Вы находитесь на странице: 1из 17

3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi Kolon1,2


Kolon terdiri atas beberapa bagian yaitu sekum, kolon asenden, kolon transversum, kolon
desenden, dan kolon sigmoid.
Kolon asenden melintasi krista iliaka naik sampai permukaan bawah hati, kolon asenden
membuat lengkung tegak lurus yakni fleksura koli dekstra (fleksura hepatika), dan kemudian
menjadi kolon transversum.
Kolon transversum dilekatkan pada kurvatura mayor lambung oleh ligamentum
gastroiliakum, dilekatkan pada pankreas oleh mesokolon transversum. Yang melintas diatas
kolon transversum adalah hati, vesika felea, dan lambung. Kolon transversum melintas dan
melekat pada bagian depan ginjal kanan, bagian kedua duodenum, dan kaput pankreas. Sisanya
tergantung kearah bawah dan naik kembali di depan kolon desenden yang membuat lengkung
tajam pada fleksura koli sinistra ( fleksura lienalis). Fleksura koli sinistra dilekatkan pada
diafragma dibawah limpa oleh ligamentum frenikokolikum.
Kolon desenden yang melintas turun menyilang krista iliaka dan melintasi fossa iliaka
sampai tepi atas pintu panggul kemudian menjadi kolon sigmoid. Kolon sigmoid mempunyai
mesenterium yaitu mesokolon sigmoideum. Kolon sigmoid melanjut ke dalam panggul untuk
mencapai garis tengah di depan sakrum, di mana kolon berubah menjadi rektum.
Kolon asenden dan kolon desenden serta fleksura lienalis dan fleksura hepatika tidak
memiliki mesenterika dan bergerak bebas karena terletak retroperitoneal. Kolon transversum dan
kolon sigmoid memiliki mesenterikum yang komplit dan bergerak bebas. Sedangkan sekum
tidak memiliki mesenterium sebenarnya tetapi bergerak bebas sebab memiliki lipatan peritoneum
yang kadang ada kadang tidak.
Kolon memiliki otot-otot sirkuler dan otot-otot longitudinal. Lapisan otot longitudinal
kolon membentuk pita yang disebut taenia, yang lebih pendek dari kolon itu sendiri sehingga
kolon berlipat- lipat berbentuk sakulus yang disebut haustra.

Aliran limfe kolon mengikuti pembuluh mesenterika inferior untuk kolon sebelah kiri dan
mesenterika superior untuk kolon sisi kanan.
Aliran darah untuk usus besar dari arteri mesenterika superior dan mesenterika inferior.
Vena pada kolon berjalan bersama arterinya, aliran vena disalurkan melalui vena mesenterika
superior yang bermuara vena porta dan vena mesenterika inferior menuju vena lienalis.
Fungsi kolon adalah absorbsi air, vitamin, dan elektrolit dari chime, penimbunan bahan
feses sampai dikeluarkan, melanjutkan pencernaan dan mensekresi lendir. Dari 700- 1000 ml
cairan usus halus yang diterima oleh kolon, 150- 200 ml sehari dikeluarkan sebagai feses.

Gambar 1. Anatomi kolorektal

Gambar 2. Vaskularisasi colon


2.1.1. Anatomi Rektum2
Secara anatomi rektum terbentang dari vertebre sakrum ke-3 sampai garis anorektal.
Secara fungsional dan endoskopik, rektum dibagi menjadi bagian ampula dan sfingter. Bagian
sfingter disebut juga annulus hemoroidalis, dikelilingi oleh muskulus levator ani dan fasia coli
dari fasia supra-ani. Bagian ampula terbentang dari sakrum ke-3 ke difragma pelvis pada insersi
muskulus levator ani. Panjang rrektum berkisa 10-15 cm, dengan keliling 15 cm pada rectosigmoid junction dan 35 cm pada bagian ampula yang terluas. Pada orang dewasa dinding
rektum mempunyai 4 lapisan : mukosa, submukosa, muskularis (sirkuler dan longitudinal), dan
lapisan serosa.
Perdarahan arteri daerah anorektum berasal dari arteri hemoroidalis superior, media, dan
inferior. Arteri hemoroidalis superior yang merupakan kelanjutan dari a. mesenterika inferior,
arteri ini bercabang 2 kiri dan kanan. Arteri hemoroidalis merupakan cabang a. iliaka interna,
arteri hemoroidalis inferior cabang dari a. pudenda interna. Vena hemoroidalis superior berasal
dari plexus hemoroidalis internus dan berjalan ke arah kranial ke dalam v. mesenterika inferior
dan seterusnya melalui v. lienalis menuju v. porta. Vena ini tidak berkatup sehingga tekanan alam
rongga perut menentukan tekanan di dalamnya. Karsinoma rektum dapat menyebar sebagai
embolus vena ke dalam hati. Vena hemoroidalis inferior mengalirkan darah ke v. pudenda
interna, v. iliaka interna dan sistem vena kava.

Gambar 3. Anatomi Anus dan Rektum


Pembuluh limfe daerah anorektum membentuk pleksus halus yang mengalirkan isinya
menuju kelenjar limfe inguinal yang selanjutnya mengalir ke kelenjar limfe iliaka. Infeksi dan
tumor ganas pada daerah anorektal dapat mengakibatkan limfadenopati inguinal. Pembuluh
rekrum di atas garis anorektum berjalan seiring dengan v. hemoroidalis seuperior dan melanjut
ke kelenjar limfe mesenterika inferior dan aorta.
Persarafan rektum terdiri atas sistem simpatik dan parasimpatik. Serabut simpatik berasal dari
pleksus mesenterikus inferior yang berasal dari lumbal 2, 3, dan 4,s erabut ini mengatur fungsi
emisi air mani dan ejakulasi. Serabut parasimpatis berasal dari sakral 2, 3, dan 4, serabut ini
mengatur fungsi ereksi penis, klitoris dengan mengatur aliran darah ke dalam jaringan.

