Вы находитесь на странице: 1из 22

10/2/2015

PengantarStudiIslam

More NextBlog

CreateBlog SignIn

PengantarStudiIslam
Jumat,14Juni2013

ArsipBlog

tugasreviewBukuStudiIslamKontemporer

2013(5)
Juni(1)
tugasreviewBukuStudiIslam
Kontemporer

TUGASREVIEWBUKUSTUDIISLAMKONTEMPORER
IdentitasBuku

Mei(1)
April(3)

Judul:StudiIslamKontemporerJumlahHalaman:xii,228halaman
MengenaiSaya
No.ISBN:9789799430847Dimensi(LxP):14x21cm
FitriChoiri
Penulis:M.RikzaChamami,M.S.IJeniskertas:HVS
Ikuti
Penerbit:PustakaRizkiPutraText:BahasaIndonesia
Cetakanpertama:Desember2012JenisHuruf:TimesNewRomanLihatprofil

lengkapku

Agama pada kenyataannya menjadi wujud penghambaan kepada Tuhan dan


menjadi penguat untuk hidup saling berdampingan. Agama juga menjadi alat untuk
menganalisa realitas sosial yang dinamis. Kondisi inilah yang mendorong perlunya
membuat konstruksi baru dalam memaknai studi Islam kontemporer. Dimana studi
Islam dapat dilakukan dengan nalar teologis dengan perspektif yang beragam, baik
normatif, historis, filosofis dan rasionalis. Buku Studi Islam Kontemporer ini
merupakan salah satu wujud untuk merespons kenyataan itu. Catatancatatan dalam
http://fitrichoirihidayati.blogspot.co.id/

1/22

10/2/2015

PengantarStudiIslam

meresponfaktastudiIslaminiberawaldaridiskusidiskusiilmiahyangpenulislakukan
untuk mendeskripsikan warna studi Islam dalam empat pola : Studi Peradaban Islam,
Studi Filsafat, Studi Ruh Sumber Islam dan Studi Kawasan. Berikut akan dijelaskan
secarasingkat,padatdanjelasdarisepuluhbabdaribukutersebut.
Bab I. Pasang Surut Kebangkitan Kebudayaan dan Keilmuan : Potret Disintegrasi
Abbasiyah.
DinastiAbbasiyahdidirikanolehAbdullahAlShaffahbinMuhammadbinAli
bin Abdullah bin Abbas. Perjalanan dinasti Abbasiyah sejak berdiri hingga berakhir
dengan adanya disintegrasi memang sudah tercatat sebagai sejarah Islam yang cukup
fantastis. Terbukti bahwa pasang kebangkitan kebudayaan dan keilmuan terjadi pada
dinasti ini diantaranya karena umat dalam keadaan yang tenteram dan ekonomi yang
stabilmakakebudayaanberkembangluasdikalanganumat,kemudianmunculkegiatan
menyusun buku buku ilmiah serta mengatur ilmu ilmu Islam. Tandatanda adanya
disintegrasiadalahmunculnyadinastisinastikecildibaratmaupuntimurBaghdadyang
berusaha melepaskan diri atau meminta otonomi, perebutan kekuasaan oleh dinasti
Buwaihi dari Persia dan Saljuk dari Turki di Baghdad sehingga menjadikan fungsi
khilafah bagaikan boneka, dan lahirnya perang salib antara pasukan Islam dengan
pasukanSalibEropa.
BabII.KajianKritisDialektikaFenomenologidanIslam
Fenomenologiadalahsuatuhalyangtidaknyatayangberartiungkapankejadian
yang dapat diamati dengan indera. Fenomenologi memperhatikan bendabenda yang
kongkrit, bukan dalam arti yang ada dalam kehidupan seharihari, akan tetapi dengan
struktur yang pokok dari bendabenda tersebut, sebagaimana yang kita rasakan dalam
kesadaran. Karakteristik kajian fenomenologi dalam agama yaitu sebagai religiusitas
(keberagamaan) yang bersifat universal, tidak terbatas, dan transhistoris. Dialektika
kritis fenomenologi mengalami krisis ilmu sebagai permasalahan hubungan plantonis
antarateorimurnidenganpraktiskehidupan,danjugasebagaititiktolakpermaslahandi
Barat.Islam dari aspek fenomenologi menggunakan tata pikir logika lebih dari kausal
linierdanbertujuanmembangunilmuidiografik.
http://fitrichoirihidayati.blogspot.co.id/

2/22

10/2/2015

PengantarStudiIslam

BabIII.FilsafatMaterialismeKarlMarkdanFriedrickEngels
Marx menganggap bahwa materi adalah hal yang utama, sementara pikiran
wilayah konsep dan ide yang begitu penting bagi para pemikir sebenarnya hanya
refleksi. Untuk filsafat Marx dan Engels yang samasama menggagas filsafat
materialisme Dialektis (dengan metode dialektika) dan filsafat materialisme historis
(memusatkan pemikiran pada sejarah) yang berkiblat pada Hegel secara kritis dengan
melakukan rekonstruksi. Dapat pula diartikan bahwa materialisme adalah system
pemikiran yang meyakini materi sebagai satusatunya keberadaan yang mutlak dan
menolakkeberadaanapapunselainmateri.BerakarpadakebudayaanYunaniKuno,dan
mendapat penerimaan yang meluas di abad 19, system berpikir ini menjadi erkenal
dalambentukpahammaterialismedialektik.
BabIV.SkeptisismeOtentitasHadits:KritikOrientalisIgnazGoldziher
Goldziher adalah seorang orientalis ahli tafsir dan hadits yang berasal dari
Hongaria berkebangsaan Jerman yang masih mengakui bahwa hadits sebagai sumber
ajaran Islam. Dalam rangka membuat kritik hadits , Goldziher masih memilah antara
hadits dan sunnah. Ia menyatakan bahwa hadits bermakna suatu disiplin ilmu teoritis
dansunnahadalahkopendiumaturanaturanpraksis.Satusatunyakesamaansifatantara
keduanya adalah bahwa keduanya berakar turuntemurun. Dia menyatakan bahwa
kebiasaankebiasaan yang muncul dalam ibadah dan hukum, yang diakui sebagai tata
cara kaum Muslim pertama yang dipandang berwenang dan telah pula dipraktikkan
dinamakansunnahatauadat/kebiasaankeagamaan.
BabV.TelaahSosioKultural:ManhajAhlulMadinah
MadzhabmadzhabyangdikenalsebagaiahlulhaditsadalahmadzhabasySyafii
madzhab Hambali, dan madzhab Maliki. Imam Syafii memperkenalkan suatu pola
penalaran dan metode pengolahan hukum yang utuh dan sistematis yang kemudian
dikenal sebagai ushul fiqh. Sedangkan ijtihad yang dilakukan ahlul Rayi sangat
berperan dalam penggalian dan penetapan hukum, baik terhadap hukum yang tersirat
maupun yang tersembunyi yang diperkirakan hukumnya tidak ada . Pencipta hukum
adalah Allah, sekalipun para mujtahid telah menghasilkan hukum, maka apa yang
http://fitrichoirihidayati.blogspot.co.id/

