Вы находитесь на странице: 1из 21

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI HEART DISEASE (HHD)

A.

Definisi
Hipertensi heart disease adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh hipertensi.

Hipertensi yang tak terkontrol dalam waktu yang lama menimbulkan hypertrophy pada
ventrikel kiri (LVH) .
Hipertensi heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH), aritmia
jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung kronis, yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Hipertensi heart disease ditegakan bila dideteksi adanya hypertrophy pada ventrikel
kiri sebagai akibat peningkatan bertahap tahanan pembuluh darah periver dan ventrikel kiri.
Fungsi ventrikel selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hypertrophy dan
terjadinya arterosklerosis koroner. Yang mempengaruhi hypertrophy ventrikel kiri adalah
lamanya peningkatan diastolic dan adanya factor genetik.
B.

Epidemiologi
Jumlah pasti penderita dengan HHD belum diketahui dengan pasti, namun pada

beberapa studi disebutkan pada penderita hipertensi akan berkembang menjadi penyakit
jantung. Secara umum resiko terjadinya LVH meningkat pada penderita obesitas dua kali
lipat. Sebanyak 50-60% penderita hipertensi akan mengalami resiko gagal jantung dan
kondisi ini meningkat dua kali lipat pada pria dan wanita tiga kali lipat.
C. Etiologi/Penyebab
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :
( Lany Gunawan, 2001 )
1.
Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya.
2.

Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.

Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 % sisanya
disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan
pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering
menyebabkan terjadinya hipertensi.
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan
perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:

Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.

Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah
meningkat.

Stress karena Lingkungan.

Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan
perubahan pada :

Elastisitas dinding aorta menurun

Katub jantung menebal dan menjadi kaku

Kemampuan jantung memompa darah menurun


1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

Kehilangan elastisitas pembuluh darah


Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi

Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data


penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi.
Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:

Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )

Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )

Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )

c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :

Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )

Kegemukan atau makan berlebihan

Stress

Merokok

Minum alkohol

Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )

Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :


a. Ginjal

Glomerulonefritis

Pielonefritis

Nekrosis tubular akut

Tumor

b. Vascular

Aterosklerosis

Hiperplasia

Trombosis

Aneurisma

Emboli kolestrol

Vaskulitis

c. Kelainan endokrin

DM

Hipertiroidisme

Hipotiroidisme

d. Saraf

Stroke

Ensepalitis

SGB

e. Obat obatan

Kontrasepsi oral

Kortikosteroid

D.

Pathofisiologi
Pada stadium permulaan hipertensi, hypertrophy yang terjadi konsentrik (difus).

Belum ada perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri. Pada stadium
selanjutnya, akibat hipertensi yang terus menerus, maka hipertropi menjadi tak teratur
(eksentrik). Pada kondisi ini terjadi penurunan fungsi pompa ventrikel secara menyeluruh
yang berakibat pada penurunan fraksi injeksi, peningkatan tegangan dinding ventrikel pada
saat sistolik, peningkatan konsumsi oksigen otot jantung, serta penurunan efek mekanik
pompa jantung. Kondisi ini akan lebih diperburuk bila terjadi penyakit jantung koroner.
Pada kondisi hypertrophy maka tekanan perfusi pada koroner akan meningkat dan
diikuti dengan peningkatan tahanan pembuluh koroner. Sebagai akibatnya cadangan aliran
darah koroner akan berkurang.
Ada dua factor utama penyebab penurunan cadangan aliran darah koroner yaitu:
1.

Penebalan arteri koroner, yaitu bagian dari hiprtrophy umum otot polos pembuluh darah
seluruh tubuh. Kemudian terjadi retensi garam dan air yang mengakibatkan berkurangnya
compliance pembuluh darah dan meningkatnya tahanan perifer.

2.

Peningkatan hypertrophy mengakibatkan berkurangnya kepadatan kapiler unit otot jantung


terutama pada hypertrophy eksentrik.

Jadi factor koroner pada hipertensi berkembang menjadi akibat penyakit, meskipun
tampak sebagai penyebab patologis yang utama dari gangguan aktivitas mekanik ventrikel
kiri

E.

