Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PARKINSON
Stephen Theasal 1115022
Michelle Agustine 1115030
Elsa Patricia A. 1115060
Timothy Imanuel M. 1115201
Rinaldy Alexander 1015051
Oscar Miguna 1115144
Febe Novia R. 1115084
Sandra Agna 1115138
Alfega Xavier 1115188
Pendahuluan
Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif
progresif yang memiliki karateristik tanda-tanda
klinis parkinsonisme, seperti tremor saat istirahat,
rigiditas, ataksia, bradikinesia, dan instabilitas
postural.
Insidensi 60 tahun, laki-laki : perempuan = 3 : 2
Etiologi
Sporadis : kombinasi stress oksidatif terhadap neuron
dopaminergik, racun lingkungan (pestisida), penuaan
yang dipercepat, dan genetik
Familial : mutasi autosomal dominan pada -synuclein,
gen autosomal resesif Parkin atau mutasi gen DJ-1,
MPTP
Manifestasi klinis
gejala motor positif (resting tremor,
rigiditas)
gejala motor negatif (bradikinesia)
instabilitas postural
gejala penyerta (masked facies,
hipophonia, aprosodia, disartria,
mikrografia, shuffling gait dengan
penurunan ayunan lengan)
gangguan kognisi (bradifrenia)
gangguan perilaku (depresi, gangguan
tidur, kecemasan)
otonomik (konstipasi, retensi urin,
disfungsi seksual)
Terapi simptomatik
Terapi medis
terapi farmakologis (obat dopaminergik,
agonis dopamin, kolinergik, terapi gejala
non-motorik)
terapi non-farmakologis (edukasi, self-help
group, latihan, terapi wicara)
Terapi operatif
ablative/lesioning (thalidotomi, pallidektomi)
deep brain stimulation (pallidum, nukleus
subtalamikus)
Postur
Latihan membenarkan posisi postur tubuh:
Berdiri membelakangi dinding
Tumit menempel pada dinding
Coba menempelkan pundak dan punggung pada
dinding
Dagu diangkat sehingga kepala belakang
menempel pada dinding
Bisa juga dilakukan dengan menghadap dinding,
letakan telapak tangan pada dinding dan
bersender pada dinding kemudian tahan selama
30 detik
Cara berjalan
Konsentrasi
Pikirkan untuk mengambil langkah yang
panjang, menempatkan tumit terlebih dahulu
saat berjalan
Hindari berbelok dengan tajam, ambil langkah
ke depan untuk berbelok sambil membentuk
lintasan semisirkular
Gunakan metronom untuk mengatur ritme
berjalan
Gunakan alat-alat seperti garis/jejak lantai, laser
Speech therapy
Lee Silverman Voice Treatment
program yang dirancang untuk meningkatkan
intensitas vokal pada pasien dengan penyakit
Parkinson
Tujuan dari LSVT adalah untuk meningkatkan
kinerja vokal
LSVT berfokus pada memaksimalkan upaya vokal
("think loud, think shout") dan memaksimalkan
persepsi sensorik usaha vokal dan kenyaringan
oleh terapis
Terapis memberikan umpan balik untuk
mengkalibrasi kenyaringan suara pasien
Neural Transplantation
Pengobatan yang potensial untuk penyakit
Parkinson.
Degenerasi neuron yang paling bermakna :
pada tempat dan jenis yang sesuai (dopaminergik)
daerah sasaran yang sesuai (striatum)
reseptor postsinaptik yang relatif utuh
neuron memberikan rangsangan tonik reseptor dan
melaksanakan fungsi pengaturan.