3/22

10/2/2015

PengantarStudiIslam

dihasilkannyaitupadadasarnyabukanlahhukummujtahid.Paramujtahidhanyasekedar
menggali, menemukan dan melahirkan hukum Allah yang tersembunyi hingga nyata.
Paramujtahidhanyasekedarmenyampaikandanmerumuskannyadalambentukformula
hukum.
BabVI.Postmodernisme:RealitasFilsafatKontemporer
Postmodernisme dalam bidang filsafat bisa siartikan sebagai segala bentuk
refleksi kritis atas paradigmparadigma modern dan atas metafisika pada umumnya.
Diskursuspostmodernismeyangmemangtampilmencolokdalamarsitektur,sastra,seni
lukis, dan filsafat kontemporer. Dimana postmodernisme identik dengan dua hal.
Pertama,postmodernismedinilaisebagaikeadaansejarahsetelahzamanmodern.Sebab
kata post atau pasca secara literal mengandung pengertian sesudah. Dengan begitu
modernisasi dipandang telah mengalami proses akhir yang akan segera digantikan
denganzamanberikutnya,yaitupostmodernisme.Kedua,postmodernismedipandang
sebagai gerakan intelektual yang mencoba menggugat, bahkan mendekonstruksi
pemikiransebelumnyayangberkembangdalambingkaiparadigmapemikiranmodern.
BabVII.PotretMetodedanCorakTafsirAlAzhar
Tafsir AlAzhar adalah salah satu tafsir karya warga Indonesia yaitu Prof.
Hamka yang dirujuk atau dianut dari Tafsir Al Manar karya Muhammad Abdu dan
Rasyid Ridla. Prof Hamka adalah seorang pemikir muslim progresif dan tokoh
Muhammadiyah yang rela berkorban dalam memperjuangkan Islam hingga beliau
dipenjara. Namun masuknya dia ke penjara bukan menjadi hambatan dalam berkarya,
justru di dalam sel kala itu beliau menyelesaikan penulisan Tafsir AlAzhar. Metode
yang dipakai oleh Prof. Hamka dalam Tafsir AlAzhar adalah metode analisis (tahlili)
bergaya khas tertib mushaf. Metode analitis ialah menafsirkan ayatayat alQuran
dengan memaparkan segala aspek yang terkandung dalam ayat tersebut serta
menerangkan maknamakna yang tercakup di dalamnya, sesuai dengan keahlian dan
kecenderungan mufassir yang menafsirkan ayat tersebut. Kemudian untuk corak tafsir
AlAzhar menggunakan corak kombinasi alAdabi alIjtimaiSufi (sosial
kemasyarakatan), yaitu corak tafsir yang berusaha memahami nashnash alQuran
http://fitrichoirihidayati.blogspot.co.id/

4/22

10/2/2015

PengantarStudiIslam

dengan cara pertama dan utama mengemukakan ungkapanungkapan alQuran secara


teliti, selanjutnya menjelaskan maknamakna yang dimaksud oleh alQuran tersebut
dengangayabahasayangindahdanmenarik,kemudianmenghubungkannashnashal
Quranyangdikajidengankenyataansosialdansistembudayayangada.
BabVIII.DiskursusMetodeHermeneutikaAlQuran
Hermeneutika digunakan sebagai jembatan untuk memahami Islam secara
exhaustive (menyeluruh), baik dari persoalan historissosiologis dan semiotis
kebahasan. Hermeneutika adalah salah satu diantara teori dan metode menyingkap
maknatersebut,sehinggadapatdikatakanbahwatanggungjawabutamadanpertamadari
hermeneutikaadalahmenampilkanmaknayangadadibaliksimbolsimbolyangmenjadi
objeknya. Hermeneutika alQuran merupakan istilah yang masih asing dalam wacana
pemikiran Islam. Diskursus penafsiran alQuran tradisional lebih banyak mengenal
istilahaltafsir,altawil,danalbayan.Istilahhermeneutikamerupakankosakatafilsafat
BaratyangdigunakanolehbeberapapemikirMuslimkontemporerdalammerumuskan
metodologi baru penafsiran alQuran dan diintroduksi secara definitif untuk
menjelaskanmetodologipenafsiranalQuranyanglebihkontemporerdansistematis.
BabIX.JawadanTradisiIslamPenafsiranHistoriografiJawaMarkR.Woodward
MarkR.Woodward,seorangProfesorIslamdanAgamaagamaAsiaTenggara
di Arizona State University merupakan sosok yang sangat tegas menyatakan bahwa
IslamJawaadalahIslam,iabukanHindhuatauHindhuBudha,sebagaimanadituduhkan
olehGeertzdansejarawanantropologlainnya.Selainitu,iajugamengemukakanbahwa
Islam Jawa adalah unik, bukan karena ia mempertahankan aspekaspek budaya dan
agama praIslam, tetapi karena konsep sufi mengenai kewalian, jalan mistik dan
kesempurnaanmanusiaditerapkandalamformulasisuatukultuskeratin(imperialcult).
Ciri Islam Jawa menurut Mark yaitu kecepatan dan kedalamannya mempenertrasi
masyarakatHindhuBudhayangpalingmaju(sophisticated).Sebagaicontohfenomena
tradisiJawa:karyasastrayangberpatronasedengankeratonsepertiSeratSalokaJiwa
karya Ranngawarsita dan Serat Centhini karya Pakubuwono V dengan nilainilai
sufisme, ritual Sekatenan dikorelasikan dengan rekonstruksi sejarah Islamisasi Jawa,
http://fitrichoirihidayati.blogspot.co.id/

5/22

10/2/2015

PengantarStudiIslam

ajaranajaran Islam dalam pewayangan, dan penekanan bentuk keberagaman yang


mengedepankankesalehanpraksispadamasyarakatJawa.
BabX.ReinterpretasiProfilPeradabanIslam
PeradabanIslamdariDamaskus,Kordova,danTunisia,selamabeberapaabad
lamanya mampu menguratkan tinta emas kebesaran peradaban dan kebudayaan umat
manusia yang begitu gemilang. Pelajaran bagi kita adalah Islam dalam berbagai
perwujudannya selalu menampilkan mentalitas masyarakat pada zamannya. Apabila
masyarakat Islam tidak dalam posisi marjinal dan mempunyai rasa percaya diriyang
tinggi, maka mereka akan mampu menampilkan wajah Islam yang terbuka, progresif
kosmopolit,danberkarakterliberal.Danapabilaposisimasyarakatmuslimterpurukdan
tertekan, maka yang menonjol justru karakter masyarakat Islam yang paranoid,
eksklusif, reaktif, tertutup, anti dialog dan cenderung menggunakan bahasa kekerasan
karena rasa putus asa yang mendalam. Maka dari itu, kini saatnya untuk menentukan
danmengonstruksiperadabanIslammendatang.Kondisimentalitasmasyarakatmuslim
akanmemberiandilsangatbesaruntukmelahirkanwajahIslammasamendatang.
DiposkanolehFitriChoiridi22.32 Tidakadakomentar:

Rekomendasikan ini di Google

Rabu,01Mei2013

EpistemologiKeilmuanIslam
EPISTEMOLOGIKEILMUANISLAMMAKALAH
DisusunGunaMemenuhiTugasMataKuliah:PengantarStudiIslam(PGMI2b)
Dosenpengampu:M.RikzaChamami,M.SI
DisusunOleh:
TriNofiatun(103611024)
FitriChoiriHidayati(103611033)
HeniPujiAstuti(123911051)
ImroatulAzizah(123911053)
IssatirRodliyah(123911054)
NitaFitriyani(123911077)
http://fitrichoirihidayati.blogspot.co.id/

