Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam struktur penerimaan Negara, penerimaan perpajakan mempunyai
peranan yang sangat strategis dan merupakan sumber utama penerimaan dalam
negeri
untuk
menopang
pembiayaan
penyelenggaraan
pemerintah
dan
dapat
maksimal,
seharusnya terutang. sehingga mengakibatkan lebih bayar pajak. Dalam kasus ini
membutuhkan prosedur panjang dalam proses pengembalian kelebihan pajak nya
(Restitusi).
Restitusi
merupakan
Prosedur
yang
disediakan
pemerintah
atas
Surakarta
B. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui mekanisme pengembalian kelebihan pembayaran
pajak (Restitusi) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta.
2. Untuk mengetahui kriteria-kriteria Wajib Pajak yang didahulukan
pengembalian pajak nya.
3. Untuk mengetahui dokumen apa saja yang diperlukan dalam
kelengkapan surat pengajuan permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak.
4. Untuk mengetahui permasalahan mengenai lebih bayar pajak.
C. Manfaat Masalah
a. Bagi Mahasiswa :
1. Mendapat ketrampilan untuk melaksanakan program kerja pada
Instansi.
2. Mendapat pengalaman nyata serta permasalahan yang dihadapi
dunia kerja.
3. Mengetahui secara mendalam mengenai perpajakan selain apa
yang telah diajarkan dalam kegiatan perkuliahan.
Kemudian
laporan
praktek
kerja
lapangan
dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pajak
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
1. Jenis Pajak
Pengolongan pajak berdasarkan lembaga pemungutannya di
Indonesia dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :
a. Pajak Pusat
Pajak pusat adalah pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah
Pusat yang dalam hal ini dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Segala pengadministrasian yang berkaitan dengan pajak Pusat akan
dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan
Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) dan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak.
Pajak-pajak Pusat yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak
meliputi :
1) Pajak Penghasilan (PPh)
2) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
3) Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
4) Bea Materai
b. Pajak Daerah
Pajak
Daerah
adalah
pajak-pajak
yang
dikelola
oleh
Pengadministrasian
yang
berkaitan
dengan
Pajak
Daerah
akan
diperoleh orang pribadi atau badan yang bersangkutan dari sumbersumber yang berada di Negara itu.
c. Asas Kebangsaan
Dalam asas ini yang menjadi landasan pengenaan pajak adalah
status kewarganegaraan dari orang atau badan yang memperoleh
penghasilan.
B. Surat Pemberitahuan (SPT)
Surat pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP)
digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak,objek
pajak dan atau harta dan kewajiban. Menurut ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan. SPT dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. SPT Masa
SPT Masa adalah SPT yang digunakan untuk melakukan pelaporan
atas pembayaran pajak pada masa tertentu (bulanan). Terdapat 9 jenis SPT
Masa, yang meliputi SPT Masa untuk melaporkan pembayaran bulanan :
a. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21
b. PPh Pasal 22
c. PPh Pasal 23
d. PPh Pasal 25
e. PPh Pasal 26
f. PPh Pasal 4 ayat 2
g. PPh Pasal 15
h. Pungutan PPN
i. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah (PPnBM)
2. SPT Tahunan
SPT yang digunakan untuk Pelaporan tahunan.terdapat dua jenis SPT
Tahunan yaitu :
a.SPT Tahunan WP Orang Pribadi (OP)
b. SPT Tahunan PPh WP Badan
Bagi
WP
Surat
Pemberitahuan
berfungsi
sebagai
sarana
Direktorat
Jenderal
permohonan
Pajak
dengan
mencentang/mengisi
kolom
penelitian
harus
menerbitkan
Surat
Keputusan
diterbitkan
Surat
Keputusan
Pengembalian
Nomor
alasan
tertentu
11
perusahaan
bermaksud
menghindari
12
BAB III
DESKRIPSI INSTITUSI
A Gambaran Umum KPP Pratama Surakarta
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta telah ada sejak lama dengan
berbagai nama dan istilah. Sebelum tahun 1966, Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Surakarta berstatus sebagai kantor Dinas Luar Tingkat I ( KDL. Tk. I )
Surakarta di bawah wewenang Kantor Inspeksi Keuangan Yogyakarta. Pada tahun
1966, karena semakin banyaknya jumlah wajib pajak dan jumlah penerimaan
pajak, Kantor Dinas Luar ( KDL. Tk. I ) Surakarta ditingkatkan menjadi Kantor
Inspeksi Keuangan ( KIK ) Surakarta yang membawahi diantaranya KDL Tk. I
Klaten. Istilah Kantor Inspeksi Keuangan Surakarta berdasarkan Keputusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 94/KMK.01/1994 tentang
organisasi dan tata kerja DJP berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak Surakarta
tipe A dengan wilayah kerja yang meliputi Kotamadya Surakarta, Kabupaten
Karanganyar, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Sragen.