2.2 Etiologi2,3
Dasar penting dari keganasan kolorektal ini adalah proses perubahan secara genetik pada
sel-sel epitel di mukosa kolon yang timbul akibat beberapa hal. Adapun beberapa hal yang
menjadi predesposisinya antara lain:
1. Dietik
Pola konsumsi makanan diduga berkaitan erat dengan munculnya keganasan ini.
Konsumsi makanan yang tinggi kandungan seratnya, seperti sayuran dan buah-buahan akan
menurunkan waktu transit bolus di sepanjang perjalanannya di usus, sehingga kontak dengan
zat karsinogenik pada mukosa lebih singkat. Sebaliknya, makanan dengan kadar lemak dan
protein hewani yang tinggi berperan memacu perubahan sel-sel mukosa kolon. Hal ini dapat
dilihat dari tingginya angka kejadian karsinoma ini di negara-negara barat dibandingkan di
Indonesia. Alkohol dan rokok juga diduga memacu timbulnya keganasan ini.
2. Adanya kelainan di kolon sebelumnya
Adanya kelainan dikolon seperti adenoma (terutama yang berbentuk villi), polip, dan
kolitis ulseratif dapat menjadi resiko berkembangnya karsinoma kolon di kemudian hari.
3. Herediter
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak yang mempunyai orang tua yang
menderita karsinoma kolorektal mempunyai frekuensi 1,3x

lebih banyak menderita

karsinoma kolorektal dibanding mereka yang orang tuanya sehat.


2.3 Klasifikasi4
Secara makroskopik Karsinoma kolon dibedakan atas 4 tipe yaitu :
1.

Nodular
Keganasan ini berupa suatu massa yang keras dan menonjol ke lumen kolon, dengan
permukaan yang bernodul-nodul. Biasanya tak bertangkai dan meluas ke dinding kolon.
Sering juga terjadi ulserasi, dimana dasar ulkus menjadi nekrotik, tepi ulkus naik, dan
mengalami indurasi. Di daerah sekum bentuk tumor mungkin tumbuh menjadi suatu massa
yang besar, tumbuh menjadi fungoid dengan permukaan ulkus mengeluarkan pus dan darah.

2.

Koloid/ mukoid

Bentuk ini tumbuhnya mengalami degenarasi mukoid sehingga menghasilkan banyak


mukus.
3.

Scirrhous/ infiltratif
Bentuk ini mempunyai reaksi fibrous yang sangat banyak, sehingga terjadi pertumbuhan
yang keras dan melingkari dinding kolon sehingga terjadi konstriksi kolon dan membentuk
napkin ring.

4.

Papillari /polipoid/ cauli flower


Tipe ini merupakan pertumbuhan yang sering berasal dari papiloma simpel atau
adenoma.

2.3.1 Klasifikasi penderajatan kanker kolorektal3


Klasifikasi karsinoma Kolon dan Rektum menurut Dukes dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:1
Dukes A

Terbatas di mukosa

Dukes B

Menembus muskularis mukosa

Dukes C
C1
C2

Metastasis ke kelenjar getah bening


KGB didekat tumor primer
KGB jauh

Dukes D

Metastase jauh: Hepar, Paru, Ginjal

Tabel 2. Klasifikasi karsinoma Kolon dan Rektum menurut Dukes.

Gambar 2. Stadium kanker kolorektal.2


Menurut American Joint Committee on Cancer (AJCC) system staging TNM untuk karsinoma
kolorektal:
T
: Tumor Primer
Tx

: Tumor primer sulit dinilai.

T0

: Tidak ada bukti ada tumor primer.

Tis

: Karsinoma in situ, intraepitelial atau di lamina propia.

T1

: Tumor mengenai submukosa.

T2

: Tumor mengenai propia muskularis.

T3

: Tumor mengenai dari propia muskularis sampai ke sub serosa


jaringan perirektal

T4a : Tumor menembus viseral peritonium.


T4b : Tumor mengenai organ lain
N

Kelenjar getah bening regional (KGB)

Nx

: Kelenjar getah bening regional tak dapat dinilai.

No

: Tak terbukti keterlibatan kelenjar getah bening.

N1
N1a
N1b
N1c

:
:
:
:

Mo

: Tak ditemukan metastasis jauh.

Metastasis pada 1-3 kelenjar getah bening regional.


Metastasis pada satu kelenjar getah bening regional
Metastasis pada 2-3 kelenjar getah bening regional
Tumor melekat di subserosa, mesenteri , atau nonperitonealized pericolic atau
jaringan perirectal tanpa metastasis kelenjar regional
N2 : Metastasis pada 4 atau lebih kelenjar getah bening regional
N2a : Metastasis pada 4-6 kelenjar getah bening regional
N2b : Metastasis pada 7 atau lebih kelenjar getah bening regional

Metastasis (anak sebar) jauh

M1 : Ditemukan metastasis jauh.


M1a : Metastasis mengenai ke satu organ (hepar, paru, ovarium dan kelenjar non
regional
M1b : Metastasis ke lebih dari satu organ atau ke peritoneum.
Staging Group
Stage

Dukes

Tis

No

Mo

T1

No

Mo

10

T2

No

Mo

IIA

T3

No

Mo

IIB

T4

No

Mo

IIIA

T1-T2

N1

Mo

IIIB

T3-T4

N1

Mo

IIIC

Any T

N2

Mo

IV

Any T

Any N

M1

Tabel 3. Staging TNM menurut AJCC.