6/22

10/2/2015

PengantarStudiIslam

FAKULTASTARBIYAHINSTITUTAGAMAISLAMNEGERIWALISONGOSEMARANG2013
EPISTEMOLOGIKEILMUANISLAM
I.PENDAHULUAN
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang hingga saat ini menjadi kunci yang paling mendasar dari
kemajuan yang diraih umat manusia, tentunya tidak datang begitu saja tanpa ada sebuah
dinamikaataudiskursusilmiah.Prosesuntukmendapatkanilmupengetahuanitulahlazimdikenal
dengan istilah epistemologis.Lebih lanjut Ahmad Tafsir mengungkapkan bahwa Epistemologi
membicarakan sumber ilmu pengetahuan dan bagaimana cara memperoleh ilmu
pengetahuan.Olehkarenaitu,epistemologisinimenempatiposisiyangsangatstrategis,karenaia
membicarakantentangcarauntukmendapatkanpengetahuanyangbenar.Mengetahuicarayang
benardalammendapatkanilmupengetahuanberkaitaneratdenganhasilyangingindicapaiyaitu
berupailmupengetahuan.Padakelanjutannyakepiawaiandalammenentukanepistimologis,akan
sangat berpengaruh pada warna atau jenis ilmu pengetahuan yang dihasilkan. Sejarah telah
mencatatbahwaperadabanIslampernahmenjadikiblatilmupengetahuanduniasekitarabadke7
sampaiabadke15.Setelahitu,masakeemasanitumulaimelayu,statis,bahkanmundurhingga
abad ke21 ini.Hal itu terjadi, karena Islam dalam kajian pemikirannya paling tidak menggunakan
beberapa aliran besar dalam kaitannya dengan teori pengetahuan (epistemologi). Setidaknya ada
tiga model sistem berpikir dalam Islam, yakni bayani, irfani dan burhani yang masingmasing
mempunyai pandangan yang berbeda tentang pengetahuan. Ketiga sistem atau pendekatan
tersebutdikenaljugatigaaliranpemikiranepistemologiBaratdenganbahasayangberbeda,yakni
empirisme,rasionalismedanintuitisme.Sementaraitu,dalampemikiranfilsafatHindudinyatakan
bahwakebenaranbisadidapatkandaritigamacam,yaknitekssuci,akaldanpengalamanpribadi.
Selain sebagai instrumen untuk mencari kebenaran, ketiga epistemologi tersebut juga bisa
digunakansebagaisaranaidentifikasicaraberfikirseseorang.Pemahamanpalingsederhanapada
ketiga epistemologi ini adalah jawaban dari pertanyaan, Dengan apakah manusia mendapatkan
kebenaran?.Seorang filosof dengan corak berfikir burhani akan menjawab bahwa sumber
kebenaran itu dari akal atau panca indera. Dengan kedua sarana ini manusia memunculkan dua
dikotomi antara apa yang disebut rasional dan irrasional. Rasional adalah sebuah kebenaran,
sebaliknya irrasional adalah sebuah kesalahan. Selanjutnya orang yang memiliki corak berfikir
bayaniakanmenjawabbahwasumberkebenaranitudariteks.Rasiotidakmemilikitempatdalam
pembacaan mereka terhadap kebenaran. Ketercukupan golongan ini terhadap teks memasukkan
mereka pada golongan fundamental literalis. Sedangkan orang yang memiliki corak berfikir irfani
akan menjawab bahwa sumber kebenaran itu dari wahyu, ilham, wangsit dan sejenisnya. Pola
berfikirdemikianakanmembangunsebuahstrukturmasyarakatyangmemilikihirarkiatasbawah.
Untuk lebih memahami mengenai epistemologi Bayani, Burhani dan Irfani penulis akan
menjelaskannyadalammakalahini.
II.RUMUSANMASALAH
A.ApaDefinisiEpistemologi,EpistemologiBayani,BurhanidanIrfani?
B.BagaimanaModelBerfikirBayani,BurhanidanIrfani?
http://fitrichoirihidayati.blogspot.co.id/

7/22

10/2/2015

PengantarStudiIslam

C.ApaSajaKeunggulandanKelemahanEpistemologiBayani,BurhanidanIrfani?
III.PEMBAHASAN
A.DefinisiEpistemologi,EpistemologiBayani,BurhanidanIrfani
a.DefinisiEpistemologi
Secara etimologi, kata epistemologi berasal dari bahasa Yunani episteme dan logos. Episteme
berarti pengetahuan, sedangkan logos berarti teori, uraian, atau ulasan. Jadi epistemologi adalah
sebuah teori tentang pengetahuan, atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan Theory of
Knowledge.Secaraterminologi,DagobertD.Runesdalambukunya,DictionaryofPhiloshopy,yang
dikutip Armai Arief, mengatakan bahwa epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki
tentangkeaslianpengertian,struktur,modedanvalidasipengetahuan.Pendapatlaindikemukakan
oleh D.W. Hamlyan, sebagaimana yang dikutip Mujamil, yang mendefinisikan epistemologi
sebagai cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, dasar dan
pengandaianpengandaiannya, serta secara umum hal itu dapat diandalkan sebagai penegasan
bahwa orang memiliki pengetahuan. Dengan demikian maka epistemologi adalah sebuah ilmu
yangmempelajarihalhalyangbersangkutandenganpengetahuandandipelajarisecarasubstantif.
Olehkarenaitu,epistemologibersangkutandenganmasalahmasalah:
1.Filsafat,sebagaicabangilmudalammencarihakikatdankebenaranpengetahuan.
2.Metode,memlilikitujuanuntukmengantarkanmanusiamencapaipengetahuan.
3.Sistem,bertujuanmemperolehrealitaskebenaranpengetahuan.
Epistemologi atau filsafat pengetahuan pada dasarnya juga merupakan suatu upaya secara
rasionaluntukmenimbangdanmenentukannilaikognitifpengalamanmanusiadalaminteraksinya
dengan diri, interaksi dengan lingkungan sosial, dan juga interaksinya dengam alam sekitarnya.
Olehkarenaitu,epistemologijugadisebutsebagaisuatudisiplinyangbersifatevaluatif,normatif,
dan kritis. Evaluatif berarti menilai. Ia menilai apakah suatu kenyakinan, sikap, pernyataan
pendapat, dan teori pengetahuan dapat dibenarkan, dijamin kebenarannya, atau memiliki dasar
yang dapat dipertanggung jawabkan secara nalar. Normatif berarti menentukan norma atau tolak
ukur. Dalam hal ini adalah tolak ukur kenalaran bagi kebenaran pengetahuan. Epistemologi
sebagai cabang ilmu filsafat tidak cukup hanya memberi deskripsi atau paparan tentang
bagaimana proses manusia mengetahui itu terjadi, tetapi perlu juga membuat penentuan mana
yang betul dan mana yang salah berdasarkan norma empirik. Sedangkan kritis berarti banyak
mempertanyakandanmengujikenalaran,caramaupunhasilkegiatanmanusiamengetahui.
b. Definisi Epistemologi Bayani Secara bahasa, Bayani bermakna sebagai penjelasan,
pernyataan, ketetapan. Sedangkan secara terminologis, Bayani berarti pola pikir yang bersumber
pada nash (AlQuran dan AlHadits), ijma, dan ijtihad.Jika dikaitkan dengan epistemologi, maka
pengertiannya adalah studi filosofis terhadap struktur pengetahuan yang menempatkan teks
(wahyu)sebagaisebuahkebenaranmutlak.Adapunakalhanyamenempatitingkatsekunderdan
bertugashanyauntukmenjelaskanteksyangada.
c.DefinisiEpistemologiBurhaniKataBurhanidiambildaribahasaArab,alburhan,yangmengikuti
penjelasan Muhammad Abid alJabiri memiliki arti sebagai argumentasi yang kuat dan jelas (al
http://fitrichoirihidayati.blogspot.co.id/

8/22

10/2/2015

PengantarStudiIslam

hujjah alfashilah albayyinah). Sedangkan kata yang memiliki makna yang sama dengan al
burhandalambahasainggrisadalahdemonstration.Artikatademonstrationadalahberfikirsesuai
dengan alur tertentu atau penalaran yang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu,
pengetahuan demonstratif merupakan pengetahuan yang integratif, sistemik, dan sistematik. Ciri
daripada pengetahuan demonstratif ada tiga, yaitu: 1. Pokok bahasannya jelas dan pasti 2.
Unversaldantidakpartikular3.Memilikiperistilahanteknistertentu.
Menurut Abid alJabiri, burhan dalam logika adalah aktivitas intelektual untuk membuktikan
kebenaran suatu proposisi dengan cara konklusi atau deduksi. Sedangkan dalam pengertian
umum, burhan merupakan semua aktivitas intelektual untuk membuktikan kebenaran suatu
preposisi. Istilah burhan juga dipakai dalam pengertian yang cukup beragam. Beberapa
diantaranya:1.Caraataujenisargumentasi2.Argumenitusendiri3.Buktiyangterlihatdarisuatu
argumen yang meyakinkan Pengertian dalam bentuk yang ketiga ini digunakan dalam AlQuran
surat AnNisa ayat 174 dan surat Yusuf ayat 24. QS. AnNisa ayat 174:

Hai manusia, Sesungguhnya
telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan
telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Quran). (QS. AnNisa/4:174)
QS.
Yusuf
ayat
24:

Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan


Yusuf,danYusufpunbermaksud(melakukanpula)denganwanitaituandaikataDiatidakmelihat
tanda(dari)Tuhannya[750].Demikianlah,agarKamimemalingkandaripadanyakemungkarandan
kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hambahamba Kami yang terpilih. (QS.
Yusuf/12:24)Dalambahasalain,metodeburhaniataudemonstratifmerupakansebentukinferensi
rasional, yaitu penggalian premispremis yang menghasilkan konklusi yang bernilai. Pola pikir
Burhanibersumberpadarealitas(alam,sosial,humanitas).
d. Definisi Epistemologi Irfani Irfan dalam bahasa Arab semakna dengan marifah yang diartikan
dengan alilm. Di kalangan sufi, kata Irfan dipergunakan untuk menunjukan jenis pengetahuan
yang tertinggi, yang dihadirkan ke dalam qalb dengan cara kasyf atau ilham. Di kalangan kaum
sufi sendiri, marifah diartikan sebagai pengetahuan langsung tentang Tuhan berdasarkan atas
wahyu atau petunjuk Tuhan. Ia bukan merupakan hasil atau buah dari proses mental, tetapi
sepenuhnya amat tergantung pada kehendak dan karunia Tuhan, yang akan memberikannya
sebagaikaruniadariNyayangmanaDiamemangsudahmenciptakanmanusiadengankapasitas
untukmenerimanya.Inilahsinarilahiyangmenyinarikedalamdirimanusiadanmelimpahisetiap
bagian dari tubuh dengan berkas cahaya yang menyilaukan. Berbeda dengan kedua episteologi
sebelumnya,sumberepistemologiIrfaniadalahintuisi.Halinidisebabkankarenadalamdinamika
sejarahnya, Irfani lebih dekat dengan perkumpulan tarekat. Padahal, tarekat itu sendiri adalah
http://fitrichoirihidayati.blogspot.co.id/

9/22

10/2/2015

PengantarStudiIslam

institusi(organizedexpresion)daritradisignosis(tasawuf)dalambudayaislam.Sumberterpokok
epistemologiIrfaniadalahpengalaman(experience).
B.ModelBerfikirBayani,BurhanidanIrfani
a.ModelBerfikirBayani
Ditinjau dari perspektif sejarah, bayani sebetulnya sudah dimulai sejak pada masa awal Islam.
Hanya saja pada masa awal ini, yang disebut dengan bayani belum merupakan sebuah upaya
ilmiah dalam arti identifikasi keilmuan dan peletakan aturan penafsiran teksteksnya, tetapi baru
sekedar upaya penyebaran tradisi bayani saja. Hal ini sama halnya dengan istilahistilah lain,
seperti qiyas, yang sesungguhnya dalam aspek praktek sudah berlangsung sejak masa awal
Islam,tetapisebagaisebuahteoridanmetodologibarumunculkemudian.Formulasiqiyassecara
mapan menjadi sebuah kerangka teori dan metodologi yang kokoh terbangun pada masa
keemasan umat Islam lewat tangantangan kreatif ahli ushul fiqih. Dalam tradisi keilmuan Islam,
corak bayani sangat dominan. Dengan segala karakteristiknya, corak bayani bukanlah sebuah
corak yang sempurna. Salah satu kelemahannya adalah kurang peduli terhadap isuisu
keagamaan yang bersifat konstektual. Padahal, jika ingin mengembangkan pola berfikir bayani,
makamautidakmauharusmenghubungkandenganpolaberfikirirfanidanburhani.Jikamasing
masing tetap kokoh pada pendiriannya dan tidak mau membuka diri, berdialog, dan saling
melengkapi satu sama lain, sulit rasanya studi Islam dan pengembangan ilmuilmu keislaman
mampu menjawab tantangan kontemporer yang terus berkembang tiada henti. Dalam tradisi
bayani, otoritas kebenaran terletak pada teks (wahyu). Sementara akal menempati posisi
sekunder. Tugas akal dalam konteks epistemologi bayani adalah menjelaskan teksteks yang
ada.Sementarabagaimanaimplementasiajarantekstersebutdalamkehidupankonkretberadadi
luar kalkulasi epistemologi ini. Sejak dari awal, pola pikir bayani lebih mendahulukan qiyas dan
bukanmantiqlewatsilogismedanpremispremislogika.Epistemologitekstuallughawiyyah(alasl
wa alfa allafz wa almana) lebih diutamakan daripada epistemologi konstektualbahtsiyyah
maupun spiritualitasirfaniyyahbatiniyyah. Di samping itu, nalar epistemologi bayani selalu
mencurigai akal pikiran, karena dianggap akan menjauhi kebenaran tekstual. Sampaisampai
muncul kesimpulan bahwa wilayah kerja akal pikiran perlu untuk di batasi sedemikian rupa dan
perannyadialihkanmenjadipengaturdanpengekanghawanafsu,bukannyauntukmencarisebab
dan akibat lewat analisis keilmuan yang akurat. Dalam pemikiran alJabiri, sistem epistemologi
indikasi atau eksplikasi (bayani), sevara historis, adalah sistem epistemologi paling awal dalam
pemikiran Arab. Sistem ini sangat dominan dalam ilmuilmu pokok, seperti filologi,
yurisprudensi(fiqih),ilmualQuran(interpretasi,hermeneutika,dantafsir),teologidialektis(kalam),
danteorisastranonfilsafat.Sistemepistemologibayaniinimenghasilkansuatupakemkombinatif
untuk menafsirkan wacana dan menentukan saratsarat produksi wacana. Konsep dasar sistem
ini menggabungkan metode fiqih seperti yang dikembangkan oleh alSyafii, dengan metode
retorika seperti yang dikembangkan oleh alJahiz. Sistem ini berpusat pada hubungan antara
ungkapan dan makna, di samping syaratsyarat yang telah ditambahkan oleh para fuqaha dan
teolog seperti sarat kepastian, analogi, inti laporan, dan tingkatan otentisitas atau reliabilitasnya.
http://fitrichoirihidayati.blogspot.co.id/

