Вы находитесь на странице: 1из 22

BAB II

PENJELASAN TEKNIS DAN PERSYARATAN BAHAN


PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Nama Kegiatan/ Pekerjaan :
Nama Kegiatan adalah PENINGKATAN, AKSES, MUTU, KESEJAHTERAAN
DAN SUBSIDI RA/BA DAN MADRASAH
Nama Pekerjaan adalah PEMBANGUNAN
MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI CIAWITALI

3 RUANG KELAS BARU

1.2. Lokasi Pekerjaan :


Lokasi Pekerjaan yang dimaksud Item 1.1. Pasal ini adalah : KEC. CIKALONG
WETAN KAB. BANDUNG BARAT
1.3. Lingkup Pekerjaan Pemborongan :
A
B
I
II
III
IV
V
C
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X

Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Struktur Lantai 1 (Satu)
Pekerjaan Tanah Dan Pasir
Pekerjaan Pasangan
Pekerjaan Beton
Pekerjaan Lantai Dan Dinding
Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan Lantai 2 (Dua)
Pekerjaan Tanah Dan Pasir
Pekerjaan Pasangan
Pekerjaan Beton
Pekerjaan Kusen Pintu/Jendela
Pekerjaan Kuda-Kuda Dan Atap
Pekerjaan Plafond
Pekerjaan Lantai Dan Dinding
Pekerjaan Instalasi Listrik
Pek. Alat Penggantung & Kaca
Pekerjaan Pengecatan

1.4. Acuan Pelaksanaan Pekerjaan :


1. Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam RENCANA
KERJA DAN SYARAT-SYARAT pekerjaan ini.
2. Gambar-gambar yang dilampirkan pada RENCANA KERJA DAN SYARATSYARAT pekerjaan ini.
3. Keterangan-keterangan dan gambar-gambar yang diberikan oleh Panitia
Pelelangan kepada Pemborong pada waktu Rapat Penjelasan Pekerjaan/
Rapat Aanwijzing Pekejaan, Risalah Aanwijzing.
4. Petunjuk-petunjuk atau saran-saran yang diberikan oleh Konsultan
Pengawas pada waktu pekerjaan dilaksanakan.

PASAL 2
1

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN
Ciawitali

S I T U AS I
2.1. Pemborong wajib meneliti situasi medan terutama kondisi tanah bangunan, sifat
dan luasnya pekerjaan dan hal lain yang berpengaruh terhadap harga
penawaran.
2.2. Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
klaim dikemudian hari.
2.3. Dalam rapat
dilaksanakan.

penjelasan

akan

ditunjukan

dimana

pembangunan

akan

PASAL 3
UKURAN TINGGI DAN UKURAN POKOK
3.1. Semua ukuran yang tercantum dalam gambar rencana dinyatakan dalam cm
dan m, kecuali ukuran baja/ besi yang dinyatakan dalam Inc atau MM.
3.2. Permukaan atas lantai ubin (Peil 0,00) adalah 30 cm dari muka tanah
sekitarnya, kecuali ditetapkan lain pada waktu rapat penjelasan.
3.3. Ukuran penduga dibuat dari papan/ kayu terentang 5/7 x 3 M yang diketam rata
semua sisinya, kemudian sebagian ditanam ke tanah asli sedalam 1 M, ukuran
penduga tersebut merupakan titik ikat tetap yang harus dibuat pemborong
dibawah pengamatan Direksi Lapangan dan dipelihara selama pelaksanaan.
3.4. Ketentuan letak bangunan diukur dibawah pengawasan Direksi dengan patokpatok yang dipancang dan papan bouwplank yang diketam pada sisinya.
3.5. Pemborong harus menyediakan paling sedikit 3 (tiga) Orang Pembantu yang
paham dalam pengukuran, penyipat datar, penunjukkan/ prima silang, tali busur
dan lainnya yang diperlukan.
PASAL 4
PEKERJAAN TANAH
4.1. Lingkup pekerjaan ini adalha untuk lantai satu meliputi :
1. Penggalian pondasi stauss pile
2. Penggalian pondasi plat beton P1
3. Penggalian pondasi batu kali/kiermir
4. Urugan kembali bekas galian dan penimbunan
5. Urugan pasir bawah pondasi dan laintai
6. Pemadatan tanah bawah lantai
4.2. Galian Tanah Untuk Pondasi Bangunan
1. Galian strauss pile dia. 20 cm kedalaman sesuai gambar.
2. Galian tanah untuk pondasi harus sesuai dengan ukuran dalam gambar
atau sampai tanah keras, apabila diperlukan untuk mendapatkan daya
dukung yang baik, dasar galian harus dipadatkan/ditumbuk.
2. Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus menimbun
kembali dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum
3. Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkat langsung
ke tempat yang direncanakan yang disetujui Direksi, sedangkan hasil galian
SPESIFIKASI TEKNIS
2
Pembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN
Ciawitali

yang tidak dapat dipakai untuk penimbunan harus disingkirkan ke tempat


yang disetujui Direksi.
4.3. Harga satuan pekerjaan yang tercantum dalam penawaran harus sudah
mencakup semua biaya pekerjaan-pekerjaan, pembersihan, sewa alat,
penimbunan dan pembuangan hasil galian.
PASAL 5
PAPAN BOUWPLANK
5.1. Semua bouwplank menggunakan kayu kelas II/ terentang diserut rata dan
terpasang waterpass dengan peil 0,00 m.
Setiap jarak 2 m papan bouwplank diperkuat dengan kayu berukuran 5/7 cm.
Pada papan bouwplank ini harus dicatat sumbu-sumbu dinding, dengan cat
yang tidak luntur oleh pengaruh iklim.
5.2. Jarak papan bouwplank minimal 2,5 m dari garis bangunan terluar untuk
mencegah kelongsoran terhadap galian tanah pondasi.
5.3. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai, pemborong wajib memintakan
pemeriksaan dan persetujuan tertulis dari Direksi.
PASAL 6
PEKERJAAN PONDASI
6.1. Pondasi yang dipakai adalah :
1. Pondasi plat beton (P1) dengan strauss pile
Pondasi plat seperti yang ditunjukan pada gambar kerja dipasang pada tiaptiap kolom utama dan selasar bangunan.
Pada pelaksanaannya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Pondasi strauss pile pertama di cor dg ukuran dan kedalaman sesuai
gambar kerja, dimulai dari alas pondasi tapak.
b) Alas pondasi tapak (poer) harus mencapai kedalaman tanah asli seperti
ditunjukan pada gambar kerja.
c) Setelah pengecoran strauss pile alas pondasi tapak di urug pasir dan
dipasang lantai kerja. Tulangan straus pile dibengkok keluar.
d) Pemasangan pembesian/penulangan besi plat seperti ditunjukan pada
gambar. Pelaksana/Kontraktor agar dengan cermat meneliti gambar
kerja dan memperoleh petunjuk Konsultan Pengawas.
e) Mortal beton menggunakan mutu beton, K-225, untuk agregat, air semen
dan persyaratan lain lihat pasal pekerjaan beton.
2. Pondasi Batu Kali
Pondasi batu kali terdiri dari pondasi lajur batu kali dan batu kali setempat
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Alas pondasi harus mencapai kedalaman tanah asli seperti ditunjukan
pada gambar kerja, kemudian dipasang cerucuk bambu dengan jumlah
per m minimal 9 buah bambu seperti ditunjukan pada gambar yang
dipancangkan sampai kedalaman tanah keras berdasarkan pukulan
pada peil-2,70 m.
b) Alas pondasi dari pasir urug yang dipadatkan setebal 10 cm ditimbris
dan disiram sampai kepadatan maksimum.
3

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN
Ciawitali

c)
d)
e)
f)

Lantai kerja pondasi/aanstamping adalah setebal 15 cm ditimbris pasir


atau batu belah sehingga kokoh.
Material batu kali/belah yang keras bermutu baik tidak cacat dan tidak
retak. Batu kapur, batu berpenampang bulat atau berpori besar dan
terbungkus lumpur tidak diperkenankan dipakai.
Adukan yang dipakai untuk pasangan pondasi adalah 1 Pc : 5 Psr.
Air yang digunakan harus bersih, tawar dan bebas dari bahan kimia yang
dapat merusak pondasi, asam alkali atau bahan organik lainnya.

