Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh
Nama Peneliti/Pengkaji I
NIP
Pangkat/Golongan
Jabatan
:
:
:
:
Nama Peneliti/Pengkaji II
NIP
Pangkat/Golongan
Jabatan
:
:
:
:
Hasan Ashari
197402251993011001
Penata Tk.1 / III/d
Widyaiswara Madya
SURAT PERNYATAAN
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan kajian akademis ini dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Kepala Badan Pendidikan Dan Pelatihan Keuangan (BPPK);
2. Kepala Pusdiklat Anggaran Badan Diklat Kementerian Keuangan beserta
staff;
3. Bapak Sekretaris BPPK beserta staff;
4. Bapak Made Arya Wijaya dari Ditjen Anggaran sebagai penilai substansi;
5. Bapak Bambang Juanda dan Bapak Dedi dari IPB sebagai penilai
metodologi;
6. Seluruh Pegawai BPPK yang telah berpartisipasi dalam penulisan kajian ini
yang tidak dapat kami sebut satu persatu ;
Atas segala bantuan yang diberikan selama penulisan, serta semua pihak
yang tidak dapat penulis sebut satu persatu;
Penulis menyadari bahwa kajian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran, maupun usulan yang
bersifat membangun.
Akhir kata, semoga Kajian ini dapat bermanfaat bagi BPPK, para
pembaca dan juga bagi penulis sendiri.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
ABSTRACT ......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
DAFTAR ISI......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ......................................................................... 3
C. Ruang Lingkup .................................................................................. 4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 5
1. Tujuan .......................................................................................... 5
2. Manfaat ........................................................................................ 6
E. Sistematika Penulisan....................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Perencanaan dan Penganggaran ..................................................... 7
1. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah .................................. 8
2. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) ....................... 10
3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)................... 13
4. Rencana Kerja Pemerintah (RKP) ............................................... 14
5. Visi dan Misi Kementerian Negara/Lembaga ............................... 15
6. Rencana Strategis Kementerian Negara/Lembaga...................... 16
7. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
(RKA-KL) ...................................................................................... 16
8. Penerapan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah ............... 17
B. Implementasi Kebijakan .................................................................... 18
1. Penerapan Kebijakan KPJM ........................................................ 20
2. Hierarki Penerapan Kebijakan Publik........................................... 22
C. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 26
D. Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................................. 27
E. Hipotesis ........................................................................................... 31
BAB III METODE KAJIAN AKADEMIS
A. Jenis Penelitian ................................................................................. 32
B. Jenis dan Sumber Data .................................................................... 32
C. Teknik Pengumpulan Data................................................................ 33
D. Metode Analisis Data ........................................................................ 34
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Kelengkapan Elemen KPJMP pada BPPK ....................................... 40
1. Tugas Dan Fungsi BPPK ............................................................. 40
2. Visi dan Misi BPPK...................................................................... 41
B. Penerapan KPJM oleh BPPK ........................................................... 44
1. Program dan Kegiatan BPPK....................................................... 44
2. Keterkaitan Perencanaan dan Penganggaran ............................. 46
vi
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Uji Normalitas.......................................................................................58
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Kerangka Pikir........................................................................................ 28
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner ..................................................................................... 76
Lampiran 2. Data Responden .......................................................................... 78
BAB I
PENDAHULUAN
penyelesaiannya.
Dengan
penerapan
KPJM
yang
baik
pada
seluruh
untuk
menerapkan
pendekatan
penganggaran
dengan
perspektif jangka menengah atau KPJM telah dimulai sejak tahun anggaran
2004, namun masih belum dirasakan manfaat penerapan kebijakan tersebut
secara nyata. Untuk membuat kajian terhadap keberhasilan penerapan KPJM,
kami akan mulai dari salah satu unit eselon I di Kementerian Keuangan yaitu
BPPK. Pada prinsipnya unit Eselon I adalah ujung tombak dalam pembuatan
kebijakan beserta implementasinya.
BAB I PENDAHULUAN
yang significant dari BPPK. Pencapaian visi, misi dan tupoksi BPPK masih
dianggap jauh dari harapan pemangku kepentingan yaitu Kementerian Keuangan
khususnya unit Eselon I yang dilayani oleh BPPK.
Pengalokasian dana bagi BPPK yang meningkat secara dratis dari tahun
ke tahun masih belum mampu meningkatkan kepuasan stakeholder. Kajian ini
berusaha untuk melihat sejauh mana keterkaitan penyusunan perencanaan dan
penganggaran di BPPK. BPPK diduga belum mampu menjaga keterkaitan antara
visi, misi, resntra, renja, tupoksi dengan sasaran, kegiatan dan alokasi dana dan
output serta outome
B. Perumusan Masalah
Dalam pelaksanaan perencanaan dan penganggaran terdapat masalah
pokok yang sampai sekarang belum mampu diatasi dengan baik oleh
pemerintah. Permasalahan tersebut adalah (Reformasi Sistem Penganggaran,
Ditjen Anggaran, 2006): Alokasi sumber daya anggaran yang tidak konsisten dan
dengan
penganggaran, Kebijakan prioritas yang tidak focus, Disiplin fiscal yang lemah,
Kesinambungan fiscal yang kurang terjaga.