Sehubungan dengan reorganisasi di lingkungan Direktorat Jenderal
Pajak, KPP Surakarta telah berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak ( KPP )
Pratama Surakarta. KPP Pratama Surakarta terletak di jalan Kyai Haji Agus Salim
No.1 Surakarta. Dibentuk berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pajak KEP141/PJ/2007 yang ditetapkan pada tanggal 3 Oktober 2007 tentang Penerapan
Organisasi, Tata Kerja dan Saat Mulai Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi
Perpajakan di lingkungan Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I , Kantor Wilayah
DJP Jawa Tengah II dan Kantor Wilayah DJP Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Surakarta mulai beroperasi
sejak tanggal 30 Oktober 2007 dan sampai saat ini KPP Pratama Surakarta sudah
meliputi wilayah kerja 5 kecamatan yaitu:
a
Kecamatan Laweyan
13
Kecamatan Jebres
Kecamatan Jebres memiliki potensi daerah dan penyumbang
penerimaan pajak diwilayah ini diantaranya berasal dari sector
perdagangan dan persewaan gedung.
Kecamatan Serengan
Potensi daerah dan penyumbang penerimaan pajak di wilayah ini
diantaranya berasal sari sektor industri dan perdagangan seperti pakaian,
bahan bangunan, dan spare part kendaraan.
Kecamatan Banjarsari
Potensi daerah dan penyumbang penerimaan pajak di wilayah ini
diantaranya berasal dari sektor industri, perdagangan, hotel dan kost.
Pembentukan KPP Pratama di seluruh Indonesia tahun 2007-2008.
Fax.
(0271)
728436,
Homepage
DJP
www.pajak.go.id.
2
Penyuluhan perpajakan.
Pelaksanaan Ekstensifikasi
Pelaksanakan intensifikasi
Visi
Menjadi Kantor Pelayanan Pajak yang menyelenggarakan system
administrasi perpajakan yang dapat dibanggakan.
Misi
Memberikan pelayanan terbaik dan mencapai target yang telah
ditetapkan dengan dukungan teknologi informasi dan Sumber Daya
Manusia yang handal.
Janji Pelayanan
16
Handal
Dapat Dipercaya
Ramah
Bebas KKN
Nyaman
Nepotisme.
Interaksi dan pelayanan menjadi suatu proses yang
Inovatif
17
18
2. Bagian Umum
Adapun tugas dan tanggung jawab Bagian Umum Kantor Pelayanan
Pajak Pratama adalah sebagai berikut:
a
Menyelenggarakan
pengurusan
surat-surat
masuk
atau
berkas
Menyelenggarakan
penyusunan
surat
keluar
agar
komunikasi
h
3
Seksi Pelayanan.
Adapun tugas dan tanggung jawab Seksi Pelayanan Kantor Pelayanan
Pajak Pratama adalah sebagai berikut:
a
Mengkoordinasikan
penerimaan
dan
penatausahaan
surat-surat
Seksi Ekstensifikasi
Adapun tugas dan tanggung jawab Seksi Ekstensifikasi Kantor
Pelayanan Pajak Pratama adalah sebagai berikut:
a Pelaksanaan dan penatausaha pengamatan potensi perpajakan
b
Seksi Pemeriksaan
Adapun tugas dan tanggung jawab Seksi Pemeriksaan Kantor
Pelayanan Pajak Pratama adalah sebagai berikut:
Seksi Penagihan
Adapun tugas dan tanggung jawab Seksi Penagihan Kantor Pelayanan
Pajak Pratama adalah sebagai berikut:
Piutang pajak
Uraian Kegiatan
a Deskripsi Bidang Kerja pada bagian Fungsional Pemeriksa
Pada hari pertama PKL ,Penulis langsung di tunjuk dan di
tempatkan di bagian Fungsional Pemeriksa. Fungsional pemeriksa
merupakan bagian yang bertugas melakukan pemeriksaan terhadap
Wajib Pajak ketika ada SP yang dikeluarkan.
