Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
Sindroma
Guillain-Barre
(SGB)
merupakan
penyebab
kelumpuhan yang cukup sering dijumpai pada usia dewasa
muda. SGB ini seringkali mencemaskan penderita dan
keluarganya karena terjadi pada usia produktif, apalagi pada
beberapa keadaan dapat menimbulkan kematian, meskipun
pada umumnya mempunyai prognosa yang baik.
Beberapa nama disebut oleh beberapa ahli untuk penyakit ini,
yaitu Idiopathic polyneuritis, Acute Febrile Polyneuritis,
Infective Polyneuritis, Post Infectious Polyneuritis, Acute
Inflammatory Demyelinating Polyradiculoneuropathy, Guillain
Barre Strohl Syndrome, Landry Ascending paralysis, dan
Landry Guillain Barre Syndrome.
Penyakit ini terdapat di seluruh dunia pada setiap musim,
menyerang semua umur. SGB merupakan suatu penyakit
autoimun, dimana proses imunologis tersebut langsung
mengenai sistem saraf perifer. Mikroorganisme penyebab
belum pernah ditemukan pada penderita penyakit ini dan pada
pemeriksaan
patologis
tidak
ditemukan
tanda-tanda
radang.Periode laten antara infeksi dan gejala polineuritis
memberi dugaan bahwa kemungkinan kelainan yang terdapat
disebabkan oleh suatu respons terhadap reaksi alergi saraf
perifer. Pada banyak kasus, infeksi sebelumnya tidak
ditemukan, kadang-kadang kecuali saraf perifer dan serabut
spinal ventral dan dorsal, terdapat juga gangguan medula
spinalis dan medula oblongata.Sampai saat ini belum ada
terapi spesifik untuk SGB. Pengobatan secara simtomatis dan
perawatan yang baik dapat memperbaiki prognosisnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Parry mengatakan bahwa SGB adalah suatu polineuropati yang
bersifat ascending dan akut yang sering terjadi setelah 1
sampai 3 minggu setelah infeksi akut. Menurut Bosch, SGB
merupakan suatu sindroma klinis yang ditandai adanya
paralisis flasid yang terjadi secara akut berhubungan dengan
proses autoimun dimana targetnya adalah saraf perifer, radiks,
dan nervus kranialis
2.2 Sejarah
Pada tahun 1859, seorang neurolog Perancis, Jean-Baptiste
Landry pertama kali menulis tentang penyakit ini, sedangkan
istilah landry ascending paralysis diperkenalkan oleh Westphal.
Osler menyatakan terdapatnya hubungan SGB dengan
kejadian infeksi akut. Pada tahun 1916, Guillain, Barre dan
Strohl menjelaskan tentang adanya perubahan khas berupa
peninggian protein cairan serebrospinal (CSS) tanpa disertai
peninggian jumlah sel. Keadaan ini disebut sebagai disosiasi
sitoalbuminik. Nama SGB dipopulerkan oleh Draganescu dan
Claudian. Menurut Lambert dan Murder mengatakan bahwa
untuk menegakkan diagnosa SGB selain
berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan LCS, juga adanya
kelainan
pada
pemeriksaan
EMG
dapat
membantu
menegakkan diagnosa. Terdapat perlambatan kecepatan
hantar saraf pada EMG.