Klasifikasi
Fronlich membagi kelainan jantung akibat hipertensi menjadi empat tingkatan yaitu;

Tingkat I

: Besarnya jantung masih normal, belum terlihat kelainan jantung pada pemeriksaan EKG
maupun radiology.

Tingkat II

: Tampak kelainan atrium kiri pada pemeriksaan EKG dan adanya suara jantung ke-4 (atrial
gallop) sebagai tanda adanya hypertrophy ventrikel kiri.

Tingkat III

: Tampak adanya hypertrophy ventrikel kiri pada pemeriksaan EKG dan radiology.
Tingkat IV
F.

: Adanya kegagalan jantung kiri.

Gejala Klinis
Pada stadium dini hipertensi, akan tampak tanda-tanda akibat adanya rangsangan

simpatik yang kronik. Jantung berdenyut lebih cepatdan kuat. Terjadi hiper sirkulasi yang
mungkin diakibatkan oleh peningkatan aktifitas dan system neurohumoral disertai dengan
hipervolumia. Pada stadium lanjut, akan timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung
berupa hypertrophy ventrikel kiri dan peningkatan tahanan pembuluh darah perifer. Akan
tampak sesaknafas pada pasien oleh karena adanya gangguan diastolic.
E.

Penatalaksanaan

Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi dalam dua kategori
pengobatan dan pencegahan tekanan darah yang tinggi dan pengobatan penyakit jantung
hipertensi. Tekanan darah ideal adalah kurang dari 140/90 pada pasien tanpa penyakit
diabetes dan penyakit ginjal kronik dan kurang dari 130/90 pada pasien dengan penyakit
diatas.
Berbagai macam strategi pengobatan penyakit jantung hipertensi :
a.

Pengaturan Diet

Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan atau dengan obat-obatan
yang menurunkan gejala gagal jantung dan bisa memperbaiki keadaan LVH.

Beberapa diet yang dianjurkan:

Rendah garam,beberapa studi menunjukan bahwa diet rendah garam dapat menurunkan
tekanan darah pada pasien hipertensi.Dengan pengurangan komsumsi garam dapat
mengurangi stimulasi system renin-angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai anti
hipertensi.Jumlah intake sodium yang dianjurkan 50100 mmol atau setara dengan 3-6 gram
garam per hari.

Diet tinggi potassium,dapat menurunkan tekanan darah tapi mekanismenya belum


jelas.Pemberian Potassium secara intravena dapat menyebabkan vasodilatasi,yang dipercaya
dimediasi oleh nitric oxide pada dinding vascular.

Diet kaya buah dan sayur.

Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.

Tidak mengkomsumsi Alkohol.

b.

Olahraga Teratur

Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk menurunkan
tekanan darah dan dapat memperbaiki keadaan jantung. Olaharaga isotonik dapat juga bisa
meningkatkan fungsi endotel, vasodilatasi perifer, dan mengurangi katekolamin plasma.
Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat dinjurkan
untuk menurunkan tekanan darah.
c.

Penurunan Berat Badan

Pada beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian hipertensi
dan LVH. Jadi penurunan berat badan adalah hal yang sangat efektif untuk menurunkan
tekanan darah.
Penurunan berat badan (1kg/minggu) sangat dianjurkan. Penurunan berat badan dengan
menggunakan obat-obatan perlu menjadi perhatian khusus karena umumnya obat penurun
berat badan yang terjual bebas mengandung simpatomimetik,sehingga dapat meningkatan
tekanan darah, memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan terjainya eksaserbasi
aritmia.
Menghindari obat-obatan seperti NSAIDs, simpatomimetik, dan MAO yang dapat
meningkatkan tekanan darah atau menggunakannya dengan obat antihipertesni.
d.

Farmakoterapi

Pengobatan hipertensi atau penyakit jantung hipertensi dapat menggunakan berbagai


kelompok obat antihipertensi seperti thiazide, beta-blocker dan kombinasi alpha dan beta
blocker, calcium channel blockers, ACE inhibitor, angiotensin receptor blocker dan

vasodilator seperti hydralazine. Hampir pada semua pasien memerlukan dua atau lebih obat
antihipertensi untuk mencapai tekanan darah yang diinginkan.

