Вы находитесь на странице: 1из 70

CLINICAL SCIENCE STUDY

PARKINSON
Stephen Theasal 1115022
Michelle Agustine 1115030
Elsa Patricia A. 1115060
Timothy Imanuel M. 1115201
Rinaldy Alexander 1015051
Oscar Miguna 1115144
Febe Novia R. 1115084
Sandra Agna 1115138
Alfega Xavier 1115188

BAGIAN SMF ILMU PENYAKIT SARAF


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
RUMAH SAKIT IMMANUEL
BANDUNG
2015

Pendahuluan
Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif
progresif yang memiliki karateristik tanda-tanda
klinis parkinsonisme, seperti tremor saat istirahat,
rigiditas, ataksia, bradikinesia, dan instabilitas
postural.
Insidensi 60 tahun, laki-laki : perempuan = 3 : 2
Etiologi
Sporadis : kombinasi stress oksidatif terhadap neuron
dopaminergik, racun lingkungan (pestisida), penuaan
yang dipercepat, dan genetik
Familial : mutasi autosomal dominan pada -synuclein,
gen autosomal resesif Parkin atau mutasi gen DJ-1,
MPTP

Manifestasi klinis
gejala motor positif (resting tremor,
rigiditas)
gejala motor negatif (bradikinesia)
instabilitas postural
gejala penyerta (masked facies,
hipophonia, aprosodia, disartria,
mikrografia, shuffling gait dengan
penurunan ayunan lengan)
gangguan kognisi (bradifrenia)
gangguan perilaku (depresi, gangguan
tidur, kecemasan)
otonomik (konstipasi, retensi urin,
disfungsi seksual)

Terapi simptomatik
Terapi medis
terapi farmakologis (obat dopaminergik,
agonis dopamin, kolinergik, terapi gejala
non-motorik)
terapi non-farmakologis (edukasi, self-help
group, latihan, terapi wicara)

Terapi operatif
ablative/lesioning (thalidotomi, pallidektomi)
deep brain stimulation (pallidum, nukleus
subtalamikus)

Masalah Utama Parkinson :


Rigiditas, sehingga potensial untuk terjadinya kontraktur
otot.
Menurunnya lingkup gerak sendi ( LGS ) pada ekstrimitas
atau trunk.
Menurunnya nilai kekuatan otot.
Koordinasi gerak terganggu.
Postur yang tidak benar.
Pola jalan yang tidak terkontrol.
Kemampuan aktivitas sehari-hari menurun.
Gangguan mobilisasi thorak, sehingga pernafasan
terganggu.
Gangguan memori, memori yang baru masuk cepat
hilang.

peran fisioterapi berupa


Mencegah kontraktur oleh karena
rigiditas, dengan gerakan pasif
perlahan.
Meningkatkan nilai otot secara
general dengan fasilitasi gerak
Meningkatkan koordinasi.
Meningkatkantransferdanambulasid
isertai dengan latihan keseimbangan.

Postur
Latihan membenarkan posisi postur tubuh:
Berdiri membelakangi dinding
Tumit menempel pada dinding
Coba menempelkan pundak dan punggung pada
dinding
Dagu diangkat sehingga kepala belakang
menempel pada dinding
Bisa juga dilakukan dengan menghadap dinding,
letakan telapak tangan pada dinding dan
bersender pada dinding kemudian tahan selama
30 detik

Latihan postur lain


Latihan cara duduk
Berjalan ke arah kursi
Membelakangi kursi
Menempatkan tangan pada pegangan
kursi
Merendahkan badan
duduk

Latihan berbaring pada tempat tidur


dll

Cara berjalan
Konsentrasi
Pikirkan untuk mengambil langkah yang
panjang, menempatkan tumit terlebih dahulu
saat berjalan
Hindari berbelok dengan tajam, ambil langkah
ke depan untuk berbelok sambil membentuk
lintasan semisirkular
Gunakan metronom untuk mengatur ritme
berjalan
Gunakan alat-alat seperti garis/jejak lantai, laser

Latihan- latihan lain


Latihan mengambil barang , berjalan dan
meletakkan barang
Latihan kekuatan otot terutama otot anti
gravitasi
Latihan fleksibilitas (leher, badan, pinggul,
bahu)
Latihan ekspresi otot wajah
Latihan bernafas
Latihan keseimbangan
Latihan berdansa