6.2. Penggalian pondasi dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan lay out titik
as pondasi tersebut dan ditentukan dengan teliti sesuai gambar dan disetujui
Konsultan Pengawas.
6.3. Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap betulnya penempatan
kedalaman, besaran, beban letak dan kondisi dasar galian.
Sebelum pemasangan pondasi dimulai, ijin dari Konsultan Pengawas mengenai
hal tersebut harus didapat secara tertulis.
6.4. Pemborong harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek tulangan
ke sloof dan sporing pipa plumbing yang harus menembus pondasi.
6.5. Antara sloof dan pondasi batu kali menerus dipasang stek-stek besi 10 mm
berjarak minimal 1 m.
6.6. Karena adanya perbedaan ketinggian kontur tanah, pemborong harus
memperhatikan kedalaman terhadap tanah dasar/ tanah keras.
PASAL 7
PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN
7.1. Yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah :
1. Pasangan dinding bata 1/2 batu
2. Plesteran/ acian dinding bata
3. Pasangan bata pada saluran dan segala sesuatu yang nyata termasuk
kedalam pekerjaan ini.
7.2. Bahan yang dipakai adalah :
1. Bata merah bermutu baik, pembakaran sempurna, bebas dari cacat dan
retak, maksimal belah menjadi 2 bagian, produk lokal dan memenuhi
persyaratan PUBBI 70. Dalam hal bata merah sulit didapat, pemborong
dengan ijin tertulis dari Direksi dapat mempergunakan bahan bangunan
alternatif pengganti batu bata atau dinding ferrocement (Simpai Wall).
2. Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur, tanah liat, kotoran
organik dan bahan yang dapat merusak pasangan, untuk itu pasir yang akan
dipakai terlebih dulu diayak lewat lobang sebesar 10 mm.
3. Semen yang dipakai harus memenuhi persyaratan N.I. 8 type I menurut
ASTM dan memenuhi S 400 standard Portland Cement.
4. Keramik/ porselen warna, buatan dalam negeri, mutu yang baik sekualitas
Mulia.
7.3. Adukan/ Campuran
1. Adukan Trasraam 1 Pc : 3 Psr dilaksanakan untuk :
4

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN
Ciawitali

a)
b)
c)

Semua pasangan bata setinggi 30 cm diatas sloof diatas lantai pada


semua dinding yang berhubungan dengan air setinggi 160 cm.
Pasangan bata kedua sisi saluran dan bata sebagai pondasi serta
tempat-tempat lainnya yang diperlukan seperti pasangan dinding
Plesteran dinding yang masuk kedalam tanah, saluran pasangan
trasraam, plint plesteran, afwerking permukaan beton dan seluruh
pasangan bata 1 Pc : 3 Psr tersebut diatas.

2. Adukan 1 Pc : 5 Psr dilaksanakan untuk pasangan dinding dan plesteran


yang tidak trasraam seperti tercantum di atas.
7.4. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pekerjaan pasangan dinding bata harus terkontrol waterpass baik arah
vertikal maupun horizontal.
Setiap 8 baris bata harus dipasang angker besi 10 mm dari kolom,
pelaksanaan pasangan dinding bata tidak boleh melebihi ketinggian 1 meter
setiap hari.
Batu bata sebelum dipasangkan terlebih dahulu dibasahi air.
2. Sebelum dinding diplester harus dikamprot dahulu dengan campuran 1 Pc : 3
Psr dengan ketebalan lebih kurang 3 mm untuk mendapatkan ikatan yang
lebih baik, kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan bidang
plesteran stabil dan kemudian diperhalus dengan acian semen.
3. Pasangan bata yang selesai harus terus menerus dibasahi selama 14 hari
4. Untuk plesteran trasraam dilakukan pada kedua sisi luar dalam
5. Untuk finishing beton expose, sebelum diperhalus/ afwerking permukaan
beton perlu dikasarkan/ dikamprot terlebih dahulu dengan campuran 1 Pc : 3
Psr dengan ketebalan lebih kurang 3 mm untuk mendapatkan ikatan yang
lebih baik.
6. Seluruh pekerjaan pasangan dan plesteran yang tidak lurus, berombak dan
retak-retak harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.
PASAL 8
PEKERJAAN BETON BERTULANG DAN TIDAK BERTULANG
8.1. Lingkup Pekerjaan
1. Yang termasuk beton bertulang dalam pekerjaan ini adalah :
a) Pekerjaan Pondasi tapak dan strauss pile
b) Pekerjaan kolom pedestal
c) Pekerjaan kolom utama dan praktis
d) Pekerjaan Sloof
e) Pekerjaan balok balok
f) Pekerjaan plat dak beton
8.2. Bahan-bahan
1. Agregat Beton
a) Agregat beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu
dengan Wets System Stone Crusher.
b) Agregat beton harus sesuai dengan spesifikasi agregat beton menurut
ASTM-C 33.
c) Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm
d) System penyimpanan harus sedemikian rupa agar tidak terjadi
kontaminasi bahan yang tidak diinginkan
e) Agregat harus bersih dari segala kotoran, tidak melebihi 5%.
5

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN
Ciawitali

2. Agregat Kasar
a) Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras
tidak berpori dan bentuk kubus.
b) Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya tidak boleh melampui 20% dari
jumlah berat seluruhnya.
Agregat kasar tidak boleh
ASTM-C 131-55.
Gradasi :

mengalami pembubukan mesin Los Angeles

Saringan
1
3/4
3/8
No. 4

Ukuran
25,00 mm
20,00 mm
95,00 mm
4,76 mm

Lewat Saringan
100
90 - 100
20 - 25
0 - 100

3. Agregat Halus
a) Agregat halus dapat digunakan pasir alam yang berasal dari pasir
Galunggung Tasikmalaya.
b) Pasir harus bersih dari bahan organis, zat-zat alkali dan substansisubstansi yang merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung segala
jenis substansi tersebut lebih dari 5%
c) Pasir laut tidak boleh dipergunakan. Untuk beton, pasir harus terdiri dari
partikel-partikel yang tajam dan keras.
d) Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin
kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi
kontaminasi yang tidak diinginkan.
Gradasi :
Saringan
3/8
No. 4
No. 8
No. 16
No. 30
No. 50
No. 100
No. 200

Ukuran
9,000 mm
4,760 mm
2,380 mm
0,190 mm
0,595 mm
0,297 mm
0,149 mm
0,074 mm

% Lewat Saringan
100
90 - 100
90 - 100
90 - 100
90 - 100
90 - 100
90 - 100
90 - 100

4. PC (Portland Cement)
Semen yang dipakai harus dari mutu yang disyaratkan dalam NI - 8
Kontraktor harus mengusahakan agar satu merk saja yang dipakai untuk
seluruh pekerjaan beton.
Semen ini harus disimpan pada tempat kering dengan lantai terangkat, agar
terhindar dari air dan ditumpuk dalam urutan pengiriman. Semen yang rusak
atau tercampur apapun tidak boleh dipakai dan harus dikeluarkan dari
lapangan.