10/22

10/2/2015

PengantarStudiIslam

Hasil akhirnya adalah sebuah teori pengetahuan yang dalam setiap levelnya bersifat bayani.
Dalam level logika internalnya, teori pengetahuan (epistemologi) ditentukan oleh konsep bayani
yang termasuk gaya bahasa puitik, ungkapan oral (enunciation), pemahaman, komunikasi, dan
penangkapansecarapenuh.Halyangsamajugaterdapatdalamranahmateripengetahuan,yang
terutamadisusundarialQuran,hadits,tatabahasa,fiqih,sertaprosaataupuisiArab.Begitujuga
halnyadenganranahideologi,karenakekuatanotoritatifyangmenentukan,yaitudogmaIslam,ada
di belakang ranah ini. Oleh karena itu, sejak awal ada batasan atau larangan tertentu untuk
menyamakan pengetahuan dengan keimanan kepada Tuhan. Sistem ini juga diterapkan dalam
ranah epistemologi , dimana manusia dipahami sebagai makhluk yang diberkati kapasitas bayan
dengan dua tipe nalarpertama dalam bentuk bakat, dan yang lain adalah hasil pembelajaran.
Tipe pemikiran yang terbangun dari talenta merupakan pemberian Tuhan. Sedangkan hasil
pemikiran yang terbentuk dari pembelajaran merupakan hasil tindak lanjut dan renungan yang
sangat ditentukan oleh otentisitas proses transmisi, mengingat perenungan membutuhkan
pemikiram (thinking), bukan nalar (reason), atau pembuktian yang terdapat di luar atau di balik
batasanbatasan nalar. Fungsi nalar adalah untuk menelaah realitas dunia sebagai manifestasi
atau tanda apapun yang ada di dalamnya, namun tidak dapat dipahami secara langsung. Ini
sesuaidenganketentuanketentuanpenalarandenganmenganalogikanyangtidakdiketahui(qiyas
alghoib ala alshahid). AlJabiri menjelaskan bahwa sistem bayani dibangun oleh dua prinsip
dasarpertama,prinsipdiskontinuitasatauketerpisahan(alinfisal),dankedua,prinsipkontingensi
atau kemingkinan (altajwiz). Perisipperinsip tersebut termanifestasi dalam teori substansi
individu (aljauhar alfard) yang mempertahankan bahwa hubungan substansi sebuah individu
(tubuh,tindakan,sensasi,danapapunyangterbentukdidalamnya)didasarkanatashubungandan
asosiasi yang kebetulan saja, tapi tidak memengaruhi dan berinteaksi. Teori ini sesungguhnya
menafikan teori kausalitas atau ide tentang adanya hukum alam. Sumber sistem epistemologi
semacam ini terdapat dalam gagasangagasan Badui (Arabi) yang disalahpahami satusatunya
rujukan yang mempunyai otoritas tidak hanya kepada alQuran, tetapi juga pola pembacaannya
dalam pandangan dunia masyarakat Arab praIslam yang nomaden. Bahasa Arab menjadi satu
satunyaperantaradankerangkarujukan,karenabahasaArabadalahbahasaalQuran.Konstruksi
yang semacam itu terbentuk pada masa kodifikasi dan telah dipergunakan sebagai prinsip
legitimasi.
b. Model Berfikir Burhani Metode demonstratif adalah satu metode rasional atau logis yang
digunakanolehparafilosofselainempatmacamnondemonstratif,yaitudialektisyangberkenaan
pernyataanpernyataan dan dan jawaban dialektika, sofistik yang membicarakan pemikiran
analogisyangmengajarkanlawandarikebenaran,retorikyangberhubungandenganjenis persuasi
dan dampaknya dalam pidato, poetika yang berkaitan dengan pemikiran antalogis yang
mengajarkan penciptaan perumpamaan dan kiasan. Namun, diantara metodemetode rasional
tersebut, metode demonstratif dapandang paling akurat karena itu, digunakan sebagai metode
ilmiah dasar yang aplikasinya meluas tidak hanya di bidang logika dan filosofis, tetapi juga
dibidang empiris dan matematika. Metode burhani, pada dasarnya, adalah metode logika atau
http://fitrichoirihidayati.blogspot.co.id/

11/22

10/2/2015

PengantarStudiIslam

penalaran rasional yang digunakan untuk menguji kebenaran dan kekeliruan dari sebuah
pernyataan atau teori ilmiah dan filosofis dengan memperhatikan keabsahan dan akurasi
pengambilan dengan sebuah kesimpulan ilmiah. Sebuah silogisme baru dikatakan demonstratif
apabila premispremisnya didasarkan bukan pada opini, melainkan dengan kebenaran
utama(primary truth), karena apabila premispremisnya benar , kesimpulannya tidak dipastikan
benar. Namun sebaliknya, kalau premispremisnya tidak didasarkan pada kebenaran yang teruji,
kesimpulanya juga akan meragukan, bahkan bisa keliru. Contoh klasik silogisme demonstratif
adalah sebagai berikut :Semuamanusia akan mati (fana). Wagiman adalah manusia, maka
Wagiman akan mati. Pernyataan semua manusia akan mati disebut premis mayor, sedangkan
wagimanadalahmausiaadalahpremisminor.Katamanusiayangmunculdaripremistersebut
disebutminddleterm.Kalaupremismayordanminorbenartanpakeraguraguan,bisadipastikan
bahwa kesimpulan wagiman akan mati adalah benar. Inilah contoh metode demonstratif yang
ideal. Namun dalm praktiknya, yidak semua kebenaran premis itu jelas dan karenanya perlu
kriteria yang ketat tentang kebenaran tersebut, seperti melalui verifikasi dan falsifikasi. Menurut
Aristoteles, pengetahuan mengetahui sesuatu secara mutlak, tidak bersifat aksidental denagn
menemukan sebabsebabnya (illah). Ia juga mengmukakan bahwa tiaptiap kejadian mempunyai
empat penyebab yang semuanya harus disebut, jika hendak mengetahui suatu kejadian. Syarat
itu berlaku baik bagi kejadian alam maupun kejadian yang disebabkan oleh manusia. Keempat
penyebab kejadian tersebut yaitu : pertama penyebab efisien (efficient cause/fail) inilah faktor
yangmenjalankankejadian.Kedua,penyebabfinalfinalcause/ghayah)inilahtujuanyangmenjadi
arahseluruhkejadian.Ketiga,penyebabmaterial(materialcause/madah)inilahbahandarimana
benda dibuat. Keempat, penyebab formal (formal cause/shurah)inilah bentuk yang menyusun
bahan. Dengan keempat penyebab diatas, Aristoteles ingin menjelaskan secara lengkap semua
faktor yang dapat menyebabkan suatu peristiwa. Ditinjau dari perspektif metodologi, Burhani
mrnggunakan logika (almaqayis) sebagai metodologi. Logika, dalam perspektif Muthahari,
merupakan sejenis pekerjaan pikiran dan gerakan pikiran yang bertolak dari maklum menuju
majhuldanmerubahnyamenjadimaklum.Setiaplogikaminimalharusterdiridariduapremis,yaitu
premis mayor dan premis minor salah satunya menjadi pendukung serta konklusi. Sementara
dalam pandangan filosof alFarabi, metode alburhaniyah (demonstrasi) merupakan metodologi
yang super canggih dibandingkan dengan metodologimetodologi lainnya, seperti metodologi
dialektika (jadaliyah), dan metodologi retorika (khatabbiyah). Jika metode retorika dan dialekta
dapat dikonsumsi oleh masyarakat umum, hal ini tidak berlaku bagi metode burhani. Burhani
hanya mampu dikonsumsi oleh orangorang tertentu. Ditinjau dari aspek sumber (origin),
epistemologi burhani bersumber dari realitas (alqaqi), baik berupa realitas alam, sosial,
humanitasmaupunkeagamaan.Ilmuilmuyangmunculdaritradisiburhanidisebutalilmalhusuli,
yakni ilmu yang dikonsep, disusun, dan disistematisasikan hanya melalui premispremis logika
(almantiq alilmy). Metode burhani ini biasa digunakan dan dijumpai dalam filsafat paripatetik
yang secara eksklusif mengandalkan dedukasi rasional dengan menggunakan silogisme yang
terdiridaripremispremisdankonklusi.MetodeinidikembangkanolehalKindi,alFarabi,IbnSina
http://fitrichoirihidayati.blogspot.co.id/

