Вы находитесь на странице: 1из 11

TUGASAN 1 (40%)

Tugasan 1 melibatkan pengumpulan dapatan daripada pelbagai sumber dan penulisan


laporan dengan pemberatan markah 40% daripada markah keseluruhan kerja kursus. Anda
perlu melengkapkan tugasan ini secara INDIVIDU.
Arahan:
1. Anda dikehendaki meneroka peranan kod dan kriptografi dalam teknologi moden.
2. Bincangkan dengan jelas kegunaan dan kepentingan kod pembetulan kesilapan
dalam teknologi moden. Antara kod pembetulan kesilapan yang biasa digunakan ialah
Kod Semakan Parity dan Kod Hamming. Terangkan dengan terperinci langkahlangkah untuk mengesan kesilapan dan membuat pembetulan. Seterusnya banding
kedua-dua kod pembetulan kesilapan dan membuat kesimpulan.
3. Senaraikan bahan rujukan / sumber maklumat yang berkaitan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kriptografi sudah digunakan oleh bangsa Mesir sejak 4000 tahun yang lalu oleh rajaraja Mesir pada saat perang untuk mengirimkan pesan rahasia kepada panglima perangnya
melalui kurir-kurinya. Orang yang melakukan penyandian ini disebut kriptografer, sedangkan
orang yang mendalami ilmu dan seni dalam membuka atau memecahkan suatu algoritma
kriptografi tanpa harus mengetahui kuncinya disebut kriptanalis.
Usaha untuk menjaga kerahasiaan suatu informasi telah ada sejak jaman dahulu.
Julius Caesar, kaisar Romawi, telah menggunakan metoda enkripsi sederhana dengan cara
menggeser setiap karakter dalam pesannya dengan nilai tertentu. Cara ini cukup aman
pada saat itu namun tidaklah mungkin dipakai saat ini karena dengan kemampuan
komputasi komputer sekarang, akan sangat mudah dipecahkan.
Seiring dengan perkembangan teknologi, algoritma kriptografi pun mulai berubah
menuju ke arah algoritma kriptografi yang lebih rumit dan kompleks. Kriptografi mau tidak
mau harus diakui mempunyai peranan yang paling penting dalam peperangan sehingga
algoritma kriptografi berkembang cukup pesat pada saat Perang Dunia I dan Perang Dunia
II. Menurut catatan sejarah, terdapat beberapa algoritma kriptografi yang pernah digunakan
dalam peperangan, diantaranya adalah ADFVGX yang dipakai oleh Jerman pada Perang
Dunia I, Sigaba/M-134 yang digunakan oleh Amerika Serikat pada Perang Dunia II, Typex
1

oleh Inggris, dan Purple oleh Jepang. Selain itu Jerman juga mempunyai mesin legendaris
yang dipakai untuk memecahkan sandi yang dikirim oleh pihak musuh dalam peperangan
yaitu, Enigma.
Di zaman ini, implementasi dari kriptografi banyak ditemui dalam kehidupan seharihari, seperti Automatic Teller Machine (ATM), Penggunaan ATM untuk banking, bahkan
mulai meningkat menjadi Internet Banking, Mobile Banking, Komunikasi elektronik seperti
telepon tetap, cellular, SMS, MMS. 3G, Komunikasi via Internet seperti email, messaging,
chatting, Voice Call dan E-Government , E-Commence.
Kriptografi adalah ilmu dan seni untuk menjaga keamanan pesan ketika pesan di
kirim dari suatu tempat ke tempat yang lain. Kriptografi dapat juga diartikan sebagai ilmu
yang mempelajari mengenai bagaimana cara mengamankan suatu informasi. Pengamanan
ini dilakukan dengan mengenkrip informasi tersebut dengan suatu kunci khusus. Terdapat
empat prinsip yang harus dipenuhi oleh sebuah algoritma kriptografi, yakni kerahasiaan,
keotentikan, keutuhan data, dan terhindar dari penyalahgunaan.
Algoritma kriptografi yang baik tidak ditentukan oleh kerumitan dalam mengolah data
atau pesan yang akan disampaikan. Yang penting, algoritma tersebut harus memenuhi
4 persyaratan berikut :
Confidelity (kerahasiaan), yaitu layanan agar isi pesan yang dikirimkan tetap rahasia
dan tidak diketahui oleh pihak lain (kecuali puhak pengirim, pihak penerima, atau
pihak-pihak yang memiliki ijin). Umumnya hal ini dilakukan dengan cara membuat
suatu algoritma mamtematis yang mampu mengubah data hingga menjadi sulit untuk
dibaca dan dipahami.
Authentication (keotentikan), yaitu layanan yang berhubungan dengan identifikasi.
Baik otentikasi pihak-pihak yang terlibat dalam pengiriman data maupun otentikasi
keaslian data atau informasi.
Data integrity (keutuhan data), yaitu layanan yang mampu mengenali atau
mendeteksi adanya manipulasi (penghapusan, pengubahan atau penambahan) data
yang tidak sah (oleh pihak lain).

