Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Memasuki tahapan pembangunan dewasa ini pada era globalisasi dan
otonomi daerah peran dan tekat pemerintah menjadi titik sentral penting terutama
dalam mewujudkan Clean Governance . Undang-undang No.32 Tahun 2004 semakin
menunjukkan upaya pemerintah pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah dimana
berupaya memperdayakan kemandirian pemerintah daerah.
Pemberian kewenangan pemerintah yang luas kepada daerah membawa
konsekuensi langsung berkurangnya kewenangan pemerintah pusat terhadap daerah dan
membawa penambahan tanggungjawab kepada daerah. Terjadinya
penambahan
menjadi
pendorong
seseorang
melaksanakan
suatu
kegiatan
guna
mendapatkan hasil yang terbaik. Oleh karena itulah tidak heran jika pegawai yang
mempunyai motivasi kerja yang tinggi biasanya mempunyai kinerja yang tinggi pula.
Untuk itu motivasi kerja pegawai perlu dibangkitkan agar pegawai dapat menghasilkan
kinerja yang baik.
Untuk memahami konsep motivasi lebih lanjut, Lyman Porter dan Raymond
Miles mengemukakan suatu pandangan sistem mengenai motivasi. Menurut James A. F.
Stoner dan R. Edward Freeman (1994 : 431) yang mengutip pendapat dari Lyman dan
Raymond Miles, pendekatan ini sangat berguna bagi pimpinan dalam memahami
konsep motivasi sehingga dapat memotivasi pegawai secara tepat agar kinerja pegawai
meningkat. Pandangan sistem ini membahas seluruh rangkaian kekuatan sistem yang
beroperasi pada pegawai, yang harus dipertimbangkan sebelum motivasi dan perilaku
pegawai dapat dipahami secara memadai.
Lyman Porter dan Raymond Miles menjelaskan bahwa sistem motivasi
mencakup tiga faktor karakteristik yang meliputi timbulnya motivasi pegawai. Ketiga
karakteristik tersebut adalah karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan
karakteristik situasi kerja (Stoner, 1986 : 87). Sistem motivasi ini digunakan karena
perspektif sistem dari motivasi ini merupakan yang paling berguna bagi instansi
pemerintah untuk mengetahui motivasi kerja pegawai.
Karakteristik individu terdiri atas minat, sikap dan kebutuhan yang dibawa
seseorang ke tempat kerjanya. Karakteristik pekerjaan merupakan sikap. Tugas pegawai
yang meliputi jumlah tanggung jawab, macam tugas, dan tingkat kepuasan yang
diperoleh dari pekerjaan itu sendiri. Sedangkan karakteristik situasi kerja atau
organisasi terdiri dari dua hal, yaitu lingkungan kerja terdekat dan tindakan organisasi
sebagai satu kesatuan.
Penggunaan tenaga kerja yang efektif dan terarah merupakan kunci dari
peningkatan kinerja pegawai sehingga dibutuhkan suatu kebijaksanaan sebuah Instansi
untuk menggerakkan tenaga kerja tersebut agar mau bekerja lebih produktif, sesuai
dengan rencana yang telah direncanakan oleh sebuah Instansi . Salah satu faktor yang
dapat meningkatkan kinerja pegawai adalah dengan cara memberi motivasi kepada
pegawai. Kinerja pegawai merupakan kebutuhan bagi pegawai, hal ini sebagai mana
pendapat Mc. Clelland dalam Stoner (1986 : 14) yang menunjukkan bahwa motif yang
kuat berkinerja pegawai untuk berhasil atau unggul dalam situasi persaingan
berhubungan dengan sejauh mana motivasi yang dimiliki individu untuk menjalankan
tugas-tugasnya.
Faktor kedisiplinan juga tidak kalah penting memegang peranan
pelaksanaan kinerja
dalam
kedisiplinan yang tinggi akan tetap bekerja dengan baik walaupun tanpa diawasi oleh
atasan.
