Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anomali adalah suatu penyimpangan dari normal, biasanya terkait dengan
perkembangan embrionik dari yang mungkin mengakibatkan absensi, kelebihan,
atau deformitas dari bagian-bagian tubuh. Anomali gigi adalah abnormalitas gigi
yang berkisar dari insisif lateral atas permanen berbentuk pasak, sampai yang
jarang terjadi yaitu anadonsia total. Anomali yang paling sering disebabkan oleh
faktor herediter atau gangguan perkembangan atau metabolik. Sementara anomali
gigi lebih banyak terjadi pada gigi permanen dibanding gigi sulung dan di maksila
melebihi mandibula, perlu diingat bahwa kejadiannya jarang.
Mengenali anomali gigi adalah penting untuk dokter gigi dan dental
hygienist. Pengenalan dan identifikasi yang benar dari anomali gigi sangatlah
penting ketika berkomunikasi dengan sejawat, khususnya dalam kasus rujukan ke
sejawat atau dari sejawat. Selain itu, komunikasi profesional dental dengan pasien
harus mencerminkan pengetahuan tentang kondisi oral abnormal. Kemudian, pasien
yang terinformasi dan mengerti mengapa tonjol tambahan di bagian bukal gigi
molar atas atau bawah lebih rentan terhadap karies daripada gigi normal, akan lebih
murah menerima instruksi pemeliharaan gigi yang spesifik untuk mulutnya dan
kebutuhannya. Akhirnya, pemahaman tentang etiologi anomali spesifik adalah
penting untuk menentukan rencana perawatan, apabila ada.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimanakah kelainan atau abnormalitas pada gigi
manusia dalam materi kuliah Anatomi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Baiturrahmah Padang.
1.3.2
Tujuan khusus
Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengidentifikasi Pengertian Anomali Gigi
2. Mengidentifikasi Abnormalitas pada Jumlah Gigi
3. Mengidentifikasi Abnormalitas pada Morfologi Gigi
1.4 Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini adalah :
1. Makalah ini dibuat untuk mengetahui secara rinci abnormalitas yang
terjadi pada morfologi, jumlah, dan posisi gigi pada manusia
2. Agar dapat mengetahui penyebab abnormalitas pada akar gigi manusia
3. Dapat menambah ilmu pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran gigi
Universitas Baiturrahmah Padang
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mengenal Anomali Gigi
Anomali gigi merupakan kelainan dari bentuk normal akibat gangguan
pada stadium pertumbuhan gigi yang sering disebut abnormalitas pada gigi.
Umumnya di pengaruhi oleh hereditas atau keturunan dan juga disebabkan oleh
perkembangan. Anomali gigi dapat di identifikasi pada morologi gigi secara rinci,
baik berdasarkan jumlah dan posisi gigi. Pada abnormalitas gigi juga terdapat
kelainan pada bagian akar gigi.
2.2 Abnormalitas Jumlah Gigi
Kelainan jumlah gigi terbagi atas dua bagian, pertama anodonsia merupakan
absennya gigi, kedua supernumerari merupakan gigi ekstra. Kedua abnormalitas
jumlah gigi ini, terjadi penambahan atau pengurangan pada jumlah bilangan gigi.
Anadonsia terdiri dari anadonsia total dan anadonsia sebagian. Anadonsia total
3
merupakan absennya satu set gigi secara kongential. Anadonsia sebagian hanya
melibatkan satu atau dua gigi dalam gigi geligi, untuk memastikan bahwa yang
terjadi adalah absennya gigi bukan gigi yang tidak erupsi diperlukan radiograf. Gigi
yang mengalami supernumerari terjadi penambahan pada jumlah formula normal
pada setiap kuadran.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Mengenal Anomali Gigi
3.1.1 Pengertian
anomali gigi adalah penyimpangan dari bentuk normal akibat gangguan
pada stadium pertumbuhan dan perkembangan.
daripada penduduk )
4. Kelebihan gigi atau supernumerary (extra) tooth ( 1% - 2% daripada
penduduk )
5. Perubahan bentuk / bentuk yang abnormal, jarang sekali terjadi
6. Gigi kembar / fused anterior tooth
b)
(mandibula) ialah antara regio premolar pertama dan premolar kedua. Gigi lebih
yang tampak pada daerah ini biasanya menyerupai gigi premolar normal dalam
bentuk dan ukuran.
3.3. Abnormalitas Morfologi Gigi
a. Morfologi Mahkota Abnormal
1) Malformasi molar ketiga
Gigi molar ketiga atas mempunyai bentuk mahkota yang paling
bervariasi dibanding gigi permanen lainnya, di ikuti oleh molar ketiga bawah.
