Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledonae
Ordo
: Liliales
Family
: Liliaceae
Genus
: Allium
Spesies
macam, yaitu bawang merah biasa atau shallot alias syalot dan bawang merah
sebenarnya
atau
disebut
bawang
bombay,
bawang
timur
alias
onion
yang
dan membentuk rumpun. Akarnya berbentuk akar serabut yang tidak panjang,
karena sifat perakaran inilah, bawang merah tidak tahan kering (Rukmana, 1994).
Bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) sangat beragam, beberapa
jenis mudah berbunga, menghasilkan biji dapat disilangkan dengan bawang
bombay sedangkan yang lain jarang berbunga. Ketika baru terinisiasi tangkai
bunganya padat tetapi setelah mencapai panjang 60-70 cm tangkai berongga
karena heterozigot. Keturunan dari biji tidak sama dengan tetuanya sehingga
tanaman biasanya diperbanyak dengan umbi, populasi tanaman umumnya
mencapai 300 ribu tanaman/Ha (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Tiap kuntum
bunga terdiri atas 5-6 helai daun bunga yang berwarna putih, 6 benang sari yang
berwarna hijau atau kekuning-kuningan, 1 putik dan bakal buah seperti berbentuk
segitiga (Rukmana, 1994).
Pada pangkal umbi membentuk cakram yang merupakan batang pokok
yang tidak sempurna (rudimenter). Dari bagian bawah cakram ini tumbuh akarakar serabut yang tidak terlalu panjang. Sedang di atas cakram, diantara lapisan
kelopak daun yang membengkak terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi
tanaman baru. Lalu di bagian cakram terdapat mata tunas utama yang nantinya
dari bagian ini dapat muncul bunga. Tunas yang akan menjadi tempat tumbuhnya
bunga ini disebut tunas apical, sedangkan tunas-tunas lain yang dapat tumbuh jadi
tanaman baru disebut tunas lateral (Wibowo, 1999).
Akar bawang merah dapat mencapai kedalaman 15-20 cm. Menurut
Weaver dan Burner, secara individu jumlah perakaran tanaman bawang dapat
mencapai 20-200 akar. Diameter akar bervariasi antara 0,5-2 mm, akar cabang
tumbuh dan terbentuk antara 3-5 akar (Wibowo, 1999). Dataran rendah cocok
untuk membudidayakan tanaman bawang merah atau brambang (shallot).
Ketinggian tempat terbaik untuk tanaman bawang merah adalah 800 m di atas
permukaan laut (dpl). Namun sampai ketinggian 1.100 m dpl, tanaman bawang
merah masih dapat tumbuh (AAK, 2005). Tanah yang sesuai untuk tanaman
bawang merah adalah tanah yang mempunyai pH sekitar 5,5 - 7,0. Tanah yang
terlalu masam dengan pH < 5,5 tidak cocok untuk bawang merah. Jenis tanah
yang paling baik untuk tanaman bawang merah adalah tanah lempung berpasir
atau lempung berdebu. Jenis tanah ini mempunyai aerasi dan drainase yang baik
karena mempunyai perbandingan yang seimbang antara fraksi liat, pasir dan debu
(Rahayu dan Berlian, 2006).
Masalah terpenting dalam budidaya bawang merah adalah hama dan
penyakit. Hama dan penyakit ini tidak pandang bulu, mulai dari akar, umbi,
batang, daun bahkan ujung daun pun diserang. Salah satu penyakit yang paling
berbahaya bagi bawang merah adalah cendawan Perenospora destructor, yang
menyebabkan penyakit embun upas yang sering disebut penyakit blorok
(Wibowo, 1999).
Bawang merah di dataran rendah lebih cepat panen dibandingkan dengan
di dataran tinggi. Ciri tanaman siap panen adalah leher batang mengeras dan daun
menguning. Panen dilakukan pada saat cuaca cerah dan tanah kering. Panen
dilakukan dengan cara mencabut tanaman, kemudian dijemur untuk mendapatkan
kadar air umbi 80%.
antibiotik, penurun tekanan darah, kolesterol, serta penurun kadar gula dalam
darah. Dengan peranannya terhadap insulin serta untuk meningkatkan vitalitas.