Seorang pegawai yang disiplin tidak akan mencuri waktu kerja untuk melakukan
hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan . Demikian juga pegawai yang
mempunyai kedisiplinan akan mentaati peraturan yang ada dalam lingkungan kerja
dengan kesadaran yang tinggi tanpa ada rasa paksaan . Pada akhirnya pegawai yang
mempunyai kedisiplinan kerja yang tinggi akan mempunyai kinerja yang baik karena
waktu kerja dimamfaatkannya sebaik mungkin untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan target yang telah ditetapkan.
kerja .Setiap karyawan mempunyai dorongan umtuk bekerja karena kerja merupakan
pusat dari kehidupan . Disamping itu, kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental
untuk mengerjakan suatu pekerjaan (Hasibuan, 2002), Menurut Robinson (2001),
kepuasan kerja adalah sikap seseorang terhadap pekerjaanya. Seseorang yang tingkat
kepuasannya tinggi akan memiliki sikap posotif terhadap pekerjaanya. Sebaliknya, Jika
seseorang tidak puas terhadap pekerjaanya akan memiliki sikap negatif terhadap
pekerjannya, Kepuasan kerja menunjukkan keadaan emosional karyawan dimana
terjadi atau tidak titik temu antara nilai balas jasa keja karyawan dari perusahaan atau
organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan
yang bersangkuatan (Martoyo, 2002), Menurut Simamora ( 1999), Kepusan kerja
merupakan hasil dari bebagai macam sikap yang dimiliki oleh seorang pekerja.
Menurut Wexley and Yuki (1997), Kepuasan kerja ditentukan atau dipengaruhi
oleh sekelompok faktor. Faktor-faktor itu dapat dikelompokkan kedalam tiga bagian ,
yaitu yang termasuk dalam Karateristik individu, Variabel Situasional, Karrateristik
Pekerjaan.
Berkaitan dengan kepuasan kerja, Terri G. Winardi (1998), mengemukakan
bahwa seseorang bekerja dengan penuh semangat bila kepuasannya yang diperoleh dari
pekerjaanya tinggi dan pekerjaan tersebut sesuai dengan apa yang diiginkan pegawai.
Berdasarkan uraian di atas , terlihat betapa pentingnya peranan faktor motivasi
kerja disiplin kerja dan kepuasan kerja dalam meningkatkan kinerja pegawai . Dari
penelitian awal yang dilakukan pada pegawai Dinas Pekerjaan Umum Propinsi
Sulawesi Tengah dapat diketahui bahwa tingkat motivasi pegawai masih rendah . Hal
ini terlihat dari rendahnya semangat pegawai untuk menyelesaikan pekerjaan sesuia
dengan target yang telah ditetapkan . Hal ini berakibat pada rendahnya kinerja yang
dimiliki pegawai yang terlihat dari sering terjadinya
keterlambatan dalam
menyelesaikan pekerjaan.
Disamping itu
pegawai yang tidak bekerja pada saat jam kerja serta berkeliaran pada jam kerja , atau
memanfaatkan waktu kerja untuk melakukan hal-hal lain yang diluar pekerjaanya.
Adapun fenomena awal dari disiplin kerja dan motivasi kerja pegawai tersebut ,
mendorong penulis untuk meneliti seberapa besar pengaruh motivasi kerja dan disiplin
kerja terhadap kinerja pegawai pada Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum
Propinsi Sulawesi Tengah.
Berkaitan dengan hal ini, maka penulis tertarik untuk mengangkat topik dengan
judul PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA
PEGAWAI PADA DINAS PEKERJAAN UMUM PROPINSI SULAWESI TENGAH .
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dirimuskan
masalah sebagai berikut :
1.Apakah motivasi, disiplin dan kepuasan kerja berpengaruh secara simultan terhadap
kinerja pegawai pada dinas pekerjaan umum propinsi Sulawesi Tengah ?
2.Apakah faktor motivasi, disiplin dan kepuasan kerja secara parsial berpengaruh
terhadap kinerja pegawai pada dinas pekerjaan umum propinsi Sulawesi Tengah ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang tekah dirumuskan, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengkaji dan menganalisis besarnya pengaruh faktor motivasi kerja l terhadap
kinerja pegawai pada Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sulawesi Tengah.
2. Untuk mengkaji dan menganalisis besarnya faktor disiplin kerja terhadap kinerja
pegawai pada Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sulawesi Tengah.
3.Untuk mengkaji dan
BAB II
TINJAUAN PUSATAKA
Beberapa teori dan hasil yang berkaitan dengan Pengaruh Motivasi, Disiplin dan
Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Sub Bidang Bina Marga Dinas
Pekerjaan Umum Propinsi Sulawesi Tengah.