Speech therapy
Lee Silverman Voice Treatment
program yang dirancang untuk meningkatkan
intensitas vokal pada pasien dengan penyakit
Parkinson
Tujuan dari LSVT adalah untuk meningkatkan
kinerja vokal
LSVT berfokus pada memaksimalkan upaya vokal
("think loud, think shout") dan memaksimalkan
persepsi sensorik usaha vokal dan kenyaringan
oleh terapis
Terapis memberikan umpan balik untuk
mengkalibrasi kenyaringan suara pasien

Neural Transplantation
Pengobatan yang potensial untuk penyakit
Parkinson.
Degenerasi neuron yang paling bermakna :
pada tempat dan jenis yang sesuai (dopaminergik)
daerah sasaran yang sesuai (striatum)
reseptor postsinaptik yang relatif utuh
neuron memberikan rangsangan tonik reseptor dan
melaksanakan fungsi pengaturan.

Transplantasi neuron dopaminergik diambil dari


sel otak tengah yang berkembang, dari janin
abortus, lalu ditransplantasikan ke dalam striatum
yang kekurangan dopamine.

Pre-Operative Evaluation
Respon positif terhadap levodopa
Tidak adanya gejala parkinsonian atipikal (gejala mirip, namun
perjalanan penyakitnya berbeda; dan tidak berespon terhadap
obat-obatan Parkinson)
Penyakit lanjut, hampir tidak terkendali dengan obat
dopaminergik
Usia yang relatif muda
Usia lanjut (> 75 tahun) bukan merupakan kontraindikasi mutlak
untuk operasi (operasi harus ditawarkan jika pasien memiliki
indikasi dan kualitas hidup diperkirakan akan meningkat secara
substansial setelah operasi)
Tidak ada gangguan kognitif yang signifikan
Tidak ada gangguan jiwa
Dukungan sosial yang baik

Evaluasi oleh dokter saraf dan ahli bedah saraf


apakah perlu dibedah dan prosedur mana yang paling
baik. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan lebih lanjut:
MRI otak : untuk menyingkirkan kondisi komorbiditas dan
untuk menilai tingkat atrofi otak (atrofi otak dapat
meningkatkan risiko perdarahan perioperative).
Uji neuropsikologi : untuk menyingkirkan gangguan kognitif,
yang dapat diperburuk oleh prosedur bedah.

Operasi ablatif seperti Talamotomi, Pallidotomy, dan


subthalamotomy sebagian besar telah digantikan oleh
DBS (Deep Brain Stimulation)
Thalamic DBS pasien predominant and disabling tremor
(disabling essential tremor).
Bilateral STN DBS (atau globus pallidus interna [GPI] DBS)
disabling motor fluctuations and/or dyskinesia or disabling
tremor yang tidak bisa dikontrol oleh obat-obatan secara
adekuat.

Neuroablative Lesion Surgeries


Operasi lesi melibatkan penghancuran daerah
target dari otak untuk mengendalikan gejala
penyakit Parkinson.

Thalamotomy
Melibatkan penghancuran bagian dari thalamus,
umumnya ventralis intermedius (VIM) untuk
meringankan tremor.
Sedikit efek pada bradikinesia, kekakuan, fluktuasi
motorik, atau diskinesia.
Kekakuan dan akinesia menonjol target lainnya, seperti
globus pallidus interna (GPI) dan subthalamic nucleus
(STN), lebih disukai.

Pallidotomy
Target : di bagian medial dan anterodorsal inti.
Pallidotomy medial efektif mengatasi kekakuan, namun tidak
konsisten memperbaiki tremor. Penelitian dengan target di
posteroventral dan lateral GPI, mengakibatkan perbaikan
pada sebagian besar pasien.
Melibatkan penghancuran bagian dari GPI. Pallidotomy
menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam setiap gejala
kardinal penyakit Parkinson (tremor, kekakuan, bradikinesia),
serta pengurangan yang signifikan dalam dyskinesia.
Efek samping :

scotoma pada contralateral lower-central visual field


cedera pada kapsul internal
parese wajah
perdarahan intraserebral (1-2%)
Kelainan berbicara, menelan, dan kognisi juga dapat diamati.

Pallidotomy bilateral tidak dianjurkan karena komplikasi yang


relatif umum dan termasuk kesulitan berbicara, disfagia, dan
gangguan kognitif.

