Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Susilowati
Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRACT
Dysmenorrhea is a pain menstruation due to uterine muscle spasms that characterized by
lower abdominal cramps. The pain treatment a pharmacologically (analgesic) and nonpharmacologically (distraction, relaxation, guided imagery, massage, warm or cold compresses). The
nutrients which consumed everyday can reduce pain during menstruation such as milk which
containing adequately calcium and chocolate which containing adequately magnesium. Calcium may
contributes in reducing cramps and abdominal strains and magnesium is useful to relax the muscles
and can provide a sense of relaxation that can control the bad mood as well as extend the blood
vessels so as to prevent the muscle spasms. The purpose of this study is to find difference in
effectiveness of milk and chocolate toward decreased pain scale in the female adolescents with
dysmenorrhea at Ungaran 1 State Senior High School.
The study used quasi-experimental method with the two-group pretest-posttest design. The
samples in this study were 24 respondents were taken by using purposive sampling technique. The
data collected by using primary data of pain measurement in female adolescents that conducted in
pretest and posttest in two intervention groups. The data analysis used the independent T-test.
The results of independent t-test indicate that there is a significant difference in the
effectiveness of milk and chocolate toward decreased pain scale in female adolescents with
dysmenorrhea at Ungaran 1 State Senior High School with p-value of 0.034 < (0.05).
The milk and chocolate easily available and contains adequately nutrients, so it is expected to
be an alternative method in reducing pain during menstruation.
Keywords: Milk, Chocolate, Pain
PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan usia dimana
individu berintegrasi dengan masyarakat
dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di
bawah tingkat orang-orang yang lebih tua
melainkan berada dalam tingkatan yang sama.
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa
remaja sangat pesat, baik fisik maupun
psikologis. Perempuan sudah mulai terjadinya
menstruasi dan pada laki-laki sudah mulai
mampu menghasilkan sperma (Proverawati,
Misaroh, 2009).
Menstruasi atau haid atau datang bulan
adalah perubahan fisiologis dalam tubuh
wanita yang terjadi secara berkala dan
dipengaruhi
oleh
hormon
reproduksi.
Menstruasi dimulai antara 10-16 tahun dan
berhenti pada usia 45-50 tahun tergantung
pada faktor kesehatan wanita. Pada saat
Perbedaan Efektivitas Susu Dan Cokelat Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Remaja Putri Dismenore
Di SMA N 1 Ungaran
Perbedaan Efektivitas Susu Dan Cokelat Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Remaja Putri Dismenore
Di SMA N 1 Ungaran
Perbedaan Efektivitas Susu Dan Cokelat Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Remaja Putri Dismenore
Di SMA N 1 Ungaran
Analisis Data
Analisis Univariat
Analisa ini dilakukan dengan tujuan untuk
mendefinisikan tiap variabel yang diteliti
secara terpisah. Penelitian ini menggunakan
skala numerik sehingga dicari rata-rata (mean)
dan standar deviasi (varian) yakni variabel
yang dianalisis adalah gambaran skala nyeri
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan baik
pada kelompok A yang diberikan susu maupun
pada kelompok B yang diberikan cokelat
melalui statistic deskriptif.
Analisis Bivariat
Data yang digunakan dalam analisis
bivariat ini berbentuk interval, sehingga
sebelum dilakukan uji hipotesis maka perlu
diketahui normal tidaknya distribusi data,
karena distribusi data normal maka dilakukan
uji parametrik. Penelitian ini menggunakan
metode analitik dengan sampel kecil ( 50 )
maka uji normalitas data menggunakan uji
shaphiro-wilk
dengan
ketentuan
nilai
keyakinan yang dipakai adalah 0,95 dan nilai
kesalahan = 0,05.
Uji homogenitas merupakan pra syarat
dalam penelitian yang melibatkan dua
Perbedaan Efektivitas Susu Dan Cokelat Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Remaja Putri Dismenore
Di SMA N 1 Ungaran
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
Tingkat Nyeri Remaja Putri Dismenore Sebelum Pemberian Susu
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Nyeri Dismenore Remaja Putri Sebelum Pemberian
Susu pada Remaja Putri di SMA N 1 Ungaran Kab. Semarang, 2014
Variabel
n
Mean
Sd
Min
Max
Tingkat Nyeri
12
5,42
1,240
4
8
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui
bahwa dari 12 remaja putri kelompok
eksperimen susu, rata-rata skala nyeri sebelum
Perbedaan Efektivitas Susu Dan Cokelat Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Remaja Putri Dismenore
Di SMA N 1 Ungaran
Analisis Bivariat
Uji Kesetaraan Tingkat Nyeri Remaja Putri Dismenore Sebelum Perlakuan antara Kelompok
Eksperimen Susu dan Cokelat
Tabel 5.