Ketidak mampuan mengatasi masalah tersebut mengakibatkan cita-cita
bangsa Indonesia untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera, adil
dan
BAB I PENDAHULUAN
Badan
Pendidikan
dan
Pelatihan
Keuangan
(BPPK)Kementerian
2. Manfaat
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat baik
akademis maupun praktis sebagai berikut :
Manfaat Akademis
d. Dapat
mengetahui
persepsi
para
pejabat/pelaksana
yang
terkait
Keuangan
dan
juga
Kementerian/Lembaga
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan kajian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
di
luar
BAB I PENDAHULUAN
Bab I : PENDAHULUAN
Dalam Bab ini diuraikan mengenai latar belakang penulisan, perumusan
masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat serta sistematika penulisan
Bab II : LANDASAN TEORI
Dalam Bab ini disampaikan mengenai landasan teori yang dipergunakan
dalam melakukan kajian akademis
Bab III : METODE KAJIAN AKADEMIS
Dalam Bab ini ditulis mengenai metode kajian yang dilakukan
Bab IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam Bab ini ditulis mengenai analisis dan pembahasan data-data kajian
yang dilakukan.
Bab V : PENUTUP
Bab ini memuat simpulan dan saran dari kajian yang dilakukan,
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengeluaran
Jangka
Menengah
atau
Medium
Term
c. Pengalokasian
sumber-sumber
atau
pagu-pagu
anggaran
ke
dalam
system
tersebut
seharusnya
diturunkan
dalam
level
(cascading)
ke level unit
eselon I dan II. Kajian ini akan difokuskan pada kajian KPJM pada level eselon I.
Fokus kajian akan melihat bagaimana unit eselon I BPPK menyusun Renstra dan
selanjutnya melakukan cascading renstra ke dalam renja dan selanjutnya
bagaimana penyediaan dana atau pembiayaan yang dilakukan dalam rangka
mencapai renstra yang telah ditetapkan.
Pendekatan dengan perspektif jangka menengah atau Penerapan
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah dalam skala nasional secara teoritis
akan memberikan kerangka kerja perencanaan penganggaran yang menyeluruh,
dengan manfaat berupa:
Transparansi alokasi sumber daya anggaran yang lebih baik(allocative
efficiency);
a.
b.
c.
d.
seluruh lima manfaat tersebut. Hanya manfaat 1 sampai dengan 3 yang mampu
dianalisis untuk level unit selon I.
10
GBHN
pembangunan
sebagai
maka
pedoman
dibutuhkan
Presiden
untuk
menyusun
pengaturan
lebih
lanjut
bagi
rencana
proses
11
Perencanaan
Pembangunan
Nasional
mencakup
penyelenggaraan
secara
terpadu
dalam
Wilayah
Negara
Republik
Indonesia.
Pembangunan
Nasional/Kepala
Badan
Perencanaan
Rancangan RPJP
Musrenbang diselenggarakan
12
kebijakan
umum,
program
Kementerian/Lembaga
dan
lintas
serta
kerangka
ekonomi
makro
yang
mencakup
gambaran
menggunakan
negara/lembaga
(Renstra
rancangan
K/L)
dan
rencana
berpedoman
strategis
pada
kementerian
RPJP
Nasional.
13
oleh
unsur-unsur
penyelenggara
negara
dan
mengikutsertakan
penyusunan
rancangan Renja-KL.
14
rancangan
RKP
dengan
menggunakan
Musrenbang
dalam
rangka
penyusunan
RKP
diikuti
oleh
unsur-unsur
penyelenggara pemerintahan.
Menteri
PPN/Kepala
Bappenas
menyelenggarakan
Musrenbang
RKP
15
instansi pemerintah harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Visi
adalah gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang
diinginkan oleh instansi pemerintah.
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi adalah sesuatu yang harus
dilaksanakan oleh instansi pemerintah agar tujuan organisasi dapat terlaksana
dan berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misi tersebut, diharapkan seluruh
pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal instansi pemerintah,
dan mengetahui peran dan program-programnya serta hasil yang akan diperoleh
dimasa mendatang.
Strategis
Kementerian
Negara/Lembaga
(Renstra-KL)
16
seluruh
kegiatan
satuan
kerja
di
lingkungan
kementerian
baik(allocative
efficiency);
Meningkatkan
kualitas
perencanaan
17
dalam
proses
penganggaran
(budget
alignment).
Desain kebijakan yang disusun harus dapat memberikan informasi yang jelas,
khususnya
menyangkut
target
rencana
penyelesaian
kebijakan
(policy
18
dengan
indikator
penyelesaian
yang
jelas
(Policy
Accomplishment Indicator).
b) Penetapan besaran angka dasar (baseline) anggaran kebijakan ini harus
memperhatikan prinsip penghitungan secara keseluruhan (full costing)
sehingga pada saat implementasi kebijakan dapat memenuhi seluruh
kebutuhan pendanaannya.
3) Parameter (assumption)
Parameter adalah nilai-nilai yang digunakan sebagai acuan.Nilai-nilai
tersebut dapat berupa keterangan atau informasi yang dapat menjelaskan batasbatas atau bagian-bagian tertentu dari suatu sistem. Agar dapat menerapkan
KPJM secara efektif maka perlu dilakukan identifikasi terhadap parameterparameter yang mempengaruhi proyeksi penghitungan pendanaan pada masa
yang akan datang baik berupa parameter ekonomi maupun parameter
nonekonomi.
4) Mekanisme penyesuaian baseline (baseline adjustment)
Penyesuaian terhadap angka dasar (baseline) sangat diperlukan bagi
kesinambungan implementasi kebijakan yang ditetapkan untuk dilanjutkan pada
tahun anggaran berikutnya.Mekanisme penyesuaian ini dilakukan dengan
menggunakan parameter-parameter yang telah ditetapkan baik parameter
ekonomi maupun nonekonomi.