H.

Pemeriksaan Penunjang
Pada foto thorak posisi posterioanterior pasien hiperthrophy konsentrik, besar jantung

dalam batas normal. Pembesaran jantung kiri terjadi bila sudah ada dilatasi ventrikel
kiri.Terdapat stenosis aorta pada hipertensi yang kronik dan tanda-tanda bendungan
pembuluh paru pada stadium payah jantung hipertensi.
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah pemeriksaan ureum
dan kreatinin untuk menilai fungsi ginjal, dan pemeriksaan elektrolit.
Pada pemeriksaan EKG akan ditemukan tanda-tanda hypertrophy ventrikel kiri.
Pemeriksaan Ekokardiografi dapat mendeteksi hypertrophy ventrikel kiri secara dini yang
mencakup kelainan anatomic dan fungsional jantung. Perubahan yang dapat dilihat adalah:
1.

Tanda-tanda hiper sirkulasi pada stadium dini

2.

Hipertrophy yang konsentrik maupun yang eksentrik

3.

Dilatasi venterikelyang dapat merupakan tanda-tanda payah jantung, serta tekanan

akhir diastolic ventrikel kiri yang meningkat.


4.

G.

Tanda-tanda iskemik pada stadium lanjut.

Komplikasi

Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi


essensial. kadang-kadang hipertensi essensial berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala
setelah komplikasi pada organ sasaran seperti pada ginjal, mata,otak, dan jantung.Gejalagejala seperti sakit kepala, mimisan, pusing, migrain sering ditemukan sebagai gejala klinis
hipertensi essensial.
Pada survei hipertensi di Indonesia tercatat gejala-gejala sebagai berikut:
pusing, mudah marah, telinga berdengung, mimisan(jarangan), sukar tidur, sesak nafas, rasa
berat di tengkuk, mudah lelah, dan mata berkunang-kunang.
Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah:
gangguan penglihatan, gangguan saraf, gagal jantung,gangguan fungsi ginjal, gangguan
serebral (otak), yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang

mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma, sebelum bertambah parah


dan terjadi komplikasi serius seperti gagal ginjal, serangan jantung, stroke, lakukan
pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan merubah gaya hidup dan pola makan.
beberapa kasus hipertensi erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat. seperti kurang olah
raga, stress, minum-minuman, beralkohol, merokok, dan kurang istirahat. kebiasaan makan
juga perlu diqwaspadai. pembatasan asupan natrium (komponen utama garam), sangat
disarankan karena terbukti baik untuk kesehatan penderita hipertensi.
Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat menyebabkan berbagai
macam komplikasi antara lain :
a. Stroke
b. Gagal jantung
c. Gagal Ginjal
d. Gangguan pada Mata

ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN KLIEN HIPERTENSI HEART DISEASE
A.

Pengkajian.
Pengkajian difokuskan pada kelainan fisik maupun psikis yang ditimbulkan oleh

HHD. Adanya riwayat hipertensi yang lama dan adanya riwayat hipertensi dan penyakit
jantung pada keluarga.
Data dasar pengkajian:
1.

Aktivitas/istirahat

Gejala: Adanya kelemahan, letih, nafas pendek sampai sesak


Tanda : Frekuensi denyut jantung meningkat, Perubahan irama jantung, takipneaan
2.

Sirkulasi

Gejala: Adanya riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner dan penyakit
serebrovaskuler.
Tanda: adanya peningkatan tekanan darah, denyut nadi yang jelas pada daerah karotis,
jugularis dan radialis. Denyut nadi femoralis melambat, sedangkan pada nadi poplitea,tibialis
dan dorsalis pedis menjadi lemah.
Timbul takikardi maupun disritmia, terdengar S4 suaraatrial gallop.
Terjadi perubahan warna kulit pada ekstrimitas, suhu dingin, kulit pucat, sianosis.
3.