Pre-Operative Evaluation
Respon positif terhadap levodopa
Tidak adanya gejala parkinsonian atipikal (gejala mirip, namun
perjalanan penyakitnya berbeda; dan tidak berespon terhadap
obat-obatan Parkinson)
Penyakit lanjut, hampir tidak terkendali dengan obat
dopaminergik
Usia yang relatif muda
Usia lanjut (> 75 tahun) bukan merupakan kontraindikasi mutlak
untuk operasi (operasi harus ditawarkan jika pasien memiliki
indikasi dan kualitas hidup diperkirakan akan meningkat secara
substansial setelah operasi)
Tidak ada gangguan kognitif yang signifikan
Tidak ada gangguan jiwa
Dukungan sosial yang baik
Thalamotomy
Melibatkan penghancuran bagian dari thalamus,
umumnya ventralis intermedius (VIM) untuk
meringankan tremor.
Sedikit efek pada bradikinesia, kekakuan, fluktuasi
motorik, atau diskinesia.
Kekakuan dan akinesia menonjol target lainnya, seperti
globus pallidus interna (GPI) dan subthalamic nucleus
(STN), lebih disukai.
Pallidotomy
Target : di bagian medial dan anterodorsal inti.
Pallidotomy medial efektif mengatasi kekakuan, namun tidak
konsisten memperbaiki tremor. Penelitian dengan target di
posteroventral dan lateral GPI, mengakibatkan perbaikan
pada sebagian besar pasien.
Melibatkan penghancuran bagian dari GPI. Pallidotomy
menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam setiap gejala
kardinal penyakit Parkinson (tremor, kekakuan, bradikinesia),
serta pengurangan yang signifikan dalam dyskinesia.
Efek samping :
Subthalamotomy
Hiperaktivitas proyeksi eksitatori STN terhadap GPI
merupakan gejala fisiologis penting dari penyakit
Parkinson.
Melibatkan penghancuran bagian dari STN tersebut.
Meskipun penghancuran STN dihindari karena
kekhawatiran produksi hemiballismus, hasil yang diperoleh
oleh lesi eksperimental dari STN pada hewan dan manusia
menunjukkan bahwa subthalamotomy dapat dilakukan
dengan aman dan dapat mengatasi parkinson secara
dramatis. Studi Subthalamotomy telah menunjukkan
perbaikan yang signifikan dalam gejala utama dari
penyakit Parkinson, serta pengurangan fluktuasi motorik
dan diskinesia.
Prosedur operasi
Pasien harus berhenti terapi Parkinson
minimal 12 jam sebelum operasi,
Pasien dalam keadaan sadar pada saat
tindakan operasi. Pasien di beri anastesi
lokal dan obat sedative.
Pasien menggunakan Stereotactic frame
agar operator lebih mudah dalam
menstabilkan elektroda dan memudahkan
penempatan elektroda pada tempat yang
diinginkan
Indikasi
Keuntungan
kerusakan jaringan otak minimal
Reversible
Dapat diatur sesuai kebutuhan
Kerugian
Komplikasi
Sakit kepala
Infeksi
Stroke Infark
Kejang
Kematian
FARMAKOLOGIS
Levodopa
Apomorphine
Agonis dopaminergic yang dapat
diberikan dengan cara injeksi
subkutan
Apomorphine sudah digunakan
selama bertahun-tahun di Eropa dan
sudah disetujui oleh FDA sebagai
terapi penyelamat untuk keadaan
off yang dapat terjadi pada pasien
Parkinson
MAO-B inhibitors
Mekanisme: menginhibisi aktivitas
MAO-B oksidase yang berperan
dalam inaktivasi dopamin
Contoh: 1. Selegiline (Eldepryl)
2. Rasagiline (Azilect)
1. Selegiline
Keterangan: Selegine merupakan terapi adjuvan dari
levodopa yang tidak berespon. Meningkatan fungsi
motorik dan menurunkan dosis levodopa.
Dosis: 5mg PO setelah makan pagi dan 5 mg setelah
makan siang (dosis dewasa), tidak boleh lebih dari
10 mg/hari. Jangan makan dan minum selama 5
menit setelah minum obat. Jika dikombinasi dengan
levodopa dosisnya diturunkan menjadi 2x 2,5 mg.