5. Pembesian/ Penulangan
a) Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian
rupa, sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab
maupun basah.
6

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN
Ciawitali

b)

c)

d)
e)
f)

Besi penulangan harus disimpan berkelompok berdasarkan ukuran


masing-masing. Besi penulangan rata harus sesuai dengan persyaratan
dalam NI - 2 yang dinyatakan sebagai U-24 seperti yang dinyatakan
dalam gambar.
Besi penulangan yang akan digunakan harus bebas dari karat dan
kotoran lain, apabila harus dibersihkan dengan cara disikat atau digosok
tanpa mengurangi diameter penampungan besi, atau dengan bahan
cairan sejenis Vikaoxy Off yang disetujui pengawas.
Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau dibengkokkan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (Ring), persyaratan harus
sesuai PBI 1971.
Pembuatan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan
gambar konstruksi.
Tulangan beton harus diikat kuat dengan kawat beton untuk menjamin
agar besi tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas
dari papan acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut beton/
beton deking sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1971.

6. Besi Beton
Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
perencana/ pengelola Kegiatan/ konsultan pengawas.
Direksi/ Pengawas berhak memerintahkan untuk menambah besi tulangan
ditempat yang dianggap perlu sampai maksimum 5% dari tulangan yang ada
ditempat tersebut, meski tidak tertera dalam gambar struktur, tanpa biaya
tambahan.
7. Kawat Pengikat
Harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti yang disyaratkan dalam NI2.
8. A i r
Air harus bersih dan jernih sesuai dengan persyaratan dalam NI-2.
Sebelum air untuk pengecoran beton dipergunakan, harus terlebih dahulu
diperiksakan pada laboratorium PAM/PDAM setempat yang disetujui
pengawas dan biaya sepenuhnya ditanggung oleh kontraktor. Kontraktor
harus menyediakan air atas biaya sendiri.
9. Additive
Untuk mencapai slump yang disyaratkan dengan mutu yang tinggi, bila
diperlukan campuran beton dapat menggunakan bahan-bahan additive merk
POZZOLITH 300 R atau setaraf. Additive yang mengandung Chloride atau
nitrat tidak boleh dipergunakan.
8.3. Pelaksanaan
Sebelum dilaksanakan, kontraktor harus mengadakan material test atau mixed
design yang dapat membuktikan bahwa mutu beton disyaratkan dapat tercapai.
Dari hasil test tersebut ditentukan oleh pengawas Deviasi Standard yang akan
dipergunakan untuk menilai mutu beton selama pelaksanaan.
1. Pengecoran Beton.
a) Memberitahukan direksi selambat-lambatnya 24 jam sebelum suatu
pengecoran beton dilaksanakan.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN
Ciawitali

b)

c)

d)

e)
f)
g)

Persetujuan direksi untuk mengecor beton berkaitan dengan


pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan besi serta bukti bahwa
kontraktor dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan.
Persetujuan tersebut diatas tidak mengurangi tanggung jawab kontraktor
atas pelaksanaan pekerjaan beton secara menyeluruh.
Adukan beton tidak boleh dituangkan bila waktu sejak dicam-purnya air
pada semen dan agregat atau semen pada agregat telah melampaui 3
jam dan waktu ini dapat berkurang lagi jika Pengelola Teknis/ Konsultan
Pengawas menganggap perlu didasarkan pada kondisi tertentu.
Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindarkan terjadinya
pemisahan material (Segregation) dan perubahan letak tulangan. Cara
penuangan dengan alat pembantu seperti talang, pipa chute dan
sebagainya, harus mendapatkan persetujuan direksi.
Alat-alat penuang seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus selalu
bersih dan bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras.
Adukan beton tidak boleh lebih dari 2 meter. Selama dapat dilaksanakan
sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan dengan pangkalnya
terbenam dalam adukan yang baru dituang.
Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami
Initial Set atau yang telah mengeras dalam batas dimana akan terjadi
plastis karena getaran.
Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh
tanah harus diberi lantai dasar setebal 3 cm agar menjamin duduknya
tulangan dengan baik dan penyerapan air semen dengan tanah.
Bila pengecoran harus berhenti sementara beton sudah menjadi keras
dan tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen
(laitances) dan partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman
yang cukup sampai tercapai beton yang padat.
Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang lekat
pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan.

2. Pemadatan Beton
a) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan untuk
mengangkut dan menuang beton dengan kekentalannya secukupnya
agar didapat beton padat tanpa menggetarkan secara berlebihan.
b) Pelaksanaan penuangan serta penggetaran beton adalah sangat
penting. Beton digetarkan dengan vibrator secukupnya dan dijaga agar
tidak berlebihan (Over Vibrate). Hasil beton yang berongga-rongga dan
terjadi pengantongan beton-beton tidak akan diterima.
c) Penggetaran tidak boleh dengan maksud mengalirkan beton.
d) Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan dengan
penggetar berfrekuensi tinggi, agar dijamin pengisian beton dan
pemadatan yang baik.
e) Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang mengerti
dan terlatih.
3. Lantai Kerja
Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya harus
diurug dengan pasir padat setebal 10 s/d 15 cm atau sesuai dengan yang
ditunjukan dalam gambar, kemudian dipasang lantai kerja dengan mutu BO
setebal 3 cm, dengan adukan 1 Pc : 3 Psr dibawah konstruksi beton
tersebut.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN
Ciawitali

4. Beton Rabat
Beton rabat dengan mutu beton BO yang digunakan harus dari campuran 1
Pc : 3 Psr : 5 Krl dipasang pada tempat-tempat yang ditunjukan dalam
gambar dimana dibawahnya terlebih dahulu harus diberikan pasir padat 10
cm.
5. Slump (Kekentalan Beton)
Kekentalan beton untuk jenis konstruksi berdasarkan pengujian dengan PBI1971 adalah sebagai berikut :
Jenis Konstruksi
- Plat, Kolom dan Balok
- Pondasi Telapak

Slump/Max (Cm)
15
12,5

Min (Cm)
7,5
5,0

bila tidak menggunakan alat penggetar dengan frekuensi getaran tinggi,


harga tersebut diatas dapat dinaikan sebesar 50%, tetapi dalam hal apapun
tidak boleh melebihi 15,0 cm.
6. Penyambungan Beton dan Construction Joint
a) Setiap penyambungan beton, permukaan harus dibersihkan/ dikasarkan
dan diberi bahan bonding agent seperti : EMAGG CALBOND atau
sejenisnya yang dapat menjamin kontinuitas adukan beton lama dengan
yang baru.
b) Rencana/ Schedule pengecoran harus dipersiapkan untuk penye-lesaian
satu struktur secara menyeluruh.
c) Dalam schedule tersebut direksi akan memberikan persetujuan dimana
letak construction joint tersebut. Dalam keadaan mendesak direksi dapat
merubah letak construction joint tersebut.
d) Permukaan Construction Joint harus bersih dan dibuat kasar dengan
mengupas seluruh permukaan sampai didapat permukaan beton yang
padat serta dengan menyemprotkan air pada permukaan beton, sesudah
2 jam atau kurang dari 4 jam sejak beton dituang.
e) Bila pada sambungan beton/ coran timbul retak atau bocor perbaikan
dilakukan dengan Concresive SGP Process.
7. Pengujian Kekuatan Beton
Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinyu dari
hasil-hasil pemeriksaan benda uji. Paling sedikit setiap 5 m beton harus
dibuat 1 benda uji. Benda uji harus diperiksa kekuatan tekannya di
laboratorium yang disetujui pengawas dan biasanya ketentuan PBI-1971
harus dipenuhi. Mutu beton yang disyaratkan adalah K-225.
8. Pemeriksaan Lanjutan
Apabila hasil pemeriksaan tersebut diatas masih meragukan, maka
pemeriksaan lanjutan dilakukan dengan Core Drilling untuk meyakinkan
terhadap kualitas beton yang sudah ada sesuai dengan PBI-1971.
Seluruh biaya pekerjaan pemeriksaan benda uji maupun pemeriksaan
lanjutan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
8.4. Cetakan Beton
1. Standard
9