Subthalamotomy
Hiperaktivitas proyeksi eksitatori STN terhadap GPI
merupakan gejala fisiologis penting dari penyakit
Parkinson.
Melibatkan penghancuran bagian dari STN tersebut.
Meskipun penghancuran STN dihindari karena
kekhawatiran produksi hemiballismus, hasil yang diperoleh
oleh lesi eksperimental dari STN pada hewan dan manusia
menunjukkan bahwa subthalamotomy dapat dilakukan
dengan aman dan dapat mengatasi parkinson secara
dramatis. Studi Subthalamotomy telah menunjukkan
perbaikan yang signifikan dalam gejala utama dari
penyakit Parkinson, serta pengurangan fluktuasi motorik
dan diskinesia.

Deep Brain Stimulation


1987Perancis profesor dan ahli
bedah saraf Dr Alim-Louis Benabid
1997 Disetujui FDA
DBS hanya mengurangi gejala klinik
parkinson namun tidak menghambat
progresivitas penyakit

Prosedur operasi
Pasien harus berhenti terapi Parkinson
minimal 12 jam sebelum operasi,
Pasien dalam keadaan sadar pada saat
tindakan operasi. Pasien di beri anastesi
lokal dan obat sedative.
Pasien menggunakan Stereotactic frame
agar operator lebih mudah dalam
menstabilkan elektroda dan memudahkan
penempatan elektroda pada tempat yang
diinginkan

Penentuan penempatan lokasi elektroda


menggunakan bantuan microelectrode
recording
Setelah menentukan lokasi, elektroda di
implant dan dilakukan evaluasi terhadap
pasien apakah terdapat efek samping
seperti deviasi mata, kelemahan, dan
terdapat kekakuan pada wajah.
Setelah operasi pemasangan elektroda
selesai, pasien kembali ke rumah sakit 1-2
minggu kemudian untuk dilakukan operasi
pemasangan kabel dan neurostimulator.

Pada operasi ini dilakukan anastesi


umum sehingga pasien dalam
keadaan tidak sadar.
Penempatan kabel dilakukan di
subcutaneous (kepala, leher, bahu)
Neurostimulator ditempatkan di
subcutaneous pada daerah
clavicula / dada bagian bawah / perut

DBS dapat di tempatkan di thalamus,


Globus palidus atau subthalamic
nucleus.
Thalamus tremor
GPI dan STN tremor, kekakuan,
bradikinesia, fluktuasi motorik
Mekanisme kerja DBSbelum diketahui
secara pasti, beberapa hipotesis
mengatakan bahwa stimulasi dari DBS
akan mengakibatkan hyperpolarisasi
pada membrane sel sehingga tidak
terjadi eksitasi.

Indikasi

Penyebab parkinson tidak diketahui (Idiopatik)


telah menderita Parkinson minimal lima tahun
Resiko tindakan operasi <<
memiliki gejala yang mengganggu aktifitas
sehari-hari
telah mencoba pengobatan seperti
entacapone,tolcapone apomorphine atau
amantadine namun tidak memberikan hasil
yang memuaskan

Keuntungan
kerusakan jaringan otak minimal
Reversible
Dapat diatur sesuai kebutuhan

Kerugian

Risiko kerusakan alat


Infeksi
Biaya yang mahal
Memerlukan penggantian baterai setiap 2-5
tahun
Memerlukan pemrograman ulang secara
periodik
Tidak dapat mengurangi gangguan postural,
gangguan bicara, dan gangguan menelan
Tidak memperlambat progesivitas parkinson

Komplikasi

Sakit kepala
Infeksi
Stroke Infark
Kejang
Kematian

FARMAKOLOGIS

Levodopa

Prekursor metabolik dari dopamin


Salah 1 agen tunggal plg efektif
Levodopa karboksilasi dopamin
Konsentrasi puncak didalam plasma tercapai
dalam 0.5-2 jam, t1/2 nya 1-3 jam
Kecepatan absorbsi bergantung pada
kecepatan pengosongan lambung, pH asam
lambung, dan lamanya waktu obat terpapar
dengan enzim-enzim pendegradasi yang
berasal dari lambung dan mukosa usus.