A. Peneliti terdahulu
a. Dian Kurniwaty ( 2007 ) Pengaruh Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap
Kinerja Pegawai pada Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Sulawesi Tengah,
Diperoleh kesimpulan bahwa Pengaruh Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja
terhadap Kinerja berpengaruh Signifikan terhadap Kinerja pegawai.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Dian Kurniawati
adalah sama-sama mengkaji Motivasi sebagai variabel bebas dan Kinerja sebagai
variabel terikat.
Perbedaannya adalah Disiplin dan Kepuasan sebagai variabel bebas dan lokasi serta
obyek penelitian yang berbeda.
b. Rusdin ( 2009) Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja pegawai pada Kantor
Wilayah Departmen Agama Propinsi Sulewesi Tengah, diperoleh kesimpulan
bahwa Kepuasan Kerja berpengaruh Positif ( Signifikan ) terhadap Kinerja pegawai
pada Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Sulawesi Tengah, dengan
sumber kepuasan dalam penelitian ini berasal dari Lingkungan Kderja .
Persamaan peneliti ini dengan peneliti yang dilakukan oleh Rusdin adalah samasama mengkaji tentang Kepuasan Kerja variabel bebas dan Kinerja sebagai variabel
terikat.
Perbedaannya adalah Motivasi, Disipilin sebagai variabel bebas dan loakasi serta
objek penelitian yang berbeda.
c.
Tabel 2.1 Persamaan dan Percobaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini.
N
Nama
Peneliti
1 Dian
1
Kurniawati
Variabel
Persamaan
Perbedaan
No.
Pengaruh motivasi
kerja dan lingkungan
kerja terhadap kinerja
pegawai Dinas
Sama-sama
mengkaji tentang
motivasi sebagai
variabel bebas dan
Kepuasan dan
disiplin sebagai
variabel bebas
dan lokasi serta
10
2 Rusdin
2
2 Asih Subekti
3
4 Hamka
Ahmad
Pendapatan Daerah
Propinsi Sulawesi
Tengah
Pengaruh kepuasan
kerja terhadap kinerja
pegawai pada kantor
wilayah Departemen
Agama Propinsi
Sulawesi Tengah
Analisis pengaruh
motivasi dan
kompetensi terhadap
kinerja pegawai pada
kantor-kantor cabang
pegadaian di Propinsi
Sulawesi Tengah .
Pengaruh motivasi
dan pelatihan
terhadap kinerja
pengawas perbenihan
, perkebunan pada
Dinas Pertanian ,
Perkebunan , dan
Peternakan Propinsi
Sulawesi Tengah
kinerja sebagai
variabel terikat .
Sama-sama
mengkaji tentang
kepuasan kerja
sebagai vaiabel
bebas dan kinerja
sebagia variabel
terikat .
Sama-sama
mengkaji tentang
motivasi sebagai
variabel bebas dan
kinerja sebagai
variabel terikat .
Sama-sama
mengkaji tentang
motivasi sebagai
variabel bebas dan
kinerja sebagai
variabel terikat .
objek
penelitiannya
berbeda
Motivasi dan
didisiplin
sebagai variabel
bebas dan lokasi
serta objek
penelitiannya
berbeda .
Kepuasan dan
disiplin sebagai
variabel bebas
dan lokasi serta
objek
penelitiannya
berbeda
Kepuasan dan
disiplin sebagai
variabel bebas
dan lokasi serta
objek
penelitiannya
berbeda
B. Landasan Teori
1. Pengertian Motivasi Kerja
Dorongan atau tindakan seseorang, dasar pemikiran dan pendapat sesuatu yang
menjadi pokok banyak diartikan sebagai motif, seperti yang dikemukakan oleh Arep
11
Ishak dan Tanjung Hendri ( 2003: 12) bahwa pengertian motivasi adalah sesuatu yang
pokok, yang menjadi dorongan seseorang untuk bekerja.
Berbicara tentang motivasi, maka yang hakiki setiap orang adalah Self Concept
realization, yaitu merealisasikan konsep dirinya . Self Concept realization bermakna
bahwa seseorang akan selalu termotivasi jika :
(1). Ia hidup dalam suatu cara yang sesuai dengan peran yang lebih ia sukai
(2). Diperlakukan sesuai dengan tingkatan yang lebih ia sukai ;
(3). Dihargai sesuai dengan cara yang memcemirkan penghargaan seseorang
atas
kemampuannya .