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN
Ciawitali

Seluruh cetakan harus mengikuti persyaratan-persyaratan norma-lisasi


dibawah ini :
- NI - 2 - 1971
- NI - 3 - 1970
2. Bahan-bahan
a) Bahan pelepas acuan (Releasing Agent) harus sepenuhnya digunakan
pada semua acuan untuk pekerjaan beton.
b) Cetakan untuk beton cor ditempat, biasa bahan cetakan harus dibuat
dari kayu terentang kelas II yang cukup kering, tebal dan keras dengan
diberi penguat-penguat secukupnya sehingga keseluruhan frame work
dapat berdiri stabil dan tidak terpengaruh oleh desakan-desakan beton
pada waktu pengecoran serta tidak terjadi perubahan bentuk, serta
untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan Direksi/ Konsultan
Pengawas.
c) Rencana (Design) seluruh cetakan menjadi tanggung jawab kontraktor
sepenuhnya.
d) Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas bidang dari
hasil beton yang diinginkan oleh perencana dalam gambar-gambar.
e) Cetakan harus sedemikian rupa menghasilkan muka beton yang rata.
Untuk itu dapat digunakan cetakan dari multiplex, plat besi atau papan
dengan permukaan yang halus dan rata.
f) Sebelum beton dituangkan, konstruksi cetakan harus diteliti untuk
memastikan bahwa benar dalam letak, kokoh, rapat, tidak terjadi
penurunan dan pengembangan pada saat beton dituangkan serta bersih
dari segala benda yang tidak diinginkan dan kotoran-kotoran.
g) Permukaan cetakan harus diberi minyak yang biasa diperda-gangkan
(form oil) untuk mencegah melekatnya beton pada cetakan.
Pelaksanaan agar berhati-hati jangan terjadi kontak dengan besi yang
dapat mengurangi daya lekat besi dan beton.
h) Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata agar tidak terjadi
penyerapan air beton yang baru dituangkan.
i) Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi
atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
- Balok Tanpa beban konstruksi
7 Hari
- Balok dengan beban konstruksi
21 Hari
- Pelat Lantai
21 Hari
Dengan persetujuan Pengelola Teknis/ Konsultan Pengawas cetakan
beton dapat dibongkar lebih awal asal benda uji yang kondisi
perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah mencapai kekuatan
75% dari kekuatan pada umur 21 hari.
Segala izin yang diberikan oleh Pengelola Teknis/ Konsultan Pengawas
sekali-kali tidak boleh menjadi bahan untuk mengurangi/ membebaskan
tanggung jawab Kontraktor dari adanya kerusakan-kerusakan yang
timbul akibat pembongkaran cetakan tersebut.
Pembongkaran cetakan beton tersebut harus dilaksanakan dengan hatihati sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada
permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak
pecah.
j) Bekas cetakan beton untuk bagian-bagian konstruksi yang terpendam
dalam tanah harus dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan
pengurugan tanah kembali.
3. Hasil Pengecoran dan Finishing
10

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN
Ciawitali

a)
b)
c)

Semua permukaan beton yang dihasilkan harus rapih, bersih dan tanpa
cacat, lurus dan tepat pada posisinya sesuai dengan gambar rencana.
Permukaan beton yang akan difinishing dengan cat, tidak akan diplester
lagi tetapi langsung diberi plamur dan cat.
Pengecatan dapat dilaksanakan setelah pengawas memeriksa dan
menyatakan persetujuannya.

PASAL 9
PEKERJAAN LANTAI
9.1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
1. Keramik 30x30 putih polos.
9.2. Bahan/ Material
1. Lantai keramik ukuran 30 x 30 cm putih polos sekualitas Mulia tidak cacat
dan rata digunakan untuk lantai ruang kelas.
2. Sebelum dilaksanakan pemasangan bahan, pemborong menga-jukan contoh
terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Direksi, bahan tersebut harus
disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering dan bersih.
3. Semua ubin keramik tersebut dapat digunakan produk lokal yang telah
memiliki SII dan memenuhi syarat PUBI 1972.
9.3. Adukan
1. Adukan dengan perbandingan 1 Pc : 5 Psr dipakai untuk pemasangan lantai
ubin keramik dalam ketebalan aduk maksimal 3 cm.
2. Lantai kerja dibawah pasangan keramik 30 x 30 cm dengan adukan 1 Pc : 3
Psr : 5 Krl dengan ketebalan minimal 5 cm.
9.4. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pemasangan lantai ubin diatas lantai kerja t=7 cm, terlebih dahulu diteliti
kebenaran ukuran dan pasir urug dibawahnya serta kepadatan pada peil
yang ditentukan.
2. Semua ubin keramik yang akan dipasang terlebih dahulu direndam dalam air,
pengisian siar-siar harus cukup merata dan padat setelah dibersihkan dari
kotoran, pemolesan lantai dapat dilakukan dengan air semen.
3. Pekerjaan lantai yang tidak lurus/ waterpass, siarnya tidak lurus berombak,
turun naik dan retak harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong,
lantai yang sudah terpasang dipel dan dibersihkan.
4. Lantai rabat beton dipasang diatas pasir urug tebal 5 cm, satu elemen
dengan elemen lainnya harus dipisah, ketebalan rabat beton minimal 7 cm
difinish dengan pukulan sapu lidi.

PASAL 10
PEKERJAAN KAYU
11

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN
Ciawitali

10.1. Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan daun pintu
2. Pekerjaan kusen pintu dan jendela, rangka daun pintu dan
segala sesuatu yang termasuk pekerjaan ini.

jendela dan

10.2. Persyaratan Bahan


1. Semua kayu yang dipakai harus kering, berumur tua, lurus, tidak retak, tidak
bengkok dan mempunyai derajat kelembaban kurang dari 15% serta
memenuhi persyaratan yang tercantum dalam PKKI 1970 - NI.5.
2. Semua kayu harus terlebih dahulu diawetkan dengan bahan anti rayap
(perendaman garam wolfman)
3. Sebelum kayu dipesan untuk dikerjakan terlebih dahulu menga-jukan contoh
kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
10.3. Pelaksanaan Pekerjaan
a) Semua pekerjaan kayu yang tampak harus diserut rata dan licin hingga
memberikan penyelesaian yang baik dan sedikit penghalusan.
b) Permukaan kayu yang tampak (papan lisplank, skoor) harus diserut rata
dan licin, setiap sambungan konstruksi atas agar diperhatikan adanya
pen/ joint yang berfungsi sebagai pengunci.
c) Pekerjaan kayu yang tidak rata, melentur, bengkok harus dibongkar dan
diperbaiki atas biaya pemborong.
10.4. Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela
1. Kayu yang dipakai untuk seluruh pekerjaan kusen, pintu dan jendela adalah
kayu lokal kelas II dengan ukuran yang tercantum dalam gambar, untuk
kusen ukuran 5/14 cm adalah ukuran jadi (sesuai gambar).
2. Penyambungan pada sudut kusen, daun pintu/ jendela list kaca dengan tiang
kusen harus betul-betul rapih, tegak lurus dan tidak terdapat celah-celah.
3. Pekerjaan kusen yang berhubungan dengan dinding bata dan kolom setiap
sisinya harus dipasang besi angker diameter 10 mm sebanyak 3 buah sesuai
gambar, alur-alur air harus diberikan pada permukaan kusen yang
berhubungan dengan dinding/ kolom setebal 1 cm luar dan dalam.
4. Rangka Daun Pintu dan Jendela
a) Rangka daun pintu atas, samping dan tengah ukuran 3,6/12 sedangkan
rangka bagian bawah ukuran 3,6/20 cm.
b) Rangka daun jendela ukuran 2,8/8 cm
c) Papan harus diserut dan menghasilkan bidang yang rata.
d) Rangka harus betul-betul kaku, lurus, kokoh dan rata agar dapat mudah
ditutup/buka.
e) Bahan panel dari multiplek 12 mm, untuk pintu KM/ WC panel dilapis
almunium plat.
f) Penyambungan panel pintu dan jendela harus menggunakan pasak dan
lem kayu.
g) Pekerjaan kayu yang tidak rapih, kasar, bengkok, retak dan tidak
menggunakan bahan yang telah ditentukan, harus dibongkar dan diganti
atas biaya pemborong.