12/22

10/2/2015

PengantarStudiIslam

danIbnRusyd.SebagaicontohdalammasalahinidapatdilihatdarianalisisalFarabidanIbnSina
tentang Tuhan dan dunia. Kerangka dasar pemahaman keduanya berangkat dari pemahaman
bahwa Tuhan adalah satusatunya dzat yang wujudnya tidak disebabkan dari yang lain.
Sementara semua yang ada di alam semesta ini muncul karena adanya sebab di lu
dirinya.Epistemologiburhanimenempatkanakaldalamotoritaskebenaran.c. Model Berfikir Irfani
IrfaniberakardaribahasaYunanignosis,yangberartimarifah,alilm,danalhikmah(filsafat).Di
Eropa, pengetahuan Irfani ini dipandang sebagai suatu gerakan agama (gnoticism) yang heretik,
menyimpang, dan muncul dari dalam agama Kristen. Bahkan menurut kajian modern, gnoticism
tidak hanya merupakan gerakan yang berhubungan dengan agama Kristen saja, melainkan juga
sebagai fenomena umum yang dikenal dalam tiga agama samawi, Islam, Kristen dan Yahudi.
Lebihdariitu,istilahinidikenalpuladalamagamapaganistik.Melacakpadakonteksmaknanya,
makaharusdibedakanantaragnosisdangnoticism.Gnosisadalahpengetahuantentangrahasia
rahasia ketuhanan yang hanya dimiliki oleh sekelompok orang tertentu. Sedangkan gnoticism
merupakanaliranyangmengklaimdirinyasebagaigerakankeagamaanyangdibangunatasdasar
suatupengetahuanyanglebihtinggidaripengetahuanaqliah(rasional),pengetahuanyangbersifat
esoterik, yang tidak hanya berkaitan dengan perihal agama semata, melainkan juga dengan
segala sesuatu yang bersifat rahasia dan samar. Epistemologi Irfani diharapkan menjembatani
sekaligus menghindari kekakuan (regiditas) dalam berfikir keagamaan yang menggunakan teks
sebagai sumber utamanya. Dengan peran dan fungsinya, epistemologi Irfani dalam pemikiran
islam menjadi mekanisme kontrol perimbangan pemikiran dari dalam (internal control). Memang,
perpaduanantarateksdenganakalternyatatidakselamanyaberjalanbaikdansesuaiharapan.
Dalam kondisi ini, perpaduan ini ternyata juga membawa dampak yang kurang produktif, baik
berupa ketegangan, konflik, dan bahkan dalam batasbatas tertentu dalam bentuk kekerasan.
Berbeda dengan kedua epistemologi sebelumnya, sumber epistemologi Irfani adalah intuisi.
Dalam dinamika sejarahnya, Irfani lebih dekat dengan perkumpulan tarekat. Padahal, tarekat itu
sendiri adalah institusi (organized expresion) dari tradisi gnosis (tasawuf) dalam budaya islam.
Sumber terpokok epistemologi Irfani adalah pengalaman (experience). Dalam kerangka
membangun pola pikir yang lebih toleran dan pluralis, maka yang penting untuk dipahami dan
dikembangkan adalah prinsip memahami keberadaan orang, kelompok, dan penganut agama lain
dengan cara menumbuhsuburkan sikap empati, simpati, social, skill, dan berpegang teguh pada
prinsipprinsipuniversal.Formulayangsemacaminiakanmengantarkankedalampolahubungan
antarasubjekdanobjekyangbersifatintersubjektif.Olehkarenaitu,kajiankajianbarudanserius
tentang kerangka berfikir Irfani perlu terus menerus digali dan dikaji ulang agar dapat dipahami
secara praktisfungsional. Ditinjau dari sisi metode, Irfani yang dikembangkan terutama oleh
kalangan sufi ini menggunakan metode pengetahuan iluminasi (kasyf). Kasyf adalah uraian
tentang apa yang tertutup bagi pemahaman yang tersingkap bagi seseorang, seakan ia melihat
dengan mata telanjang. Selain itu, kasyf juga diartikan sebagai penyingkapan atau wahyu. Ia
merupakan jenis pengalaman langsung yang lewat pengalaman tersebut, pengetahuan tentang
hakikat diungkapkan pada hati sang hamba dan pencipta. Dalam rahmatNya yang tak terbatas,
http://fitrichoirihidayati.blogspot.co.id/

13/22

10/2/2015

PengantarStudiIslam

Allah memberikan kepada hamba dan pencintaNya pengungkapan diri Ilahi yang tidak hanya
menambah pengetahuannya tentang Allah, melainkan menambah kerinduannya yang menggelora
dan cintanya kepada Allah. Oleh karena itu, kaum sufi agung disebut kaum penyingkap dan
penemu(ahlalkasyfwaalwujud).DalampenyingkapanmerekamenemukanAllah.
C. Keunggulan dan Kelemahan Epistemologi Bayani, Burhani dan Irfani Pada prinsipnya, Islam
telah memiliki epistemologi yang komprehensif sebagai kunci untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan. Hanya saja dari tiga kecenderungan epistemologis yang ada (Bayani, Burhani dan
Irfani),dalamperkembangannyalebihdidominasiolehcorakberpikirBayaniyangsangattekstual
dan corak berpikir Irfani (kasyf) yang sangat sufistik. Kedua kecenderungan ini kurang begitu
memperhatikan pada penggunaan rasio secara optimal. Namun dari ketiga epistemologi tersebut
(Bayani,BurhanidanIrfani)memilikikeunggulandankelemahanmasingmasing.Keunggulandan
kelemahan masingmasing epistemologi dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Keunggulan dan
kelemahan epistemologi bayani Keunggulan bayani terletak pada kepada kebenaran teks (al
QurandanHadis)sebagaisumberutamahukumIslamyangbersifatuniversalsehinggamenjadi
pedoman dan patokan. Dalam pendekatan bayani, oleh karena dominasi teks sedemikian kuat,
makaperanakalhanyasebatassebagaialatpembenaranataujustifikasiatasteksyangdipahami
ataudiinterpretasi.Dalamaplikasinya,pendekatanbayaniakanmemperkayalilmufikihdanushul
fikih, lebihlebih qawaidul lughahnya. Namun, hal itu berarti bukan tanpa kelemahan. Kelemahan
mencolok pada Nalar Bayani adalah ketika harus berhadapan dengan teksteks yang berbeda
milik komunitas, bangsa, atau masyarakat lainnya. Karena otoritas ada pada teks, dan rasio
hanya berfungsi sebagai pengawal teks, sementara sebuah teks belum tentu diterima oleh
golongan lain. Dalam epistemologi bayani sebenarnya ada penggunaan rasio, akan tetapi relatif
sedikit dan sangat tergantung pada teks yang ada. Penggunaan yang terlalu dominan atas
epistemologi ini telah menimbulkan stagnasi dalam kehidupan beragama, karena
ketidakmampuannya merespon perkembangan zaman. Hal ini dikarenakan epistemologi bayani
selalu menempatkan akal menjadi sumber sekunder, sehingga peran akal menjadi terpasung di
bawah bayangbayang teks, dan tidak menempatkannya secara sejajar, saling mengisi dan
melengkapidenganteks.b.KeunggulandankelemahanepistemologiburhaniSistemberpikiryang
konstruksi epistemologinya dibangun di atas semangat akal dan logika dengan beberapa premis
merupakankeunggulanepistemologiburhani.Epistemologiburhaniberusahamemaksimalkanakal
dan menempatkannya sejajar dengan teks suci dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Dalam
epistemologiburhaniini,penggunaanrasionalitastidakterhentihanyasebatasrasiobelaka,tetapi
melibatkan pendekatan empiris sebagai kunci utama untuk mendapatkan ilmu pengetahuan,
sebagaimana banyak dipraktekkan oleh para ilmuan Barat. Namun Kendala yang sering dihadapi
dalam penerapan pendekatan ini adalah sering tidak sinkronnya teks dan realitas. Produk
ijtihadnyaakanberbedajikadalampengarusutamaanteksataukonteks.Masyarakatlebihbanyak
memenangkan teks daripada konteks, meskipun yang lebih cenderung kepada kontekspun juga
tidaksedikit.c.KeunggulandankelemahanepistemologiirfaniDiantarakeunggulanirfaniadalah
bahwa segala pengetahuan yang bersumber dari intuisiintuisi, musyahadah, dan mukasyafah
http://fitrichoirihidayati.blogspot.co.id/