Interaksi obat: Jangan digunakan bersamaan dengan
amitriptilin,bupropion, karbamazepin, efedrin,
fluoxetin, tramadol, metadon, metamfetamin,
mirtazapin, pseudoefedrin.
2. Rasagiline (Azilect)
Keterangan: indikasi untuk tanda dan gejala dari
Parkinson yang idiopatik sebagai monoterapi dan
adjuvan levodopa. Ireversibel MAO-B inhibitor yang
memblok degenerasi dopamin.
Dosis: Monoterapi1mg/hari, adjuvan0,5mg/hari
ES: diskinesia (18%), sakit kepala (14%), nausea
(12%), lainnya seperti postural hipotensi,
konstipasi, penurunan berat badan, atralgia,
dispepsia, xerostomia, depresi, flue, halusinasi,
lemas, parestesia, vertigo, sakit leher, rinitis, dan
demam.
Asetilkolinesterase inhibitor,
central
Keterangan: Efeknya meningkatkan
fungsi kolinergik melalui
penghambatan asetilkolinesterase.
Contoh: Donozepil (Aricept),
Rivastigmine (Exelon), &
Galantamine (Razadyne)
Donozepil (Aricept)
Keterangan: reversible inhibitor dari asetilkolin dan
meningkatkan fungsi kolinergik, indikasi untuk pengobatan
demensia dan alzeimer.
Dosis: ringan(2x5mg selama 4-6minggu), sedang/berat
( 23mg/hari selama 3 bulan). Sebelum tidur. Peroral. Harus
dengan air putih.
Efek samping: mual, diare, insomnia, kecelakaan, infeksi,
sakit kepala, muntah, kramp perut, lemas, mimpi buruk,
halusinasi, pusing, sinkop, dan hipertensi.
Kontraindikasi:Hipersensitivitas, heart blok, perdarahan GIT,
ulkus gaster, obstruksi Vesica urinaria, PPOK, dan asma.
Mekanisme: peningkatan konsentrasi asetilkolin, yang
meningkatkan neurotransmisi kolinergik.
Farmakokinetik: Bioavabilitas 100%, Puncak setelah 3-4
jam, ikatan protein 96%, metabolisme di hepar, waktu
paruh: 70 jam, ekskresi di urine (57%).
Rivastigmine (Exelon)
Keterangan: untuk pengobatan parkinson dan demensia
ringan-sedang pada Alzeimer. Bersifat selektif, kompetitif,
dan reversibel asetilkolinesterase inhibitor, transmisi
sinaptik di CNS, meningkatkan fungsi kolinergik.
Dosis:2x1,5mg, tidak boleh melebihi 6mg/hari
Efek samping: mual, muntah, pusing, diare, sakit kepala,
lemas, sakit perut, insomnia, cemas, penurunan BB,&
mudah lelah.
Kontra indikasi: peerdarahan GIT, hipersensitivitas, &
asma.
Mekanisme: meningkatkan konsentrasi asetilkolin, yang
akan meningkatkan neutransmisi kolinergik.
Farmakokinetik: bioavabilitas 36%, DOA 10 jam, puncak 1
jam, ikatan plasma 42%, waktu paruhnya 1,5 jam, dan
ekskresi melalui urine 97%.
Galantamine (Razadyne)
Keterangan: competitif dan reversibel inhibitor dari
asetilkolin. Pengobatan demensia dan alzeimer yang
ringan-sedang.
Dosis: 2x4mg selama 4 minggu. Tidak boleh melebihi 16
mg / hari
Efek samping: mual, muntah, diare, sakit perut, lemas,
pusing, penurunan berat badan, depresi, insomnia, UTI,
somnolen, anemia, sinkop, dan bradikardia.