10.5. Pekerjaan Pintu


1. Rangka Daun Pintu
a) Rangka daun pintu atas, samping dan tengah ukuran 3,6/12 sedangkan
rangka bagian bawah ukuran 3,6/20 cm.
SPESIFIKASI TEKNIS
12
Pembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN
Ciawitali

b)
c)
d)
e)
f)

Papan harus diserut dan menghasilkan bidang yang rata.


Rangka harus betul-betul kaku, lurus, kokoh dan rata agar dapat mudah
ditutup/buka.
Bahan panel dari multiplek 12 mm, untuk pintu KM/ WC panel dilapis
almunium plat atau formika.
Penyambungan panel pintu dan jendela harus menggunakan pasak dan
lem kayu.
Pekerjaan kayu yang tidak rapih, kasar, bengkok, retak dan tidak
menggunakan bahan yang telah ditentukan, harus dibongkar dan diganti
atas biaya pemborong.
PASAL 11
PEKERJAAN KUDA-KUDA RANGKA ATAP BAJA RINGAN

11.1. Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan meliputi pengukuran (sebelum fabrikasi) bentang balok-balok
tumpuan di lapangan, pembuatan (fabrikasi) kuda-kuda (truss) dengan alat
sambung, pengangkutan kuda-kuda dan bahan lain terkait sampai ke lokasi
proyek, penyediaan tenaga kerja beserta alat / bahan lain yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan, dan pemasangan seluruh rangka atap baja
ringan sampai siap dipasangi bahan penutup atap, sesuai dengan Surat
Kontrak Kerja.
2. Pekerjaan pemasangan (instalasi) rangka atap baja ringan meliputi struktur
rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate / murplat), reng, sekur
overhang (jika ada), dan batang pengaku / bracing. Yang dimaksud dengan
pengaku / bracing meliputi:
Pengaku batang bawah (bottom chord bracing) memakai hotdippedAllumunium-Zinc 40x0.45 (tebal 0,5 mm TCT)
Pengaku/pengikat lateral (lateral tie) memakai hotdipped-AllumuniumZinc 40x0.45 (tebal 0,5 mm TCT)
Ikatan angin / pengaku silang (diagonal web bracing / cross brace)
memakai hotdipped-Allumunium -Zinc 40x0.45 (tebal 0,5 mm TCT)
11.2. Persyaratan Bahan
1. Bahan baja yang dipakai untuk kuda-kuda baja ringan adalah baja high
tensile strength hotdipped-Allumunium-Zinc G550 (minimum yield
strength 550 MPa) sekualitas Bluescope sebagai berikut:
Batang utama (chord) memakai hotdipped-Allumunium -Zinc C75.100
(tebal 1,05 mm TCT).
Web memakai hotdipped-Allumunium -Zinc C75.100 (tebal 1,05 mm
TCT) atau C75x75 (tebal 0,8 mm TCT)
2. Bahan baja ringan lain selain kuda-kuda (reng, pengaku dan balok tembok)
adalah juga high tensile strength hotdipped-Allumunium-Zinc G550
sebagai berikut:
Reng memakai hotdipped-Allumunium -Zinc 40x30 (tebal 0,5 mm
TCT)
Batang-batang pengaku (bracing) memakai hotdipped-Allumunium Zinc 40x30 (tebal 0,5 mm TCT)
Balok tembok / murplat / top plate memakai salah satu dari profil hot
dipped-Allumunium-Zinc C75.100 (tebal 1,05 mm TCT) atau C75x75
(tebal 0,8 mm TCT)
3. Alat sambung utama untuk rangka atap baja ringan adalah sekrup khusus
yaitu sekrup menakik sendiri (self drilling screw) yang sesuai dengan
SPESIFIKASI TEKNIS
13
Pembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN
Ciawitali

persyaratan pada Screws Self Drilling for The Building and Construction
Industries (Australian Standard 3566).
4. Semua kuda-kuda harus ditambatkan ke struktur pendukung untuk menahan
beban vertikal dan horisontal dengan Multigrip (MG), dengan bahan
Galvabond G2-Z275 dengan Yield Strength 250 MPa dan Design Tensile
Strength 150 MPa.
5. Pelapisan (coating) anti karat menggunakan hotdipped-Allumunium -Zinc
coating AZ100 (100 gram/m2) komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan

1,5% silicon.
11.3. Persyaratan Pelaksanaan
1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait harus
dilaksanakan sesuai dengan gambar desain yang telah dihitung dengan
komputer menggunakan software Roof dan sesuai dengan Truss Systems
Standards and Specifications.
2. Semua detail dan hubungan harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
3. Seluruh kelengkapan atau barang dan pekerjaan lain yang diperlukan demi
kesempurnaan pemasangan (walaupun tidak secara khusus diperlihatkan
dalam gambar ataupun dipersyaratkan di RKS ini) harus diadakan /
disediakan / dikerjakan.
4. Pembuatan / fabrikasi kuda-kuda baja ringan dilakukan di workshop dan
dilaksanakan dengan mesin rakit / jig
5. Pemasangan sekrup (baik saat perakitan kuda-kuda di workshop maupun
instalasi akhir di lapangan) harus dilakukan dengan mesin screw driver yang
dilengkapi dengan kontrol torsi agar tidak terjadi aus / overtighten.
6. Pihak kontraktor bersedia menyiapkan semua struktur balok penopang
dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai
dengan desain sistem rangka atap yang telah disetujui
7. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur
yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda berdasarkan spesifikasi desain dan
pembebanan yang telah disepakati. Berkenaan dengan hal itu, pihak
konsultan perencana struktur berhak meminta informasi mengenai reaksi
perletakan kuda-kuda.
8. Struktur yang tidak direncanakan untuk dipakai sebagai tumpuan kuda-kuda
tidak diperkenankan untuk ditambahkan dan / atau diubah sehingga pada
saat pelaksanaannya struktur tersebut menyangga dan / atau menempel
pada bagian dari kuda-kuda.
9. Pihak kontraktor tidak diperkenankan mengubah, menambah, mengurangi
maupun melakukan pengganjalan pada kuda-kuda tanpa supervisi ataupun
persetujuan dari direksi.
10. Pihak kontraktor bersedia menyediakan 8 (delapan) buah bahan penutup
atap, agar dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin.
Penyediaan ini sudah dilakukan saat kuda-kuda tiba di lokasi proyek.