19
B. Implementasi Kebijakan
1. Penerapan Kebijakan KPJM
Dalam konteks kebijakan, KPJM merupakan ekstrapolasi dari suatu
kebijakan-kebijakan dan anggaran ke dalam suatu periode tahun tertentu, dalam
hal ini umumnya 3 sampai dengan 5 tahun. Tekanan dari mekanisme ini adalah
untuk menunjukkan dampak dalam jangka menengah dari suatu kebijakan dan
pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Disebut proses bergulir karena tahun
pertama dari forward estimate suatu periode KPJM akan menjadi tahun anggaran
berjalan pada periode KPJM berikutnya. Dengan keadaan demikian, maka akan
terjadi kesesuaian antara anggaran berjalan dengan periode KPJM sebelumnya,
dandapat diketahui adanya perubahan-perubahan
20
KPJM
digunakan
sebagai
alat
untuk
menghubungkan
kebijakan,
kebijakan.
KPJM
sebagai
alat
yang
dapat
21
22
sebuah
kebijakan dapat mencapai tujuannya. Sehingga tercapai atau tidaknya tujuan dari
kebijakan-kebijakan yang telah dibuat, akan tergantung pada saat kebijakan
tersebut
diimplementasikan.
Namun
berdasarkan
realitas,
sering
terjadi
23
24
25
Yang
Mempengaruhi
Implementasi
Kebijakan
Kerangka
26
analisis menunjukan bahwa secara umum faktor komunikasi, sumber daya, sikap
dan struktur birokrasi tidak mendukung implementasi KPJM.
Penelitian terdahulu yang lain dilakukan oleh Petkova, Nelly dengan judul
Integrating Public Environmental Expenditure Within Muti-Year Budgetary
Frameworks menyatakan bahwa pendekatan penganggaran jangka menengah
menghasilkan alokasi sumber daya yang lebih efektif dan efisien baik di Negara
maju maupun Negara berkembang. Penelitian ini dilakukan dengan metode
descriptive analysis.Shao-Jen Weng melakukan penelitan dengan judul A
Framework for Efficient Resource in Healthcare meyatakan bahwa pelayanan
kesehatan
menjadi
lebih
efektif
dengan
menggunakan
pendekatan
27
dengan
melakukan observasi
dilapangan dan indepth interview terkait kelengkapan aturan yang ada terkait
dengan pelaksanaan KPJM antara lain: Undang-Undang, Peraturan Menteri
Keuangan, petunjuk pelaksanaannya di unit eselon I yang bersangkutan.
Selain itu juga akan dinilai persepsi dari pegawai BPPK yang terlibat
perencanaan dan penganggaran terkait kelengkapan aturan pelaksanaan
pendekatan KPJM;
28
new
initiative,
penggunaan
parameter
untuk
penyesuain,
untuk
mengetahui
persepsi
pegawai
yang
menangani
Evaluasi
Kebijakan:
Dilakukan
dengan
cara
observasi
29
Faktor-Faktor/
Variabel yang
mempengaruhi
Implementasi
KPJM di BPPK
30
Tabel 2.1
Indikator Variabel Penelitian
Variabel
Indikator
a. Peraturan tentang KPJM sudah
memadaii
Kelengkapan
b. Peraturan tentang KPJM perlu di
Aturan
jabarkan lebih detil
Penyusunan
c. Data-data dan referensi dalam
Anggaran
penyusunan KPJM mudah diperoleh
di instansi
a. Adanya sosialisasi tentang KPJM
b. mengetahui
informasi
tentang
penyusunan
anggaran
dengan
konsep KPJM
Pemahaman
c. Pemahaman
informasi
tentang
konsep KPJM
penyusunan
anggaran
dengan
konsep KPJM
d. Adanya
informasi
mengenai
penyusunan
anggaran
dengan
konsep KPJM
a. Penyusunan
perencanaan
berpedoman kepada Visi dan Misi
b. penyusunan
renja
berpedoman
kepada renstra K/L
c. penyusunan
Program
Saudara
berpedoman pada Renstra K/L
d. penyusunan Kegiatan berpedoman
pada Renja K/L
e. penyusunan Outcome mendukung
program
f. Dalam
penyusunan
output
mendukung kegiatan
Konsistensi
g. Penyusunan anggaran berpedoman
Penerapan
kepada dokumen perencanaan
KPJM.
h. Saudara Menerapkan konsep KPJM
dlm perencanaan penganggaran
i. Dalam
penyusunan
anggaran
dilakukan dengan prakiraan maju
untuk semua program dan kegiatan
j. Dalam penyusunan alokasi anggaran
berpedoman pada prakiraan maju
dalam dokumen KPJM
k. Apakah Saudara bekerjasama dalam
penyusunan
KPJM
dengan
bagian/unit lain
l. Perlunya ketersediaan alokasi dana
untuk menyusun KPJM
Melaksanakan
a. evaluasi atas pelaksanaan program
Variabel
evaluasi
terhadap
program dan
kegiatan
Indikator
dan kegiatan
b. menjadikan hasil evaluasi sebagai
dasar penyusunan rencana program
dan kegiatan
c. penyusuanan
program
baru
berdasarkan hasil evaluasi atas
pelaksanaan program sebelumnya
d. penyusunan anggaran menyusun
baseline
e. melakukan review atas baseline
f. menindaklanjuti
hasil
evaluasi
pelaksanaan program dan kegiatan
E. Hipotesis
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan sebagai institusi dibawah
Kementerian Keuangan telah melaksanakan penerapan penganggaran dengan
pendekatan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah. Penerapan KPJM pada
instansi BPPK masih perlu untuk disempurnakan secara terus menerus. Kajian
ini ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang perlu ditingkatkan terkait
penerapan KPJM di BPPK dan bagaimana alternatif langkah yang harus
ditempuh BPPK untuk dapat menerapkan pendekatan KPJM di lingkungan
BPPK.