14/22

10/2/2015

PengantarStudiIslam

lebih dekat dengan kebenaran dari pada ilmuilmu yang digali dari argumentasiargumentasi
rasional dan akal. Bahkan kalangan sufi menyatakan bahwa indraindra manusia dan fakultas
akalnyahanyamenyentuhwilayahlahiriahalamdanmanifestasimanifestasinya,namunmanusia
dapatberhubungansecaralangsung(immediate)yangbersifatintuitifdenganhakikattunggalalam
(Allah) melalui dimensidimensi batiniahnya sendiri dan hal ini akan sangat berpengaruh ketika
manusia telah suci, lepas, dan jauh dari segala bentuk ikatanikatan dan ketergantungan
ketergantungan lahiriah. Namun kendala atau keterbatasan irfani antara lain adalah bahwa ia
hanyadapatdinikmatiolehsegelintirmanusiayangmampusampaipadatarafpensuciandiriyang
tinggi.Disampingitu,irfanisangatsubjektifmenilaisesuatukarenaiaberdasarpadapengalaman
individumanusia.Kritiklainnyaadalahsifatnyayangirasional,danantikritikterhadappenalaran.
Metode yang digunakan adalah logika paradoksal, segalagalanya bisa dicipta tanpa melalui
sebabsebab yang mendahuluinya. Akibatnya, pemikiran para sufi kehilangan dimensi kritis dan
bersifat magis yang menyebabkan kemunduran pola pikir umat islam. Setiap epistemologi,
termasuk di dalamnya Irfani, memiliki kelebihan dan kelemahan. Tidak ada di antara ketiga
epistemologi keilmuan islam tersebut yang sempurna. Eksistensi ketiganya justru saling
melengkapisatusamalain.Olehkarenaitu,halyangbijakbukanlahmenafikaneksistensiperan
masingmasing, tetapi bagaimana masingmasing epistemologi tersebut menjalankan perannya
yangtepatdansalingmelengkapisatusamalain.
IV. KESIMPULAN Dari penjelasan tersebut dapat kita ambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut:epistemologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari halhal yang bersangkutan dengan
pengetahuan dan dipelajari secara substantif. Epistemologi bayani adalah studi filosofis terhadap
struktur pengetahuan yang menempatkan teks (wahyu) sebagai sebuah kebenaran mutlak.
Metodeburhaniataudemonstratifmerupakansebentukinferensirasional,yaitupenggalianpremis
premis yang menhasilkan konklusi yang bernilai. Irfan dalam bahasa Arab semakna dengan
marifah yang diartikan dengan alilm. Di kalangan sufi, kata Irfan dipergunakan untuk
menunjukan jenis pengetahuan yang tertinggi, yang dihadirkan ke dalam qalb dengan cara kasyf
atauilham.Dalam tradisi bayani, otoritas kebenaran terletak pada teks (wahyu). Sementara akal
menempati posisi sekunder. Tugas akal dalam konteks epistemologi bayani adalah menjelaskan
teksteks yang ada. Sementara bagaimana implementasi ajaran teks tersebut dalam kehidupan
konkret berada di luar kalkulasi epistemologi ini. Metode burhani, pada dasarnya, adalah metode
logika atau penalaran rasional yang digunakan untuk menguji kebenaran dan kekeliruan dari
sebuah pernyataan atau teori ilmiah dan filosofis dengan memperhatikan keabsahan dan akurasi
pengambilandengansebuahkesimpulanilmiah.Dalamkerangkamembangunpolapikiryanglebih
toleran dan pluralis, maka dalam epistemologi irfan yang penting untuk dipahami dan
dikembangkan adalah prinsip memahami keberadaan orang, kelompok, dan penganut agama lain
dengan cara menumbuhsuburkan sikap empati, simpati, social, skill, dan berpegang teguh pada
prinsipprinsip universal. Ketiga epistemologi tersebut (Bayani, Burhani dan Irfani) memiliki
keunggulan dan kelemahan masingmasing. Oleh karena itu, hal yang bijak bukanlah menafikan
eksistensi peran masingmasing, tetapi bagaimana masingmasing epistemologi tersebut
http://fitrichoirihidayati.blogspot.co.id/

15/22

10/2/2015

PengantarStudiIslam

menjalankanperannyayangtepatdansalingmelengkapisatusamalain.
V.PENUTUPDemikianmakalahyangdapatkamisampaikanterkaitdenganmateriepistemologi
keilmuan islam. Semoga apa yang kami sampaikan dapat bermanfaat untuk kita semua. Segala
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT dan tempat kekurangan dan kesalahan hanyalah milik
kami. Kritik dan saran yang membangun kami harapkan demi penulisan makalah selanjutnya,
Terimakasih.
DAFTARPUSTAKA
Abdullah,Amin,StudiAgamaNormativitasdanHistoritas,Yogyakarta:PustakaPelajar,1996
Aziz,Abd,FilsafatPendidikanIslam,Yogyakarta:Teras,2009
DepartemenAgamaRI,AlQurandanTerjemahnya,Bandung:GemaRisalahPress,1993
Muchtar,Aflatun,ArahBaruStudiIslamdiIndonesiaTeoridanMetodologi,Yogyakarta:ArRuzz
Media,2008
Naim,Ngainun,PengantarStudiIslam,Yogyakarta:Teras,2009
Aufklarung dalam http://Blog.Umy.Ac.Id/Aufklarung/2011/11/29/EpistimologiBayaniBurhaniDan
Irfani/29Februari2013
DiposkanolehFitriChoiridi06.43 Tidakadakomentar:

+2 Rekomendasikan ini di Google

Selasa,23April2013

TujuanStudiIslam
Studi Islam sebagai sebuah kajian secara sistematis terhadap Islam
memiliki sebuah tujuan. Kegiatan apapun, apalagi studi Islam, akan lebih
mudah tercapai manakala ditetapkan tujuannyasecara konkret.
Secara garis besar, tujuan studi Islam adalah
pertama, mempelajari secara mendalam tentang hakikat Islam, dan bagaimana
hubungannya dengan dinamika perkembangan yang terus berlangsung. Agama
Islamditurunkan oleh Allah dengan tujuan untuk membimbing, mengarahkan,
dan menyempurnakan pertumbuhan dan perkembangan agama-agama dan
budaya umat manusia.
Kedua, mempelajari secara mendalamterhadap sumber dasar ajaran agama
Islam yang tetap abadi dan dinamis serta aktualisasinya sepanjang sejarah.

http://fitrichoirihidayati.blogspot.co.id/

16/22

10/2/2015

PengantarStudiIslam

Islam yang tetap abadi dan dinamis serta aktualisasinya sepanjang sejarah.
Studi ini berdasar kepada asumsi bahwa agama Islam adalah agama samawi
terakhir yang membawa ajaran yang bersifat final, mampu memecahkan
persoalan kehidupan manusia, menjawab tantangan, dan senantiasa aktual
sepanjang masa.
Ketiga, mempelajari secara mendalam terhadap pokok isi ajaran Islam asli,
dan bagaimana operasionalisasi dalam pertumbuhan budaya dan peradaban
Islam sepanjang sejarah.
Keempat, mempelajari secara mendalam terhadap prinsip-prinsip dan nilai-nilai
dasar ajaran Islam dan bagaimana perwujudannya dalam dalam membimbing dan
mengarahkan serta mengontrol perkembangan budaya dan peradaban manusia
pada zaman modern ini.
DiposkanolehFitriChoiridi04.48 1komentar:

+1 Rekomendasikan ini di Google

ObyekStudiIslam
Pertanyaan secara kritis berkaitan dengan posisi Islam yang dijadikan
obyek studi masih dapat dikembangkan secara lebih luas dan mendalam lagi.
Dalam analisis Taufik Abdullah, memang terdapat kegamangan dalam
penelitian agama. Kegamangan ini terletak pada sifat mendua dari penelitian
agama: penelitian agama sebagai cara mencari kebenaran dari agama dan
sebagai sebuah usaha untuk menemukan dan memahami kebenaran dan
realitas empiris.
Pendapat senada diungkapkan oleh Moh. Nurhakim. Menurut
Nurhakim, memang tidak semua aspek agama, khususnya Islam, dapat
menjadi obyek studi. Dalam konteks khusus studi Islam, ada beberapa aspek
tertentu dari Islam yang dapat menjadi obyek studi, yaitu:
1) Islam sebagai doktrin dari Tuhan yang kebenarannya bagi para pemeluknya
sudah final, dalam arrti absolut, dan diterima secara apa adanya.
2) sebagai gejala budaya yang berarti seluruh apa yang menjadi kreasi manusia
dalam kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin
agamanya.