Jangan dibarengi makanan kompetisi dengan


amino2 lainnya absorbsi tidak maksimal
Secara praktiksi/klinis, levodopa diberikan
secara kombinasi dengan penghambat kerja
perifer dari asam aromatik L-amino
dekarboksilase : carbidopa atau benserazide
Bila diberikan sebagai obat tunggal obat
didekarboksilasi oleh enzim-enzim didalam
usus dan di tempat-tempat perifer lainnya
sehingga hanya sekitar <1% yang berpenetrasi
ke dalam SSP.

dopamine yang dilepaskan ke sirkulasi


perifer efek samping spt mual
Inhibisi dekarboksilase perifer sangat
meningkatkan fraksi levodopa dan kurangi
efek samping pada pencernaan juga
meningkatkan levodopa yang mencapai
otak
Resep paling umum dari
carbidopa/levodopa adalah 25/100, yang
mengandung 25 mg carbidopa dan 100 mg
levodopa, diberikan 3x/hari

dosis harian carbidopa 75 mg pada


penelitian dinilai cukup untuk mencegah
terjadinya mual
Pada tahap awal penyakit, derajat perbaikan
dari tremor, rigiditas, dan bradykinesia
dapat teratasi secara sempurna
pemberian levodopa jangka panjang efek
buffering menghilang status motoric
fluktuasi secara dramatis dengan setiap
pemberian dosis levodopa.

Meningkatkan frekuensi dan dosis


pemberian dapat memperbaiki
keadaan ini, namun seringnya
terbatasi karena terjadi dyskinesia,
gerakan involunter abnormal dan
eksesif
Dapat terjadi on/off phenomenon

Reseptor Dopamin Agonis


Langsung berefek pada reseptorreseptor striatal dopamine
Tidak membutuhkan konversi
enzimatik untuk aktif
Durasi kerja yang lebih lama
dibandingkan levodopa dan
terkadang berguna untuk mengatur
fluktuasi motoric yang terjadi.

4 contoh obat reseptor dopamine agonis


yang dipakai adalah :
2 agen generasi lama, bromocriptine
(PARLODEL) dan pergolide (PERMAX)
2 generasi baru, yang bersifat lebih selektif,
ropinirole (REQUIP) dan pramipexole
(MIRPEX).

Generasi lama derivat ergot


Generasi baru non ergot
Efek terapetik sama

Waktu lama kerja obat dari agonis


dopamine (8-24 jam) lebih lama
dibandingkan dengan levodopa (6-8
jam), dan efektif untuk atasi
fenomena on/off
Hati-hati ES berupa
hallucinosis/konfusi, menyerupai
levodopa, dan ortostatik hipotensi
yang lebih parah.

Perbedaan golongan baru dan lama adalah


golongan baru lebih selektif sedangkan
golongan lama/derivate ergot adalah pada
toleransi dan kecepatan titrasinya
Pengobatan awal dengan bromocriptine
dan pergolide dapat menyebabkan
hipotensi, sehingga harus dimulai dengan
dosis rendah. Derivat-derivat ergot juga
terkadang menginduksi mual dan fatigue
saat pemberian pertama

Penyesuaian derivat ergot membutuhkan


waktu berminggu-minggu sampai berbulanbulan
Ropinirole dan pramipexole dapat diinisiasi
lebih cepat, mencapai dosis terapetik yang
berefek dalam waktu kurang dari seminggu.
Golongan baru menyebabkan gangguan
pencernaan yang lebih ringan dibandingkan
dengan golongan lama, namun dapat
membuat terjadinya mual dan somnolen.

Pasien harus diberitahukan agar


mengganti obat ini dengan obat lain
jika efek mengantuk yang terjadi
sangat mengganggu aktivitas sehariharinya.
Obat derivat ergot pada penelitian
terbaru diberitahukan bahwa dapat
meningkatkan insidensi terjadi
penyakit katup jantung

penggunaan agonis selektif lebih jarang


menyebabkan terjadinya fluktuasi motoric
jika dibandingkan dengan Levodopa.
Saat sekarang, banyak ahli memilih
menggunakan agonis selektif untuk
pengobatan awal pada pasien muda dengan
Parkinson dan Levodopa sebagai pengobatan
awal untuk pasien tua dengan Parkinson
karena lebih mudah mengalami gangguan
kognisi akibat pemakai agonis selektif.

Apomorphine
Agonis dopaminergic yang dapat
diberikan dengan cara injeksi
subkutan
Apomorphine sudah digunakan
selama bertahun-tahun di Eropa dan
sudah disetujui oleh FDA sebagai
terapi penyelamat untuk keadaan
off yang dapat terjadi pada pasien
Parkinson

efek samping yaitu sangat bersifat


emetogenik sehingga membutuhkan
terapi anti-emetik sebelum dan
sesudah pemberian obat
Direkomendasikan oral
trimethobenzamide, dengan dosis
300 mg, 3x/hari, yang dimulai 3 hari
sebelum pemberian apomorphine
dan dilanjutkan sekurang-kurang 2
bulan pertama terapi.