31
BAB III
METODE KAJIAN AKADEMIS
A. Jenis penelitian
Untuk mendapatkan hasil kajian sesuai dengan tujuan penelitian maka
jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kajian secara deskriptif kualitatif terhadap penerapan KPJM di BPPK.
Kajian ini dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap implementasi
kebijakan,
kelengkapan
aturan,
konsistensi
pelaksanaan
kebijakan,
Keuangan. Data sekunder yang dipakai adalah Data Tugas Pokok dan
Fungsi, Visi, Misi, Renstra, Renja, RKA KL dan DIPA. Data-data yang dipakai
adalah data-data kurun waktu 2009 sampai dengan 2012.
2. Data Primer
Data primer didapatkan dengan cara melakukan penyebaran kuestioner
kepada seluruh pejabat yang secara struktural terlibat dalam penyusunan
perencanaan dan penganggaran pada Sekretariat Badan Pendidikan Dan
Pelatihan Keuangan serta eluruh Pusdiklat (tidak termasuk STAN). Dari
sekitar 40 kuestioner yang disebarkan terdapat 33 buah yang berhasil
dikumpulkan kembali.
penelitian
kepustakaan
(library
research)
dalam
mencari
memiliki
peran
yang
besar
terkait
dengan
pelaksanaan
33
34
dengan
para
pemangku
kepentingan
terkait
pelaksanaan
kebijakan
analisis kualitatif
35
mempelajari
dokumen-dokumen
terkait
penganggaran
pada
Badan
penerapan
kebijakan
KPJM,
Konsistensi
penerapan
dan
regresi
persamaan, uji statistik dan uji asumsi klasik. Model yang dipakai dalam
penelitian adalah modifikasi atas model yang dikemukakan oleh Edward
terkait dengan Implementasi Kebijakan.
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh gambaran
sebagai referensi untuk memilih alat analisis yang tepat bagi penyelesaian model
yang telah dipilih. Tujuan penggunaan alat analisis yang tepat adalah untuk
mendapatkan penaksir parameter yang BLUE (Best, Linear, Unbiased Estimator)
yang dikenal dengan teorema Gauss-Markov. Adapun syarat penaksir yang
BLUE adalah: penaksir tidak bias, efisien dan konsisten.Adapun langkah-langkah
uji statistik dan alat analisis yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
36
Uji t
37
Uji Autokorelasi
Suatu asumsi penting dari model linier klasik adalah tidak ada autokolerasi.
Autokorelasi adalah keadaan di mana disturbance term pada periode tertentu
berkorelasi dengan disturbance term pada periode lain yang berurutan.
Akibat adanya autokorelasi adalah parameter yang diamati menjadi bias dan
variannya tidak minimum.
Penelitian ini akan menggunakan Breusch-Godfrey (BG) Test untuk melihat
gejala autokorelasi. Pengujian dengan BG Test dilakukan dengan meregres
variabel pengganggu ut, menggunakan autoregressive model dengan orde :
38
Uji Multikolinearitas
Salah satu asumsi model regresi klasik adalah tidak terdapat Multikolinearitas
diantara variabel independen dalam model regresi. Menurut Gujarati (2003)
multikolinearitas berarti adanya hubungan sempurna atau pasti antara
beberapa variabel independen atau semua variabel independen dalam model
regresi.
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi
dikatakan baik apabila tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas dalam
persamaan. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini
tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai
korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.
3. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan sebagai prasyarat sebelum uji statistik dilaksanakan.
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel terdistribusi secara
normal.
39
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BPPK
berdasarkan
Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
SDM
keuangan
dan
kekayaan
negara
yang
amanah,
41
b. Misi Khusus
1) Meningkatkan kegiatan penelitian di bidang pengembangan SDM serta
bidang Keuangan dan Kekayaan Negara
Misi ini merupakan misi khusus untuk menjadikan BPPK sebagai
lembaga diklat yang memiliki pendidikan dan pelatihan terdepan dalam
menghasilkan SDM keuangan dan kekayaan negara yang amanah,
profesional, berintegritas tinggi, dan bertanggung jawab.
2) Melanjutkan reformasi birokrasi BPPK
Misi ini merupakan misi khusus dalam melanjutkan kembali reformasi
birokrasi di BPPK yang telah digulirkan pertama kali pada tahun 2007
seraya melakukan persiapan dalam penambahan fungsi BPPK sebagai
Badan
Transformasi/
Reformasi
Birokrasi
yang
bertugas
untuk
penerapan
praktik-praktik
manajemen
terbaik
guna
Tabel 4.1
Tujuan, Sasaran dan Strategi BPPK
Tujuan
Sasaran
Strategi
menghasilkan
SDM
pengelola
keuangan
dan
kekayaan
negara yang
amanah,
Terwujudnya pendidikan
dan pelatihan berbasis
penelitian dan
pemutakhiran data
kebutuhan diklat
42
Tujuan
Sasaran
Strategi
profesional,
berintegritas
tinggi
dan
bertanggung
jawab melalui
pendidikan
dan
pelatihan.