Uji Kesetaraan Tingkat Nyeri Remaja Putri Dismenore Sebelum Perlakuan antara Kelompok
Eksperimen Susu dan Cokelat di SMA N 1 Ungaran Kab. Semarang, 2014
Variabel
Kelompok
n
Mean
Sd
t
p-value
Tingkat Nyeri
Susu
12
5,42
1,240
-0,457
0,652
Coklat
12
5,67
1,435
Berdasarkan uji t independen, didapatkan
nilai t hitung sebesar -0,457 dengan p-value
0,652. Karena kedua p-value 0,652 > (0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan tingkat nyeri
sebelum
perlakuan
antara
kelompok
eksperimen susu dan cokelat pada remaja putri
Perbedaan Efektivitas Susu Dan Cokelat Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Remaja Putri Dismenore
Di SMA N 1 Ungaran
Perbedaan Selisih Nyeri antara Remaja yang Diberikan Susu dan Remaja yang Diberikan Coklat
Tabel 9.
Perbedaan Selisih Nyeri antara Remaja yang Diberikan Susu dan Remaja yang Diberikan
Coklat di SMA N 1 Ungaran Kab. Semarang, 2014
Variabel
Kelompok
N
Mean
SD
T
p-value
Selisih Nyeri
Susu
12
1,33
1,155
-3,494
0,002
Coklat
12
2,83
0,935
Berdasarkan uji t independen, didapatkan
nilai t hitung sebesar -3,494 dengan p-value
0,002. Karena kedua p-value 0,002 < (0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
yang signifikan selisih penurunan nyeri antara
remaja yang diberikan susu dan remaja yang
diberikan coklat di SMA N 1 Ungaran Kab.
Semarang, dimana remaja yang diberikan
cokelat memiliki penurunan nyeri yang lebih
besar dibandingkan remaja yang diberikan
susu.
PEMBAHASAN
Deskripsi Skala Nyeri Sebelum Pemberian
Susu dan Cokelat Pada Remaja Putri
Dismenore Di SMA N 1 Ungaran
Berdasarkan hasil analisis univariat pada
Tabel 3, skala nyeri sebelum diberikan cokelat
4-8. Skala tersebut menunjukkan bahwa nyeri
yang dirasakan responden pada saat
mengalami dismenore adalah nyeri sedang
sampai berat.
Nyeri diukur berdasarkan sakit menstruasi
responden pada hari pertama dimana Selama
Perbedaan Efektivitas Susu Dan Cokelat Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Remaja Putri Dismenore
Di SMA N 1 Ungaran
Perbedaan Efektivitas Susu Dan Cokelat Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Remaja Putri Dismenore
Di SMA N 1 Ungaran
dilakukan
Perbedaan Efektivitas Susu Dan Cokelat Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Remaja Putri Dismenore
Di SMA N 1 Ungaran
10
Perbedaan Efektivitas Susu Dan Cokelat Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Remaja Putri Dismenore
Di SMA N 1 Ungaran
menstruasi
karena
memiliki
berbagai
kandungan yang berkhasiat sebagai antinyeri,
mengingat nyeri merupakan hal yang bersifat
subjektif dan hanya seseorang yang mengalami
kondisi tersebut yang dapat mendeskripsikan
besarnya nyeri yang dirasakan. Sehingga akan
berpengaruh terhadap penurunan skor skala
nyeri pada masing-masing responden.
Perbedaan Selisih Nyeri antara Remaja
yang Diberikan Susu dan Remaja yang
Diberikan Coklat
Berdasarkan uji t independen, didapatkan
nilai t hitung sebesar -3,494 dengan p-value
0,002. Karena kedua p-value 0,002 < (0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
yang signifikan selisih penurunan nyeri antara
remaja yang diberikan susu dan remaja yang
diberikan coklat di SMA N 1 Ungaran Kab.
Semarang, dimana remaja yang diberikan
cokelat memiliki penurunan nyeri yang lebih
besar dibandingkan remaja yang diberikan
susu.
Kandungan yang terdapat didalam susu
sebagian besar adalah kalsium, itulah sebabnya
ketika
mengalami
dismenore,
kalsium
berfungsi untuk mengaktifkan saraf dan
kontraksi otot, mengurangi keluhan saat haid,
melancarkan peredaran darah, mengatasi kram,
sakit pinggang, serta menjaga keseimbangan
cairan tubuh, namun tidak berpengaruh untuk
merubah atau memperbaiki mood, sehingga
sesaat setelah minum susu sebagian responden
merasakan nyeri yang dialami berkurang
namun dapat meningkat kembali pada saat
mengikuti proses belajar mengajar didalam
kelas (Pangkalan Ide, 2008).
Cokelat berupaya mencetuskan reaksi
positif terhadap kimia otak dan diketahui dapat
memperbaiki mood seseorang. Apabila makan
cokelat kita bisa mengeluarkan kimia yang
dapat mengurangi rasa sakit dan meningkatkan
mood serta perasaan happy. Kemungkinan
gabungan rasa, kandungan khasiat dan ramuan
psikoaktif cokelat yang menjadi penyebabnya
(Pangkalan ide, 2008).