Kontraindikasi dengan obat antiemesik kelas


5-HT3 karena dapat menyebabkan hipotensi
yang diikuti hilang kesadaran secara
mendadak
Efek samping lainnya dari apomorphine
adalah perpanjangan QT, reaksi pada tempat
penyuntikan, dan terbentuknya pola
pemakaian obat yang salah yaitu peningkatan
pemakaian dosis yang dapat menyebabkan
terjadinya halusinasi, dyskinesia, dan perilaku
abnormal.

Karena efek samping tersebut,


penggunaan apomorphine dibatasi
hanya jika dopamine agonis peroral
atau COMT inhibitors, gagal
mengontrol terjadinya episode off.
Pemberian apomorphine harus
dengan pengawasan ketat

MAO-B inhibitors
Mekanisme: menginhibisi aktivitas
MAO-B oksidase yang berperan
dalam inaktivasi dopamin
Contoh: 1. Selegiline (Eldepryl)
2. Rasagiline (Azilect)

1. Selegiline
Keterangan: Selegine merupakan terapi adjuvan dari
levodopa yang tidak berespon. Meningkatan fungsi
motorik dan menurunkan dosis levodopa.
Dosis: 5mg PO setelah makan pagi dan 5 mg setelah
makan siang (dosis dewasa), tidak boleh lebih dari
10 mg/hari. Jangan makan dan minum selama 5
menit setelah minum obat. Jika dikombinasi dengan
levodopa dosisnya diturunkan menjadi 2x 2,5 mg.
Interaksi obat: Jangan digunakan bersamaan dengan
amitriptilin,bupropion, karbamazepin, efedrin,
fluoxetin, tramadol, metadon, metamfetamin,
mirtazapin, pseudoefedrin.

Efek Samping: Yang paling sering adalah diskinesia


dan nausea (20%) serta sakit perut dan mulut
kering (1-10%). Yang jarang meliputi aritmia, pusing,
insomnia, sinkope, muntah, retensi urine,
perubahan mood, hipotensi ortostatik, dan
halusinasi.
Kontraindikasi: hipersensitivitas
Peringatan: Jangan dikombinasikan dengan
antidepresan
Farmakokinetik:Waktu puncak: 15-40 menit
Waktu paruh: 10 jam (PO)
OOA: 1 jam
DOA: 24-72 jam
Bioavabilitas: 10%, 90% terikat protein plasma
Ekskresi: urine

2. Rasagiline (Azilect)
Keterangan: indikasi untuk tanda dan gejala dari
Parkinson yang idiopatik sebagai monoterapi dan
adjuvan levodopa. Ireversibel MAO-B inhibitor yang
memblok degenerasi dopamin.
Dosis: Monoterapi1mg/hari, adjuvan0,5mg/hari
ES: diskinesia (18%), sakit kepala (14%), nausea
(12%), lainnya seperti postural hipotensi,
konstipasi, penurunan berat badan, atralgia,
dispepsia, xerostomia, depresi, flue, halusinasi,
lemas, parestesia, vertigo, sakit leher, rinitis, dan
demam.

Kontraindikasi: Jika dipakai bersamaan dengan:


tramadol, meperidine, metadone,
MAOIs,dextrometrofan.
Mekanisme kerja: Monoamine oxidase inhibitor,
selektif tipe B, inhibisi dopamin deplesi pada
daerah striatal otak, yang menurunkan defisit
motorik simptomatik dari parkinson disease.
Farmakokinetik puncak: 1 jam, OOA: 1 jam,
Bioavabilitas 36%, metabolisme di hepar,
ekskresi 62% di urine, T1/2 dari 1-3 jam.