Penyebaran kanker kolorektal ke organ-organ dapat terjadi melalui:

Direct extension
Hematogenous metastasis
Regional lymph node metastasis
Transperitoneal metastasis
Intraluminal metastasis
Secara mikroskopis, bentuk adenokarsinoma merupakan jenis terbanyak yang berasal dari

epitel kolon. Bentuk yang berdiferensiasi sempurna mempunyai struktur terdiri dari kelenjar, di
mana terdapat pembengkakan sel-sel skuamosa dengan inti yang hipokromasi. Sel-sel tumor ini
mengalami mitosis yang cepat. Bentuk yang kurang berdiferensiasi , sel-sel tumor terlihat dalam
suatu massa.
Berdasarkan diferensiasi sel, dibuat klasifikasi dalam 4 tingkat :
Grade I

: Sel-sel anaplastik < 25%

Grade II

: Sel-sel anaplastik 25-50%

Grade III

: Sel-sel anaplastik 50-75%

Grade IV

: Sel-sel anaplastik > 75%

2.4 Gambaran klinis. 2,3

11

Pasien dengan karsinoma kolorektal umumnya memberikan keluhan berupa gangguan


proses defekasi (Change of bowel habit), berupa konstipasi atau diare, perdarahan segar lewat
anus (rectal bleeding), perasaan tidak puas setelah buang air besar ( tenesmus), buang air besar
berlendir( mucoid diarrhea), anemia tanpa sebab yang jelas,

dan penurunan berat badan. 2,3

Adanya suatu massa

dapat menjadi keluhan yang

yang dapat teraba dalam perut juga

dikemukakan.3
Manifestasi klinik karsinoma kolon tergantung dari bentuk makroskopis dan letak tumor.
Bentuk polipoid (cauli flower) dan koloid (mukoid) menghasilkan banyak mukus, bentuk anuler
menimbulkan obstruksi dan kolik, sedangkan bentuk infiltratif (schirrhus) tumbuh longitudinal
sesuai sumbu panjang dinding rektal dan bentuk ulseratif menyebabkan ulkus ke dalam dinding
lumen.
Karsinoma yang terletak di kolon asenden menimbulkan gejala perdarahan samar
sedangkan tumor yang terletak di rektum memanifestasikan perdarahan yang masih segar dan
muncul gejala diare palsu. Di kolon desenden, karsinoma ini menyebabkan kolik yang nyata
karena lumennya lebih kecil dan feses sudah berbentuk solid.5

Aspek Klinis
Nyeri
Defekasi
Obstruksi
Darah pada feses
Feses
Dispepsia
Memburuknya
KU
Anemia

Kolon Kanan

Kolon Kiri

Rektum

Kolitis
Karena

Obstruksi
Karena obstruksi
Konstipasi progresif
Hampir selalu
Samar
atau

Proktitis
Tenesmus
Tenesmusterus
menerus
Tidak jarang
Makroskopis
Perubahan bentuk
Jarang
Lambat
Lambat

Penyusupan
Diare/diare
berkala
Jarang
Samar
Normal/diare
Sering
Hampir selalu

makroskopis
Normal
Jarang
Lambat
Lambat

Tabel 1. Gejala dan tanda penyakit berdasarkan letak kanker


2.5 DIAGNOSIS KARSINOMA KOLON 2,3,5

12

Diagnosis karsinoma kolon ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik dan


pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratoris, radiologis, kolonoskopi, dan
histopatologis.
1. Anamnesis
Pada stadium dini, karsinoma kolon tidak memberikan gejala. Gejala biasanya muncul
saat perjalanan penyakit sudah lanjut. Pasien dengan karsinoma kolon biasanya mengeluh rasa
tidak enak, kembung, tidak bisa flatus, sampai rasa nyeri di perut. Didapatkan juga perubahan
kebiasaan buang air besar berupa diare atau sebaliknya, obstipasi, kadang disertai darah dan
lendir.2,7 Buang air besar yang disertai dengan darah dan lendir biasanya dikeluhkan oleh
pasien dengan karsinoma kolon bagian proksimal. Hal ini disebabkan karena darah yang
dikeluarkan oleh kanker tersebut sudah bercampur dengan feses. Gejala umum lain yang
dikeluhkan oleh pasien berupa kelemahan, kehilangan nafsu makan dan penurunan berat
badan.2

2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik mungkin tidak banyak menolong dalam menegakkan diagnosis. Tumor
kecil pada tahap dini tidak teraba pada palpasi abdomen, bila teraba menunjukkan keadaan
yang sudah lanjut. Bila tumor sudah metastasis ke hepar akan teraba hepar yang noduler
dengan bagian yang keras dan yang kenyal. Asites biasa didapatkan jika tumor sudah
metastasis ke peritoneal. Perabaan limfonodi inguinal , iliaka, dan supraklavikular penting
untuk mengetahui ada atau tidaknya metastasis ke limfonodi tersebut. Pada pasien yang
diduga menderita karsinoma kolorektal harus dilakukan rectal toucher. Bila letak tumor ada di
rektum atau rektosigmoid, akan teraba massa maligna (keras dan berbenjol-benjol dengan
striktura) di rektum atau rektosigmoid teraba keras dan kenyal. Biasanya pada sarung tangan
akan terdapat lendir dan darah.
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium tidak dapat menentukan diagnosis. Walau demikian, setiap
pasien yang mengalami perdarahan perlu diperiksa kadar hemoglobin.Pemeriksaan radiologis