8
Anomali ini dapat berupa mahkota berbentuk pasak yang kecil sampai versi
malformasi multitonjol dari molar pertama dan molar kedua
2) Insisif lateral berbentuk pasak
Anomali ini disebut juga konus merupakan yang paling sering
terjadi ( 1-2% dari populasi ). Gigi berbentuk konus, melebar ke arah servikal dan
meruncing ke arah insisal membentuk ujung tumpul. Kejadian yang tidak biasa
adalah insisif sentral atas berbentuk pasak. Gigi berbentuk pasak berkembang dari
satu lobus bukan empat lobus, yang normal terjadi pada gigi anterior
3) Geminasi atau gigi kembar / skizodonsia
Geminasi atau gigi kembar merupakan
akibat dari pemisahan sebuah gigi. Karena pembelahan
gigi tidak sempurna, mahkota yang kembar nampak
dobel lebarnya dibanding gigi tunggal dan kemungkinan
bertakik. Akar gigi tidak mengalami pembelahan dan mempunyai satu saluran
pulpa. Jika gigi yang dobel dihitung sebagai dua gigi, lengkung gigi yang berisi
geminasi akan mempunyai gigi ekstra melebihi jumlah gigi normal. Kedaan ini
terjadi lebih sering pada gigi sulung dibanding permanen dan paling umum di regio
insisif atas dan kaninus atas.
4) Fusi
Fusi adalah penyatuan dua benih gigi yang berdekatan, selalu
melibatkan dentin. Pada pemeriksaan klinis, kondisi ini nampak serupa dengan
geminasi karena gigi yang berfusi mempunyai satu mahkota yang lebarnya nampak
9
dobel. Tetapi tidak seperti geminasi, radiograf biasanya menunjukkan dua akar
terpisah dari gigi yang berfusi. Cara lain untuk membedakan fusi dari geminasi
adalah dengan menghitung gigi di dalam lekung. Jika gigi yang berfusi dihitung
dua, jumlah total gigi akan mecerminkan jumlah gigi normal dalam lekung. Seperti
gigi geminasi, gigi yang berfusi terjadi lebih sering pada bagian anterior mulut dan
lebih sering pada gigi sulung daripada permanen. Lebih sering pada area insisif
bawah daripada atas. Diduga bahwa fusi disebabkan oleh tekanan selama
perkembangan akar di dekatnya. Banyak laporan fusi yang melibatkan gigi
supernumerari yang bergabung dengan gigi didekatnya, seperti fusi molar ketiga
dan molar keempat bawah atau fusi insisif lateral atas dan gigi supernumerari
anterior.
5) Insisif hutchinson dan Molar mulberry
Insisif atas dan bawah mungkin berbentuk obeng,
lebar pada bagian servikal dan sempit di bagian insisal, dengan tepi
iinsisal yang bertakik, kondisi ini disebut Hutchinson insisif.
Mahkota hutchinson insisif mirip dengan insisif yang berfusi sediki
bertakik. Molar pertama dari gigi ini mungkin mempunyai anatomi oklusal yang
dibuat dari multi tuberkel dengan tonjol yang tidak berkembang. Oleh karena
bentuk yang mirip buah beri pada permukaan oklusal, gigi molar ini disebut Molar
mulberry
6) Tonjolan Aksesoris, Tuberkel, tau Lingir
Tonjolan
aksesoris
dapat
berasal
dari
hiperplasia
menyebabkan fusi gigi supernumerari, yang mungkin terlihat mirip seperti tonjol
ekstra. Tonjol lingual ketiga mungkin berkembang pada permukaan lingual molar
bawah dan disebut tuberkulum intermedium. Apabila tonjol ekstra tersebut terletak
pada lingir marginal distal disebut tuberkulum sektum.
Tonjol talon adalah tonjolan kecil pada permukaan lingual gigi
anterior atas atau bawah permanen. Tonjol ini sering harus dihilangkan karena
mengganggu penutupan rahang pada posisi antartonjol maksimal (MIP). Oleh
karena ada tanduk pulpa, perawatan edodontik biasanya diperlakukan apabila tonjol
ini dihilangkan.
Premolar kedua bawah memiliki tonjol lingual dengan jumlah
bervariasi, berkisar 1-3. Morfologi oklusal dapat sangat bervariasi dalam hal pola
alur dan fosa yang dibentuk oleh jumlah tonjol lingual. Gigi premolar kedua bawah
mempunyai tiga tonjol, satu bukal dan dua lingual.
Gigi juga menunjukkan tonjolan email ekstra kecil yang disebut
tuberkel atau tonjol aksesori ekstra. Akhirnya, lingir menonjol yang tidak biasa
akan terlihat pada permukaan fasial insisif sentral atas dalam.