Non-repudiation (anti-penyalahgunaan), yaitu layanan yang dapat mencegah suatu


pihak untuk menyangkal aksi yang dilakukan sebelumnya (menyangkal bahwa pesan
tersebut berasal darinya).
Kriptografi pada dasarnya terdiri dari dua proses penting, yaitu proses enkripsi dan
proses dekripsi. Proses enkripsi adalah proses penyandian pesan terbuka menjadi pesan
rahasia (ciphertext). Ciphertext inilah yang nantinya akan dikirimkan melalui saluran
komunikasi terbuka. Pada saat ciphertext diterima oleh penerima pesan, maka pesan
rahasia tersebut diubah lagi menjadi pesan terbuka melalui proses dekripsi sehingga pesan
tadi dapat dibaca kembali oleh penerima pesan. Dalam sistem komputer, pesan terbuka
(plaintext) diberi lambang M, yang merupakan singkatan dari Message. Plaintext ini dapat
berupa tulisan, foto, atau video yang berbentuk data biner.
ELEMEN-ELEMEN KRIPTOGRAFI
Dalam kriptografi, terdapat beberapa elemen-elemen yang secara langsung berhubungan
dengan kriptografi. Antaranya adalah :
Pesan, Plainteks dan Cipherteks
Pesan adalah data atau informasi yang dapat dibaca dan dimengerti maknanya.
Nama lain untuk pesan adalah plainteks. Agar pesan tidak bisa dimengerti maknanya
oleh pihak lain, maka pesan perlu disandikan ke bentuk lain yang tidak dapat
dipahami. Bentuk pesan yang tersandi disebut cipherteks
Pengirim dan Penerima
Pengirim adalah entitas yang mengirim pesan kepada entitas lainnya. Penerima
adalah entitas yang menerima pesan. Entitas di sini dapat berupa orang, mesin
(komputer), kartu kredit dan sebagainya.
Enkripsi dan dekripsi
Proses menyandikan plainteks menjadi cipherteks disebut enkripsi. Sedangkan
proses mengembalikan cipherteks menjadi plainteks semula dinamakan dekripsi.
Cipher
Algoritma kriptografi disebut juga cipher yaitu aturan untuk enciphering dan
deciphering, atau fungsi matematika yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi.
Konsep matematis yang mendasari algoritma kriptografi adalah relasi antara dua
3

buah himpunan yaitu himpunan yang berisi elemen-elemen plainteks dan himpunan
yang berisi cipherteks. Enkripsi dan dekripsi adalah fungsi yang memetakan elemenelemen antara kedua himpunan tersebut.
Sistem kriptografi
Sistem kriptografi merupakan kumpulan yang terdiri dari algoritma kriptografi, semua
plainteks dan cipherteks yang mungkin dan kunci.
Penyadap
Penyadap adalah orang yang berusaha mencoba menangkap pesan selama
ditransmisikan

dengan

tujuan

mendapatkan

informasi

sebanyak-banyaknya

mengenai sistem kriptografi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan maksud


untuk memecahkan cipherteks.

KOD PEMBETULAN KESILAPAN


Kod pembetulan kesilapan (ralat) menangani masalah ralat dengan menggunakan
konsep lebihan (redundancy) menggunakan lebih banyak simbol yang diperlukan untuk
mesej.
Dalam bahasa biasa, lebihan kerap berlaku, di mana pengetahuan bahasa dan
konteks ianya digunakan membantu kita mengenal pasti ralat tipografikal (ejaan) dan
membetulkannya apabila dibaca.
Misalnya, jika perkataan cetakan dikirim, ia mungkin diterima sebagai cetekan atau
cetakau. Dalam konteks topik ini, memang dapat dikenal pasti dengan mudah yang ralat
tipografikal (ejaan) telah berlaku dan perkataan yang betul diteka dengan tepat sebagai
cetakan.
Misi Mariner6 telah menggunakan 6 digit binari untuk mengenkod setiap petak kecil
(piksel) dalam gambar Marikh. Apabila mengirim isyarat balik ke Bumi, Mariner6 mengirim
32 digit dengan 26 (=32-6) digit lebihan. Yang lebih mengkagumkan ialah terjemahan betul
bagi setiap rantaian yang mengandungi kurang daripada 8 ralat.
Proses mengenkod mesej bermula dengan penukaran teks biasa kepada satu
rantaian nombor dengan menggunakan abjad digital berikut. Dalam kod ini, setiap huruf
(dan juga tanda isyarat) diwakili oleh urutan 0 dan 1 sepanjang 5-digit. Oleh itu, urutanurutan tersebut merupakan nombor antara 0 dan 32 yang ditulis dalam sistem binari (asas
2).

Dalam kes Mariner6, satu kod Reed-Muller yang kuat telah digunakan untuk
pembetulan kesilapan. Seperti yang dinyatakan, mesej 6 digit binari telah ditukar kepada
mesej 32 digit binari yang digelar sebagai katakod (codewords).
Misalnya, mesej yang dikirim mengandungi 3 digit binari. Oleh yang demikian,
terdapat 8 mesej yang mungkin, yang boleh diwakili oleh integer 0 hingga 7. Dalam contoh
ini, 5 digit lebihan akan ditambah kepada setiap mesej untuk menghasilkan katakod yang
panjangnya 8.