13

yang dapat dikerjakan berupa foto polos abdomen, colon in loop dengan single contrast
maupun double contrast dan foto thoraks.
Foto polos abdomen sedapat mungkin dibuat pada posisi tegak dengan sinar horizontal.
Posisi supine perlu untuk melihat distribusi gas, sedangkan di sikap tegak untuk melihat batas
udara-air dan letak obstruksi karena massa. Colon in loop menggunakan barium enema
sebagai kontras positif. Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya deformitas kolon yang
diakibatkan neoplasma atau abnormalitas lainnya akan ditunjukkan dengan terisinya defek
tersebut yang diperlihatkan oleh kolom barium yang radioopak. Tentang colon in loop
selanjutnya akan dibahas dalam bab tersendiri.
Pemeriksaan foto thoraks berguna selain untuk melihat ada/tidaknya metastasis ke paru
juga bisa untuk persiapan tindakan pembedahan.2
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah kolonoskopi. Pada kolonoskopi dipakai
fiberskop lentur untuk melihat dinding kolon dari dalam lumen sampai ileum terminalis.
Dengan alat ini dapat terlihat seluruh kolon termasuk yang tidak terlihat pada foto kolon.
Fiberskop juga dapat dipakai untuk biopsi setiap jaringan yang mencurigakan, evaluasi dan
tindakan terapi misalnya polipektomi. Pada akhirnya diagnosis pasti karsinoma kolon adalah
dengan pemeriksaan histopatologis.
2.5.1

PEMERIKSAAN RADIOLOGIS COLON IN LOOP 5,6


Ada beberapa pemeriksaan radiologis untuk melihat adanya kelainan di daerah kolon dan

rektum. Salah satunya adalah tehnik pemeriksaan colon in loop. Pemeriksaan ini menggunakan
kontras, dimana kontras yang sering dipakai adalah barium sulfat sebagai enema, yaitu suntikan
suspensi barium ke dalam rektum. Bagian- bagian yang dapat dievaluasi diantaranya adalah:
sekum, kolon asenden, kolon transversum, kolon desenden, kolon sigmoid, dan rektum.
Barium yang digunakan memiliki konsentrasi yang berkisar antara 70-80 W/V % (
weight/volume). Banyaknya (ml) larutan ini sangat bergantung pada panjang pendeknya kolon.
Umumnya 600-800 ml.
Ada 2 metode pemeriksaan colon in loop :
1. Double contrast

14

Tehnik ini untuk menilai pola mukosa kolon. Dimana dapat diperoleh hasil yang lebih jelas,
mendetail, teliti mengenai kelainan patologis yang memberikan gambaran perubahan bentuk
permukaan mukosa kolon.
2. Single contrast
Tehnik ini dipakai untuk menentukan lokasi lesi dan adanya massa di kolon.
Indikasi pemeriksaan colon in loop :
-

Perubahan pola defekasi (changes in bowel habits)

Nyeri pada abdomen

Massa pada abdomen

Obstruksi

Melena/ anemia

Kontra indikasi colon in loop :


a.

Absolut

Toksik megakolon

Kolitis pseudomembran

Biopsi rektal

Minimal 5 hari sebelum pemeriksaan, menggunakan rigid endoscopy

Minimal 24 jam sebelum pemeriksaan, menggunakan flexible endoscopy

b.

Relatif

persiapan yang kurang baik

konsumsi barium meal dalam kurun waktu 7- 10 hari terakhir.

pasien alergi dengan medium kontras

Persiapan pasien sebelum pemeriksaan :


a.

Makanan konsistensi lunak, rendah serat, rendah lemak minimal 24 jam sebelum
pemeriksaan. Tujuannya untuk menghindari bongkahan-bongkahan tinja yang keras.

b.

Minum yang banyak. Tujuannya untuk menjaga tinja agar tetap lembek. Minuman
yang dianjurkan berupa juice, teh, kopi, cola, dan kaldu. Susu sebaiknya dihindari.

c.

Pemberian pencahar. Tujuannya untuk meningkatkan peristaltik dan melembekkan


tinja.

Tehnik pemeriksaan colon in loop :

15

a.

Tahap pengisian
Pengisian larutan barium ke lumen kolon. Pengisian di anggap cukup bila sudah mencapai
fleksura lienalis atau pertengahan kolon transversum. Bagian kolon yang belum terisi dapat
terisi dengan mengubah posisi penderita dari terlentang menjadi miring ke kanan.

b.

Tahap pelapisan
Ditunggu 1-2 menit sehingga larutan barium dapat melapisi (coating) mukosa kolon.

c.

Tahap pengosongan
Setelah mukosa terlapisi, sisa larutan barium dalam kolon perlu dibuang sebanyak yang dapat
dikeluarkan. Caranya adalah dengan memiringkan penderita ke kiri dan menegakkan meja
pemeriksaan.

d.

Tahap pengembangan
Dilakukan pemompaan udara ke dalam lumen kolon. Usahakan jangan sampai distensi
berlebih.

e.

Tahap pemotretan
Setelah seluruh kolon mengembang,dilakukan pemotretan / exposure radiografik. Posisi
pasien tergantung bentuk kolon dan atau kelainan yang ditemukan. Umumnya dilakukan
pemotretan dengan metode lapangan terbatas (spot view) terhadap bagian-bagian tertentu dari
kolon, dan lapangan menyeluruh (overall view) dari kolon.

