Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Ada tiga prinsip utama yang perlu diketahui dalam mempelajari fosil, yaitu:
1. Fosil mewakili sisa-sisa kehidupan dari suatu organisme,
2. Hampir semua fosil yang ditemukan dalam batuan merupakan sisa-sisa organisme
yang sudah punah dan umumnya merupakan spesies yang masa hidupnya tidak begitu
lama,
3. Perbedaan spesies fosil akan dijumpai pada batuan yang berbeda umurnya dan hal ini
disebabkan karena kondisi lingkungan bumi mengalami perubahan.
Apabila kita telusuri fosil-fosil yang terkandung dalam lapisan batuan, mulai dari lapisan
yang termuda hingga ke lapisan yang tertua, maka kita akan sampai pada suatu lapisan
dimana salah satu spesies fosil tidak ditemukan lagi. Hal ini menandakan bahwa spesies fosil
tersebut belum muncul (lahir) atau spesies fosil tersebut merupakan hasil evolusi dari spesies
yang lebih tua atau yang ada pada saat itu. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa
kemunculan suatu spesies merupakan hasil evolusi dari spesies sebelumnya dan hal ini dapat
kita ketahui melalui pengamatan fosil-fosil yang terekam di dalam lapisan-lapisan batuan
sepanjang sejarah bumi. Apabila penelusuran kita lanjutkan hingga ke lapisan batuan yang
paling tua, maka kita akan sampai pada suatu keadaan dimana tidak satupun fosil ditemukan,
apakah itu fosil yang berasal dari reptil, burung, mamalia, vertebrata berkaki empat,
tumbuhan darat, ikan, cangkang, dan atau binatang lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, maka ketiga prinsip utama diatas dapat kita sintesakan menjadi satu
prinsip yang berlaku secara umum yang disebut sebagai Hukum Suksesi Fosil (Hukum
Suksesi Fauna). Kemunculan dari beberapa spesies dari kelompok binatang dan tumbuhtumbuhan dalam rentang umur bumi, yaitu sejak zaman Kambrium hingga zaman Kuarter.
Berbagai jenis binatang dan tumbuhan yang ditemukan sebagai fosil telah mengalami
perubahan selama kurun waktu dari sejarah bumi. Ketika kita menemukan fosil yang sama
dalam batuan yang lokasinya berbeda, maka kita tahu bahwa batuan tersebut berumur sama.
Bagaimana para ilmuwan menjelaskan perubahan yang terjadi di bumi melalui jejak-jejak
fosil yang dijumpai dalam batuan? Pada awalnya penjelasan terhadap perubahan dan
pergantian berbagai jenis spesies yang hidup dimuka bumi dasarkan atas pemikiran tentang
suksesi bencana-alam atau katatrofisme yang secara periodik merusak dan memusnahkan
lingkungan hidup suatu organisme. Setelah peristiwa katatrofisme maka akan muncul
kehidupan yang baru lagi.
Sebagai ilustrasi, para ahli mempelajari fosil ancestor (fosil nenek-moyang) dan fosil
descendant (fosil keturunannya) disepanjang umur geologi. Sebagai contoh pada gambar 10-4
diperlihatkan fosil jenis Archaeopteryx lithographica yang dijumpai pada batuan berumur
Jura. Fosil ini tersusun dari rangka reptil yang didalamnya juga memiliki jari-jari dengan
cakar yang berada pada sayapnya, susunan tulang belakangnya menerus hingga ke bagian
ekor, serta memiliki gigi, dan seluruh tubuhnya ditutupi oleh bulu. Kebanyakan dari fosil
reptil yang dijumpai pada batuan berumur Jura atau bahkan yang lebih tua dari Jura, ternyata
hanya fosil Archaeopteryx lithographica merupakan fosil yang diketahui memiliki bulu.
yang akan di analisa harus terlebih dahulu disiapkan melalui suatu prosedur baku. Persiapan
sampel batuan yang akan di analisa bisa memakan waktu 1 hari, 1 minggu atau 1 bulan.
Sekali fosil diambil dari batuan, maka fosil tersebut dapat dipelajari atau ditafsirkan. Sebagai
tambahan, bahwa batuan sendiri sebenarnya menyediakan banyak informasi yang berguna
tentang lingkungan dimana fosil tersebut terbentuk. Fosil dapat dipakai untuk mengenal
batuan yang berbeda umurnya.
HUKUM SUKSESI FAUNA (FOSIL)
Adalah hukum yang menyatakan bahwa sepanjang umur bumi, mulai dari zaman
Kambrium hingga Kuarter telah terjadi suatu proses perubahan dalam kehidupan
organisme, perubahan ini menyangkut evolusi yang terjadi pada organisme
( kepunahan dan kemunculan suatu organisme) sebagai akibat adanya
perubahan lingkungan hidup yang terjadi di bumi. Bukti bukti terjadinya proses
evolusi pada organisme dapat dipelajari melalui fosil fosil yang terdapat pada
bebatuan, mulai dari batuan yang paling tua hingga yang termuda.
Berdasarkan ukurannya, jenis fosil dibagi menjadi:
- Macro fossil atau fosil besar, macam ini bisa dipelajari tanpa mikroskop.
- Micro fossil atau fosil kecil, macam fosil ini hanya bisa dipelajari dengan
mempergunakan mikroskop.
- Nanno fossil adalah fosil yang sangat halus dan harus dipelajari dengan
mikroskop khusus.
Fosil Indek adalah organisme yang hadir selama periode waktu tertentu dimana kemunculan
dan
kepunahannya pada periode waktu yang terbatas. Fosil Indek dipakai sebagai pedoman dalam
penentuan umur batuan dimana fosil tersebut terawetkan.