Integritas ego

Gejala: Adanya perubahan kepribadian, ansietas, depresi, marah, factor-faktor stress multiple
Tanda: gelisah, penyempitan lapang perhatian, menangis, ototmuka yang tegang, peningkatan
pola bicara, sering menghela nafas.
4.

Eleminasi

Gejala: adanya gangguan pada ginjal sekarang maupun saat lalu.


5.

Makanan/cairan

Gejala; Kebiasaan mengkonsumsi makanan tinggi garam, lemak maupun kolesterol. Adanya
perasaan mual dan muntah, perubahan berat badan, penggunaan deuritik.
Tanda: Berat badan normal atau obesitas. Timbul edema (umum ataupun tertentu)
6.

Neurosensori

Gejala; Adanya keluhan pusing, kepala berdenyut, sakit kepala sub oksipital, kelemahan pada
salah satu sisi tubuh, gangguan pengelihatan, dan dapat terjadi epistaksis.
7.

Nyeri/ ketidaknyamanan

Gejala; terjadi angina, nyeri hilang timbul pada tungkai sebagai indikasi adanya
arteriosclerosis, sakit kepala oksipital berat, nyeri abdomen.
8.

Pernafasan

Gejala: dispnoe berkaitan dengan aktivitas, takipnoe, ortopnea, batuk tanpaatau dengan
sputum, adanya riwayat merokok.
Tanda; penggunaan otot aksesori pernafasaan, adanya bunyi nafas tambahan, sianosis.
9.

Pembelajaran

Gejala; Faktor resiko riwayat keluarga hipertensi,arterosklerosis, penyakit jantung, DM,


penyakit serebrovaskuler/ginjal. Faktor ras, penggunaan obat/alcohol.
G.

Pemeriksaan fisik

Pada palpasi, oleh karena hypertrophy, maka akan didapat penambahan iktus cordis. Bila
terjadi dilatasi ventrikel kiri, maka iktus cordis akan bergeser kekiri bawah. Pada auskultasi
akan ditemukan S4 dan bila terjadi dilatasi jantung didapat tanda-tanda insufisiensi mitral
relative
B.

Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan hipertensi heart desease
adalah;
1.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan umum ditandai dengan adanya

ungkapan verbal tentang kelemahan, respon tensi terhadap aktivitas abnormal, adanya

perasaan tidak nyaman saat beraktivitas, dispnoe, adanya tanda-tanda iskemik yang dapat
dilihat dari hasil pemeriksaan EKG.
2.

Nyeri akut berhubungan dengan iskemik jaringan ditandai dengan adanya keluhan

nyeri pada dada, wajah meringis, gelisah sampai adanya perubahan tingkat kesadaran,
perubahan nadi,tensi.
3.

Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan tidak adekuatnya ventilasi ditandai

dengan dispnoe saat beraktivitas, takipnoe, ortopnea, adanya bunyi nafas tambahan dan
terjadi sianosis
4.

Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan yang berhubungan dengan penurunan supali

darah keperifer.
5.

Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokard,

perubahan irama dan frekuensi jantung, peubahan struktur ventrikel kiri ditandai dengan
takikardi, disritmia, perubahan tekanan darah, bunyi jantung ekstra (S3, S4), nyeri dada, nadi
perifer tak teraba, ekstremitas dingin.

6.

Kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan sehubungan dengan

kurangnya informasi, tidak mengenal sumber informasi ditandai dengan pasien banyak
bertanya tentang informasi penyakitnya, tidak tepat dalam menjalani intruksi/therapy.

C.

Rencana Tindakan

NO

DX

Kep.
1

Tujuan

Intervensi

Rasionalisasi

Setelah

dilakukan 1. Kaji respon pasien 1. Dengan mengetahui

tindakan

perawatan terhadap

diharapkan

aktivitas, parameter

pasien perhatikan

adanya akan

tersebut,
membantu

mampu berpartisipasi perubahan tanda vital, mengkaji


dalam aktivitas yang dipsnoe,

nyeri

diinginkan,

kelelahan

melaporkan

berlebihan.

dada, fisiologis

muncul berarti terjadi


kelebihan

terhadap

aktivitas

aktivitas
2.

terhadap

yang stress aktivitas dan bila

peningkatan toleransi
yang dapat diukur.