http://fitrichoirihidayati.blogspot.co.id/

17/22

10/2/2015

PengantarStudiIslam

agamanya.
3) sebagai interaksi sosial, yaitu realitas umat Islam.
Sementara menurut M. Amin Abdullah, terdapat tiga wilayah keilmuan
agama Islam yang dapat menjadi obyek studi Islam. Pertama, wilayah praktek
keyakinan dan pemahaman terhadap wahyu yang telah diinterprestasikan
sedemikian rupa oleh para ulama, tokoh panutan masyarakat dan para ahli
pada bidangnya dan oleh anggota masyarakat pada umumnya. Kedua, wilayah
teori-teori keilmuan yang dirancang dan disusun sistematika dan
metodologinya oleh para ilmuwan, para ahli, dan para ulama sesuai bidang
kajiannya masing-masing. Apa yang disebut-sebut ulm al-tafsir, ulm al-hadis,
Islamic thought (kalam, falsafah dan tasawuf), hukum dan pranata sosial (fikih),
sejarah dan peradaban Islam, pemikiran Islam, dan dakwah Islam, ada pada
wilayah ini.
M. Attho Mudzhar menyatakan bahwa objek kajian agama Islam adalah
substansi ajaran-ajaran Islam, seperti kalam, fiqih, dan tasawuf. Dalam aspek
ini, agama lebih bersifat penelitian budaya. Hal ini mengingat bahwa ilmu-ilmu
keislaman semacam ini merupakan salah satu bentuk doktrin yang dirumuskan
oleh penganutnya yang bersumber dari wahyu Allah melalui proses penalaran
dan perenungan.
Secara lebih terperinci, dalam mempelajari suatu agama, ada lima bentuk
fenomena agama sebagai bentuk kebudayaan yang perlu untuk diperhatikan.
Lima hal tesebut adalah:
[1] naskah-naskah (scripture) atau sumber ajaran dan simbol-simbol agama
[2] sikap, perilaku dan penghayatan para penganut atau tokoh-tokoh agama
[3] ritus-ritus, lembaga-lembaga dan ibadat-ibadat agama, seperti shalat, haji,
puasa, zakat, nikah dan sebagainya
[4] alat-alat atau sarana peribadatan, seperti masjid, peci dan sebagainya
[5] lembaga atau organisasi keagamaan tempat para penganut agama berkumpul
dan berperan.
DiposkanolehFitriChoiridi04.48 Tidakadakomentar:

Rekomendasikan ini di Google


http://fitrichoirihidayati.blogspot.co.id/

18/22

10/2/2015

PengantarStudiIslam

PengertianStudiIslam
Istilah Studi Islam dalam bahasa inggris adalah Islamic Studies, dan dalam
bahasa Arab adalah Dirsat al-Islamiyyah. Ditinjau dari sisi pengertian, studi
Islam secara sederhana dimaknai sebagai kajian Islam. Pengertian studi
Islam sebagai kajian Islam sesungguhnya memiliki cakupan makna dan
pengertian yang luas. Hal ini wajar adanya sebab sebuah istilah akan memiliki
makna tergantung kepada mereka yang menafsirkannya.
Selain itu, kata studi Islam sendiri merupakan gabungan dari dua kata,
yaitu kata studi dan kata Islam. Kata studi memiliki berbagai pengertian.
Rumusan Lester Crow dan Alice Crow menyebutkan bahwa studi adalah
kegiatan yang secara sengaja diusahakan dengan maksud untuk memperoleh
keterangan, mencapai pemahaman yang lebih besar, atau meningkatkan suatu
keterampilan.
Sementara Mohammad Hatta mengartikan studi sebagai mempelajari
sesuatu untuk mengerti kedudukan masalahnya, mencari pengetahuan tentang
sesuatunya di dalam hubungan sebab dan akibatnya, ditinjau dari jurusan yang
tertentu, dan dengan metode yang tertentu pula. Bukan menghafalkan dan
menerima saja apa yang dibentangkan orang lain, melainkan memahaminya
dengan pikiran yang kritis.
Dua definisi ini memberikan penjelasan tentang bagaimana sebuah kata
dimaknai secara berbeda. Namun demikian, jika kita cermati, kata studi dalam
konteks kedua pengertian di atas memiliki beberapa titik kesamaan. Hal utama
yang menjadi kesamaan adalah usaha yang dilakukan secara terus menerus dan
kritis dalam melakukan kajian atas sebuah fenomena.
Sementara kata Islam sendiri memiliki arti dan makna yang jauh lebih
http://fitrichoirihidayati.blogspot.co.id/

19/22

10/2/2015

PengantarStudiIslam

kompleks. Kata Islam berasal dari kata aslama yang berarti patuh dan berserah
diri. Kata ini berakar pada kata silm, yang berarti selamat, sejahtera dan damai.
Orang yang menyatakan dirinya Islam atau berserah diri, tunduk dan patuh
kepada kehendak penciptanya disebut Muslim. Kedamaian akan tercipta
dengan adanya penyerahan serta kepatuhan (Islam) kepada Sang Pnecipta.
Adapun pengertian Islam secara terminologis sebagaimana yang
dirumuskan para ahli, ulama dan cendekiawan bersifat sangat beragam,
tergantung dari sudut pandang yang digunakan. Salah satu rumusan definisi
Islam adalah wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw.
Sebagaimana terdapat dalam al-Quran dan al-Sunnah, berupa undang-undang
serta aturan-aturan hidup, sebagai petunjuk bagi seluruh manusia, untuk
mencapai kesejahteraan dan kedamaian hidup di dunia dan akherat.
Gabungan dari dua kata, Studi dan Islam ini menghasilkan makna
baru yang berbeda dengan makna ketika kata tersebut masih menjadi kata
yang tunggal. Menurut Nurhakim, penggunaan istilah studi Islam bertujuan
untuk mengungkapkan beberapa maksud. Pertama, studi Islam yang
dikonotasikan dengan aktivitas-aktivitas dan program-program pengkajian dan
penelitian terhadap agama sebagai objeknya. Kedua, studi Islam yang
dikonotasikan dengan materi, subjek, bidang, dan kurikulum suatu kajian atas
Islam, seperti ilmu-ilmu agama Islam (fikih atau kalam). Ketiga, studi Islamyang
dikonotasikan dengan institusi-institusi pengkajian Islam, baik dilakukan
secara formal.
Sementara Jacques Waardenburg menyatakan bahwa studi Islam meliputi
kajian agama Islam dan tentang aspek-aspek keislaman masyarakat dan budaya
Muslim.

Atas

dasar

pembedaan

ini,

demikian

Waardenburg,

ia

mengidentifikasi tiga pola kerja berbeda yang masuk dalam ruang studi Islam.
http://fitrichoirihidayati.blogspot.co.id/

20/22

10/2/2015

PengantarStudiIslam

Pertama, pada umumnya kajian normatif agama Islam dikembangkan oleh


sarjana Muslim untuk memperoleh ilmu pengetahuan atas kbenaran
keagamaan Islam.
Kedua, kajian non-normatif agama Islam. Biasanya kajian dalam jenis ini
dilakukan di berbagai universitas dalam bentuk penggalian secara lebih
mendalam dari suatu ajaran Islam, dan apa yang terus mengalami
perkembangan dalam Islam sehingga menjadi sesuatu yang hidup secara
dinamis dalam bentuk ekspresi faktual keagamaan Muslim.
Ketiga, kajian non-normatif atas berbagai aspek keislaman yang berkaitan
dengan kultur dan masyarakat Muslim. Kajian ini mengambil cakupan konteks
yang cukup luas, mendekati keislaman dari sudut pandang sejarah, literatur,
atau sosiologi dan atropologi budaya, dan tidak terfokus pada satu perspektif
saja, yaitu studi agama.

DiposkanolehFitriChoiridi04.47 Tidakadakomentar:

Rekomendasikan ini di Google

Beranda
Langganan:Entri(Atom)

TemplateSimple.DiberdayakanolehBlogger.

http://fitrichoirihidayati.blogspot.co.id/

21/22

10/2/2015

http://fitrichoirihidayati.blogspot.co.id/

PengantarStudiIslam

22/22

Вам также может понравиться