Asetilkolinesterase inhibitor,
central
Keterangan: Efeknya meningkatkan
fungsi kolinergik melalui
penghambatan asetilkolinesterase.
Contoh: Donozepil (Aricept),
Rivastigmine (Exelon), &
Galantamine (Razadyne)

Donozepil (Aricept)
Keterangan: reversible inhibitor dari asetilkolin dan
meningkatkan fungsi kolinergik, indikasi untuk pengobatan
demensia dan alzeimer.
Dosis: ringan(2x5mg selama 4-6minggu), sedang/berat
( 23mg/hari selama 3 bulan). Sebelum tidur. Peroral. Harus
dengan air putih.
Efek samping: mual, diare, insomnia, kecelakaan, infeksi,
sakit kepala, muntah, kramp perut, lemas, mimpi buruk,
halusinasi, pusing, sinkop, dan hipertensi.
Kontraindikasi:Hipersensitivitas, heart blok, perdarahan GIT,
ulkus gaster, obstruksi Vesica urinaria, PPOK, dan asma.
Mekanisme: peningkatan konsentrasi asetilkolin, yang
meningkatkan neurotransmisi kolinergik.
Farmakokinetik: Bioavabilitas 100%, Puncak setelah 3-4
jam, ikatan protein 96%, metabolisme di hepar, waktu
paruh: 70 jam, ekskresi di urine (57%).

Rivastigmine (Exelon)
Keterangan: untuk pengobatan parkinson dan demensia
ringan-sedang pada Alzeimer. Bersifat selektif, kompetitif,
dan reversibel asetilkolinesterase inhibitor, transmisi
sinaptik di CNS, meningkatkan fungsi kolinergik.
Dosis:2x1,5mg, tidak boleh melebihi 6mg/hari
Efek samping: mual, muntah, pusing, diare, sakit kepala,
lemas, sakit perut, insomnia, cemas, penurunan BB,&
mudah lelah.
Kontra indikasi: peerdarahan GIT, hipersensitivitas, &
asma.
Mekanisme: meningkatkan konsentrasi asetilkolin, yang
akan meningkatkan neutransmisi kolinergik.
Farmakokinetik: bioavabilitas 36%, DOA 10 jam, puncak 1
jam, ikatan plasma 42%, waktu paruhnya 1,5 jam, dan
ekskresi melalui urine 97%.

Galantamine (Razadyne)
Keterangan: competitif dan reversibel inhibitor dari
asetilkolin. Pengobatan demensia dan alzeimer yang
ringan-sedang.
Dosis: 2x4mg selama 4 minggu. Tidak boleh melebihi 16
mg / hari
Efek samping: mual, muntah, diare, sakit perut, lemas,
pusing, penurunan berat badan, depresi, insomnia, UTI,
somnolen, anemia, sinkop, dan bradikardia.
Kontraindikasi: hipersensitiitas, kerusakan hati/ginjal
Mekanisme: derivat daffodil bulbs, meningkatkan
asetilkolin dari ujung saraf presinaps yang hidup dengan
memodulasi reseptor asetilkolin nikotinik. Peningkatan
glutamat dan serotonin.
Farmakokinetik: T1/2: 7 jam, puncak setelah 1 jam,
bioavabilitas 90%, ikatan plasma 18%, ekskresi di urine.

COMT- inhibitor
Cathecol-O-methyl transferase inhibitor hambat
kerja enzim COMT.
F/ COMT :
Degradasi Levodopa inaktif
COMT-inhibitor
enzim COMT dihambat meningkatkan waktu paruh Levodopa
availabilitas Levodopa meningkat.

harus diberikan bersama dengan Levodopa

Indikasi
wearing-off Levodopa, dimana Levodopa berhenti bekerja
saat diantara pemberian obat
off period
mengurangi dosis berlebih levodopa.

Obat COMT- inhibitor


Entacarpone
tolcarpone.
ES : hepatotoksik fungsi hepar
digunakan apabila tidak membaik dengan pemberian obat lain.

ES/ :
berupa diskolorisasi urin
Diare
mimpi yang tampak nyata / vivid
Drowsiness
dyskinesia.

NMDA-antagonist
N-methyl-D-aspartate antagonist : reseptor glutamate
di neuron otak.
Glutamat : neurotransmitter eksitatorik mayor di ganglia
basal.
Glutamate + reseptor NMDA teraktivasi influx ca2+
ke intrasel.
Ca2+ intrasel & mitokondroa peningkatan produksi radikal
bebas (toksik terhadap sel neuronal injury).
Neuronal injury kaskade dari autodestruktif kematian sel
neuron + jejas sekresi glutamate >> destruksi neuron sekitar.
Stimulasi ++ reseptor NMDA apoptotic like excitotoxicity.