Susu meengandung zat gizi yang dapat
membantu meringankan gejala dismenore
seperti kalsium, vitamin A dan vitamin C
namun tidak mengandung vitamin E sehingga
tidak bisa mengoontrol atau mengatur
keseimbangan
hormon
prostaglandin,
sedangkan pada cokelat mengandung zat gizi
yang lengkap seperti magnesium, kalsium,
Perbedaan Efektivitas Susu Dan Cokelat Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Remaja Putri Dismenore
Di SMA N 1 Ungaran
11
mengurangi
dismenore,
salah
satunya
menyediakan makanan yang mengandung
kalsium seperti dark cokelat untuk diberikan
pada siswi yang mengalami dismenore agar
tidak mengganggu aktifitas siswi disekolah.
Penelitian lebih lanjut tentang zat gizi lain
yang dapat mengurangi dismenore bukan
hanya makanan yang mengandung mineral
namun seperti makanan yang mengandung
vitamin A, E, B6 dan C, karena beberapa
vitamin tersebut dapat mengurangi dismenore.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian
suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
[2] Abdul, M dkk (2011). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika
[3] Almatsier, S (2002) Pinsip Dasar Ilmu
Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
[4] Chan, Meta. (2012). The miracle of
chocolate. Surabaya: Tibbun Media.
[5] Cakir, M., Mungan, I., Karakas, T.,
Girisken, I., & Okten, A. (2007).
Menstrual pattern and common menstrual
disorders among university students in
Turkey. Pediatrics International. [disitasi
21 Januari 2009] 49(6):938-42. Terdapat
pada:
http://eprints.uns.ac.id/195/1/1650330082
01011451.pdf . Diakses pada tanggal 11
mei 2014.
[6] Calis, K.A. (2009). Dysmenorrhea.
Terdapat
pada:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345
6789/31657/4/Chapter%20II.pdfDiakses
pada tanggal 11 mei 2014.
[7] Chandran, Lahta. (2008) . Menstruation
disorders:
overview.
E-medicine
Obstetrics and Gynecology. Terdapat
pada:
pada:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345
6789/16724/4/Chapter%20II.pdfDiakses
pada tanggal 11 mei 2014.
[8] Colin, C.M., & Shushan, A. (2007).
Complications of menstruation; abnormal
uterine bleeding. In: Current Diagnosis &
Treatment Obstetrics & Gynecology. 10th
Edition.
Chapter
35:572-3.
USA.
12
McGraw-Hill.
Terdapat
pada:
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handl
e/123456789/53487/BAB%20II%20Tinja
uan%20Pustaka.pdf?sequence=3.
Diakses pada tanggal 12 mei 2014.
[9] Devi, N. (2012). Gizi saat sindrom
menstruasi. Jakarta : PT Bhuana Ilmu
Populer Kelompok Gramedia.
[10] Ditto, dkk (2011). Cara Mengatasi Nyeri
Haid. Yogyakarta: Andi Offset
[11] French, L. (2005). Dysmenorrhea
american family physician 71(2): 285291.
Terdapat
pada:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345
6789/16724/4/Chapter%20II.pdfDiakses
pada tanggal 11 mei 2014.
[12] French, L. American College of
Obstetricians
and
Gynecologists.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345
6789/16724/4/Chapter%20II.pdfDiakses
pada tanggal 23 mei 2014.
[13] Hidayat,
A.A.A.
(2007).
Metode
penelitian kebidanan teknik analisis data.
Jakarta: Salemba Medika.
[14] Harunriyanto. (2008). Dismenore masih
sering membayangi wanita. Terdapat
pada:http://repository.usu.ac.id/bitstream/
123456789/31671/5/Chapter%20I.pdf.
Diakses pada tanggal 11 mei 2014.
[15] Hill, M.C. Graw.
(2002). Nutrition
almanac. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Terdapat
pada:http://repository.usu.ac.id/bitstream/
123456789/32212/4/Chapter%20II.pdf
Diakses pada tanggal 12 mei 2014.
[16] Holder, A. (2011). Dysmenorrhea in
emergency medicine clinicalpresentation.
Terdapat
pada:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345
6789/31657/4/Chapter%20II.pdf.Diakses
pada tanggal 11 mei 2014.
[17] Joshep, H.K. (2011). Catatan kuliah
ginekologi
dan
obstetri
(obsgyn).Yogyakarta: Nuha Medika.
[18] Kartasapoetra, dkk. (2010). Ilmu Gizi.
Jakarta: Rineka Cipta.
[19] Laila NM, dkk (2011). Buku Pintar
Menstruasi dan solusi mengatasi segala
keluhannya. Yogyakarta: Buku Biru
Perbedaan Efektivitas Susu Dan Cokelat Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Remaja Putri Dismenore
Di SMA N 1 Ungaran
[30] Simanjuntak,
Pandapotan.
(2008).
Gangguan haid dan siklusnya. Terdapat
pada:
[31] http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345
6789/31657/4/Chapter%20II.pdfDiakses
pada tanggal 11 mei 2014.
Perbedaan Efektivitas Susu Dan Cokelat Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Remaja Putri Dismenore
Di SMA N 1 Ungaran
13