Terwujudnya pendidikan
dan pelatihan berbasis
penelitian dan
pemutakhiran data
kebutuhan diklat
Terwujudnya kualitas
layanan diklat yang
memuaskan pemangku
kepentingan
Terwujudnya evaluasi
pendidikan dan
pelatihan yang
menyeluruh dan
berkelanjutan
Terwujudnya penataan
organisasi BPPK yang
handal dan modern
Tercapainya
peningkatan
pemanfaatan teknologi
informasi dan
komunikasi yang
mendukung pendidikan
dan pelatihan
Penerapan mana-jemen
pengemba-ngan SDM
dalam rangka mewujudkan SDM BPPK yang
amanah, profesional,
berintegritas tinggi dan
bertanggung jawab
Terwujudnya
akuntabilitas sistem
manajemen keuangan
dan manajemen aset
Tercapainya
peningkatan jejaring
kerjasama BPPK
dengan institusi di dalam
maupun di luar negeri
dalam rangka
peningkatan kapasitas
organisasi
menjadi
lembaga
pendidikan
dan pelatihan
dengan tata
kelola yang
baik
43
dilaksanakan
restrukturisasi
program
dan
kegiatan
oleh
Bappenas maka ditetapkan bahwa satu unit Eselon I memiliki satu program.
Program yang menjadi milik BPPK adalah: Program Pendidikan Dan Pelatihan
Aparatur Kementerian Keuangan.
Program yang dilaksanakan oleh BPPK tersebut ditargetkan
untuk
memberikan hasil:
1) Meningkatkan
pemahaman
masyarakat
dan
pelaku
ekonomi
akan
44
Tabel 4.2
Kegiatan dan Output BPPK
Kegiatan
Output
Penyelenggaraan dukungan
manajemen Dan Dukungan
Teknis lainnya bagi unit kerja di
lingkungan BPPK
45
sesuai
dengan
penganggaran.
Penerapan
ketentuan
KPJM
bukan
reformasi
semata
perencanaan
berbicara
dan
mengenai
ketersediaan dana namun juga harus focus pada program atau kegiatan apa
yang akan didanai. Keterkaitan struktur perencanaan dengan penganggaran
menjadi hal yang penting dalam rangka implementasi kebijakan KPJM secara
tepat. Ada beberapa hal yang menurut hemat kami perlu untuk ditingkatkan dan
dibuat lebih fokus untuk mempermudah kontrol pencapaian tujuan BPPK.
Beberapa hal yang menurut hemat kami perlu di tingkatkan adalah:
a. Keterkaitan Tugas, Fungsi Dengan Visi, Misi Dan Tujuan BPPK
Dari sisi keterkaitan tugas, fungsi, visi, misi dan tujuan BPPK telah
mendeskrepsikan dengan baik dan runtut sehingga dapat dengan mudah semua
orang membaca dan memahami apa yang menjadi tugas, fungsi dan tujuan yang
hendak dicapai oleh BPPK.
b. Konsistensi Renstra/Renja Dengan Kegiatan
Penerapan penganggaran Berbasis Kinerja antara lain ditunjukkan oleh
konsep Money follow function, function followed by structured. Sasaran stetegis
BPPK untuk tujuan menghasilkan SDM pengelola keuangan dan kekayaan
negara yang amanah, profesional, berintegritas tinggi dan bertanggung jawab
melalui pendidikan dan pelatihan menentukan kondisi yang ingin dicapai ialah:
1) Terwujudnya pendidikan dan pelatihan berbasis penelitian dan pemutakhiran
data kebutuhan diklat.
46
2) Terwujudnya
kualitas
layanan
diklat
yang
memuaskan
pemangku
kepentingan.
3) Terwujudnya evaluasi pendidikan dan pelatihan yang menyeluruh dan
berkelanjutan.
Sasaran strategis ini dapat diturunkan secara langsung kepada masingmasing Pusdiklat dan Balai DIklat yang ada pada BPPK sehingga relative mudah
untuk dipantau keberhasilannya. Namun untuk sasaran strategis menjadi
lembaga pendidikan dan pelatihan dengan tata kelola yang baik dengan kondisi
yang ingin dicapainya berupa:
1) Terwujudnya penataan organisasi BPPK yang handal dan modern.
2) Tercapainya peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
yang mendukung pendidikan dan pelatihan.
3) Penerapan manajemen pengembangan SDM dalam rangka mewujudkan
SDM BPPK yang amanah, profesional, berintegritas tinggi dan bertanggung
jawab.
4) Terwujudnya akuntabilitas sistem manajemen keuangan dan manajemen
aset.
5) Tercapainya peningkatan jejaring kerjasama BPPK dengan institusi di dalam
maupun di luar negeri dalam rangka peningkatan kapasitas organisasi.
Tidak semua dapat diturunkan langsung kepada Pusdiklat (unit selevel
eselon II) di BPPK. Ketika sasaran strategis ini tidak dapat langsung diturunkan
ke unit Eselon II maka beban mewujudkan sasaran strategis ini oleh BPPK
diturunkan ke unit atau level yang lebih rendah (level Eselon III) yang ada di
Sekretariat Badan ataupun Pusdiklat.
47
dieksekusi
muncul
kesulitan
karena
birokrasi
yang
ada
disusun
48
Tabel 4.3
Perbandingan Sasaran Renstra dengan Kegiatan dan Output BPPK
49
50
seperti: e-learning BPPK, unit tes, pelayanan prima. Sulit untuk mengukur
pendanaan masing-masing produk unggulan tersebut karena tersebar di banyak
unit eselon II dan malah beberapa hanya ada di unit level eselon III.