7) Variasi ukuran gigi
Makrodonsia: Ukuran gigi yang melampaui batas nilai normal
pada satu atau lebih ukuran dan satu sampai semua elemen gigi-geligi. Pada
umumnya tidak ada penyimpangan bentuk lainnya. Makrodonsia (gigi I dan C).
bisa terjadi pada satu gigi, beberapa gigi atau seluruh gigi. Mikrodonsia/
Dwarfism : Kebalikan makrodonsia tetapi dapat juga terjadi reduksi sampai
11
gigi-gigi berbentuk kerucut. Gigi pendek sekali misal pada : I2 atas (insisif
lateral superior ) dan M3 atas (molar ketiga atas).
(Makrodonsia)
(Mikrodonsia)
cingulum dan
marginal ridge yang menonjol membentuk seperti sekop. Sangat sering terjadi
pada gigi ras Asian, Mongolian, Eskimo dan Indian Amerika.
b.
dalam akar, kadang juga pada email, terutama pada gigi molar atas. Mutiara
ini dapat mempunyai satu inti dentin dan bahkan suatu jaringan pulpa.
2) Taurodonsia
Suatu anomali dengan rongga pulpa
yang sangat membesar. Pemberian nama taurodonsia
berdasarkan
kemiripan
sepintas
dengan
12
gigi-gigi
molar sapi (taurus=banteng). Gigi dengan ruang pulpa sangat panjang, tidak
ada pengecilan rongga pulpa pada daerah cemento enamel junction. Jarang
terjadi, satu dan 1000 gigi tetap dan terlihat pada orang Indian, Amerika atau
orang Eskimo.
3) Dilaserasi / pembengkokan akar
Elemen gigi yang gagal terbentuk karena aksi trauma mekanis
pada benih gigi yaitu berupa pembengkokan ekstrem suatu elemen, mahkota
menekuk di atas akar atau akarnya menunjukkan satu atau lebih tekukan, akar
dan mahkota gigi membentuk sudut 45o sampai lebih dan 90 Dilaceratio
(latin) berarti penyobekan. Dapat diakibatkan karena trauma mekanis pada
mahkota gigi yang telah mengalami pembentukan sehingga tersobek pada
akarnya. Sering terjadi pada kasus molar ketiga bawah.
4) Dens Evaginatus
Anomali pertumbuhan terdiri dari tonjol ekstra yang langsing
sering runcing pada permukaan oklusi terutama pertama bawah (evaginasi
memiliki tanduk dijumpai pada gigi premolar pulpa yang mendekati email).
5) Dens Ivaginatus / Dens In dente ( gigi dalam gigi )
Dense in dente adalah anomali perkembangan yang disebabkan
oleh invaginasi organ email ke dalam mahkota gigi. Anomali pertumbuhan yang
mengakibatkan elemen berbentuk sangat jelek. Secara kilnis terlihat sebagai
tonjolan di daerah cingulum gigi incisor. Sering terlihat gigi insisif lateral atas,
13
bisa
pada
insisif
lateral
bawah.
Perkembangan
anomali
ini
akibat
14
c.
1)
rongga mulut karena kurangnya kekuatan untuk erupsi. Gigi impaksi, sebaliknya,
gagal bererupsi karena obstruksi mekanis, sering dikatikan dengan penurunan
ukuran rahang manusia modern akibat evolusi. Gigi yang paling sering mengalami
impaksi adalah molar ketiga atas dan bawah dan kaninus atas.
2)
Rotasi gigi
Rotasi adalah anomali yang jarang terjadi, paling sering terjadi pada
permolar kedua atas, kadang-kadang pada insisif atas, permolar pertama, atau
premolar kedua bawah. Gigi mungkin mengalami rotasi pada sumbunya sebesar
1800.
4)
Ankilosis
15
heteropi ialah munculnya elemen pada tempat lain yang bukan tempatnya.
d.
16
e.
gangguan endokrin
trauma dll
Gangguan struktur dentin
displasia dentin
dentinogenesis imperfecta
odontoplasia
Displasia Email
Displasia Email adalah istilah yang digunakan untuk menyebut
Hypoplasia enamel
Gangguan pada ameloblas ketika pembentukan enamel matrik
Defisiensi makanan
Pengobatan tetracycline
Measles disease
Makan
waktu
terlalu
banyak
mengandung
fluorida
pada
perkembangan/pembentukan gigi
Amelogenesis imperfecta
Penyakit turunan yang terjadi pada saat pembentukan enamel
pada gigi susu dan tetap.