Pada penyakit neurodegenerative (ex:Parkinson)


stimulasi ++ reseptor glutamate kematian sel neuron otak.

Patofisiologi
penurun DOPA pada area nigrostriatal.
Nigrostriatal :
afferent glutamatergik pathway
dopaminergic nigrostriatal pathway + res. NMDA di post-sinaps.

NMDA ter-eksitasi >> nigrostriatal rusak.


NMDA-antagonist : u/ mengurangi kerusakan nigrostriatal
membatasi aktivitas reseptor NMDA sebagai non-kompetitif channel
blocker.

efek neuroprotektif lindungi serebrokortikal neuron,


serebelar neuron, dan retinal neuron.
Di Parkinson, NMDA antagonist memproteksi neuron
dopaminergic di substansia nigra dan berfungsi
mengurangi akinesia, dan rigiditas.

ES/ :dizziness, agitasi, dan restlessness.


dapat digunakan untuk Levodopa induced
Dyskinesia (LID).
LID : abnormalitas transmisi dari glutamate
(overekspresi dari reseptor NMDA) dyskinesia.
Dengan pemberian NMDA-antagonist dapat mengurangi
dyskinesia sebesar 40 %.

Reseptor NMDA juga dapat tereksitasi dengan


adanya dopamine. Dengan pemberian dopamine
jangka panjang sebagai terapi pada Parkinson,
reseptor NMDA dapat juga tereksitasi berguna
atasi ES/ pengobatan dopamine.

Contoh obat :
Amantadine
200 mg/ hari
Lebih banyak efek samping : mulut kering,
drowsiness, halusinasi , eksitasi, iritasi,
dizziness, dyskinesia, alopesia

Memantine rapid OOA dan efek


samping minimal, lebih aman digunakan

PENUTUP
Parkinson : penyakit
neurodegeneratif progresif,
Tanda-tanda klinis parkinsonisme:
tremor saat istirahat, rigiditas,
ataksia, bradikinesia, dan instabilitas
postural.
Etiologi dari penyakit Parkinson :
sporadis dan familial.

Pilihan pengobatan untuk penyakit


Parkinson :
Fisioterapi :
latihan postur
cara berjalan
latihan mengambil barang
berjalan dan meletakkan barang
latihan kekuatan otot terutama otot anti
gravitasi,
latihan fleksibilitas (leher, badan, pinggul,
bahu)

latihan ekspresi otot wajah


latihan bernafas
latihan keseimbangan
latihan berdansa
speech therapy.

Untuk tindakan non farmakologis


lainnya
deep brain stimulation
neural transplantation
pre-operative evaluation
neuroablative lesion surgeries
thalamotomy, pallidotomy, dan
subthalamotomy.

Terapi farmakologis :
Dopamin agonis : levodopa,
bromocriptine (PARLODEL), pergolide
(PERMAX), ropinirole (REQUIP) dan
pramipexole (MIRPEX)
MAO-B inhibitors : selegiline dan
rasagiline.
Central asetilkolinesterase inhibitor :
donozepil (Aricept), rivastigmine
(Exelon), dan galantamine (Razadyne).

COMT-Inhibitor : entacapone dan


tolcapone.
NMDA-antagonis yang merupakan
reseptor glutamate yang berada di
neuron otak

DAFTAR PUSTAKA
Barker, Roger. 2010. Neural Transplantation in Parkinsons Disease:
Moving Forward
http://www.cam.ac.uk/research/news/neural-transplantation-in-parkinson
s-disease-moving-forward
Hauser, Robert A. 2015. Parkinson Disease.
http://emedicine.medscape.com/article/1831191treatment#aw2aab6b6b7
http://brain.oxfordjournals.org/content/134/4/979
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9871436
Brunton, L. L., Lazo, J.S., & Parker, K. L. (2012). Goodman & Gilmans The
Pharmacological Basic of THERAPEUTICS. USA : McGraw-Hill.
Ward, C., Heath , S., Janovsky , V., Lanier, E., Franks, R., & OConnor, S.
(2009). Care of the Movement Disorder Patient with Deep Brain
Stimulation. AANN Clinical Practice Guideline , 26-38.
Pahwa, R., Lyons, K., McClain, T., & Hauser, R. (2014, november 20). Deep
Brain Stimulation for Parkinson Disease . Retrieved May 6, 2015, from
Medscape: http://emedicine.medscape.com/article/1965354-overview

TERIMAKASIH..

Вам также может понравиться