Selain itu dalam struktur perencanaan dan penganggaran BPPK sekarang
sulit untuk mendeteksi kegiatan-kegiatan yang bersifat prioritas. Semua kegiatan
yang dilaksanakan nampaknya memiliki tingkat prioritas yang sama, tidak ada
perbedaan yang menonjol antara dari sisi prioritas antara satu kegiatan dengan
kegiatan yang lain.
e. Penetapan Base Line Dan Pengusulan New Inisiatif
Angka dasar (baseline) merupakan jumlah total biaya yang ditimbulkan
untuk melaksanakan kebijakan Pemerintah pada saat tahun anggaran berjalan
dan tahun-tahun anggaran berikutnya sesuai dengan target waktu penyelesaian
kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Adapun Inisiatif Baru merupakan
salah satu mekanisme yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sistem
perencanaan dan penganggaran yang lebih baik, utamanya dalam penerapan
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah.
BPPK telah melaksanakan konsep baseline dan new inisiatif sesuai
dengan program RKA KL yang ada sekarang. Namun ketika struktur anggaran
dan kegiatan berjalan otomatis sebagaimana yang ada dalam program RKA KL
sulit sekali untuk menilai ketepatan baseline dan new inisiatif yang disusun.
51
dependen dengan
(2.562938)
(0.518644)
(1.746588)
(0.096403)
Tabel 4.4
Ringkasan Hasil Regresi Persamaan Penerapan Kebijakan KPJM
Variable
C
Aturan
Pemahaman
Konsistensi
Evaluasi
R-squared
Coefficien
t
-0.095650
0.490034
0.100868
0.371929
0.016327
Std. Error
t-Statistic
Prob.
0.497118
0.191200
0.194484
0.212946
0.169357
F-statistic
-0.192409
2.562938
0.518644
1.746588
0.096403
0.8488
0.0160
0.6081
0.0917
0.9239
14.5679
9
0.00000
2
0.675445
Adjusted R-squared
Prob(F-statistic)
0.629080
Kesimpulan
Tdk Sign
Significance
Tdk Sign
Significance
Tdk Sign
Significance
52
(Kons) dan Pelaksanaan Evaluasi (Ev).Hasil ini secara a priori telah sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Edward III ;
2. Uji t.
Secara statistik, melalui uji t diketahui bahwa secara individual variabel
independen
Aturan
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
variabel
bahwa secara
bersama-sama
mempengaruhi
seluruh
variabel
independen
signifikan
Least
Square
(OLS)
yaitu
meliputi
heteroscedastisitas,
53
diperlukan untuk
semua
pengamatan.
Secara
ringkas
walaupun
terdapat
0.850739
13.14065
7.815742
Prob. F(14,18)
Prob. Chi-Square(14)
Prob. Chi-Square(14)
0.6154
0.5155
0.8987
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 10/19/12 Time: 09:05
Sample: 1 33
Included observations: 33
Variable
54
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
ATURAN
ATURAN^2
ATURAN*PEMAHAMAN
ATURAN*KONSISTENSI
ATURAN*EVALUASI
PEMAHAMAN
PEMAHAMAN^2
PEMAHAMAN*KONSISTE
NSI
PEMAHAMAN*EVALUASI
KONSISTENSI
KONSISTENSI^2
KONSISTENSI*EVALUASI
EVALUASI
EVALUASI^2
-3.750926
1.287707
-0.170967
0.264512
-0.178780
-0.080408
0.439051
-0.441415
2.433452
1.166362
0.209074
0.351511
0.337672
0.321287
0.854290
0.336513
-1.541401
1.104036
-0.817736
0.752499
-0.529450
-0.250268
0.513936
-1.311733
0.1406
0.2841
0.4242
0.4615
0.6030
0.8052
0.6135
0.2061
0.418268
0.002456
1.702370
-0.218382
-0.235839
-1.263134
0.342205
0.389238
0.288087
1.344989
0.254954
0.478474
0.845449
0.317547
1.074580
0.008524
1.265713
-0.856557
-0.492898
-1.494039
1.077652
0.2968
0.9933
0.2218
0.4029
0.6280
0.1525
0.2954
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.398201
-0.069864
0.180978
0.589554
19.58582
0.850739
0.615378
0.134039
0.174969
-0.277929
0.402302
-0.049052
2.826100
Uji Autokorelasi
Suatu asumsi penting dari model linier klasik adalah tidak ada
autokolerasi. Autokorelasi adalah keadaan di mana disturbance term
pada periode tertentu berkorelasi dengan disturbance term pada periode
55
gejala
autokorelasi.
Hasil
pengujian
dengan
BG
Test
0.404726
0.996361
Prob. F(2,26)
Prob. Chi-Square(2)
0.6713
0.6076
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 10/18/12 Time: 22:04
Sample: 1 33
Included observations: 33
Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
ATURAN
PEMAHAMAN
KONSISTENSI
EVALUASI
RESID(-1)
RESID(-2)
-0.084212
0.043088
-0.037000
-0.023611
0.036257
0.118308
0.138925
0.517556
0.205146
0.203159
0.222695
0.177707
0.213239
0.205528
-0.162710
0.210035
-0.182124
-0.106024
0.204025
0.554814
0.675943
0.8720
0.8353
0.8569
0.9164
0.8399
0.5838
0.5050
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.030193
-0.193609
0.406190
4.289740
-13.16033
0.134909
0.990463
56
-4.04E-17
0.371790
1.221838
1.539279
1.328647
1.953321
satu
asumsi
model
regresi
klasik
adalah
tidak
terdapat
57
51.62335
100.3048
92.36690
134.2876
88.54581
NA
2.109990
3.508420
4.290104
2.808984
Dari table tersebut diatas dapat disimpulkan tidak terdapat nilai centered
VIF yang melebihi 5 pada semua variable bebas sehingga disimpulkan
tidak terdapat multikolinearitas pada persamaan.