2.5.2 DIAGNOSIS RADIOLOGIS KARSINOMA KOLON 3,6,7


Pada kasus karsinoma kolon pemeriksaan radiografi abdomen yang sering digunakan
adalah Foto polos abdomen yang dilanjutkan dengan pemeriksaan colon in loop.
Pada foto polos abdomen kadang kelainan sukar ditemukan, seringnya berupa dilatasi
usus yang terletak lebih proksimal dari tempat tumor akibat adanya massa di bagian distalnya.
Oleh karenanya, lebih sering dilanjutkan dengan pemeriksaan colon in loop. Foto dapat terlihat
sebagai suatu filling defect.

16

Karsinoma kolon secara radiologik memberikan penampilan sebagai berikut :


a.

Penonjolan ke dalam lumen (Protruded lesion)


Bentuk klasik ini adalah polip. Polip dapat bertangkai (pedunculated) atau tak bertangkai
(sessile) dinding kolon seringkali masih baik.

b.

Kerancuan dinding kolon (colonic wall deformity)


Dapat bersifat simetris (napkin ring) atau asimetris (apple core). Lumen kolon sempit dan
ireguler. Kerapkali hal ini sukar dibedakan dengan kolitis Crohn.

c.

Kekakuan dinding kolon (Rigidity colonic wall)


Bersifat segmental, terkadang mukosa masih baik, lumen kolon dapat / tidak menyempit.
Berikut ini sukar dibedakan dengan kolitis ulseratif.

2.6 Penatalaksaan Karsinoma Kolon

2,8,9

Pembedahan merupakan pilihan utama terapi kanker kolon.

Sedangkan terapi

adjuvannya berupa radioterapi dan kemoterapi.


Tindakan yang paling sering dilakukan adalah hemikolektomi kanan, kolektomi
transversal, hemikolektomi kiri atau reseksi anterior, dan reseksi abdominoperineal. Pembedahan
sangat berhasil bila dilakukan pada pasien yang tidak mengalami metastasis. Pemeriksaan tindak
lanjut dengan antigen embrionik adalah penanda yang sensitif untuk rekurensi tumor yang tidak
terdeteksi. Daya tahan hidup 5 tahun adalah sekitar 50%.20 Indikasi untuk hemikolektomi adalah
tumor di caecum, colon ascenden, colon transversum, tetapi lesi di fleksura lienalis dan colon
descenden di atasi dengan hemikolektomi kiri. Tumor di sigmoid dan rectum proksimal dapat
diangkat dengan tindakan LAR (Low Anterior Resection). Angka mortalitas akibat operasi
sekitar 5% tetapi bila operasi dikerjakan secara emergensi maka angka mortalitas menjadi lebih
tinggi. Reseksi terhadap metastasis di hati dapat memberikan hasil 25-35% rata-rata masa bebas
tumor (disease free survival rate).

17

Berbagai jenis terapi tersedia untuk pasien kanker rektal. Beberapa adalah terapi standar
dan beberapa lagi masih diuji dalam penelitian klinis. Tiga terapi standar untuk kanker rektal
yang digunakan antara lain ialah :
1.Pembedahan
Pembedahan merupakan terapi yang paling lazim digunakan terutama untuk stadium I dan II
kanker rektal, bahkan pada pasien suspek dalam stadium III juga. dilakukan pembedahan.
Meskipun begitu, karena kemajuan ilmu dalam metode penentuan stadium kanker, banyak pasien
kanker rektal dilakukan pre-surgical treatment dengan radiasi dan kemoterapi. Penggunaan
kemoterapi sebelum pembedahan dikenal sebagai neoadjuvant chemotherapy, dan pada kanker
rektal, neoadjuvant chemotherapy digunakan terutama pada stadium II dan III. Pada pasien
lainnya yang hanya dilakukan pembedahan, meskipun sebagian besar jaringan kanker sudah
diangkat saat operasi, beberapa pasien masih membutuhkan kemoterapi atau radiasi setelah
pembedahan untuk membunuh sel kanker yang tertinggal.

Tipe pembedahan yang dipakai antara lain :


Eksisi lokal : jika kanker ditemukan pada stadium paling dini, tumor dapat dihilangkan tanpa
tanpa melakukan pembedahan lewat abdomen. Jika kanker ditemukan dalam bentuk polip,
operasinya dinamakan polypectomy.
Reseksi: jika kanker lebih besar, dilakukan reseksi rektum lalu dilakukan anastomosis. Jiga
dilakukan pengambilan limfonodi disekitan rektum lalu diidentifikasi apakah limfonodi tersebut
juga mengandung sel kanker.
Pengangkatan kanker rektum biasanya dilakukan dengan reseksi abdominoperianal,
termasuk pengangkatan seluruh rectum, mesorektum dan bagian dari otot levator ani dan dubur.
Prosedur ini merupakan pengobatan yang efektif namun mengharuskan pembuatan kolostomi
permanen. Rektum terbagi atas 3 bagian yaitu 1/3 atas, tengah dan bawah. Kanker yang berada di
lokasi 1/3 atas dan tengah ( 5 s/d 15 cm dari garis dentate ) dapat dilakukan restorative anterior

