulai terangkat

(d) Kotoran didispersikan dalam


air

Вам также может понравиться