respon

Intruksikan

tingkat

pasien

tentang

cara 2. Tehnik menghemat

penghematan energi dan energi

mengurangi

lakukan aktivitas secara penggunaan energi dan


perlahan.

membantu
keseimbangan

antara

suplai dan kebutuhan


oksigen.
3. Dorong pasien untuk
melakukan

aktivitas 3. Aktivitas bertahap

secara

bertahap

jika mencegah peningkatan

dapat

ditolerir,

beri kerja

jantung

secara

bantuan sesuai dengan tiba-tiba,


kebutuhan.

memberibantuan sesuai
kebutuhan

akan

mendorong
memandirikan

pasien

dalam beraktivitas.

2.

Setelah

dilakukan 1.

Pertahankan

tirah

tindakan

perawatan baring pada fase akut

1.Meminimalkan

diharapkanpasien

stimulasi

mampu

meningkatkan

melaporkan

adanya pengurangan
rasa

relaksasi.

nyeri/nyeri 2.

terkontrol,

dan

Lakukan

tindakan

pasien distraksi dan relaksasi, 2.Tindakan

mampu

ciptakan

mengungkapkan

yang tenang

yang

lingkungan menurunkan

tekanan

vascular dan memblok

metode pengurangan

respon simpatis efektif

nyeri,

mengurangi rasa sakit

mengikuti
farmakologi
diberikan

pasien
theraphy

dan komplikasinya.

yang 3. Minimalkan aktivitas


untuk vasokonstriksi

mengurangi nyeri.

dapat
nyeri

yang 3.Aktivitas

meningkatkan vasokonstriksi
seperti

panjang,

akan

batuk meningkatkan tekanan

membungkuk vascular jantung.

dll.
4. Kolaborasi pemberian
analgesic

4. Untuk menurunkan/
mengontrol
dengan

nyeri
mengontrol

rangsangan
saraf simpatis.

system

3.

3.

Setelah dilakukan

1.

Kaji

frekuensi,

tindakan perawatan

kedalaman

diharapkan pasien

dan ekspansi dada.

pernafasan 1.

Frekuensi

biasanya

nafas

meningkat,

menunjukan ventilasi

dispnea

yang adekuat/

peningkatan

oksigenasi dengan

nafas. Ekspansi dada

GDA

yang

terbatas

menandakan

adanya

2.

Tinggikan

dan

terjadi
kerja

posisi nyeri dada

kepala dan Bantu dalam


mengubah posisi.

2. posisi kepala lebih


tinggi

memungkinkan

espansi

paru

dan

memudahkan
pernafasan.
Pengubahan

posisi

meningkatkan
pengisian segmen paru
3.

Bantu

mengatasi

pasien

yang berbeda sehingga

ketakutan memperbaiki difusi gas

dalam bernafas

.
3.

Perasaan

takut

4. Kolaborasi pemberian bernafas meningkatkan


oksigen tambahan

terjadinya hipoksemia
4.

Memaksimalkan

bernafas
menurunkan
nafas.

dan
kerja

4.

4.

Setelah

dilakukan 1.

tindakan

perawatan mental continue seperti

diharapkan

Awasi

perubahan

perfusi cemas, bingung, letargi,

jaringan

adekuat pingsan

seperti akral hangat,


nadi

perifer

1.

kuat, 2.

Dorong

latihan langsung

tanda vital normal, aktif/pasif


orientasi
bagus,

Perfusi

serebral
berkaitan

dengan curah jantung

pasien
rasanyeri

berkurang.

2. Latihan aktif /pasif


menurunkan
3. Pantau pernafasan

statis

vena,

meningkatkan

aliran

balik

menurunkan

vena,
resiko

tromboflebitis.
3. Pompa jantung yang
gagal

dapat

mencetuskan
4.kaji

fungsi pernafasan.

gastrointestinal
perkemihan

distress
Dispnea

dan yang terjadi tiba-tiba


menunjukan

adanya

tromboemboli paru.
5.Kolaborasi

4. Untuk mengetahui

pemeriksaan lab BUN, dampak negative pada


Creatinin,
GDA

elektrolit, perfusi

dan

fungsi

organ tersebut.
5. Digunakan sebagai
indicator perfusi/fungsi
organ.