Kontraindikasi: hipersensitiitas, kerusakan hati/ginjal
Mekanisme: derivat daffodil bulbs, meningkatkan
asetilkolin dari ujung saraf presinaps yang hidup dengan
memodulasi reseptor asetilkolin nikotinik. Peningkatan
glutamat dan serotonin.
Farmakokinetik: T1/2: 7 jam, puncak setelah 1 jam,
bioavabilitas 90%, ikatan plasma 18%, ekskresi di urine.
COMT- inhibitor
Cathecol-O-methyl transferase inhibitor hambat
kerja enzim COMT.
F/ COMT :
Degradasi Levodopa inaktif
COMT-inhibitor
enzim COMT dihambat meningkatkan waktu paruh Levodopa
availabilitas Levodopa meningkat.
Indikasi
wearing-off Levodopa, dimana Levodopa berhenti bekerja
saat diantara pemberian obat
off period
mengurangi dosis berlebih levodopa.
ES/ :
berupa diskolorisasi urin
Diare
mimpi yang tampak nyata / vivid
Drowsiness
dyskinesia.
NMDA-antagonist
N-methyl-D-aspartate antagonist : reseptor glutamate
di neuron otak.
Glutamat : neurotransmitter eksitatorik mayor di ganglia
basal.
Glutamate + reseptor NMDA teraktivasi influx ca2+
ke intrasel.
Ca2+ intrasel & mitokondroa peningkatan produksi radikal
bebas (toksik terhadap sel neuronal injury).
Neuronal injury kaskade dari autodestruktif kematian sel
neuron + jejas sekresi glutamate >> destruksi neuron sekitar.
Stimulasi ++ reseptor NMDA apoptotic like excitotoxicity.
Patofisiologi
penurun DOPA pada area nigrostriatal.
Nigrostriatal :
afferent glutamatergik pathway
dopaminergic nigrostriatal pathway + res. NMDA di post-sinaps.
Contoh obat :
Amantadine
200 mg/ hari
Lebih banyak efek samping : mulut kering,
drowsiness, halusinasi , eksitasi, iritasi,
dizziness, dyskinesia, alopesia
PENUTUP
Parkinson : penyakit
neurodegeneratif progresif,
Tanda-tanda klinis parkinsonisme:
tremor saat istirahat, rigiditas,
ataksia, bradikinesia, dan instabilitas
postural.
Etiologi dari penyakit Parkinson :
sporadis dan familial.
Terapi farmakologis :
Dopamin agonis : levodopa,
bromocriptine (PARLODEL), pergolide
(PERMAX), ropinirole (REQUIP) dan
pramipexole (MIRPEX)
MAO-B inhibitors : selegiline dan
rasagiline.
Central asetilkolinesterase inhibitor :
donozepil (Aricept), rivastigmine
(Exelon), dan galantamine (Razadyne).
DAFTAR PUSTAKA
Barker, Roger. 2010. Neural Transplantation in Parkinsons Disease:
Moving Forward
http://www.cam.ac.uk/research/news/neural-transplantation-in-parkinson
s-disease-moving-forward
Hauser, Robert A. 2015. Parkinson Disease.
http://emedicine.medscape.com/article/1831191treatment#aw2aab6b6b7
http://brain.oxfordjournals.org/content/134/4/979
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9871436
Brunton, L. L., Lazo, J.S., & Parker, K. L. (2012). Goodman & Gilmans The
Pharmacological Basic of THERAPEUTICS. USA : McGraw-Hill.
Ward, C., Heath , S., Janovsky , V., Lanier, E., Franks, R., & OConnor, S.
(2009). Care of the Movement Disorder Patient with Deep Brain
Stimulation. AANN Clinical Practice Guideline , 26-38.
Pahwa, R., Lyons, K., McClain, T., & Hauser, R. (2014, november 20). Deep
Brain Stimulation for Parkinson Disease . Retrieved May 6, 2015, from
Medscape: http://emedicine.medscape.com/article/1965354-overview
TERIMAKASIH..