22
untuk selama-lamanya.
Wajib Pajak melakukan perubahan tahun buku atau metode
23
8
9
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Permasalahan yang dihadapi di Bidang Fungsional Pemeriksa
Pelaporan SPT yang sesuai dengan ketentuan perpajakan yaitu SPT
Lengkap. SPT lengkap adalah SPT yang semua elemen SPT Induk dan
lampirannya telah diisi dengan lengkap, SPT Induk telah ditandatangani oleh
Wajib Pajak atau kuasanya, dan telah dilengkapi dengan lampiran khusus, serta
24
2.
Direktorat
Jenderal
Pajak
setelah
melakukan
pemeriksaan,
25
a. Untuk PPh, jika jumlah Kredit Pajak lebih besar dari jumlah
pajak yang terutang atau telah dilakukan pembayaran pajak
yang seharusnya tidak terutang.
b. Untuk PPN, jika jumlah Kredit Pajak lebih besar dari jumlah
pajak yang terutang atau telah dilakukan pembayaran pajak
yang seharusnya tidak terutang. Apabila terdapat pajak
terutang yang dipungut oleh Pemungut PPN , maka jumlah
pajak yang terutang adalah jumlah pajak Keluaran setelah
dikurangi Pajak yang dipungut oleh Pemungut PPN tersebut
c. Untuk PPnBM, jika Pajak yang dibayar lebih besar dari
jumlah
pajak
yang
terutang,
atau
telah
dilakukan
4.
26
2.
3.
4.
100.000.000,00
PKP menyampaikan SPT Masa PPN LB Restitusi maksimal
Rp.100.000.000,00
yang
4.
C. Solusi Permasalahan
Pembayaran PPh yang dilakukan dimuka selama tahun pajak berjalan
baik melalui pelunasan sendiri maupun pelunasan oleh pihak lain yang
menyebabkan terjadinya kelebihan pembayaran PPh terutang setelah dihitung
kembali pada akhir tahun pajak tentu akan mengakibatkan terjadi in-efisiensi
bagi Wajib Pajak yang bersangkutan.
Kelebihan pembayaran PPh ini dapat pula mengganggu likuiditas
finansial Wajib Pajak karena untuk proses pengembalian kelebihan bayar PPh
ini harus dilakukan melalui proses verifikasi atau pemeriksaan. Proses
verifikasi atau pemeriksaan dapat memakan waktu antara 1 (satu) bulan
hingga 1 (satu) tahun sejak SPT Tahunan PPh yang menyatakan kelebihan
pembayaran PPh tersebut disampaikan secara lengkap ke Kantor Pelayanan
Pajak ditambah lagi waktu maksimal 1 bulan untuk proses transfer kelebihan
bayar PPh hasil dari verifikasi atau pemeriksaan tersebut ke rekening Wajib
Pajak.
1.
28
permasalahan
Lebih
Bayar
Dalam
29
1) Mengunakan
Akuntan
Publik/
Staf
Accounting
yang
sosialisasi
perpajakan.
30
terhadap
perubahan
ketentuan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Permasalahan yang dialami saat penulis melakukan Praktek Kerja
Akuntansi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta salah satu nya adalah
Kelebihan Pembayaran Pajak (lebih bayar), hal ini terjadi akibat jumlah kredit
pajak lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang atau seharusnya tidak
terutang.
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Pasal 2 No.10/PMK.03/2013
yang menyebabkan terjadinya lebih bayar pajak yaitu :
5.
6.
Terdapat
kesalahan
pemotongan
atau
pemungutan
yang
8.
31
Untuk PPh, jika jumlah Kredit Pajak lebih besar dari jumlah pajak
yang terutang atau telah dilakukan pembayaran pajak yang
Jenderal
Pajak
tidak
memberikan
keputusan,
maka
32
1.
dalam
memilih
33