5.

5.

1. Kaji frekuensi dan


Setelah

dilakukan irama jantung

tindakan

perawatan

diharapkan

pasien

menunjukan

tanda

vital

batas 2. Catat bunyi jantung

dalam

1.

Biasanya

terjadi

yang dapat diterima,

takikardi

bebas

kompensasi penurunan

dari

gagal jantung,

gejala

sebagai

3. Kaji kulit terhadap kontraktilitas ventrikel.


pucat dan sianosis
2. Irama gallop umum
dihasilkan

dari

4. Kaji perubahan pada ventrikel yang distensi


sensori seperti letargi, 3. Pucat menunjukan
bingung, cemas, depresi. penurunan

perfusi

akibat penurunan curah


jantung
5. Berikan istirahat
dengan lingkungan yang

4. Untuk mengetahui

tenang, Bantu pasien

adekuatnya

menghindari stress

serebral
penurunan

perfusi
terhadap
curah

6. Kolaborasi pemberian jantung.


oksigen dengan

5. stress menghasilkan

kanul/masker sesuai

vaso konstriksi yang

indikasi.

meningkatkan tekanan
darah

dan

meningkatkan frekuensi
7. Kolaborasi pemberian kerja jantung
vasodilator

6.Untuk meningkatkan
kesediaan
untuk

oksigen
kebutuhan

miokard dan jaringan


6.

6.

1.

Jelaskan

tentang serta

melawan

Setelah

dilakukan fungsi jantung normal hipoksia.

tindakan

perawatan dan

diharapkan
pengetahuan

kelainan

yang

dialami oleh pasien

7.

pasien

tentang penyakitnya
bertambah,

2.

Kuatkan

Melaksanakan

pengobatan

efek

vasodilator

digunakan

untuk

meningkatkan

curah

rasional jantung

therapiuntuk
menurunkan episode

1. Pengetahuan tentang

berulang

proses

dan

mencegah

danharapan

komplikasi,melakuka
n

perubahan

penyakit
dapat

3. Diskusikan tentang memudahkan ketaatan

pola obat, tujuan dan efek pada

perilaku yang perlu.

samping,

program

berikan pengibatan.

instruksi secara verbal 2.

Pemahaman

maupun tertulis.

obat

program,

dan

pembatasan

dapat

meningkatkan
4.

Jelaskan

dan kerjasama

untuk

diskusikan peran pasien mengontrol gejala.


dalam mengontrol factor
resiko

dan

factor 3.

pemberat.

Pemahaman

kebutuhan
dan

terapiutik
pentingnya

pelaporan efek samping


dapat

mencegah

terjadinya

komplikasi

5. Berikan kesempatan obat.


pasien
menanyakan,

untuk
4.

Menambahkan

mendiskusikan masalah pengetahuan

dan

dan membuat perubahan memungkinkan pasien


pola hidup yang perlu.

untuk

membuat

keputusan berdasarkan
informasi

sehubungan

dengan control kondisi


dan

mencegah

berulang/ komplikasi.
5. Kondisi kronis sering
melemahkan
kemampuan koping dan
kapasitas
pasien
terdekat.

dukungan
dan

orang

WOC
hipertensi
Hipertensi Heart Disease

kurang informasi

hipertrophy ventrikel kiri


jantung (LVH)

vol sekuncup
vol residu
Penuru
nan
curah
jantung

Kurang
pengetahu

suplai o2 dan nutrisi ke

kerja miocard

jaringan menurun
Perfusi
jaringan
tergangg

tekanan atrium
meningkat
transudasi cairan
interstitil paru

miocard iskemik
pemenuhan o2
dan nutrisi terganggu
pembentukan ATP
terganggu
kelelahan
aktivitas terganggu

cairan masuk alveoli

oedema paru

Intoleran
si

Pk
infark
miocar

nyeri dada

Nyeri
akut

sesak

Kerusakan
pertukaran
gas

Вам также может понравиться