18

resection kanker 1/3 distal rectum merupakan masalah pelik. Jarak antara pinggir bawah tumor
dan garis dentate merupakan faktor yang sangat penting untuk menentukan jenis operasi.
2. Radioterapi
Radiasi pra bedah hanya diberikan pada karsinoma rectum. Sementara itu, radiasi pasca
bedah diberikan jika sel karsinoma telah menembus tunika muscularis propria, ada metastasis ke
kelenjar limfe regional, atau apabila masih ada sisa-sisa sel karsinoma yang tertinggal akan tetapi
belum ada metastasis jauh. Dosis radioterapi sebagai terapi adjuvan adalah 4500-5500 cGy
dengan fraksinasi 180 -200 cGy setiap kalinya.
3. Kemoterapi
Kemoterapi diberikan apabila ada metastasis ke kelenjar regional (Dukes C), tumor telah
menembus muskularis propria (Dukes B), atau tumor setelah dioperasi kemudian residif kembali.
Kemoterapi yang biasa diberikan pada penderita kanker colorectal adalah kemoterapi ajuvan.
Sepertiga pasien yang menjalani operasi kuratif akan mengalami rekurensi. Kemoterapi ajuvan
dimaksudkan untuk menurunkan tingkat rekurensi kanker colorectal setelah operasi. Pasien
Dukes jarang mengalami rekurensi sehingga tidak perlu terapi ajuvan. Pasien kanker colorectal
Dukes C yang mendapat levamisol dan 5 FU secara signifikan meningkatkan harapan hidup dan
masa interval bebas tumor (disease free interval). Kemoterapi ajuvan tidak berpengaruh pada
kanker colorectal Dukes B.

2.7. Pencegahan Tersier Dan Prognosis2,3


Pencegahan tersier dapat dilakukan setelah kanker selesai diobati, dengan cara
mengambil langkah-langkah untuk mencegah terjadinya kekambuhan kanker tersebut termasuk
pengaturan pola makan dan cara hidup sehat. Selain itu, penderita kanker yang menjadi cacat
karena komplikasi penyakitnya atau karena pengobatan kanker, perlu direhabilitasi untuk
mengembalikan bentuk dan/atau fungsi organ yang cacat itu, supaya penderita dapat hidup
dengan layak dan wajar di masyarakat. Pada penderita kanker colorectal dapat dilakukan ostomi
yaitu operasi untuk membuat lubang keluar dari saluran tubuh yang mengalami obstruksi.

19

Prognosis pasien kanker kolorektal sangat ditentukan oleh stadium tumor pada saat
didiagnosis, ada tidaknya metastasis, derajat diferensiasi, dan kepekaan tumor tersebut pada
radiasi dan kemoterapi.1
Angka harapan hidup 5 tahun (5 years survival) bervariasi, tergantung dari stadium
tumor. Berdasarkan klasifikasi Dukes, angka harapan hidup 5 tahun adalah sebagai berikut:1
1.

Dukes A 5-yr survival, >80%

2.

Dukes B 5-yr survival, 60%

3.

Dukes C 5-yr survival, 20%

4.

Dukes D 5-yr survival, 3%

Berdasarkan klasifikasi TNM, harapan hidup 5 tahun adalah:


Tabel 4. Prognosis berdasarkan klasifikasi TNM. 2

Stage

TNM classification

5-year survival

T1-2, N0, M0

>90%

IIA

T3, N0, M0

60%-85%

IIB

T4, N0, M0

60%-85%

IIIA

T1-2, N1, M0

25%-65%

IIIB

T3-4, N1, M0

25%-65%

IIIC

T(any), N2, M0

25%-65%

IV

T(any), N(any), M1

5%-7%

Tabel 4. Prognosis berdasarkan klasifikasi TNM

Вам также может понравиться

  • ILLEOSTOMI
    ILLEOSTOMI
    Документ6 страниц
    ILLEOSTOMI
    Peronika Sari Barus
    Оценок пока нет
  • Anemia
    Anemia
    Документ29 страниц
    Anemia
    Hera Hisan
    Оценок пока нет
  • TIROID New
    TIROID New
    Документ40 страниц
    TIROID New
    Danar Dwi Anandika
    0% (1)
  • Splenektomi
    Splenektomi
    Документ4 страницы
    Splenektomi
    Maltari
    100% (1)
  • Abdomen
    Abdomen
    Документ53 страницы
    Abdomen
    halim
    Оценок пока нет
  • CA Tiroid..
    CA Tiroid..
    Документ4 страницы
    CA Tiroid..
    ammang_bs
    Оценок пока нет
  • Tiroidektomi Total
    Tiroidektomi Total
    Документ4 страницы
    Tiroidektomi Total
    Kautsaria Qurratul Ainy
    Оценок пока нет
  • Analisa Gas Darah
    Analisa Gas Darah
    Документ1 страница
    Analisa Gas Darah
    Julaiha Sutiawan
    Оценок пока нет
  • Definisi Wound Dehisense
    Definisi Wound Dehisense
    Документ4 страницы
    Definisi Wound Dehisense
    Man Diaz
    Оценок пока нет
  • ILIOSTOMI
    ILIOSTOMI
    Документ14 страниц
    ILIOSTOMI
    eny_lamo
    Оценок пока нет
  • Patofisiologi Burn Injury
    Patofisiologi Burn Injury
    Документ1 страница
    Patofisiologi Burn Injury
    Andri Karnanda
    Оценок пока нет
  • Jurnal
    Jurnal
    Документ12 страниц
    Jurnal
    ayuvirginia
    Оценок пока нет
  • Kateterisasi
    Kateterisasi
    Документ43 страницы
    Kateterisasi
    ManggalaMaharddhika
    Оценок пока нет
  • Penanganan Fraktur Kompleks Zygomatik
    Penanganan Fraktur Kompleks Zygomatik
    Документ35 страниц
    Penanganan Fraktur Kompleks Zygomatik
    Laurra
    Оценок пока нет
  • Vesicolithotomy
    Vesicolithotomy
    Документ6 страниц
    Vesicolithotomy
    Della Sariowan Suhanda
    Оценок пока нет
  • Luka Bakar
    Luka Bakar
    Документ32 страницы
    Luka Bakar
    Fajri Rasa Jeruk
    Оценок пока нет
  • To Herniotomi (Wieko)
    To Herniotomi (Wieko)
    Документ2 страницы
    To Herniotomi (Wieko)
    Muhammad Taqwa
    Оценок пока нет
  • Kolostomi
    Kolostomi
    Документ1 страница
    Kolostomi
    Eka Novita
    Оценок пока нет
  • Kontraktur
    Kontraktur
    Документ13 страниц
    Kontraktur
    Nur Akmal A'ffan
    Оценок пока нет
  • Tumor Parotis
    Tumor Parotis
    Документ32 страницы
    Tumor Parotis
    nasrudin
    Оценок пока нет
  • Nefrostomi
    Nefrostomi
    Документ21 страница
    Nefrostomi
    Abu Zidane
    Оценок пока нет
  • PERITONITIS
    PERITONITIS
    Документ20 страниц
    PERITONITIS
    Yulyana Deka
    Оценок пока нет
  • Invaginasi
    Invaginasi
    Документ26 страниц
    Invaginasi
    Shinta Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Karsinoma Tiroid
    Karsinoma Tiroid
    Документ42 страницы
    Karsinoma Tiroid
    koernia swa oetomo
    Оценок пока нет
  • Kista Brankialis
    Kista Brankialis
    Документ21 страница
    Kista Brankialis
    bonnykoernia
    Оценок пока нет
  • Ileostomy
    Ileostomy
    Документ1 страница
    Ileostomy
    Cumcum Niya
    Оценок пока нет
  • Refefat Phyllodes
    Refefat Phyllodes
    Документ8 страниц
    Refefat Phyllodes
    Ni Luh Ayu Dw
    Оценок пока нет
  • Trauma Intra Abdomen
    Trauma Intra Abdomen
    Документ23 страницы
    Trauma Intra Abdomen
    Elisha Gunawan
    100% (1)
  • HEMOROIDEKTOMI
    HEMOROIDEKTOMI
    Документ24 страницы
    HEMOROIDEKTOMI
    Bolan Kunthi Wijaya
    Оценок пока нет
  • Embolektomi Arteri Vena
    Embolektomi Arteri Vena
    Документ27 страниц
    Embolektomi Arteri Vena
    Maygitha Wahyuningtyas
    Оценок пока нет
  • Proses Metastasis Sel Tumor
    Proses Metastasis Sel Tumor
    Документ20 страниц
    Proses Metastasis Sel Tumor
    emma
    Оценок пока нет
  • Fraktur Colles Adalah Fraktur Pada Ujung Distal Tulang Radius Pada Bagian Pergelangan Tangan Sesudah Seseorang Terjatuh
    Fraktur Colles Adalah Fraktur Pada Ujung Distal Tulang Radius Pada Bagian Pergelangan Tangan Sesudah Seseorang Terjatuh
    Документ9 страниц
    Fraktur Colles Adalah Fraktur Pada Ujung Distal Tulang Radius Pada Bagian Pergelangan Tangan Sesudah Seseorang Terjatuh
    Diannerosse
    Оценок пока нет
  • Phimosis
    Phimosis
    Документ15 страниц
    Phimosis
    Armita Manika Ashar
    Оценок пока нет
  • Trismus
    Trismus
    Документ7 страниц
    Trismus
    Falefhi Rizqia Dani
    Оценок пока нет
  • Empyema
    Empyema
    Документ24 страницы
    Empyema
    Akhmad Afrianto
    Оценок пока нет
  • HIDROKEL
    HIDROKEL
    Документ14 страниц
    HIDROKEL
    Muhammad Taqwa
    Оценок пока нет
  • Geriatri
    Geriatri
    Документ50 страниц
    Geriatri
    renhar221290
    Оценок пока нет
  • Fraktur Angulus Mandibula
    Fraktur Angulus Mandibula
    Документ17 страниц
    Fraktur Angulus Mandibula
    fitriyah
    Оценок пока нет
  • Efusi Pleura
    Efusi Pleura
    Документ27 страниц
    Efusi Pleura
    Nadia Desi
    Оценок пока нет
