Вы находитесь на странице: 1из 4

Daftar Isi

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Pertanyaan Penelitian
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1

Tujuan Umum

1.4.2

Tujuan Khusus

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1

Manfaat bagi perusaan

1.5.2

Manfaat bagi institusi pendidikan

1.5.3

Manfaat bagi mahasiswa


1.6 Ruang Lingkup Penelitian

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kata Ergonomi berasal dari dua kata Yunani ergos yang berarti kerja dan nomos
yang berarti aturan-aturan. Di Amerika, dipakai istilah human engineering dan dibenua
Eropa dipakai istilah biotechnic digunakan untuk menyebut ergonomi (Kenneth, 2006).
Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang merancang pekerjaan agar sesuai
dengan pekerja. Penyesuaian tugas, tempat kerja dan peralatan kerja terhadap pekerja
dapat membantu mengurangi stres fisik dan dapat mengurangi potensi serius terhadap
musculoskeletal disorders (MSDs) terkait hubungan kerja (OHSA, 2000).
Posisi tidak ergonomis di tempat kerja mungkin diakibatkan pekerja duduk, berdiri
atau berjalan dalam waktu lama, selain itu mengangkat beban berat dan menjangkau
sesuatu pada posisi yang salah. Posisi ergonomis adalah kesesuaian postur dengan
lengkung tubuh yang disangga oleh tulang belakang yang memiliki 33 ruas yang terdiri
dari 7 ruas tulang leher, 12 tulang dada, 5 ruas tulang punggung, 5 ruang tulang duduk
dan 4 ruas tulang ekor. Posisi normal ditandai dengan tulang leher yang melengkung ke
depan, tulang dada melengkuk ke belakang dan tulang pinggul ke depan (Subandi, 2007)
Gangguan muskuloskeletal (MSDS) dapat mempengaruhi tubuh otot, sendi, tendon,
ligamen, tulang dan saraf (OHSA). Terdapat dua kategori yang menjadi faktor risiko
MSDs yakni faktor hubungan kerja (ergonomis) dan faktor individu. Pekerja yang
memiliki faktor risiko MSDs akan mengalami kelelahan otot secara terus menerus
sehingga pekerja dapat mengalami MSDs (Matt, 2014).
Pada tahun 2011, Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) melaporkan bahwa industri
dengan MSDs tertinggi adalah tenaga kesehatan, transportasi dan warehousing, retail dan
perdagangan grosir dan konstruksi. Menurut BLS, dengan 387.820 kasus MSD
menyumbang 33% dari semua cedera pekerja dan kasus penyakit pada tahun 2011
(United States Department Of Labour, 2011). Berdasarkan hasil survey European Survey
on Working Conditions, kasus Upper Limb Disorder berada di posisi ke-6 dan ke-7, 33%
pekerja Eropa memiliki keluhan sakit punggung dan 23% sakit pada leher dan bahu, 13%
nyeri anggota tubuh bagian atas dan nyeri anggota tubuh bagian bawah 12%. (Eu-OSHA,
2000).
Kendaraan alat berat terdiri dari scrapers, dozers, heavy haul trucks, backhoes,
graders, and loaders. Alat berat tersebut dioperasikan oleh operator yang terlatih dan

digunakan untuk menggali, earth moving, paving, dll. Operator alat berat memiliki
tingkat risiko yang lebih tinggi mengalami cidera muculoskeletal dibanding dengan nonoperator. Risiko terkait hubungan kerja dengan cedera musculoskelatal pada operator alat
berat antara lain adalah posisi duduk statis, postur janggal serta whole body vibration
(Jorgensen dkk, 2007)
PT X merupakan perusahaan yang dibawahi oleh Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang didirikan di Jakarta pada tahun 1981 oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Perusahaan ini fokus pada bidang konstruksi, teknik dan pengadaan barang untuk
melayani pabrik-pabrik industri skala besar. Pada kegiatan konstruksi PT X menggunakan
alat berat yang melibatkan operator alat berat dalam mengoprasikannya dalam waktu
yang lama serta postur janggal pada operator. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan
penelitian untuk mendapatkan informasi mengenai keluhan Musculoskeletal pada
operator alat berat.
1.2 Rumusan Masalah
Aktivitas operator alat berat di PT X memiliki durasi waktu yang lama, rutin, posisi
duduk statis dan postur janggal hal tersebut merupakan faktor risiko yang ada sehingga
memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui besar tingkat risiko keluhan MSDs
yang dirasakan oleh pekerja di PT X
1.3 Pertanyaan Penelitian
1.

Bagaimana gambaran tingkat risiko ergonomi?

2.

Bagaimana gambaran keluhan MSDs

3.

Hubungan tingkat risiko ergonomi dengan keluhan MSDs?

1.4 Tujuan
1.4.1

Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan tingkat risiko ergonomi dengan keluhan MSDs

1.4.2

Tujuan Khusus
1. Diketahuinya gambaran tingkat risiko ergonomi
2. Diketahuinya gambaran keluhan MSDs

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1

Bagi Perusahaan

1.5.2

Bagi Intitusi Pendidikan

1.5.3

Bagi Mahasiswa

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Вам также может понравиться