Kekurangan
jaringan
enamel
sebagian
atau
18
( disebut gigi turner ). Tidak seperti dekalsifikasi (karies awal), yang biasanya
terlihat pada sepertiga servikal gigi atau pada permukaan oklusal gigi posterior,
bentuk hipomaturasi ini umumnya nampak pada sepertiga medial permukaan
mahkota yang halus ( permukaan fasial dan lingual ). Email dibawahnya lembek,
membuat area ini rentan terhadap karies.
b. Displasia Dentin
Displasia dentin terjadi dua kali lebih sering daripada displasia
email. Perkembangan dentin yang abnormal mencakup kondisi herediter dan
sistemik.
Dentinogenesis Imperfecta
Dentinogenesis
imperfekta
adalah kelainan
herediter
yang
memengaruhi pembentukan dentin pada gigi geligi sulung dan permanen. Secara
klinis semua gigi susu/ tetap berwarna biru keabu-abuan sampai kuning. Kadangkadang bertukar warna. Secara radiologis menunjukkan saluran akar dan ruang
pulpa sebagian atau sama sekali tidak ada. Gigi ini Iemah, kurang dukungan dan
jaringan dentin.
Tetracycline Stain
Obat antibiotik tetracycline yang dimakan/ diminum oleh wanita
hamil, kanak-kanak dapat melebur dalam dentin yang berkembang. Warnanya
tergantung dan dosis dan diminum pada usia berapa, dan warna kuning sampai
coklat abu-abu. Pewarnaan yang terjadi dapat menyeluruh pada gigi-geligi sulung
20
tetapi juga dapat mengenai beberapa gigi permanen, bergantung pada usia ketika
tetrasiklin diberikan.
f.
gigi atas selama fungsi normal dan keadaan ini diperberat oleh pengerotan yang
berlebihan dari gigi-gigi, yang dikenal sebagai bruksisme. Stres dapat
menyebabkann bruksisme.
2) Abrasi
Abrasi adalah ausnya struktur gigi karena kegiatan mekanis.
Contohnya adalah hilangnya email di dekat CEJ dari permukaan fasial mahkota,
khususnya pada premolar dan kaninus, akibat teknik menyikat gigi yang tidak
benar. Faktor pendukung lain pada hilangnya struktur gigi di dekat CEJ dikenal
sebagai abfraksi, yaitu penekukan (fleksi) gigi yang disebabkan oleh gaya
oklusal yang besar. Kondisi ini mengakibatkan hilangnya struktur gigi karena
pemisahan email rod dekat CEJ.
3) Erosi
Erosi adalah hilangnya struktur gigi karena bahan kimia (bukan
mekanis) dan mengenai permukaan halus serta oklusal. Erosi dapat disebabkan
oleh asupan asam sitrat yang berlebihan. Erosi juga dapat terjadi karena faktor
yang tidak diketahui (idiopatik). Erosi parah pada email lingual dari semua gigi
anterior atas.
21
g.
Anomali Tambahan
Anomali tambahan ini cenderung mengenai seluruh gigi
daripada satu atau dua gigi saja yang berhubungan dengan retensi mekanis dan
luka
Unusual Dentition
Gigi-geligi yang paling tidak menurut kebiasaan dengan seluruhnya/
sebagian erupsi: 24 gigi pada rahang atas
Variasi
Pada beberapa gigi molar bawah mempunyai cusp lebih. Bila cusp
atau tonjol lebih letaknya antara cusp lingual disebut tuberculum inter. Bila cusp
atau tonjol lebih letaknya pada marginal ridge distal antara cusp distal dan cusp
lingual disebut tuberculum sextum (M1 bawah mempunyai cusp ke enam)
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Anomali gigi merupakan kelainan atau penyimpangan dari bentuk normal
akibat gangguan pada fase pertumbuhan. Anomali gigi umunya di pengaruhi oleh
hereditas dan juga disebabkan oleh perkembangan. Maka dari itu, kesehatan gigi dan
mulut merupakan bagian integral secara keseluruhan dan perihal hidup sehingga perlu
dibudidayakan diseluruh masyarakat. Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih,
bercahaya, dan di dukung oleh gusi yang kencang dan berwarna merah muda. Pada
kondisi normal dari gigi dan mulut yang sehat tidak tercium bau tidak sedap. Kondisi ini
hanya dapat dicapai dengan perawatan yang sehat.
4.2 Saran
Dari materi diatas dapat memberikan informasi mengenai berbagai jenis
anomali gigi pada mahasiswa preklinik fakultas kedokteran gigi Universitas
Baiturrahmah Padang, agar lebih dapat memperhatikan gigi terutama pada diri sendiri
dan mempublikasikan kepada masyarakat serta dapat menangani pasien dengan tindakan
yang tepat terhadap kelainan yang dideritanya pada saat bertugas di klinik nantinya.
23
24
25
26
27
28