PASAL 12
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
12.1. Bahan Penutup Atap
Atap yang dipakai adalah genteng Palentong
14

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN
Ciawitali

Pada pelaksanaannya harus memperhatikan hal sebagai berikut :


a) Bahan penutup diharapkan sekualitas ex Jatiwangi, kualitas baik dan
memenuhi persyaratan.
b) Pemasangan bubungan atap Palentong pemasangan meperhatikan
sambungan dan pemakuannya.
c) Pemasangan penutup atap yang tidak rapih, tidak rata dan berombak
harus diperbaiki atas biaya pemborong.
12.2. Pemborong wajib membuat shop drawing untuk melengkapi gambar detail /
pertemuan dari bagian bagian penutup atap yang tidak / belum tercantum
dalam gambar kerja.
12.3. Perubahan bahan atau perubahan detail berhubung alasan-alasan tertentu
yang berat dan dapat diterima, harus diajukan dan diusulkan kepada pengawas
lapangan untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi dan Perencana.
Semua perubahan-perubahan ini dapat dilaksanakan tanpa ada biaya
tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang
mengakibatkan pekerjaan kurang.
12.4. Pemborong bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan detailing,
fabrikasi dan ketepatan penyetelan/ pemasangan semua bagian-bagian
penutup atap.
12.5. Untuk seluruh bahan bangunan harus menggunakan penutup atap dari satu
pabrik. Sebelum dipesan/ dikirim ke lokasi pekerjaan pemborong terlebih
dahulu mengajukan contoh kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan.
12.6. Sebelum pemasangan penutup atap dilaksanakan, harus di cek kemiringan dan
kerataan rangka atap sehingga diperoleh bidang yang rata.

PASAL 13
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
13.1. Pekerjaan Rangka Langit-langit dan Penutupnya.
1. Rangka langit-langit dipakai kayu kelas II yang kering, lurus tidak bengkok
dengan ukuran 5/10 cm untuk balok induk dan 5/7 cm untuk balok anak dan
bidang permukaan harus diserut rata.
2. Penggantung langit-langit menggunakan bahan kayu 6/12 cm yang
dipasang secukupnya, sehingga konstruksi rangka langit-langit benar-benar
kokoh.
3. Pelaksanaan pekerjaan ini harus memperhatikan adanya pekerjaan
elektrikal yang sudah terpasang sebelum melaksanakan penutupan langitlangit.
4. Pelaksanaan rangka langit-langit adalah 60 x 60 cm, untuk setiap jarak
maksimal 3 m harus dipasang balok induk 5/10 cm kearah bentang pendek,
agar diperhatikan bahwa gantungan plafond kayu 5/7 cm harus dipasang,
sehingga langit-langit benar-benar kaku.
5. Permukaan rangka langit-langit bagian bawah harus diserut halus dan rata
dan sebelum dipasang penutup langit-langit, rangka harus benar-benar rata
dan waterpass secara keseluruhan.
6. Semua langit-langit bangunan termasuk selasar digunakan GRC dengan
permukaan rata, licin, tidak berombak, sisi luar yang lurus, rata dan tidak
retak dengan ukuran 240 x 120 cm tebal 4 mm.
15

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN
Ciawitali

7. Pertemuan antara langit-langit diberi nat sebesar 3 mm yang lurus dan rapat,
pertemuan langit-langit dan dinding sisi/ listplank dipasang list kayu 1 x 5 cm.
8. Secara keseluruhan langit-langit yang berombak atau meleng-kung, nat
yang tidak lurus harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.
PASAL 14
PEKERJAAN GANTUNGAN
14.1. Seluruh kunci pintu menggunakan kunci tanam dengan sistem penguncian
ganda (double slaag ) setara merk SES/UNION panjang 20 cm/8,kecuali untuk
kunci pintu km/wc dengan sistem penguncian satu kali putar. Tiap kunci harus
mempunyai tiga anak kunci.
14.2. Untuk pintu dua daun dan pintu baja pada sisi salah satu daun pintunya
dipasang sloot tanam (atas bawah ) panjang 25 cm produksi dalam negeri SII.
14.3. Engsel/penggantung daun pintu menggunakan engsel cabut sekualitas patron
ukuran 10 cm sebanyak 3 ( buah ) untuk setiap daun pintu.Sedangkan
penggantung daun jendela menggunakan engsel type kupu-kupu sebayak 2
buah.
14.4. Semua hardware kunci gantungan, engsel harus diberi pelumas agar berfungsi
baik dan semua contoh barang tersebut harus mendapat persetujuan direksi /
pengawas. Bila kunci dan alat penggantung terpasang ternyata tidak berfungsi
harus dibongkar/diganti atas biaya pemborong.
PASAL 15
PEKERJAAN KACA DAN KUSEN PINTU DAN JENDELA
15.1. Lingkup Pakerjaan Meliputi
1. Pekerjaan kusen pintu dan jendela
Ukuran sesuai dengan gambar kerja, bahan yg digunakan kayu kelas 2
(lihat pasal 10)
2. Pekerjaan pemasangan kaca
Kecuali ditentukan lain, semua kaca yang digunakan kaca kualitas baik
sekualitas Asahi Mas, rata dan tidak bergelembung, dengan ketentuan
kuat menahan beban angin minimal sampai 40 kg/ m.
Penggunaan kaca bening adalah :
a) Kaca tebal 5 mm digunakan pada jendela-jendela bagian bawah dan
atas pada daun jendela/ bouvenlich.
b) Satu dan lain hal dilaksanakan sesuai gambar kerja

Pemasangan kaca harus tepat masuk pada rangkanya, diberi


kelonggaran sedikit sehingga pada waktu kaca/ rangkanya menyusut
kacanya tidak pecah. Setiap pemasangan kaca harus diberi list sesuai
gambar detail.

Pemasangan kaca harus sedemikian rupa sehingga tidak bocor,


tertanam rapih dan kokoh, tidak menimbulkan bunyi pada waktu
menerima getaran atau tiupan angin.

16

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN
Ciawitali


3.

Setelah dipasang kaca harus dibersihkan dan dilap, kaca yang retak
atau ada goresan diganti.

Pekerjaan partisi pintu polding gate


Pekerjaan Partisi yaitu partisi antara kelas yg biasanya dengan dinding bata
diganti dengan polding gate, sehingga dapat dibuka tutup.
a. Bahan untuk polding gate menggunakan
Slet daun galvanized dengan ketebalan Minimal 0.8mm
Besi Plat strip 4mm X 19mm
Besi UNP 2mm
Kunci Folding Gate Standar
Handle luar dalam stainless steel
PASAL 16
PEKERJAAN PENGECATAN

16.1. Pekerjaan Pengecatan Kayu dan Besi


1. Pengecatan daun pintu dengan finishing plituran jadi.
2. Pekerjaan dempulan, plamur dan penghalusan (dihampelas) harus
dilaksanakan hingga rapih dan halus sebelum plituran dilaksanakan.
3. Pengecatan besi menggunakan sek, SEIV atau AVIAN untuk railing tangga.
16.2. Pengecatan Tembok dan Langit-langit
1. Pengecatan dilaksanakan pada semua dinding yang tampak, permukaan
beton yang tidak dilindungi bahan lain, ring balk dan langit-langit.
2. Cat tembok yang digunakan adalah setaraf Sanlex, semua contoh cat
terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi.
3. Semua dinding, langit-langit yang akan dicat harus diplamur atau didempul
dari jenis yang sama dari cat tembok, dihaluskan dengan ampelas hingga
licin dan rata, pekerjaan cat dapat dilaksanakan setelah dapat izin dari
Direksi.
4. Khusus pendempulan langit-langit untuk dicat harus dijaga terhadap neut
yang telah terbentuk sehingga tetap lurus dan rata.
5. Pengecatan dilakukan minimal 3 kali dengan kuas atau roller.
6. Semua pekerjaan cat yang tidak rata, belang, pecah-pecah serta masih tipis
harus diulangi dan diperbaiki atas biaya pemborong.
PASAL 17
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
17.1. Lingkup Pekerjaan
Yang diartikan didalam lingkup pekerjaan ini adalah dalam arti yang luas dari
pengadaan, pemasangan , pengujian , percobaan dan pemeliharaan instalasi
serta sistemnya yang tergambar serta tertulis dalam spesifikasi teknis dan
gambar dokumen lelang.
Masuk pula dalam lingkup pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan
seluruh peralatan dan Accessories yang mungkin sacara
detail tidak
tergambarkan atau tidak tersepesifikasikan sempurna namun merupakan
hamparan dari instalasi ini sebagai suatu yang bekerja / operasi dengan baik .

