Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
yang dianggap normal oleh masyarakat Indonesia., namun siapa sangka remaja
perempuan pun mengambil peran dalam kasus ini.
Sebuah data yang mencengangkan dari hasil riset Kementrian Kesehatan
tahun 2013 yang menyatakan bahwa prevalensi perokok remaja 15 - 19 tahun
untuk laki-laki menurun dari 38.4 % menjadi 37,3% sedangkan perempuan
meningkat dari 0.9 % menjadi 3,1%. Data lain yang membuktikan bahwa perokok
remaja perempuan lebih besar dari pada remaja laki-laki dengan kelompok usia
13-15 seperti pada gambar 1.
Di Indonesia merokok merupakan hal tabu dan tidak pantas dilakukan oleh
perempuan. Perilaku merokok pada perempuan, cenderung diberi label negatif
oleh masyarakat. Hingga saat ini stigma dan anggapan negatif mengenai wanita
yang menjadi perokok aktif masih banyak ditemui. Masyarakat yang tidak
berfikiran terbuka masih menggangap perempuan yang merokok adalah
perempuan yang tidak baik, nakal, atau bahkan jalang (Handayani, dkk.,
2012). Pandangan semacam ini masih umum ditemui dalam masyarakat
1.5.2
Kegunaan Praktis
ilmu
serta
pengalaman
yang
berbeda-beda
sehingga
1.6.2
1.6.2.1
Kerangka Konseptual
Pengertian Persepsi
Persepsi adalah proses yang digunakan individu mengelola dan
10
muncul akan diterima melalui alat indera yang disebut sensasi. Sensasi
merupakan tahap paling awal dalampenerimaan informasi. Jadi, sensasi
adalah proses menangkap stimuli dan persepsi adalah proses memberi
makna pada sensasi.
Menurut Daviddof, persepsi adalah suatu proses yang dilalui oleh
suatu
stimulus
yang
diterima
panca
indera
yang
kemudian
(1993)
mengemukakan
bahwa
persepsi
seseorang
11
1.6.2.2
individu (Wood,.2010:68)
Interpretasi
mempersepsikan
merupakan
sesuatu
tahapan
dimana
yang
individu
terakhir
dalam
menafsirkan
1.6.2.3
Perhatian
Pada setiap saat ada ratusan, mungkin ribuan rangsangan yang tertangkap
oleh semua indra kita. Tentunya kita tidak mampu menyerapseluruh
rangsangan yang ada di sekitar kita sekaligus karena keterbatasan daya
serap dari persepsi kita, maka kita terpaksa memusatkan perhatian pada
salah satu atau dua objek saja.
2.
Set
Kebutuhan
Sistem Nilai
Tipe Kepribadian
13
Gangguan Kejiwaan
Sebagai gejala normal, ilusi berbeda dari halusinasi dan delusi, yaitu
kesalahan persepsi pada penderita gangguan jiwa. Penyandang gejala
halusinasi visual seakan-akan melihat sesuatu (cahaya, bayangan, hantu
atau malaikat) dan ia percaya betul bahwa yang dilihatnya adalah realita .
sedangkan penyandang halusinasi auditif seakan-akan mendengar suara
tertentu yang diyakininya swebagai realita. Gejala ini bisa terdapat pada
satu rang yang menyebabkan orang itu mengalami delusi, Delusi
merupakan keyakinan bahwa dirinya sesuatu yang tidak sesuai dengan
realita.
Menurut Notoatmodjo (2005), ada banyak faktor yang akan
menyebabkan nstimulus masuk dalam rentang perhatian seseorang. Faktor
tersebut dibagi menjadindua bagian besar yaitu faktor eksternal dan faktor
internal. Faktor eksternal adalahnfaktor yang melekat pada objeknya,
sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat pada orang yang
mempersepsikan stimulus tersebut :
1. Faktor Eksternal
a. Kontras
Cara termudah dalam menarik perhatian adalah dengan membuat
kontras baik warna, ukuran, bentuk atau gerakan.
b. Perubahan Intensitas
14
Suara yang berubah dari pelan menjadi keras, atau cahaya yang
berubah dengan intensitas tinggi akan menarik perhatian seseorang.
c. Pengulangan (repetition)
Dengan pengulangan, walaupun pada mulanya stimulus tersebut tidak
ntermasuk dalam rentang perhatian kita, maka akan mendapat
perhatian kita.
d. Sesuatu yang baru (novelty)
Suatu stimulus yang baru akan lebih menarik perhatian kita daripada
sesuatu yang telah kita ketahui.
e. Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak
Suatu stimulus yang menjadi perhatian orang banyak akan menarik
perhatian seseorang.