Ada 3 hal yang harus dan pelu diperhatikan yakni : peran, perlakuan dan
penghargaan yang mendasari teori teori manajemen motivasi. Hal tersebut dapat kita
lihat pada gambar 1. Berikut ini :
Peran yang lebih
Realisai
Konsep
diri
Penghargaan seseorang sesuai
12
13
14
15
Model teori dua faktor yang dikemukakan oleh Hezberg dapat kita lihat pada
Gambar 3, berikut ini :
Ketidakpuasan Kerja Tinggi
16
c. Mc Clelands Model
Pada model Davic Mc Cleland, ia membagi 3 kebutuhan yang penting yakni :
1. Kebutuhan Achievement (Prestasi), artinya adanya keinginan untuk memcapai
tujuan lebih baik dari pada sebelumnya (pencapaian prestasi) . Hal ini dapat dicapai
dengan cara : merumuskan tujuan , mendapat umpan balik , memberikan
tanggungjawab pribadi yang dikenal dengan Just In Time dan bekerja keras .
2. Kebutuhan Affiliatian (kerja sama), artinya kebutuhan untuk berinteraksi
dengan orang lain, hal tersebut dapat dicapai dengan cara : bekerja sama dengan orang
lain, membuat kawan di tempat kerja dan bersosialisasi
3. Kebutuhan Power (kekuasaan), artinya kebutuhan kekuasaan, yang mendorong
seseorang bekerja sehingga termotivasi dalam pekerjaanya, hal ini sangat tegantung
pada : pengalaman masa kanak-kanak, kepribadian, pengalaman kerja dan tipe
organisasi. Menurut Lyman Porter dan Raymond Miles 1974 (Stonner dan Freeman,
1989) motivasi yang merupakan suatu system dipengaruhi oleh tiga faktor , yaitu
karakteristik individu , karakteristik pekerjaan , dan karakteristik situasi kerja.
1. Karakteristik individu merupakan penajabaran dari sikap , minat dan kebutuhan
yang dibawa seseorang atau individu dalam pelaksanaan kerja . Karakteristik
individu satu dengan individu yang lain akan berbeda dan menyebabkan motivasi
dalam situasi kerja .
2. Karakteristik pekerjaan , suatu pekerjaan yang secara instrinsik memuaskan akan
lebih memotivasi bagi kebanyakan orang dari pada suatu pekerjaan yang tidak
memuaskan . Hasil riset Hezberg menyimpulkan bahwa kepuasan kerja dan
17
ketidakpuasan timbul dari kedua rangkaian faktor terpisah yang disebut faktor
pemuas (faktor faktor yang memberi motivasi / motivator) dan faktor bukan
bukan pemuas (faktor-faktor hygiene) (Gito Sudarmo dan Sudita , 1997) .
3. Karakteristik situasi kerja merupakan faktor ketiga yang terdiri atas dua kategori ,
yakni lingkungan kerja terdekat dan tindakan organisasi sebagaimana
keseluruhannya (Stommer dan Freeman , 1989) .
Dimana :
M=f(R&C)
= Motivasi
= Reward
= Consequences ( akibat )
18
Model Maslow
Model Herzberg
Motivator
Hygiene
Model Mc Clellan
Expectancy Theory
Achvement
Affilation
Power
M =[ ( E-P) ] [ ( P-O) V ]
Penjelasanya :
M = Motivasi ( Motivation )
E = Pengharapan (expaction)
P = Prestasi (performance)
O = Hasil ( outcome )
V = Penilaian (value)
Equity Theory
Reinforcemen Theory
M = f (Eq ( OW) )
Penjelasanya
M=f(R&C)
Penjelasannya
M = Motivasi
Eq = Equity (keadilan)
O = Outcome (hasil)
W = Wages ( gaji )
M = Motivasi
R = Reward (penghargaan)
C = Consequennces (akibat)
19
pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan kirektif sering berupa hukuman, peringatan dan
skorsing.
Sasaran sasaran tindakan pendisiplinan positif, bersifat mendidik dan
mengoreksi bukan tindakan negatif
20
21
sebagainya, sedangkan disiplin moral hanya nampak pada pertanggung jawaban serta
selesai atau tidaknnya pekerjaan.
Dari segi moral pemerintahan yang bersih adalah pemerintah yang para
pejabatnya mempunyai disiplin moral yang tinggi, sehingga seluruh tanggung jawab
yang dipikul dapat diselesaikan secata baik. Meluasnya korupsi merupakan salah satu
akibat karena pembangunan pendidikan moral dan pendidikan budi pekerti kurang
mendapat tekanan
Sebaliknya usaha pemberantasa korupsi juga dilaksanakan melalui pendidikan
moral maka efeknya baru akan nampak setelah melalui proses waktu yang relatif lama.
3. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap produktivitas
suatu organisasi secara langsung maupaun tidak langsung . Beberapa ahli memberikan
defenisi mengenai kepuasan kerja. Devis dan Newstrom (1995:109) mengemukakan :
Job satisfaction is the favorableness or unfavorable with employees view their work
(Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak senang bekerja terhadap
pekerjaanya).
Defenisi lain tentang kepuasan kerja dikemukakan oleh Wexley dan Yuki (1997:98)
Yang mengatakan :
Is the way and employee feel about his or her job, it is a generalized attitude toword
the job bassed on evaluation of different asped of the job. A persons attitude toward his
job reffeect plesant and unpleasant experiences in the job and his expaction about
future experiences (Kepuasan kerja sebagai perasaan seseorang terhadap
pekerjaanya.
22
Kepuasan kerja secara umum merupakan sikap terhadap pekerjaan yang dirasakan
pada evaluasi terhadap aspek-aspek yang berada bagi pekerja . Sikap seseorang
terhadap
pekerjaanya
tersebut
mengambarkan
pengalaman-pengalaman
23
24
25
C. Kerangka Pikir
Banyak hal yang mempengaruhi seseorang dalam bekerja diantaranya adalah
motivasi dari dalam individu disiplin kerja yang dapat mempengaruhi peningkatan
kinerja pegawai.
Dinas Pekerjaan Umum propinsi Sulawesi Tengah pada setiap tahunya
mempunya target dalam meyelesaikan proyek yang harus dicapai sebagai tolak ukur
Kinerja Pegawai. Target dapat dicapai atas kerjasama antara top management, mindle
management, dan staff pada instansi Pada Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum
Propinsi Sulawesi Tengah maka perlu motivasi yang jelas serta Disiplin kerja yang
Tinggi dan baik, serta hubungan yang harmonis antara atasan dan bawahan guna
bekerjasama memcapai target yang telah ditetapkan.
Pada model Davic Mc Cleland, ia membagi 3 kebutuhan yang penting yakni :
1. Kebutuhan Achievement (Prestasi), artinya adanya keinginan untuk memcapai
tujuan lebih baik dari pada sebelumnya (pencapaian prestasi) . Hal ini dapat dicapai
dengan cara : merumuskan tujuan , mendapat umpan balik , memberikan
tanggungjawab pribadi yang dikenal dengan Just In Time dan bekerja keras .
2. Kebutuhan Affiliatian (kerja sama), artinya kebutuhan untuk berinteraksi
dengan orang lain, hal tersebut dapat dicapai dengan cara : bekerja sama dengan orang
lain, membuat kawan di tempat kerja dan bersosialisasi
3. Kebutuhan Power (kekuasaan), artinya kebutuhan kekuasaan, yang mendorong
seseorang bekerja sehingga termotivasi dalam pekerjaanya, hal ini sangat tegantung
pada : pengalaman masa kanak-kanak, kepribadian, pengalaman kerja dan tipe
organisasi.
Ada beberapa faktor Disiplin Kerja yang meliputi yakni :
26
1. Disiplin Waktu
2. Disiplin Moral
3. Disiplin Administrasi.
Kepuasan Kerja .
Kepuasan kerja dipengaruhi oleh sekelompok faktor.
Faktor-faktor itu ada 3 bagian yaitu :
1. Karateristik Individu
2. Variavel Situsional
3. Karateristik Pekerjaan
Ukuran dalam pelaksanaan kinerja meliputi :
1. Kualitas Kerja
2. Kuantitas Kerja
3. Ketepatan Waktu
4. Efektivitas
5. Kemandirian
6. Kerjasama ( Martoyo, 1998 )
27
Gomes ( 1999 ; 179 ) dan Thoha ( 1999 ; 206 ) menyebutkan kaitan antara
motivasi kerja dengan Kinerja maka dapat ditarik suatau kerangka penelitian sebagai
berikut :
Motivasi Kerja ( X1 )
X1. 1. Kebutuhan Achievement
X1. 2. Kebutuhan Affilatian
X1.3. Kebutuhan Power
David Mc Cleland
Disiplin kerja ( X2 )
- Tingginya rasa kepedulian
karyawan
- Tingginya
semangat
dan
gairah
kerja
dan
inisiatif.Besarnyarasa
tanggung jawab.