17

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN
Ciawitali

Paket pekerjaan ini diperinci secara umum meliputi pengadaan , pemasangan ,


percobaan dan pemeliharaan instalasi daya dan penerangan dalam bangunan,
yang meliputi :
1. Distribusi kabel / non kabel dari panel distribusi (MDP) ke panel-panel
distribusi penerangan dan daya dalam bangunan.
2. Instalasi kabel / non kabel dari panel daya ke mesin-mesin dalam bangunan
bengkel.
3. Instalasi kabel dan non kabel dari panel-panel distribusi sampai terminal
lampu-lampu / fixtures saklar stop kontak dll, dalam bangunan bengkel
maupun kantor.
4. Fixtures lampu ; fitting ; dudukan penggantung dan seluruh komponen yang
diperlukan
5. Pengadaan dan pemasangan panel-panel distribusi lengkap dengan
pentanahan; penunjang; rangka; dudukan lain-lain.
6. Sistem pengentantanahan/grounding baik yang dibawah tanah maupun
yang diatas tanah.
7. Accessories lain yang diperlukan oleh sistem instalasi penerangan dan daya
untuk bisa dipasang dan bekerja dengan baik.
17.2. Penjelasan Sistem
1. Power Supply
Tegangan utama sistem distribusi listrik 380/220 Volt, 3 , 50 Hz , disupply
oleh PLN melalui Panel MDP.
2. Instalasi Penerangan
Pada dasarnya penerangan untuk bangunan kantor dan bengkel supply
dayanya dari masing-masing panel yang ada dalam bangunan, untuk
menghidupkan atau mematikan lampu dapat dilakukan dengan
memfungsikan saklar tunggal/saklar seri yang ada pada bangunan tersebut.
3. Instalasi di Udara
Semua instalasi penerangan/daya yang berada di udara, dipasang diatas
kabel tray/trench cable atau pada rangka kap bangunan.
Kabel-kabel untuk instalasi penerangan/daya dari panel menuju ke fiting
lampu/fixtures melalui rak kabel vertikal, kabel tray dan dimasukan dalam
conduit/pipa atau seperti yang tertera pada gambar.
4. Panel Board
a) Konstruksi
Semua panel penerangan dan daya harus diperkuat dengan rangka
utama, penggunaan rangka tambahan/rangka sekunder untuk
penerangan peralatan dan kemudahan pemasangan peralatan adalah
diperlukan dan disesuaikan, kemudian pada dinding samping panel
harus dilengkapi dengan ventilasi yang harus dibuat dengan cara punch
dan rapi, untuk bagian depan panel harus dilengkapi dengan pintu,
handle dan kunci panel. Seluruh rangka panel dan pintu harus dibuat
dengan menggunakan plat minimum 1,7 mm kemudian seluruhnya diberi
cat dasar/primer coat dan diberi pelapis cat akhir.
b) Accecoris Panel
Jika dalam pemasangan komponen panel diperlukan rel/busbar,
hendaknya rel/busbar harus terbuat dari bahan tembaga dengan ukuran
sesuai dengan kemampuan arus 150 % dari arus perubahan terpasang
yang ukurannya disesuaikan dengan aturan PUIL 1987(daftar
no.630/PUIL 1987) dan harus tahan terhadap gaya elektro mekanikal
akibat hubungan singkat, kemudian semua rel harus dicat sesuai urutan
phase dan dipegang oleh bahan isolator kerangka panel. Untuk semua
terminal pencabangan harus diberi lapis tembaga(vertin) dan diskrup
dengan menggunakan mur baud ring dari bahan tembaga. Apabila
SPESIFIKASI TEKNIS
18
Pembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN
Ciawitali

incoming/ outgoing feeder yang menuju ke satu terminal terdiri atas


beberapa buah kabel , maka tidak diperkenankan menunjuk lebih dari
satu buah sepatu kabel. Rel utama RST Netral dan pentanahan harus
sesuai dengan PUIL 1978.
c) Pentanahan/Grounding
Panel harus dilengkapi dengan busbar pentanahan/grounding dari
bahan tembaga dan diberi cat kuning/hijau, rangka panel harus
terhubung secara elektris dengan rel pentanahan dan ditanamkan
melalui elektroda pentanahan.
d) Dudukan, Pondasi, Rangka Pemegang
Panel harus dilengkapi dengan dudukan, baik itu berupa pondasi
pasangan bata/beton atau rangka besi atau dudukan lainnya yang
sesuai dan disetujui. Pondasi/dudukan adalah termasuk dalam
lingkungan pekerjaan ini.
5. Kabel
a) Instalasi Umum
Untuk instalasi pada Bangunan di atas digunakan kabel type NYA, NYM
dan NYY. Rating tegangan 0,6/ 1 KV sesuai disebutkan pada gambar.
Sedangkan untuk kabel Feeder dari PLN menggunakan kabel NYFGBY
dengan Patris tegangan 6/20 KV.
b) Sepatu Kabel
Semua inti kabel diatas 4 mm. Dihubungkan ke terminal harus
menggunakan sepatu kabel sampai dengan penampang 6 mm 2
menggunakan silver plated eroper cable lugs. Sedang mulai
penampang 10 mm menggunakan flattimmed cable lugs.
Hubungan sepatu-sepatu dengan kabel dilakukan dengan jalan tekan
pressed. Setiap akhiran isolasi dari pada kabel-kabel di atas 6 mm
harus dirapikan dan diikat dengan benang linen.
c) Klem Kabel
Setiap kabel di klem pada rak kabel tray setiap jarak 1 m, kecuali
disebutkan lain pada gambar. Kalau terdapat beberapa macan ukuran
kabel dan akan menggunakan satu klem, maka diperkenankan
menggunakan bahan tambahan/pembatu agar semua kabel dapat dijepit
oleh satu buah klem tersebut.
d) Sambungan Kabel
Khusus untuk kabel-kabel feeder tidak diperkenankan adanya
sambungan kabel. Semua kabel ditarik penuh dari terminal panel
langsung ke terminal panel.
e) Peralatan Listrik
Semua peralatan listrik di panel harus dari kelas tegangan (Rated
Voltage). Minimal 600 V 50 Hz kecuali disebutkan khusus tertentu.
I Switcher (Load Break Switch) pisau, menggunakan Rotary Switch
dengan pemasangan pada base plate 3 phase 4 Puil.
II Fuse (and frame) Rated Voltage 500 Volt
- Rated fuse, untuk fuse lebih kecil dari 63 amp menggunakan
diazed type dan dari type quick response fuses.
- Untuk arus besar mulai 63 amp menggunakan HRC fuse (NH fuse)
Rated Breaking capacity 1000 KA minimal. Apabila pada gambar
disebutkan pengguanaan miniaturs circuit breaker, maka harus
dipasang dari type yang mempunyai instantaneous tripping value
sebesar dua belas (12) kali arus in (model G breakers).
- Contactor (Rated Voltage 500 Volt), coil beroperasi dengan
tegangan 220 Volt.
19