KOD SEMAKAN PARITI


Kod semakan pariti tunggal merupakan ekstrem daripada kod ulangan. Berbanding
dengan kod ulangan, kod semakan pariti tunggal hanya ada satu digit semakan. Digit
semakan ini diperolehi daripada jumlah digit maklumat (mod 2). Sebagai contoh, lihat
bagaimana digit semakan dikira.

Secara am katakod ditulis sebagai c1 c2 c3 c4 c5 c6 di mana


c6 = c1 + c2 + c3 + c4 + c5 (mod 2)
Bagi kod semakan pariti tunggal,

Akan tetapi, kod semakan pariti tunggal hanya boleh mengesan bilangan ralat yang ganjil
tetapi tidak dapat membetulkannya.

KOD HAMMING
Teori kod pembetulan ralat telah bermula dengan usaha Richard Hamming dalam
1947. Sebagai seorang ahli matematik, Hamming dapat menggunakan kemudahan
komputer di Bell Telephone Laboratories untuk menjalankan pengiraan matematik. Ketika
itu, masa untuk melaksanakan program sangat lama dan apabila Hamming datang bekerja
pada hujung minggu beliau kerap menemui situasi di mana program pengiraan terhenti
kerana menemui ralat. Oleh yang demikian, Hamming memikirkan tentang kebolehan
komputer bukan sahaja untuk mengesan ralat tetapi membetulkannya!
Pada tahun 1950, Richard Hamming telah memperkembangkan kod Hamming yang
merupakan kod linear yang dapat membetulkan ralat tunggal.

Jika ralat E = [e1 e2 e3 e4 e5 e6], persamaan boleh ditulis semula sebagai

Sindrom ialah hasil tambah lajur-lajur H di mana ralat-ralat saluran berlaku.


Oleh yang demikian, jika mana:
satu lajur H adalah 0 , ralat pada kedudukan tersebut tidak dapat dikesan;
dua lajur H serupa, kita tidak dapat membezakan ralat tunggal yang berlaku pada
kedua-dua kedudukan tersebut.
Kod linear hanya dapat membetulkan semua pola ralat tunggal jika lajur-lajur H
berbeza dan bukan sifar. Sebaliknya, jika semua lajur H berbeza dan bukan sifar, ralat
tunggal pada kedudukan berbeza akan menghasilkan sindrom yang berbeza.

Kod binari linear mampu membetulkan semua pola yang tiada lebih daripada satu
ralat saluran jika dan hanya semua lajur dalam matriks semakan pariti H berbeza dan bukan
sifar.
Pengedekodan Perkataan
Untuk mengdekodkan perkataan yang diterima R, sindrom s dikira.
Jika s ialah sifar, andaikan tiada ralat.
Jika s bukan sifar dan sama dengan salah satu lajur dalam H, andaikan ralat tunggal telah
berlaku pada kedudukan tersebut.
Jika s bukan sifar dan tidak sama dengan mana satu lajur dalam H , prosedur pengdekodan
ini gagal.
Kegagalan pengdekodan dan ralat hanya berlaku jika dua atau lebih ralat saluran berlaku.

Jika diterima perkataan R = [101000101], jadi kita dapat mengira s = [1100].


Sebab sT merupakan lajur kelima dalam H , kita andaikan E = [000010000].
Oleh itu C = R E = [101010101].
Walau bagaimana pun jika R = [101000101], kita perolehi s = [1101], dan dalam kes ini di
mana sT bukan salah satu lajur dalam H , ini bermakna terdapat 2 ralat dan prosedur
pengdekodan gagal.

Kod Hamming

Kod ini boleh membetulkan ralat tunggal pada mana-mana satu digit. Sebab setiap rtuple bukan sifar wujud sebagai lajur, kegagalan pengdekodan tidak akan berlaku. Jadi
prosedur pengdekodan ralat tunggal lengkap.
Walau bagaimana pun kod ini tidak dapat mengesan lebih daripada 2 ralat.
Kadangkala digit semakan pariti yang lain akan ditambah untuk mengesan (tetapi tidak
dapat membetulkan ) 2 ralat.Lajur-lajur dalam matriks semakan pariti H boleh disusun dalam
mana-mana satu urutan.
Kadar maklumat Kod Hamming

Dengan membina Kod Hamming yang mempunyai panjang blok yang besar, kita
akan dapat kadar maklumat yang sangat tinggi. Sungguh pun Kod Hamming merupakan
perkembangan hebat berbanding dengan kod semakan pariti tunggal, kod ini tidak dapat
membetulkan lebih daripada dua ralat.

10

Sekitar 1960, Bose, Changhuri and Hocquenghan telah menemui kod pembetulan
dwi-ralat Kod BCH (double-error-correcting codes) yang lebih kompleks. Seterusnya, kodkod ini diperkembangkan sehingga menjadi kod pembetulan t ralat.

11

Вам также может понравиться