2.2.
Landasan Teori
Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usahatani merupakan ilmu yang
mempelajari
cara-cara
petani
menentukan,
mengorganisasikan
dan
dan
jumlah
biaya
yang
dikeluarkan
selama
umur
investasi
(Kasmir dan Jakfar, 2004). Dalam usahatani dibutuhkan masukan yang sesuai
dengan tuntutan atau kebutuhan tanaman, seperti pembelian bibit, pupuk,
10
obat-obatan, sewa tanah dan upah tenaga kerja. Biaya tersebut dibutuhkan setiap
saat sehingga masalah ini sering menimbulkan resiko yang sangat besar pada
petani, kalau biaya tidak dapat dipenuhi secara tepat waktu ataupun tepat jumlah
maka akibatnya adalah produksi atau hasil yang dicapai tidak sesuai harapan
(Daniel, 2002).
Menurut Soekartawi (1999), bahwa dalam melakukan usaha pertanian
seorang pengusaha atau petani dapat
Profit Maximization
dan
Cost
Profit
maximization
Biaya tidak tetap (variable cost), yaitu biaya yang besar kecilnya
dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh.(Soekartawi, 1995)
Pendapatan atau income petani adalah hasil penjualan dari faktor-faktor
produksi yang dimilikinya pada sektor produksi dan sektor ini membeli faktorfaktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan
11
harga yang berlaku di pasar. Harga faktor produksi di pasar ditentukan oleh tarikmenarik antara penawaran dan permintaan. (Kadiriah, 1994)
Pendapatan bersih adalah selisih pendapatan total tunai dengan total
pengeluaran tunai. Pendapatan bersih suatu usaha dinyatakan dalam bentuk
jumlah rupiah. Tujuan petani dalam berusahatani pada masyarakat yang telah
memasuki sistem pasar adalah untuk memperoleh pendapatan yang sebesarbesarnya. (Simanjuntak,2004)
Ada beberapa jenis pendapatan berdasarkan sumbernya, yaitu:
1) Gross dan Net income
2) Pendapatan tenaga kerja petani adalah pendapatan pengelola ditambah
upah tenaga kerja petani.
3) Pendapatan tenaga kerja keluarga petani adalah pendapatan pengelola
ditambah upah tenaga kerja petani dan anggota keluarga yang dihitung.
(Prawirokusumo, 1999).
Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu investasi ditinjau dari
aspek keuangan perlu dilakukan pengukuran dengan berbagai kriteria. Setiap
penilaian layak diberikan nilai yang standar untuk usaha yang sejenis
dengan cara membandingkan dengan rata-rata target yang telah ditentukan.
(Kasmir dan Jakfar,2004)
Analisis ekonomi usaha, data penerimaan biaya, dan pendapatan usaha sangat
perlu diketahui. Penerimaan usaha adalah perkalian antara produksi yang
dihasilkan dengan harga jual yang berlaku saat ini. Sedangkan biaya usaha adalah
semua pengeluaran
12
13
mempunyai skala usaha dan modal yang kecil. Akibatnya produksi dan
produktivitas belum optimal. Harga yang sangat fluktuatif menyebabkan
penerimaan petani rendah. Konsekuensinya adalah pendapatan bersih dari
usahatani bawang merah tidak dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap
total pendapatan keluarga.
Untuk mengetahui sebuah usahatani merupakan pendapatan utama
dalam keluarga, maka harus diketahui seberapa besar kontribusi/tambahan
pendapatan usahatani dan juga bersifat kontinuitas dalam memberikan pendapatan
keluarga.
Berdasarkan besar pendapatan bersih yang diterima oleh petani bawang
merah pada akhir musim tanam, dapat dilihat kelayakan usahatani bawang merah
secara ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan penerimaan dengan biaya
lebih besar
dari
atau
sama
usahatani
layak
diusahakan. Sedangkan apabila lebih kecil dari satu (<1 ) maka tidak layak untuk
diusahakan secara ekonomi.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat skema kerangka
pemikiran berikut ini:
14
15
2.
3.