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN
Ciawitali

f) Jalan Kabel
Kalau tidak disebutkan lain, maka untuk panel-panel ini kabel-kabel
incoming maupun out going itu arahnya dari atas, namun arah dari
bawahpun harus dimungkinkan. Lainnya atau ke peralatan, kecuali
disebutkan lain pada gambar.
6. Fixtures Lampu
a) Flourescent Lamp
I. Armatur harus dari bahan plat minimal 0,7 mm, semua komponen
listrik berada di dalam (built in) lengkap dengan reflektor, seluruh
rumahan harus dilapisi car dasar serta diberi lapisan cat akhir
berwarna putih. Pengecatan dengan cara store enameld (bake
enamelled/car bakar), armatur harus lengkap dengan rangka
dudukan/gantungan.
II. Type Flourescent Lamp/TL
- TL 1x36 W surface montade type TKI
- Flourescent tube type standar untuk lampu-lampu didaerah
kantor, Flourescent tube dengan type warna putih/white.
- Balast, dengan memakai bahan dari bahan polyster ( untuk TL
dengan 2 lampu disusun / digunakan Twin lamp balast anti
stroboscopic . Rated Voltage 220 Volt balast harus dilengkapi
dengan counection terminal dan rugi/ losses balast tidak lebih
dari 40 watt. Losses max 11 watt.
- Capacitor, untuk semua lampu-lampu flourescent disyaratkan
bahwa power faktor harus mencapai paling kurang 0,85 s/d 0,95
untuk itu akan dilakukan pengecualian di lapangan , caranya
dengan menggunakan kapasitor secukupnya dengan rated
voltage 220 volt.
- Lampu halders dan sockets ,
Rating lock lamp holder/ fitting, dengan atau tanpa stater socket
yang disempurnakan dengan rumahan yang disempurnakan.
b)

Armature Mercury
Armature Build in type electrical connetion, balast, capacitor semua
terpasang dalam rumahan yang identic dengan armature untuk high
pressure mercury, rumah dari armature tersebut dari bahan last
alumunium ratting voltage 220 volt housing frame untuk 220 watt.
Konstruksi rumahan / housing sedemikian rupa adalah kuat, kokoh serta
dapat dengan mudah dibuka untuk maintenace, rumahan dilengkapi
dengan sarana accessories agar mudah / dapat dipasangkan pada tiang
lampu.

7. Instalasi
a) Instalasi Umum
Insatalasi umum menggunakan kabel NYA, NYM dan NYY, kecuali
disebutkan lain pada spesifikasi , maka semua kabel yang keluar/
masuk harus dimasukkan ke dalam conduit besi/pipa kabel instalasi
feeder utamanya pada cabel tray tidak perlu dimasukkan ke dalam
konduit/ pipa.
Konduit kabel harus diklem dengan rapih pada jaeak 1 meter kecuali
disebutkan lain pada spesifikasi / gambar, untuk mencegah luka pada
isolasi kabel . Sewaktu-waktu ditarik maka setiap pipa dan jalan masuk
kabel ke panel / terminal box/doos/ fixtures dan lain-lain harus dilengkapi
dengan pengakhiran berupa kabel gland atau semacamnya.
20

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN
Ciawitali

b)

d)

e)

Ukuran terkecil adalah penampang 2,5 m khusus untuk kabel-kabel


yang dipasang pada besi baja C . Rangka kap atau pada cable tray
maka kabel harus disusun rapih mendatar tidak boleh bertumpuk
kemudian di klem yang rapih sehingga tidak akan terlihat dari bawah.
kanal penggantung dan perlengkapan lain termsuk dalam pekerjaan ini
sehingga fixtures instalasi dapat terpasang baik dan rapih, canal
penggantung di gantung pada rangka gording sesuai dengan gambar
selain itu terdapat baja pengkait tertentu horizontal antar kanal /
sambungan kanal C.
Dalam Instalasi tidak dipergunakan adanya sambungan pada kabel
feeder antar panel sedangkan untuk instalasi penerangan/ stop kontak
maka prinsip instalasinya adalah point to point connection,
pengertiannya adalah bahwa semua sambungan / koneksi banyak
dilakukan pada terminal peralatan , hal ini untuk mencapai dan
mengurangi kemungkinan gangguan yang disebabkan oleh losses
contact, ataupun impedansi besar pada sambungan.
Untuk instalasi penerangan dan stop kontak yang panjang dan berbelokbelok maka tetap harus ditarik tanpa perlu adanya penyambungan pada
kabel, pemutusan / penyambungan kabel yang dilakukan harus di dalam
terminal box/ T doos
dan dalam penyambungan tersebut harus
diperhatikan hal-hal sbb :
- konduktor harus disambung dengan putaran yang baik dan harus
kokoh.
- Setelah dilakukan sambungan yang baik dengan putaran yang baik
dan kokoh maka perlu dilapisi lagi dengan tape PVC/ Isolasi.
- Sambungan harus ditutup dengan jenis lost atau connection cup
yang baik.
Semua pemasangan peralatan seperti kabel, panel fixture dan lain-lain
harus di pasang dengan baik, kokoh dan secara estetika baik.

17.3. Persyaratan Bahan/Material


1. Syarat Bahan
Semua material yang disupply dan dipasang oleh pemborong harus baru dan
material tersebut harus cocok untuk dipasang di daerah tropis. Materialmaterial yang dipasang haruslah dari produk terbaru. Untuk material-material
yang tersebut dibawah ini maka pemberi tugas harus dijamin bahwa barang
tersebut adalah baik dan baru serta dalam jangka waktu tertentu dinyatakan
masih ada stok dengan jelas menunjukan surat order pengiriman barang
tersebut dari dealer/agen/pabrik.
a) Peralatan panel = Swicth, MCB, MCCB, FUSE CONTACTOR dll.
b) Peralatan lampu = Armatur, Tubelamp,Balast, Capasitor dll.
c) Kabel
= Kabel NYA, NYM, NYY, BC, Rel cooper dar
NYFGBY.
2. Material
Untuk semua material yang ditawarkan maka pemborong wajib mengisi
daftar material yang menyebutkan merk, type, dan kelas lengkap dengan
brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu lelang/dalam surat penawaran
Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa
barang-barang produksi pabrik atau assembling.
PASAL 15
PEKERJAAN LAIN-LAIN
21

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN
Ciawitali

15.1. Selain persyaratan teknis yang tercantum di atas pemborong diwajibkan pula
mengadakan pengurusan-pengurusan administrasi
15.2. Sebelum penyerahan pertama, pemborong wajib meneliti semua bagian
pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan harus
bersih dipel, halaman harus ditata rapih dan semua barang yang tidak berguna
harus disingkirkan dari Kegiatan.
15.3. Meskipun telah ada pengawasan dan unsur-unsur lainnya, semua
penyimpangan dari ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan
pemborong untuk itu pemborong harus menyelesaikan pekerjaan sebaik
mungkin.
15.4. Pemborong wajib menyerahkan barang penutup atap/ genting metal sheet
sebanyak kurang lebih 20 lembar kepada Kegiatan sebagai cadangan. Bahan
tersebut harus diserahkan sebelum dilaksanakan serah terima pekerjaan ke II.
15.5. Selama masa pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan
memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penye-rahan ke II
dilaksanakan, pekerjaan benar-benar sempurna.
15.6. Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini (RKS) akan ditentukan dalam
rapat penjelasan (Aanwijzing).

22

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN
Ciawitali

Вам также может понравиться