2. Faktor Internal
a. Pengalaman atau pengetahuan
Pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan
faktor yang sangat berperan dalam menginterpretasikan stimulus yang
kita peroleh. Pengalaman masa lalu atau apa yang telah dipelajari akan
menyebabkan terjadinya perbedaan interpretasi.
b. Harapan (expectation)
Harapan terhadap sesuatu akan mempengaruhi persepsi terhadap
stimulus.
c. Kebutuhan
Kebutuhan
akan
menyebabkan
seseorang
menginterpretasikan
f. Budaya
Seseorang
dengan
latar
belakang
budaya
yang
sama
akan
16
1.6.2.5
mencantumkan
peringatan
18
kesehatan
berbentuk
gambar
19
20
Gambar 4.
Sumber : www.health.detik.com
3. Ketiga ialah seorang perokok mengalami kanker tenggorokan, dengan
tulisan
di
bawah
bungkusnya
"Merokok
sebabkan
kanker
tenggorokan",
21
Gambar 6.
Sumber : www.health.detik.com
5. Kelima ada paru-paru yang rusak akibat merokok, tulisan dibawahnya
tercantum "Merokok sebabkan kanker paru-paru dan brkonkitis
kronis"
22
huruf berwarna putih dengan dasar hitam, hrs dicetak denganjelas &
mencolok, baik sebagian atau seluruhnya;
2. Gambar harus dicetak berwarna;
3. Jenis huruf harus menggunakan huruf arial bold
1.6.2.6
Remaja
Istilah Adolescence atrau remaja berasal dari kata laitin adolescre
23
perubahan-perubahan
tersebut.
Mereka
mulai
24
remaja
awal
menjadi
perokok
dikarenakan
karakteristik yang muncul ketika menginjak usia remaja awal yaitu 12-15
tahun. Karakteristik periode remaja awal ditandai oleh terjadinya
perubahan-perubahan psikologis seperti :
a. Krisis identitas
b. Jiwa yang labil
c. Meningkatnya kemampuan verbal untuk ekspresi diri,
d. Pentingnya teman dekat/sahabat,
25
26
sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri
dalam Efri Widianti, 2007).
3. Faktor Kepribadian
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin
melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari
kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada
pengguna obat - obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang
yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih
mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki
skor yang rendah (Atkinson dalam Efri Widianti, 2007).
4. Pengaruh iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan
gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour,
membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang
ada dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti dalam Efri Widianti, 2007).
27
Remaja, khususnya remaja perempuan akan mengikuti normanorma tersebut sebagai ukuran moralnya
28
penelitian
ini
adalah
metode
penelitian
kualitatif. Alasan
peneliti
29
1.7.2
Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini meliputi faktor-faktor psikologis
30
label
peringatan
kesehatan
bergambar
akan
sangat
31
1.7.3
analisis interaktif. Dalam model ini ada tiga komponen analisis, yaitu :
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Untuk lebih
jelasnya masing-masing tahap dijabarkan sebagai berikut :
a. Reduksi Data
Proses penyederhanaan dimulai dari data kasar yang berupa data
naratif diambil dari data-data yang sesuai dengan tujuan penelitian
dengan membuat rangkuman yang inti. Data yang tidak perlu dipisahkan
dari data, jadi agar tidak bias. Selanjutnya dibuat berdasarkan poin-poin
yang sistematis. Reduksi data berlangsung secara terus-menerus selama
penelitian kualitatif berlangsung hingga sesudah penelitian lapangan
sampai laporan akhir disusun. Reduksi data merupakan komponen
pertama dalam analisis yang merupakan proses seleksi, pemfokusan,
penyederhanaan, dan abstraksi dari field note. Proses ini berlangsung
32
33
34
35
36
Bulan
Kegiatan
Septembe
Oktobe
Novembe
Desembe
Januar
Februar
Pra Penelitian
Menemukan
Fenomena
atau masalah
Pengajuan
Judul
Survei
Pendahuluan
Penyusunan
Proposal
Penelitian
Tinjauan
Studi pustaka
Membangun
hubungan
dengan
informan
37
Wawancara
Informan
Triangulasi
Pasca Penelitian
Penyusunan
laporan
penelitian
Daftar Pustaka
Sumber Buku :
Delemarre-van de Waal. 2005. Secular Trend of Timing of Puberty. New York:
Karger
Handayani, Abni. 2012. Perempuan Berbicara Kretek. Jakarta: Indonesia
Berdikari.
Hurlock, Elizabeth, B. 1999. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan (Terjemahan Istiwidayanti &Soedjarno). Jakarta:
Penerbit Erlangga.
38
Sumber Jurnal :
39
40
Sumber Skripsi :
Mahmudin. 2014. Persepsi Perokok Aktif Dalam Menanggapi Label Peringatan
Bahaya Merokok. Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga. Yogyakarta
Widianti, Efri. 2007. Bahaya Merokok, Penyimpangan Seks pada Remaja, dan
Bahaya Penyalahgunaan Minuman Keras/Narkoba. Universitas Padjadajaran
Sumber Lain :
41
42