6. Uji Normalitas
Pada prinsipnya uji normalitas diperlukan apabila sampel yang digunakan
kurang dari 30, karena jika sampel lebih dari 30 maka error term akan
terdistribusi secara normal. Kajian yang dilakukan menggunakan sampel 33
sehingga secara teoritis akan menghasilkan error term akan terdistribusi
secara normal. Namun untuk meyakinkan bahwa sampel yang dipergunkaan
berdistribusi
normal
kajian
ini
melakukan
Uji
normalitas
dengan
58
dan
59
28%
Setuju/Baik
49%
Cukup
Kurang
Setuju/Baik
Tidak
Setuju/Baik
yang
terdiri dari
a. Apakah Peraturan tentang KPJM sudah memadahi
b. Apakah Peraturan tentang KPJM perlu di jabarkan lebih detil
c. Apakah Data-data dan referensi dalam penyusunan KPJM mudah diperoleh
di instansi
Berdasarkan hasil tabulasi data, persentase rata-rata persepsi responden
adalah sebesar 3,52 dengan rincian: 4 responden atau sebesar 12% menjawab
kurang setuju/ kurang baik, 9 responden atau 28% menjawab cukup, 16
60
2%
7%
Sangat
Setuju/Baik
Setuju/Baik
Cukup
40%
Kurang
Setuju/Baik
Tidak
Setuju/Baik
37%
61
Gambar 4.3
7.3; 22%
5.7; 17%
Sangat
Setuju/
Baik
Setuju/Baik
Cukup
Kurang
Setuju/
16.4;
50%
Baik
62
j.
adalah sebesar
63
5% 2%
14%
Setuju/Baik
17%
Cukup
Kurang
Setuju/
Baik
Tidak
Setuju/Baik
62%
64
65
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Pemenuhan kelengkapan elemen KPJM dan penerapan KPJM Oleh
BPPK
Berdasarkan hasil kajian deskriptif, kajian pustaka dan in depth interview
secara umum BPPK telah membuat dan memenuhi elemen-elemen kelengkapan
KPJM. Berdasarkan kajian deskriptif dapat diambil kesimpulan antara lain terkait
dengan kelengkapan elemen KPJM dan Konsistensi Penerapan KPJM sebagai
berikut :
a. Kelengkapan elemen KPJM;
Pada prinsipnya BPPK telah menyusun perangkat perencanaan dan
penganggaran
sesuai
dengan
ketentuan
reformasi
perencanaan
dan
yang
diimplementasikan
dalam
dokumen
perencanaan
dan
penganggaran yang terdiri dari Restra BPPK, Renja BPPK dan RKA-K/L. Namun
ada beberapa hal yang perlu untuk ditingkatkan dan dibuat lebih fokus untuk
mempermudah kontrol pencapaian tujuan BPPK.
fungsi, visi, misi dan tujuan BPPK telah mendeskrepsikan dengan baik dan runtut
sehingga dapat dipahami dan dimengerti dengan jelas.
Sasaran
67
68
dan kegiatan berjalan otomatis sebagaimana yang ada dalam program RKA KL
sulit sekali untuk menilai ketepatan baseline dan new inisiatif yang disusun. Tidak
terlihat dengan jelas berapa besaran base line BPPK dari tahun ke tahun begitu
juga tidak nampak dengan jelas new inisiatif yang diusulka dan disetujui dalam
perencanaan dan penganggaran pada BPPK.
(-0.192409)
(2.562938)
(0.518644)
(1.746588)
(0.096403)
Hasil uji statistik menunjukkan persamaan yang diuji menghasilkan arah
yang sesuai dengan teori terkait penerapan kebijakan. Selain itu uji persamaan
menghasilkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.675445 sehingga dapat
disimpulkan bahwa 67,5 % keberhasilan Penerapan KPJM
aturan, pemahaman, konsistensi dan evaluasi sedangkan
dipengaruhi oleh:
32,5% sisanya
69
dan
bahwa
heteroscedastisitas)
variabel
selain
persamaan
itu
uji
terdistribusi
normalitas
secara
juga
normal.
dan
perencanaan
dan
penyusunan
masih
merasakan
perlunya
70
terhadap konsep KPJM telah cukup baik, namn dari detil pertanyaan dalam
kuestioner dapat disimpulkan terkait pemahaman ada dua pertanyaan yang
menghasilkan nilai dibawah rata-rata yaitu sosialisasi KPJM masih dirasakan
kurang dan pemahaman terkait KPJM juga masih dirasakan perlu
ditingkatkan.
c.
B. Saran
Hasil penelitian dapat dijadikan landasan bagi pemerintah untuk
merumuskan strategi kebijakan yang disarankan untuk dijalankan oleh BPPK
antara lain:
1. Pemenuhan kelengkapan elemen KPJM dan penerapan KPJM
BPPK
Oleh
71
Sasaran
Konsistensi Tujuan/Output
Tujuan yang dibuat dan dicantumkan dalam Renstra sebaiknya dapat
dibandingkan langsung dengan output pada RKA KL sehingga memudahkan
melakukan pemantauan capaian tujuan dari organisasi.
c.
Kelengkapan aturan
terkait dirasa masih belum cukup dan dalam penyusunan anggaran masih
mirip dengan penyusunan berbasis line item budgeting.
72
secara
bersama-sama
dipengaruhi
variabel:
kelengkapan
aturan,
dan
73
konsistensi
penerapan
KPJM
yaitu:
Penerapan
konsep
KPJM,
74
DAFTAR PUSTAKA
Agus Widarjono,
Yogyakarta.