- Berkembangnya rasa memiliki
dan rasa solidaritas.
- Meningkat
efisiensi
dan
produktivitas pada karyawan .
Gouzali
Kinerja ( Y )
- Kuantitas pekerjaan yang dilakukan
sudah sesuai ;
- Kuantitas pekerjaan yang ada
mendukung target;
- Kualitas pekerjaan sudah sesuai
prosedur;
- Kualitas pekerjaan meningkatkan
kinerja organisasi;
- Hasil pekerjaan efektif dan efisiensi;
- Target dan realisasi pekerjaan
sesuai waktu ditetapkan;
- Target waktu yang ditentukan
meningkatkan kinerja.
Asad (2006;63)
28
Kepuasan kerja ( X3 )
-
Turnover
Tingkat absensi
Umur
Tingkat pekerjaan
Ukuran organisasi
Keith Davis
Anwar Prabu
(2008;118)
Gambar 5. Kerangka Pikir
Keterangan :
Pengaruh Parsial
Pengaruh Simultan
D. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang penulis kemukakan, maka
Dapatlah disusun bebrapa hipotesis penelitian yang merupakan dugaan
sementara sebagai berikut :
1. Motivasi, Disiplin dan Kepuasan Kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pekeraan Umum Propinsi Sul-Teng.
2. Motivasi kerja,disiplin kerja dan kepuasan kerja secara parsial berpengaruh terhadap
kinerja.
29
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Instansi pada Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan
Umum Propinsi Sulawesi Tengah. Untuk memperoleh gambran tentang motivsi kerja
dan Disiplin Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai pada Bidang Bina Marga
Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sulawesi Tengah. Sehubungan dengan hal tersebut,
maka dalam pelaksanaan penelitian ini akan digunakan jenis penelitian jenis atau
bentuk penelitian deskriptif dan verivikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan
data dilapangan. Penelitian Deskriptif ini mendapatkan gambaran tentang karateristik
responden penelitian, motivasi kerja dan disiplin kerja pada pegawai pada Bidang Bina
30
Marga Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sulawesi Tengah. Sedangkan bentuk penelitian
verifikatif bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel penelitian melalui
hipotesis yang memakai perhitungan perhitungan statsistik.
C. Populasi penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil populasi seluruh pegawai negeri sipil
dan pegawai harian lepas pada Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Propinsi
Su;awesi Tengah.
Penelitian ini menggungakan metode sensus dimana seluruh objek penelitian
pengumpulan data secara sensus, seluruh Populasi dicacah dengan perincian sebagai
berikut :
Tabel 3. 1 Data Sensus Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sulawesi
Tengah
NO
Golongan
Banyaknya
1
2
3
4
I
II
III
IV
2
98
82
2
JUMLAH
184
31
2. Data Sekunder ; dimana merupakan data pendukung yang diperoleh dari subjek
penelitian yang bersifat dokumen, peraturan peraturan dan study pustaka .
D. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Likert, dimana
responden akan diberikan pertanyaan pertanyaan dengan beberapa alternatif jawaban
yang dianggap responden paling tepat. Pengukuran variabel motivasi kerja, Disiplin
kerja serta kinerja semuanya diukur dengan skala Likert
( Sugiyono ; 2002 ; 15 ). Adapun jawaban dari setiap item diberikan nilai sebagai
berikut :
= 5
= 4
= 3
= 2
= 1
32
Dalam penelitian ini instrument instrument yang dinyatakan validitas atau valid
diukur dengan menggunakan suatu teknik yakni tekni korelasi product moment.
Dalam menganalisis permasalahan dan hipotesis penelitian ini metode
pengumpulan data yang utama digunakan sebagaimana dikemukakan adalah dengan
menggunakan kuisioner (angket). Pertanyaan yang diungkapkan
tersebut adalah menyangkut tentang presepsi
dalam kuisioner
variabel, dan diukur dengan skala Likert. Indikator yang digunakan harus mempunyai
kemampuan
mengukur
variabelnya.
Kemampuan
indikator
untuk
mengukur
variabelnya dianalisis dengan menggunakan uji validitas. Hal ini dikakukan untuk
melihat tingkat kesahihan butir pertanyaan yang diajukan.
Dalam pengujian validitas terhadap 184
adalah dengan cara mengkorelasikan skor jawaban yang diperoleh masing masing
item dengan skor dari keseluruhan item.