2.3 Epidemiologi
Penyakit ini terjadi di seluruh dunia, kejadiannya pada semua
musim. Dowling dkk mendapatkan frekwensi tersering pada
akhir musism panas dan musim gugur dimana terjadi
peningkatan kasus influenza. Pada penelitian Zhao Baoxun
didapatkan bahwa penyakit ini hampir terjadi pada setiap saat
dari setiap bulan dalam setahun, sekalipun demikian tampak
bahwa 60% kasus terjadi antara bulan Juli s/d Oktober yaitu
pada akhir musim panas dan musim gugur. Insidensi sindroma
Guillain-Barre bervariasi antara 0.6 sampai 1.9 kasus per
100.000 orang pertahun. Selama periode 42 tahun Central
Medical Mayo Clinic melakukan penelitian mendapatkan
insidensi rate 1.7 per 100.000 orang. Terjadi puncak insidensi
antara usia 15-35 tahun dan antara 50-74 tahun. Jarang
mengenai usia dibawah 2 tahun. Usia termuda yang pernah
dilaporkan adalah 3 bulan dan paling tua usia 95 tahun. Lakilaki dan wanita sama jumlahnya. Dari pengelompokan ras
didapatkan bahwa 83% penderita adalah kulit putih, 7% kulit
hitam, 5% Hispanic, 1% Asia dan 4% pada kelompok ras yang
tidak spesifik. Data di Indonesia mengenai gambaran
epidemiologi belum banyak. Penelitian Chandra menyebutkan
bahwa insidensi terbanyak di Indonesia adalah dekade I, II, III
(dibawah usia 35 tahun) dengan jumlah penderita laki-laki dan
wanita hampir sama. Sedangkan penelitian di Bandung
menyebutkan bahwa perbandingan laki-laki dan wanita 3 : 1
dengan usia rata-rata 23,5 tahun. Insiden tertinggi pada bulan
April sampai dengan Mei dimana terjadi pergantian musim
oleh
infeksi
p=0,01).
Tabel 7. Prognosis SGB dari berbagai penelitian terdahulu
Peneliti
(tahun) Tempat Metode dan subjek Gambaran prognosis
Jumlah (%)
Lyu, dkk Taiwan Prospektif (median follow-up - Pulih hampir
sempurna 127(87%)
(1997) 12,8bulan); 145/167follow-up - Independen 18 (13%)
lengkap
Ress, dkk Inggris Prospektif 1 tahun; Pulih hampir sempurna 49
(62%)
(1999) 79 pasien SGB Tidak sempurna 30 (38%)
- Tidak dapat lari 14 (18%)
- Berjalan dengan bantuan 7 (9%)
- Tidak dapat bangun 3 (4%)
- Meninggal dunia 6 (8%)
Kuwabara, Jepang Prospektif 6 bulan; - Pulih cepat (2 minggu)
9 (11%)
dkk (2001) 80 pasien SGB - Pulih dalam 6 bulan 65 (81%)
- Tidak dapat berjalan 6 (8%)
sendiri setelah 6 bulan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari serangkaian
pembahasan di atas adalah sebagai berikut :
1. Sindrom Guillain-Barre (SGB) adalah salah satu kelainan
poliradikulopati menyangkut demielinasi inflamasi bisa akut
maupun subakut yang mengarah pada paralisis ascenden dan
ditandai oleh kelemahan, parestesia, dan hiporefleksia
2. Mekanisme autoimun dipercaya bertanggung jawab pada
sindrom ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arnason B.G.W. 1985. Inflammatory polyradiulopathy in Dick
P.J. et al Peripheral neuropathy. Philadelphia : WB. Sounders.
Asbury A.K. 1990. Gullain-Barre Syndrome : Historical aspects.
Annals of Neurology (27): S2-S6
Asbury A.K. and David R. Crnblath. 1990. Electrophysiology in
Guillain-Barre Syndrome. Annals of Neurology (27): S17
Bosch E.P.. 1998. Guillain-Barre Syndrome : an update of acute
immuno-mediated polyradiculoneuropathies. The Neurologist
(4); 211-226
Chandra B. 1983. Pengobatan dengan cara baru dari sindroma
gullain-barre. Medika (11); 918-922
Guillain-Barre Syndrome, an overview for the Layperson, 9th
ed. Guillain-Barre Syndrome Foundation International 2000.
Hurwitz E.S. Guillain-Barre Syndrome and the 1978-1979
influenza vaccine. The New England Med. (304); 1557-1561
Morariu M.A. 1979. major Neurological syndrome. Illinois :
Charles C. Thomas Publisher.
Parry G.J. 1993. Guillain-Barre Syndrome . New York : Theime
Medical Publisher
Van der Meche et all. 1992. A randomized trial comparing
intravenous globulin and plasma exchange injury Guillain-Barre
Syndrome. The New England JournaL of Med. 326(April 23);
1123-1129
Van Doom P.A. and Van der Meche. 1990. Guillain-Barre
Syndrome, optimum management. Clin. Immunother. 2(2): 8999
Visser L.H. et all. 1995. Guillain-Barre Syndrome without
sensory loss (acute motor neuropathy). A subgroup with
specific clinical, electrodiagnostic and laboratory features.
Brain (118); 841-847