2005,
Ekonometrika
Teori
Dan
Aplikasi,
Ekonisia,
Badan Pendidikan Dan Pelatihan Keuangan, Renstra, Renja tahun 2010 2014
Badan Pendidikan Dan Pelatihan Keuangan, RKAKL 2009 2012
Direktorat Jenderal Anggaran. 2006.Reformasi Sistem Penganggaran, Konsep
dan Implementasi 2005-2007.Jakarta
Directorate General of Budget, The Indonesian Budget 2008, Majalah Warta
Anggaran, Directorate General of Budget,2008;
Direktorat Jenderal Angaran, Reformasi Sistem Penganggaran konsep Dan
Implementasi 2005-2007, Jakarta, 2006
Firmansyah, 2005, Modul Praktek Ekonometrika Dasar: Aplikasi Eviews 4.0,
Workshop Alat Analisis Mahasiswa MIESP UNDIP, tidak dipublikasikan.
Gujarati, Damodar, 2003. Basic Econometrics, Third Edition, McGraw-Hill,
International Editions, New York.
Insukindro, 1995, Ekonomi, Uang dan Bank : Teori dan Pengalaman di
IndonesiaEdisi Ketiga, BPFE,Yogyakarta.
------------, 1998, Sindrum R2 Dalam Analisis Regresi Linear Runtun Waktu,
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 13, No.4.
------------, 1999, Pemilihan Model Ekonomi Empirik Dengan Pendekatan Koreksi
Kesalahan, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14, No.1.
Kementerian Keuangandan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Pedoman Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja (PBK), Jakarta 2009
Kementerian Keuangandan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Pedoman Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM), Jakarta
2009
Kementerian Keuangandan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Pedoman Restrukturisasi Program Dan Kegiatan, Jakarta 2009
Kementerian Keuangandan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Langkah Teknis Penyusunan Program dan Kegiatan, Jakarta 2009
Kementerian Keuangandan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Kerangka Pemikiran Reformasi Perencanaan Dan Penganggaran,
Jakarta 2009
75
UPKFE
Universitas
76
Lampiran 1 Kuesioner
Nama
Unit Organisasi
Pendidikan Terakhir
:
SLTA
D1
D3
D4/S1
S2
Lainya ......
Tidak
Sangat Baik
Baik
3
2 Cukup
Kurang
Baik
1
Tidak Baik
Berikan persepsi Saudara terhadap variable berikut pada instansi saudara:
No
1.
Variabel
Kelengkapan Aturan Penyusunan Anggaran
Skala Penilaian
5
2.
3.
4.
Indikator
Skala Penilaian
5.
6.
7.
77
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
18.
19.
20.
21.
22.
29.
78
LAMPIRAN 1
Pen
KPJM
3.25
3.25
3.50
2.75
2.75
2.25
3.75
3.00
4.00
4.25
2.50
3.00
3.75
4.00
2.75
2.75
4.00
4.00
4.00
3.75
4.25
4.25
4.00
3.50
2.50
3.75
4.50
3.25
2.75
3.50
4.50
2.50
3.00
Aturan
3.33
3.67
4.33
3.67
3.00
3.00
4.33
4.00
4.33
3.67
2.67
3.00
4.00
4.00
3.00
3.33
3.67
4.00
3.67
4.00
4.00
4.00
3.33
3.33
2.67
3.67
4.67
3.00
3.33
3.33
4.00
3.00
3.66
Pemahaman
4.00
3.00
4.00
3.75
3.00
2.75
3.75
3.50
4.00
4.00
3.25
4.00
4.00
3.75
2.50
3.75
3.50
3.50
3.50
4.50
4.00
4.50
3.00
4.00
2.50
4.25
4.50
3.00
3.50
3.25
4.25
3.00
3.00
Konsistensi
3.17
3.00
4.33
3.58
2.92
2.50
4.17
3.25
4.00
4.08
3.58
3.50
3.83
4.67
2.67
3.42
3.75
3.83
3.75
4.25
4.17
4.67
3.25
3.92
1.75
4.25
4.75
4.00
3.75
3.83
4.83
3.00
3.50
Evaluasi
3.50
3.50
4.67
3.67
4.00
2.17
3.83
3.83
4.00
4.00
4.00
3.33
4.00
4.17
3.67
4.17
4.17
3.83
4.17
3.83
4.00
4.67
4.00
3.83
1.17
4.17
4.83
3.33
4.00
3.83
4.33
2.67
3.50
79
NIP
: 196902041990011001
Riwayat Pekerjaan/Jabatan:
1. Pegawai pada Direktorat Jenderal Anggaran 1990 s/d 2004
2. Widyaiswara BPPK sejak 2004 sampai sekarang
Riwayat Pendidikan:
AnalisisEfektivitasAntaraKebijakanFiskal Dan
KebijakanMoneterDenganPendekatan Model IS LM (StudiKasus Indonesia
Tahun 1970 - 2005);
2.
AnalisisatasPenetapanIndikatorKinerjadalamrangkaPengukuranKinerjaInstan
siPemerintah (StudiKasusPadaBadanPendidikandanPelatihanKeuangan);
3.
EvaluasiKinerjaKeuanganSatkerRumahSakitUmumPemerintah yang
MenerapkanPolaPengelolaanKeuanganBadanLayananUmum
80
: Hasan Ashari
NIP
: 197402251993011001
Tempat/Tanggal Lahir
Unit Organisasi
Riwayat Pekerjaan/Jabatan:
1.
2.
3.
Riwayat Pendidikan:
1. Diploma
III
Program
Diploma
Keuangan
(Prodip-STAN)
Spesialisasi
81