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS Versi 11.00
diperoleh hasil korelasi product moment pearson, hasil korelasi tersebur harus
signifikan berdasarkan ukuran statistik tertentu yang bertanda * (signifikan level 5 %)
dan tanda * * ( signifikan level 1 % ). Dengan tingkat signifikan 1 % dan 5 %.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat menunjukkan dipercaya atau tidak. Setelah uji validitas dilakukan terhadap
instrument- instrument penelitian sudah memiliki validitas.
Instrumen yang dikembangkan dalam daftar pertanyaan , dianggap reliabel
apabila mempunyai tingkat konsistensi hasil yang dicapai . Untuk menguji tingkat
33
kosistensihasil yang dicapai oleh sebuah alat ukur, maka dilakukan uji reliabilitas
dengan menggunakan koefisien Alpha ( ) jika nilai alpha lebih besar dari 0,60
(Nunnally dalam Zeithami, Berry & Parasuraman 1996 ; 7), maka instrument tersebut
dinyatakan reliabel.
F. Metode Analisis
Metode Analisis digunakan untuk menjawab rumusan masalah adalah analisis
regsi berganda ( multipler regression analysis ) terutama untuk mengetahui seberapa
besar variabel independen mempengaruhi variabel dependen . Adapun rumus ( Arief ,
Sritu 1993 ; 11 ) yang digunakan sebagai berikut :
Y=
Dimana :
Y
= Kinerja
1,
= koefisien regresi
= Standard deviations
Sehingga dapat dijabarkan pada penelitian sebagai berikut :
Y=
Dimana :
Y
= Kinerja
1,
= koefisien regresi
34
= kostanta
X1
= Motivasi
X2
= Disiplin kerja
= eror tern
adalah metode Spearman Rank Correlation ( Arief , Sritu 1993 : 36 ) dimana model
35
regresi yang ditaksir mengandung lebih dari satu variabel bebas . Nilai r yang tinggi
menunjukkan adanya situasi Heteroscedasity ;
c. Korelasi serial ( Autocorrelation ) , artinya data observasi dimulai dari suatu kelesuan
sehingga data observasi selanjutnya yang menjadi
menjadi lebih
36
a. Jika F
hitung
table
pada tingkat 95 % (
hitung
table
pada
hitung =
SE
Dengan kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut :
37
a. Jika t
hitung
table
sedangkan Ha diterima.
b. Jika t
hitung
table
sedangkan Ha ditolak.
Semua metode yang digunakan untuk pengujian hipotesis ini akan
( software)
38
dengan orang lain, hal tersebut dapat dicapai dengan cara : bekerja sama dengan orang
lain, membuat kawan di tempat kerja dan bersosialisasi
3. Kebutuhan Power (kekuasaan), artinya kebutuhan kekuasaan, yang mendorong
seseorang bekerja sehingga termotivasi dalam pekerjaanya, hal ini sangat tegantung
pada : pengalaman masa kanak-kanak, kepribadian, pengalaman kerja dan tipe
organisasi.
2. Disiplin
Disiplin waktu, moral dan administrasi ketiganya mempunyai kaitan yang sangat
erat. Disiplin waktu berarti bersikap pactual terhadap waktu yang telah ditetapkan,
termasuk jam mulai kerja , jam istirahat, jam pulang kantor dan jam mulai serta
penutupan rapat seminar dan lain - lain .
Disiplin moral adalah disiplin yang keluar dari hati nurani untuk berusaha
menepati atau menyelesaikan suatu pekerjaan. Dari segi moral pemerintahan yang
bersih adalah yang para pejabatnya mempunyai disiplin yang tinggi sehingga
tanggungjawab yang di amanatkan dapat dilasaksankan dengan baik.
Disiplin
Administrasi
adalah
disiplin
untuk
mengerjakan
(atau
tidak
mengerjakan), seperti yang tertera dalam aturan atau kaidah yang telah ditetapkan
sebelumnya.. Kaidah tersebut dapat bersifat tertulis, tidak tertulis, dapat berupa suatu
norma hokum, norma kesusilaan, peraturan kepegawaian dan lain-lain.
Sesuai dengan penjelasan diatas maka inkator yang dipakai dalam Disiplin kerja
adalah :
a. Disiplin Waktu
b. Disiplin Moral
39
c. Disiplin Administrasi
3. Kepuasan Kerja
Defenisi tentang Kepuasan Kerja dikemukakan oleh Wexley dan Yuki ( 1997:
98 ) Yang mengatakan bahwa : Kepuasan Kerja secara umum merupakan sikap
terhadap Pekerjaan yang dirasakan pada evaluasi terhadap aspek-aspek yang berada
bagi pekerja Sikap seseorang terhadap pekerjaanya tersebut menggambarkan
pengalaman pengalaman yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam
pekerjaan dan harapan-harapan mengenai pengalaman mendatang.