  • 4 Kateterisasi Vena Sentral
    4 Kateterisasi Vena Sentral
    Документ19 страниц
    4 Kateterisasi Vena Sentral
    deciiidesii
    Оценок пока нет
  • Kista Rahang
    Kista Rahang
    Документ20 страниц
    Kista Rahang
    Hafid Nur Arzanudin
    Оценок пока нет
  • FRAKTUR TULANG ZIGOMA DAN ARKUS ZIGOMA (Refrat 2)
    FRAKTUR TULANG ZIGOMA DAN ARKUS ZIGOMA (Refrat 2)
    Документ3 страницы
    FRAKTUR TULANG ZIGOMA DAN ARKUS ZIGOMA (Refrat 2)
    cipancomel15
    100% (1)
  • Sistostomi Dan Punksi
    Sistostomi Dan Punksi
    Документ3 страницы
    Sistostomi Dan Punksi
    Rini
    Оценок пока нет
  • Fraktur Radius Ulna
    Fraktur Radius Ulna
    Документ29 страниц
    Fraktur Radius Ulna
    Frandy Huang
    Оценок пока нет
  • Tehnik Operasi Mandibula
    Tehnik Operasi Mandibula
    Документ36 страниц
    Tehnik Operasi Mandibula
    Minarni Ho
    Оценок пока нет
  • Kanker Kolon
    Kanker Kolon
    Документ57 страниц
    Kanker Kolon
    Rosa Yulise Putri
    Оценок пока нет
  • Ca Colon
    Ca Colon
    Документ15 страниц
    Ca Colon
    anggapradiptaps
    Оценок пока нет
  • Bab I1
    Bab I1
    Документ31 страница
    Bab I1
    khalisha
    Оценок пока нет
  • Adenokarsinoma Colonorektal
    Adenokarsinoma Colonorektal
    Документ21 страница
    Adenokarsinoma Colonorektal
    Atiqah Mansor
    100% (1)
  • Jtptunimus GDL Ennywidyaw 5113 2 Babii
    Jtptunimus GDL Ennywidyaw 5113 2 Babii
    Документ0 страниц
    Jtptunimus GDL Ennywidyaw 5113 2 Babii
    Marlintan Sukma Ambarwati
    Оценок пока нет
  • LP Ca Buli
    LP Ca Buli
    Документ39 страниц
    LP Ca Buli
    Eddogawa C' Taplakisme
    Оценок пока нет
  • Ca Recti
    Ca Recti
    Документ18 страниц
    Ca Recti
    Shinta Rosi
    100% (1)
  • Askep Hipoparatiroidisme - 2
    Askep Hipoparatiroidisme - 2
    Документ16 страниц
    Askep Hipoparatiroidisme - 2
    anon_318328745
    Оценок пока нет
  • Karsinoma Kolon
    Karsinoma Kolon
    Документ38 страниц
    Karsinoma Kolon
    kintan 102017153
    Оценок пока нет
  • Tumor Kolorektal
    Tumor Kolorektal
    Документ35 страниц
    Tumor Kolorektal
    Albertus Berfan Sletering
    Оценок пока нет
  • Refka Bedah Fiks
    Refka Bedah Fiks
    Документ28 страниц
    Refka Bedah Fiks
    William Bunga Datu
    Оценок пока нет
  • Referat CA Colon PDF
    Referat CA Colon PDF
    Документ42 страницы
    Referat CA Colon PDF
    Just Mahasiswa
    100% (4)
  • Referat CA Colon
    Referat CA Colon
    Документ42 страницы
    Referat CA Colon
    Sophie Isabela
    100% (5)
  • Referat Tumor Kolon Radiologi
    Referat Tumor Kolon Radiologi
    Документ34 страницы
    Referat Tumor Kolon Radiologi
    Arum Ardisa Rini
    Оценок пока нет
  • Ca Caecum
    Ca Caecum
    Документ16 страниц
    Ca Caecum
    Agtara Liza
    Оценок пока нет
  • Penyakit Menular Seksual
    Penyakit Menular Seksual
    Документ17 страниц
    Penyakit Menular Seksual
    Venusya Dharma
    Оценок пока нет
  • PAROTITIS
    PAROTITIS
    Документ5 страниц
    PAROTITIS
    Venusya Dharma
    Оценок пока нет
  • Perdarahan Uterus Abnormal
    Perdarahan Uterus Abnormal
    Документ19 страниц
    Perdarahan Uterus Abnormal
    Venusya Dharma
    Оценок пока нет
  • PSP Dengan Plasenta Previa
    PSP Dengan Plasenta Previa
    Документ4 страницы
    PSP Dengan Plasenta Previa
    Venusya Dharma
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Fraktur Mandibula
    Laporan Kasus Fraktur Mandibula
    Документ9 страниц
    Laporan Kasus Fraktur Mandibula
    Venusya Dharma
    Оценок пока нет
  • Hernia
    Hernia
    Документ25 страниц
    Hernia
    Venusya Dharma
    Оценок пока нет
  • PHBS Poster
    PHBS Poster
    Документ2 страницы
    PHBS Poster
    Venusya Dharma
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Episcleritis
    Laporan Kasus Episcleritis
    Документ5 страниц
    Laporan Kasus Episcleritis
    Venusya Dharma
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus CHF Ec Demam Rematik, TR, MR SEVERE
    Laporan Kasus CHF Ec Demam Rematik, TR, MR SEVERE
    Документ61 страница
    Laporan Kasus CHF Ec Demam Rematik, TR, MR SEVERE
    Venusya Dharma
    Оценок пока нет
  • CHF Ec MR TR SEVERE
    CHF Ec MR TR SEVERE
    Документ25 страниц
    CHF Ec MR TR SEVERE
    Venusya Dharma
    Оценок пока нет
  • Penda HuluA
    Penda HuluA
    Документ3 страницы
    Penda HuluA
    Venusya Dharma
    Оценок пока нет
  • Hipokalemia
    Hipokalemia
    Документ3 страницы
    Hipokalemia
    Venusya Dharma
    Оценок пока нет
  • Slide Lapkas Sepsis
    Slide Lapkas Sepsis
    Документ32 страницы
    Slide Lapkas Sepsis
    Venusya Dharma
    Оценок пока нет
  • Generalised Exfoliative Dermatitis
    Generalised Exfoliative Dermatitis
    Документ40 страниц
    Generalised Exfoliative Dermatitis
    Venusya Dharma
    Оценок пока нет
  • Kti Slide Venusya
    Kti Slide Venusya
    Документ31 страница
    Kti Slide Venusya
    Venusya Dharma
    Оценок пока нет
  • Status Epileptikus
     Status Epileptikus
    Документ42 страницы
    Status Epileptikus
    Venusya Dharma
    Оценок пока нет
  • CPAP
    CPAP
    Документ6 страниц
    CPAP
    Venusya Dharma
    Оценок пока нет
  • Vertigo
    Vertigo
    Документ30 страниц
    Vertigo
    Venusya Dharma
    Оценок пока нет