Menurut Wexley dan Yuki (1997) , Kepuasan kerja ditentukan atau dipengarui
oleh sekelompok faktor. Faktor-faktor itu dapat dikelompokkan kedalam tiga bagian
Yaitu:
1. Karakter Individu
2. Varibel-variabel yang bersifat Situsional
3. Karateristik Pekerjaan
b. Variabel Dependen ( Terikat )
Istilah kinerja atau penampilan kerja seringkali disamakan dengan istilah Job
Performance, teori tentan Job Performance adalah teori tentang proses tingkah laku
kerja seseorang sehingga ia menghasilkan sesuatu yang menjadi tujuan dari
pekerjaannya. Salah satu ukuran keberhasilan pembinaan pegawai adalah prestasi kerja
atau pelaksanaan kerja karena baik organisai maupun karyawan selalu membutuhkan
umpan balik atas upaya-upaya mereka dari umpan balik tersebut digunakan untuk
memperbaiki prestasi kerjanya.
Untuk mengukur kinerja pegawai, maka digunakan indicator sebagai berikut :
40
a. Kualitas Kerja
1)
Bekerja
2)
Tepat sasaran
3)
Tertib Administrasi
4)
b. Kuantitas Kerja
1)
Over target
2)
Mencapai target
3)
c. Ketepatan waktu
1)
2)
4)
Tidak sering meninggalkan kerja baik dengan ijin atau tampa ijin.
d. Efektivitas
1)
2)
3).
e. Kemandirian
1)
2)
3)
4)
Menyenangi pekerjaannya
41
5)
f. Kerja sama
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman , 2008 ,
Pengembangan
Prasarana
Jalan
Kantor
Dinas
42
Kinerja
Pegawai
pada
kantor-kantor
Cabang
Kerja
terhadap
Kinerja
Pegawai
pada
Dinas
Perkebunan
Tesis
Program
Universitas Tadulako.
dan
Peternakan
Pascasarjana
Propinsi
Magister
Sulawesi
Manajemen
43
44
TENGAH
I. Pengantar
Dibawa ini terdapat sejumlah pertanyaan (kuesioner)
yang akan digunakan
pada
Dinas
Pekerjaan
Umum
Propinsi
Sulawesi
45
.
Golongan
.
Jabatan
.
46
Unit
Kerja
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b, Setuju
3.
Pekerjaan
d. Tidak Setuju
anda
sekarang
memberikan
pengembagan
kreativitas
a. Sangat Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b, Setuju
5.
kembali
d. Tidak Setuju
anda memeriksanya
47
a. Sangat Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b. Setuju
6.
Anda
d. Tidak Setuju
lebih
mementingkan
menyelesaikan
pekerjaaan
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b, Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b, Setuju
8.
Anda
d. Tidak Setuju
melakukan
pekerjaan
dgn
baik
serta
dapat
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
Setuju
b, Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak
48
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b, Setuju
12.
d. Tidak Setuju
aturan-aturannya dalam
meyelesaikan pekerjaan anda.
a. Sangat Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b, Setuju
d. Tidak Setuju
49
a. Sangat Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b, Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b, Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b. Setuju
4.
Seorang
d. Tidak Setuju
pegawai
wajib
mengakui
kesalahannya
secra
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
50
b, Setuju
5.
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b, Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b, Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
51
b. Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b, Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b, Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak
52
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b, Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b. Setuju
4.
Seorang
d. Tidak Setuju
pegawai
wajib
mengakui
kesalahannya
secra
c. Tidak Tahu
Setuju
b, Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak
53
5.
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b, Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b, Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak
54
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b, Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b, Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak
55
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b, Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b, Setuju
5.
Inisiatif
d. Tidak Setuju
dalam
melakukan
perubahan
metode
serta
prosedur kerja
a. Sangat Setuju
c. Tidak Tahu
Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak
56
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b, Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b, Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b, Setuju
d. Tidak Setuju
c. Tidak Tahu
Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak
57
c. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak
Setuju
b, Setuju
12.
d. Tidak Setuju
pengembangan karier.
a. Sangat Setuju
c. Tidak Tahu
Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak